Terjerat Cinta Pembunuh Bayaran

Terjerat Cinta Pembunuh Bayaran

Episode 1

Pencarian.

Bella Skylar Patricia Ronnie.

Wanita berparas cantik itu duduk dengan tenang dan santai di tepi danau Michigan, tempat dimana mendiang suaminya ditemukan setahun silam dalam kondisi sudah tak lagi bernyawa. Hidup wanita itu hancur berkeping, ketika mendapati suami tercinta lebih dulu pergi ke sisi Tuhan. Di tambah lagi dengan sang putra, yang juga diambil oleh Tuhan saat itu.

Seperti malam-malam sebelumnya, Bella tetap menyukai tempat ini meski penerangan agak samar di tepi danaunya. Wanita berambut pirang itu seolah merasakan, kehadiran mendiang suaminya di tempat itu.

Angin berhembus perlahan, menerbangkan anak-anak rambutnya yang jatuh tak beraturan, menciptakan sebuah bayangan samar di beberapa sisi wajahnya.

Dari jauh, Max memandang majikan wanitanya. Satu-satunya orang yang tersisa yang Max jadikan sebuah objek berharga yang harus dilindungi. Peninggalan Daniel yang paling berharga.

Kala itu, seperti sebuah firasat, Daniel menitipkan Bella pada Max jika terjadi sesuatu padanya. Sayangnya, Max saat itu mengira bahwa Daniel bercanda padanya.

Wajah Bella demikian menawan, dengan garis yang feminim. Hidung mungil diimbangi dengan bibir yang sensual, serta mata bulat yang dibingkai dengan alis serupa bulan sabit, membuat Bella selalu cantik sekalipun wajahnya sering menangis. Sejak kepergian mendiang suaminya, Bella hancur dan kerap kali menangis di tengah malam, dan akan tampak bahagia di siang hari.

Wanita itu juga terkenal dengan wataknya keras kepala, memiliki pendirian kuat, namun juga seorang penakut. Ada pesona tersendiri yang terselubung yang hanya diketahui oleh orang-orang terdekatnya.

Majikan Max itu merenung, mengamati segudang tanya yang selama ini tak juga mendapatkan jawaban. Tentang misteri dibalik motif mengapa suaminya di bunuh, juga mengapa harus dengan cara kejam penuh pukulan dan lebam di sekujur tubuhnya yang kala itu telah kaku, mengapung dalam genangan air danau yang tenang.

Ada sebuah hal yang ditawarkan oleh salah satu kawan Bella, untuk mencari tahu apa motif pembunuh suaminya, dan mencari identitas dan keberadaan si pembunuh, yakni seorang pembunuh bayaran yang sangat handal dan keberadaannya di rahasiakan dalam dunia hitam.

Night Demon.

Julukan untuk pembunuh bayaran dengan banyak misteri yang selama ini diburu banyak orang. Sayangnya, hanya orang-orang tertentu saja yang boleh tahu, dan ia terima tawarannya.

Beberapa waktu terakhir, Bella sudah berusaha mencari orang itu kesana kemari. Mendatangi banyak tempat yang dikabarkan adanya lelaki itu. Sayangnya, hingga kini belum juga ditemukannya tanda-tanda adanya lelaki itu. Seolah keberadaan lelaki itu tak lebih dari sekedar dongeng belaka.

Max memandang majikannya dengan tatapan datar, namun ada prihatin yang ia rasakan. Berkali-kali ia mendapati Bella sering mendapati tempat ini, namun berakhir perih menangis setelahnya.

"Nyonya, hari sudah tiba petang. Mari pulang dan anda perlu beristirahat. Anda sudah menghabiskan seharian waktu anda berkutat dengan pekerjaan. Kesehatan anda juga sangat penting," ujar Max tiba-tiba.

Sejak tadi, Max melihat Bella duduk termenung, seolah jiwanya tengah merenangi danau dan bernostalgia dengan arwah suaminya. Lama-lama Max khawatir majikannya akan depresi dan berakhir menderita gila yang akut.

Wanita itu menoleh ke samping, tepat di mana Max berada, "Aku masih ingin disini, Max. Aku akan menghubungimu nanti. Sekarang pergilah, carikan aku camilan pedas dan aku tunggu kau disini," pintanya tanpa ingin di ganggu.

"Baiklah, nyonya. Saya akan pergi dulu. Jangan pergi kemana pun sebelum saya datang," ujar Max yang kemudian diangguki kepala oleh Bella.

Setelah Max pergi, suasana kembali hening. Bella kembali termenung. Entah berapa lama wanita itu menghabiskan waktunya dengan termenung, suasana tiba-tiba terasa mencekam dengan aura gelap yang menakutkan.

Meski lampu penerang masih mengenai samar pada tubuhnya, namun Bella merasakan ada sesuatu yang berbau bahaya tengah mengintai. Entah apa itu, Bella tak juga mengerti.

Bella berdiri pelan, memutar kepalanya dan memandang sekitar. Tak ada siapapun, hanya ada sebuah pohon yang rindang ketika siang tiba.

Bulu kuduk Bella mendadak merinding, seperti tengah berada di dalam arena hantu yang menyeramkan. Tak ada apapun, namun Bella seolah merasa ada seseorang yang tengah mengawasinya.

"Ada orang disana?" tanya Bella dengan raut wajah takut.

Tak ada jawaban. Suasana kembali hening dan tak ada suara apapun. Hanya suara serangga malam yang sesekali berbunyi mengisi kesunyian.

Baru saja Bella berniat membalikan badan dan berniat duduk kembali, seseorang tiba-tiba berada di hadapannya.

"Kau mencari Night Demon?" seseorang itu bersuara dalam, seolah suaranya tengah menggunakan sebuah alat untuk menyamarkan suara aslinya.

"Ka ... kau ...?" Bella tanpa sadar gemetar, sebagai reaksi alami.

"Datang ke alamat yang telah tertera dalam kertas ini. Mari bicara dan temui night Demon secara pribadi nanti. Ingat, datang seorang diri dan jangan bawa siapapun. Keselamatanmu, aku yang menjaminnya. Datanglah besok malam. Ini perintah jika kau benar ingin datang dan meminta pertolongan pada night Demon," kata lelaki itu datar, dengan suara yang mengerikan, sebelum akhirnya lelaki itu pergi dan siluetnya hilang ditelan jarak.

Bella masih mematung, dengan suara gemetar. Jejak-jejak takut masih nampak pada wajahnya, meski ia sendiri telah sekuat tenaga untuk mengendalikannya.

Max entah pergi mencari camilan di mana, Bella tak tahu pasti. Lelaki itu begitu lama untuk datang, dan menolong Bella. Tanpa Bella sadari, wajahnya pucat pasi. Rambutnya yang beterbangan tak beraturan akibat hempasan angin, membuat Bella kian merinding.

Mungkinkah arwah Daniel telah menemani dirinya saat ini? Bella tak tahu pasti.

Setelah bisa mengendalikan dirinya dan napas Bella mulai normal, wanita itu duduk, membuka gulungan kertas yang tertuliskan sebuah denah lokasi di tengah hutan. Jantung Bella mendadak berdenyut ngeri. Di tengah hutan? Malam hari? Mungkin Bella akan berakhir menjadi makanan singa kapan saja.

Bella mengerjapkan matanya beberapa kali, mencoba untuk tetap kalem dan santai setelah cukup lama dirinya duduk. Ada kalanya, Bella harus mencoba untuk mengendalikan dirinya.

"Nyonya, Maaf lama. Tadi ada seseorang yang tengah menghalangi jalan dengan memancing keributan. Saya membelikan ini sesuai permintaan anda," Max tiba-tiba datang.

Bella menghembuskan napasnya lega, seolah Max datang membawa keselamatan dirinya yang tadi terancam.

"Syukurlah, Max, kau datang lebih cepat dari yang aku bayangkan. Ayo pulang, ada sesuatu yang ingin aku sampaikan padamu. Ini penting," ajak Bella kemudian.

Max mengerutkan dahinya sambil berkata, "bagaimana dengan camilan yang terlanjur saya beli, Nyonya?"

"Tak masalah, Max. Bawa pulang saja. Nanti aku akan makan setibanya di rumah. Ayo cepatlah. Ini penting," ungkap Bella kemudian.

Bella melangkahkan kakinya, menuju ke dalam mobil yang di susul oleh Max. Max sendiri merasa ada yang aneh pada majikannya itu.

**

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!