Sahabat Pelangi Untukmu
Kemanisan persahabatan seolah porak-poranda hanya karena sebuah rasa, rasa ingin memiliki yang begitu buta. Membutakan hati. Membekukan pikiran, menggelapkan perasaan, bahwa yang sebenarnya harus kita miliki adalah kebahagiaan hati yang didapat bukan dari menyakiti orang lain, melainkan dari sikap baik dan membahagiakan semua orang.
***
Tiara terlihat sangat senang. Sambil memejamkan mata, ia menikmati angin yang berhembus menerpa wajahnya. Duduk manis di atas motor yang sedang dikendarai oleh Kelvin, kekasihnya. Sudah enam bulan mereka menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih. Tiara sangat mencintai Kelvin. Tentu saja ia sangat senang jika Kelvin terus bersamanya seperti saat ini.
Tidak lama kemudian sampailah mereka di depan pagar rumah Tiara. Ia mengajak Kelvin untuk singgah ke rumahnya sebentar. Tapi, Kelvin menolaknya dengan alasan ia sudah ada janji dengan temannya. Tiara mengerti, ia tidak ingin terlihat mengekang pasangannya itu.
“Maaf ya, Ra. Lain kali aja,” tolak Kelvin.
Tiara menganggukkan kepalanya dan melambaikan tangannya. Kelvin pun melaju dengan kencang.
Tiara teringat bahwa ayah dan ibunya sedang tidak berada di rumah. Ia berpikir akan memanggil dua sahabatnya untuk datang ke rumah menemaninya. Ia mencari hp-nya di tas dan mulai mencari nama Vania, kemudian menyentuh tanda call pada layar handphone-nya...
“Halo, Van", ucap Tiara.
“Ya, Ra, ada apa?” jawab Vania.
“Main ke rumah aku dong.”
“Emm, maaf Ra. Aku mau pergi. Bentar lagi aku dijemput.”
“Oh, gitu ya. Yaudah deh. Da...”
“Da....”
Tiara menutup panggilannya. Ia menarik napas dan wajahnya terlihat murung. Ia mencari nama lain di daftar kontaknya. Setelah menemukan nama Gadis ia langsung menghubunginya...
“Halo, Dis."
“Ya, halo.”
Tiara mendengar suara Gadis di dekatnya. Dan benar saja, Gadis sudah ada di belakangnya.
“Insting sahabat itu nggak pernah salah kan?” kata Gadis sambil tersenyum.
Tiara langsung merangkul Gadis sambil membawanya masuk ke rumah.
“Eh, Dis... tadi aku diantar pulang sama Kelvin loh.” kata Tiara sambil senyum kegirangan.
“Yah elah Ra, dianterin aja pakek kamu ceritain segala. Bukannya hampir tiap hari kamu dianterin pulang sama dia. Lagian, kalian kan udah enam bulan pacaran,” oceh Gadis.
“Hahaha... Iya juga, ya,” jawab Tiara sambil tertawa geli.
Sampai di kamar Tiara, Gadis langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur. Tiara langsung membuka lemari pakaiannya.
“Tadaaaa...” teriak Tiara menunjukkan sebuah kemeja cowok kepada Gadis.
“Kemeja siapa tuh, Ra?” tanya Gadis sambil mengerutkan dahinya.
“Ini hadiah untuk Kelvin, besok dia ulang tahun. Bagus gak?” kata Tiara dan menanyakan pendapat Gadis tentang kemeja yang di belinya itu.
Gadis bangun dan mendekati Tiara untuk melihat kemeja tersebut.
“Bagus sih, Ra... tapi bukannya kata orang tua dulu pamali kalau kita memberi hadiah yang berbahan kain untuk pasangan kita. Katanya bisa membuat putus hubungan loh,” kata Gadis menakut-nakuti Tiara.
“Ah, itu takhayul. Mana ada hubungannya antara kain dengan putus hubungan,” jawab Tiara tidak terima dengan ucapan Gadis.
“Ya, itu kan cuma sekedar info. Terserah kamu mau percaya atau nggak,” ucap Gadis.
Tiara melipat kemeja tersebut dan memasukkannya ke dalam kotak. Ia mulai membungkus kotak tersebut dengan kertas yang biasa di gunakan untuk membungkus kado agar lebih indah dan menarik.
Tapi, Tiara tidak lihai membuat bingkisan itu terlihat indah. Pekerjaannya sangat berantakkan. Gadis yang melihatnya menarik napas dan menggelengkan kepalanya.
“Ra, kamu itu mau bungkus kado atau mau bungkus ikan asin?” ejek Gadis.
“Hehe, kamu kan tau kalau aku paling nggak bisa soal yang kayak begini. Inilah gunanya sahabat bantuin sahabat yang lainnya,” jawab Tiara sambil tersenyum manja berharap Gadis mau menolongnya.
“Eh, basa-basi kamu tuh, basi! Ya udah, biar aku aja yang bungkus!” kata Gadis mengambil alih pekerjaan Tiara.
Gadis membungkus bingkisan itu terlihat begitu rapi. Dengan membandingkan ukuran sisi kanan dan kiri. Tapi, Tiara teringat sesuatu. Ia menyuruh Gadis untuk berhenti mengerjakannya karena, ia ingin menulis kata-kata romantis untuk Kelvin yang akan ia selipkan di dalam bingkisan itu.
Gadis menarik napas kembali. Ia merebahkan tubuhnya di kasur sambil memainkan permainan yang ada di hp-nya.
Tiara mengambil secarik kertas origami berwarna merah muda dan pena. Ia mulai memutar otaknya untuk menemukan kata-kata yang cocok.
Hai Pangeranku Sayang
“Nggak ini terlalu berlebihan,” ucap Tiara dalam hati.
Ia pun menggenggam kertas tersebut dan membuangnya ke lantai. Lalu ia mengambil kertas yang baru lagi.
Hai Sayang,
Kamu tau nggak? Kamu adalah pria yang paling aku sayang
“Yah, iyalah. Kami kan pasangan, nggak mungkin saling benci. Ini nggak cocok!” Tiara berargumen lagi dengan suara yang pelan.
Ia kembali membuang kertas tersebut dan mengambil kertas baru lagi.
Hai, Sayang,
Nggak terasa kita menjalani hubungan ini selama enam bulan
Semoga kita bisa menjadi pasangan yang Sakinah Mawaddah Warohmah
“Hmm, kami kan belum menikah!” kata Tiara dalam hati untuk ke sekian kalinya sambil menundukkan kepalanya dengan perasaan sedih.
Dan begitulah seterusnya, ia selalu membuang kertas-kertas itu ke lantai karena tidak mendapatkan kata-kata yang cocok. Sampai salah satu lemparannya mengenai kepala Gadis. Ia yang sedang asyik dengan hp-nya menjadi terkejut dan melihat ke arah Tiara.
“Oh, my God!” ucap Gadis spontan saat ia melihat kertas-kertas berserakan dimana-mana. “Ra, kamu mau nulis surat untuk si Kelvin atau untuk Presiden sih?” tanya Gadis heran.
“Hah! Susah tau, buat kata-katanya.” jawab Tiara kesal.
“Dari pada kamu paksa buat kata romantis yang nantinya bakal buat dia meringis, mending kamu buat ucapan selamat ulang tahun aja beserta doa dan harapan kamu”, kata Gadis memberikan solusi.
Mendengar solusi dari Gadis, ia langsung mengambil secarik kertas origami berwarna biru muda karena, warna merah mudanya sudah habis.
Selamat Ulang Tahun Sayang
Semoga Panjang Umur & Sehat Selalu
Serta Semoga Hubungan Kita Ini Bertahan Lama
Amin.
Salam Sayang
Tiara
Setelah selesai membuatnya ia langsung memberikannya pada Gadis dan menanyakan pendapatnya tentang tulisan tersebut. Gadis menyetujuinya dan langsung menyelipkan kertas tersebut ke dalam bingkisan itu.
“Buat sampah aja sih, Ra. Ujung-ujungnya cuma empat baris doang!” kata Gadis sambil membalut hadiah tersebut.
Tiara hanya bisa tersenyum lebar kepada Gadis. Kemudian ia memeluk Gadis dari samping karena begitu senang dengan sahabat yang selalu ada dan selalu membantunya itu.
Seperti bunga-bunga yang bermekaran di satu tangkai. Mereka tumbuh bersama, selalu berdampingan walau tertiup angin, terguyur hujan, dan di terpa panas matahari, jika yang satu gugur maka yang lain pun mengikutinya. Suka dan duka mereka lewati bersama hingga waktu mereka usai
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Siti Mariam Sagala
aa
2022-12-24
0