Malam harinya, dengan memakai jaket hitam dan mengendarai motornya Kelvin mendatangi Vania ke rumahnya. Vania masih saja bersedih. Ia tidak dapat melupakan kejadian tadi siang dengan cepat.
Mereka berdua duduk di bangku teras, tanpa berbicara sepatah kata pun. Vania yang masih mengucilkan hatinya enggan untuk berbicara. Begitu pula Kelvin, ia tidak tahu harus memulai pembicaraan dari mana. Ia takut akan membuat Vania lebih bersedih lagi.
Kelvin mengambil napas dalam-dalam, “Van...”
Mendengar namanya di sebut, Vania bergegas meninggalkan Kelvin. Di malam yang dingin itu, membuat hatinya menjadi dingin juga. Kelvin tidak tahu lagi harus berbuat apa. Dalam hati, Kelvin tidak ingin berpisah dengan Vania.
Tapi, tiba-tiba Vania keluar dan membawa sebuah gitar klasik ke hadapan Kelvin.
“Selamat ulang tahun, aku tahu kamu suka banget kan sama gitar? Jadi, aku kasih kamu gitar ini," ucap Vania sambil tersenyum dan menyerahkan gitar itu pada Kelvin.
Kelvin langsung berdiri dan memeluk Vania. Hatinya terasa sangat lega mendengar suara lembut yang keluar dari mulut Vania.
“Makasih ya, Van... kamu udah mau mengerti aku,” kata Kelvin sambil mengelus pipi Vania.
Mereka berdua duduk kembali. Kelvin mengambil gitar tersebut dan langsung memainkannya. Jreeng....
Ku mencintaimu lebih dari apa pun
Meskipun tiada satu orang pun yang tau
Sebuah lagu dari band ternama, dinyanyikan oleh Kelvin saat itu juga. Isi dari lagu tersebut ungkapan perasaan Kelvin dan kejadian nyata yang sedang ia alami bersama Vania.
Vania menghayati kata demi kata yang dinyanyikan oleh Kelvin.
Yakinlah bahwa engkau adalah cintaku
Yang ku cari selama ini dalam hidupku
Dan hanya padamu ku berikan sisa cintaku
Yang panjang dalam hidupku
“Stop, Vin!” perintah Vania sambil memegang senar gitar. “Aku nggak sanggup dengarnya. Seakan-akan kita nggak mungkin bersama selamanya. Nggak, Vin... aku nggak mau cintaku berakhir seperti itu.” ucap Vania lirih dan mengeluarkan air matanya.
Kelvin meletakkan gitarnya tegak di lantai. Dengan lembut Kelvin menghapus air mata Vania. Hatinya juga terasa perih. Di satu sisi ia tidak tega memutuskan hubungannya dengan Tiara. Di sisi lain ada seorang wanita yang mengorbankan perasaannya. Sesaat Kelvin menyadari betapa egois dirinya. Jika ia meninggalkan salah satu dari mereka, maka yang satunya akan sangat tersakiti. Tidak, Kelvin tidak ingin kehilangan Vania. Tapi, apa yang akan dia katakan dengan Tiara yang begitu mencintai dirinya.
***
Ini sabtu pagi. Para mahasiswa yang telah mendaftar untuk mengikuti camping satu malam di salah satu bumi perkemahan telah berkumpul di sekitar area kampus. Jarak yang akan ditempuh lumayan jauh dari kampus mereka, yaitu sekitar 4 jam perjalanan. Tempat keberangkatan awal berlokasi di kampus, dan direncanakan akan tiba di tempat perkemahan saat siang hari.
Sudah pukul 08.00 wib, ada dua bus yang akan membawa para mahasiswa yang sudah tiba di kampus sejak setengah jam yang lalu. Bus dijadwalkan akan berangkat tepat pukul 09.00 wib, atau selambat-lambatnya maju satu jam dari yang sudah ditetapkan.
Jika bus berangkat Sabtu pagi ini, maka diperkirakan sesuai rencana mereka akan pulang dan tiba kembali di kampus pada hari minggu sebelum malam. Ini akan menjadi acara liburan bersama teman-teman yang sangat menyenangkan dan sangat mereka idamkan setelah berbulan-bulan di penatkan oleh segala urusan tentang tugas-tugas di perkuliahan. Let’s go to camp!
Tiara, Gadis, dan Vania sudah tiba di lokasi awal mula keberangkatan beberapa menit yang lalu. Mereka, dengan segala persiapan dan perlengkapan pribadi mereka untuk melakukan camp satu malam nantinya.
Tiara, dengan sweeter rajut biru muda yang ia kenakan. Syal hitam yang ia kalungkan di leher, juga celana jeans berwarna biru aqua, lengkap dengan sepatu kets biru favoritnya, style manis tiara dengan nuansa biru. Juga satu tas punggung besar yang ia pikul di bahu kirinya. Tak lupa pula topi rajut bernuansa warna reggae yang dengan sangat manis melekat di rambutnya yang halus.
Sementara Gadis, yang memang sangat menyukai hal-hal simpel, hanya memakai t-shirt hijau, celana jeans hitam, kaca mata hitam, serta sweter rajut hitam yang masih ia pegang di tangan kanannya. Ia hanya membawa satu tas ransel berukuran sedang di punggungnya.
Sementara Vania, yang dijuluki si gadis pink oleh teman-teman sekelasnya ini, tentu saja dari ujung rambut hingga ujung kaki yang terlihat adalah nuansa merah muda, warna favoritnya. Mulai dari topi, syal, baju, jaket, dan sepatu. Hanya celana jeans dan tas ranselnya saja yang berwarna beda.
Ketiga gadis manis ini duduk di bangku taman kampus, tak jauh dari letak bus yang akan membawa mereka berangkat menuju bumi perkemahan nantinya. Seperti biasalah... para gadis ini sedang sibuk mengobrol tantang antusiasme mereka yang akan berangkat piknik ini. Di sela-sela perbincangan, mereka melihat ada seorang lelaki yang sedang berjalan menuju ke arah tempat duduk mereka.
“Hei, ibu-ibu.. ayo berangkat. Jangan ngobrol terus di sini. Cepat naik bus!” perintah Kelvin yang juga merupakan ketua rombongan dalam perjalanan kali ini.
“Iya.. Iya... galak banget sih!” tutur Tiara kepada Kelvin.
Tiara lalu bergegas dan merangkul tangan Kelvin. Ia tersenyum lebar kala itu. Kelvin pun membalas senyum itu dan merangkul pundak Tiara. Mereka jalan berduaan sampai ke bus.
Bagaimana perasaan Vania? Tentu saja... hatinya retak lagi, melihat kedekatan Tiara dan Kelvin yang semesra itu. Kelvin pun menerima dengan baik perlakuan Tiara kepadanya, karena ia sadar benar bahwa dirinya adalah kekasih Tiara. Tapi di sisi lain, saat ia bersama Tiara tak telak pula sesekali ia melemparkan pandangan ke arah Vania, untuk memastikan seperti apa suasana hati Vania saat itu. Sebab Kelvin pun sadar hatinya juga terbagi pada Vania, dan ia tahu benar bahwa hati Vania saat itu pastilah sangat pedih.
Di dalam bus, Vania dan Gadis duduk di barisan bangku sebelah kiri urutan ke dua dari depan, sementara Tiara dan Kelvin duduk tepat di belakang mereka berdua.
Vania sudah merasakan cemburu sejak awal. Jika saja dirinya di posisi Tiara itu akan lebih menyenangkan daripada harus berpura-pura acuh, dan juga berpura-pura bahagia melihat pasangan itu. Mungkin diantara semua teman-temannya hanya Vania yang tidak bersemangat untuk mengikuti kemah ini. Rasanya ia ingin sekali keluar dari bus dan pulang ke rumah dari pada harus menyaksikan sesuatu yang menyakiti hatinya itu.
Semua mahasiswa sudah berada di dalam bus mereka masing-masing. Dan entah apa saja yang menunda keberangkatan mereka dari jadwal semula, tepat pukul 10.30 wib. saatnya berangkat!
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻
Hwaiting Kk
Perjuangan Ucup Mampir
2022-12-16
0