Bukan Pilihan

Bukan Pilihan

01

...~ Lamanya hubungan tidak menjamin cinta itu semakin tumbuh subur. Ada kalanya justru membuat jenuh dan memutuskan untuk mengakhiri hubungan itu sendiri. ~...

...Arunika Pramesti...

...*******...

Senyum terukir di wajah cantik seorang gadis yang tengah memakai kebaya cantik berwarna hijau tosca. Dilengkapi toga yang tengah menempel di tubuhnya, ia berpose dengan manis di depan kamera. Satu buket bunga mawar putih kesukaannya pun tak lepas dari genggaman. Tidak lupa anggota keluarga juga turut bangga akan prestasi yang telah ia raih. Ucapan selamat atas gelar yang baru disandang pun tak surut dari banyak pihak.

Setelah puas melakukan sesi foto, sang ratu dalam anggota keluarga itu pun mengajak anggota keluarganya untuk makan bersama di sebuah resto dekat area kampus.

“Aku nanti nyusul, ya, Ma,” pinta gadis cantik itu. Pandangannya sudah tertuju pada teman satu jurusan yang sudah berkumpul di depan gedung fakultas mereka, siap untuk foto bersama.

“Mau ke mana?” Wanita paruh baya itu memicing curiga.

“Mau foto sama temen-temen seangkatan dulu,” terangnya.

“Jangan lama-lama,” pinta sang ayah.

“Siap, Bos!” Cengiran lebar ia berikan pada sang cinta pertama dalam hidupnya. Setelahnya, gadis cantik itu meninggalkan anggota keluarga dengan senyum yang terus mengembang.

“Mbak Runa cantik, ya, Ma. Kalau pakek kebaya gitu semakin terlihat anggun dan dewasa,” kata sang gadis kecil sesaat setelah kepergian sang kakak. Matanya berbinar penuh kekaguman.

“Siapa dulu mamanya,” jawab sang mama penuh kebanggaan, sedangkan sang kepala keluarga hanya menggelengkan kepala melihat tingkah sang istri.

“Runi juga nggak kalah cantik dari Mbak Runa, kok,” hibur sang ayah, “kedua putri ayah itu cantik-cantik dan pintar. Nanti kalau bisa kamu juga harus cumlaude kayak Mbak Runa, ya, Sayang,” lanjut sang ayah. Elusan lembut ia berikan di pundak si bungsu.

“Runi usahakan, ya, Yah.” Binar mata itu tak mampu mengutarakan isi hati. Ada beban dalam benak sang gadis kecil atas pencapaian sang kakak. Ia takut tidak bisa mewujudkan ekspektasi kedua orang tuanya. Maka dari itu, ia akan berusaha sekuat tenaga agar tidak tertinggal jauh dari sang kakak. Kakaknya adalah wanita sempurna di mata Runi. Tidak terlihat cela sedikit pun di dalam diri Runa.

***

Senyum para wisudawan terus mengembang tatkala berpose di depan kamera. Berbagai gaya mereka lakukan untuk mengenang hari terakhir mereka bisa berkumpul bersama. Setelah hari ini, pasti semua akan sibuk dengan urusan masing-masing hingga sulit untuk melakukan janji temu.

Langkah berat seseorang menghampiri sang gadis yang memakai kebaya hijau tosca.

“Hay,” sapanya pada sang gadis, “selamat, ya, atas predikat cumlaude-nya, Arunika Pramesti,” ujarnya lagi. Senyumnya mengembang penuh kekaguman. Tangan kanan ia ulurkan untuk menjabat tangan gadis cantik itu. Gadis yang terlihat begitu memesona di matanya.

“Kamu juga selamat, ya, Byakta Kalingga. Akhirnya kita menyelesaikan satu babak lagi dalam bahtera kehidupan kita.” Arunika yang biasa dipanggil Runa membalas ucapan selamat yang diberikan padanya dengan menyebut nama lengkap sang pria. Sama seperti sang pria yang menyebut nama lengkapnya.

“Iya,” balasnya singkat.

“Mau foto bersama, Ata?” tanya Runa pada Byakta. Ia terbiasa memanggilnya dengan ‘Ata' panggilan kesayangan untuk Byakta.

“Boleh.”

Kedua insan itu pun berfoto ria dengan berbagai pose konyol. Senyum itu tercetak begitu jelas dalam gambar yang telah diambil. Mereka berdua berharap ini menjadi kenangan terindah bagi mereka.

“Aku mau ngomong bentar,” ucap Ata setelah menyelesaikan sesi foto. Ia pun menggenggam tangan Runa dengan mesra. Berjalan berdua menuju taman dengan senyum yang tak pernah pudar.

Runa merasa hidupnya begitu sempurna. Memiliki keluarga yang begitu mencintainya serta kekasih yang begitu menyayangi. Empat tahun sudah hubungan antara Runa dan sang kekasih berjalan tanpa ada hambatan yang berarti, meski mereka backstreet dari masing-masing keluarga, tetapi semua tetap berjalan dengan baik.

“Ada yang serius?” tanya Runa melihat ekspresi sang kekasih sesaat setelah duduk di bangku taman kampus.

“Aku mendapat beasiswa di Oxford untuk S-2.”

Hening untuk beberapa saat setelah pernyataan itu ke luar dari mulut sang kekasih. Tidak ada yang berbicara di antara mereka berdua. Runa selami wajah tampan sang pujaan hati hingga senyum terbit di bibirnya, “Selamat. Kamu memang hebat.”

“Makasih.”

“Aku bangga sama kamu. Kapan kamu berangkat?”

“Seminggu lagi.”

Runa terperanjat. Hal sepenting ini baru saja ia ketahui. Bukankah seharusnya hal ini bisa dibicarakan jauh-jauh hari dengannya. Jika memang sang kekasih berniat memberikan kejutan di hari mereka wisuda, Runa ingin memberikan selamat sekali lagi karena ini benar-benar membuatnya terkejut. Kejutan ini sukses membuat jantungnya berpacu cepat.

Satu yang disyukuri Runa, jantungnya sehat, sehingga kabar ini tidak membuatnya jatuh pingsan. “Seminggu lagi?” Runa kembali memastikan pernyataan yang baru saja didengarnya.

“Iya.”

Runa termangu untuk sesaat. “Ata, ini benar-benar mengejutkanku. Kenapa baru bilang sekarang?” protes Runa. Sedikit rasa kecewa menyeruak masuk ke dalam hati.

“Maafkan aku.”

Kembali keheningan menyelimuti dua insan yang tengah berkutat dengan pikiran masing-masing. Hingga suara Ata memecah keheningan.

“Run, kita akhiri hubungan kita sampai di sini saja, ya?”

Bak disambar petir di siang bolong. Ini kali ketiga sang kekasih membuatnya senam jantung. Runa terdiam. Mencerna setiap kata yang diucapkan oleh Ata, hingga ia terkikik geli. “Kamu mau bikin prank? Mau bikin kejutan apa lagi?” Runa menatap Ata dengan pandangan yang sulit diartikan. Antara terkejut dan tidak percaya.

“Runa.” Ata meraih jemari Runa untuk ia genggam. Ia tatap lekat wajah cantik itu. Membingkainya dalam ingatan untuk ia simpan seumur hidup. Setelah hari ini, ia tidak tahu kapan akan bertemu lagi dengan wanita yang mampu membuat hatinya berdebar hebat jika berada di sampingnya. Wanita yang mampu memacu semangatnya untuk meraih semua prestasi. Wanita yang mampu membuatnya jatuh cinta berkali-kali.

Runa menghentikan tawanya. Ia balas meremat tangan Ata, menatap sang kekasih dengan lekat pula. “Jangan becanda, Ata. Ini semua nggak lucu. Oke kalau kamu mau menerima beasiswa di Oxford, aku mendukungmu penuh, meski hal ini benar-benar mengejutkanku. Berangkatlah! Aku akan menunggumu di sini. Kita masih bisa LDR, kan?”

“Run, Aku ingin fokus dengan kuliahku di sana. Jika kita masih menjalin hubungan, aku takut kuliahku terganggu.” Ata masih memandang lekat wajah Runa, sedangkan Runa mencoba memberi kesempatan bagi Ata untuk bicara. Ia mendengarkan dengan sepenuh hati.

“Dan LDR itu nggak semudah yang kamu bayangkan. Dalam LDR kita harus percaya sepenuhnya pada pasangan kita, juga komunikasi yang harus terjaga dengan baik. Perbedaan waktu akan menghambat komunikasi kita dan aku yakin itu akan menjadi riak dalam hubungan kita.”

Ata menghela napasnya berat. Ini adalah keputusan tersulit yang ia ambil. Melepaskan wanita yang paling ia cintai setelah ibunya. Setelah menerima kabar pengajuan beasiswanya diterima, ia memikirkan ulang hubungannya dengan Runa. Ia sungguh-sungguh ingin mengejar mimpinya menjadi arsitek terkenal.

“Jadi, sebelum kita mengakhiri hubungan kita dengan tidak baik-baik karena pertengkaran, aku berinisiatif mengakhiri hubungan kita dalam kondisi baik-baik seperti sekarang. Bicara dari hati ke hati. Jika kelak kita berjodoh, pasti akan ada jalan untuk kita kembali bersama. Untuk sekarang, kita akhiri hubungan ini sampai di sini.”

Semua kalimat panjang lebar yang ke luar dari mulut Ata seakan berdengung di indera pendengaran Runa. Ia putar kembali memori bersama Ata selama empat tahun. Hampir tidak pernah mereka bertengkar. Kini, tiba-tiba saja Ata meminta perpisahan. Dadanya terasa sesak. Rasa kecewa mengimpit, membuatnya susah untuk bernapas.

“Seriously? Setelah semua yang telah kita lewati bersama kamu meminta untuk berpisah? Kamu nggak yakin dengan cinta kita? Atau memang cintamu sudah memudar hingga kamu meminta untuk berpisah?” Runa menatap Ata dengan tajam. Napasnya memburu menahan amarah yang mulai menguasai diri.

Pertanyaan Runa menghujam ulu hati Ata. Tiba-tiba kesakitan melanda jiwanya. Ia mengingat semua, semua yang sudah terlewati bersama sang pujaan hati. Bukan karena cintanya memudar ia memutuskan ini semua. Justru karena ia tidak ingin menyakiti Runa.

“Maafkan aku, Runa! Aku tidak mau menyakitimu bukan karena cintaku memudar. Aku masih sangat mencintai kamu,” lirihnya.

Setetes butiran kristal jatuh membasahi pipi, disusul butiran selanjutnya. Runa segera menghapus dengan kasar air yang merembas dari sudut mata, tetapi sayangnya, butiran-butiran bening itu tidak mau berhenti mengalir.

Ata turut merasakan sakit yang Runa rasakan. Ia mendekap Runa dalam pelukan. Runa menangis sesenggukan dalam hangat dekapan sang kekasih, di mana esok tidak akan bisa ia rasakan kembali kehangatan itu.

“Tapi aku tetap bukan pilihanmu, kan? Aku bukan prioritasmu, meski sudah banyak yang terlewati antara kita.” Runa memelas. Cinta yang begitu besar itu telah membuatnya jatuh. Jatuh sejatuh-jatuhnya, hingga ia merasa tak sanggup lagi berdiri sendiri saat Ata tak lagi di sisinya.

“Maafkan aku, Run. Aku terpaksa. Tapi kamu harus percaya, cintaku nggak pernah hilang dari hatiku buat kamu. Dulu, sekarang, bahkan mungkin nanti.” Ata mengecup puncak kepala Runa bertubi-tubi.

“Kamu jahat, Ata. Kamu menyakitiku,” lirih Runa.

...****...

...To be continued...

...Hai, Hai .... ketemu lagi dengan Eskaer. Mohon dukungannya dengan karya ini, ya. Semoga kalian suka, dan selamat membaca 🥰...

...Jangan lupa like, komentar, dan favoritnya untuk dukung karya kami ini 🙏...

Terpopuler

Comments

Erni Fitriana

Erni Fitriana

ku baca thor

2022-12-30

1

Tina Maulana 🍉

Tina Maulana 🍉

si ata jgn sok iyee,hah putus mau putus aja,pakek banyak alesan

2022-12-13

1

erenn_na

erenn_na

Absen duluuu, 🖐️🖐️🖐️

2022-12-13

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!