05

...*****...

...“Setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan, tinggal bagaimana manusia itu sendiri menyikapi. Mau mengulang kesalahan yang sama, atau belajar dari kesalahan itu sendiri agar tidak terjerumus pada salah yang sama dan belajar untuk menjadi lebih baik.”...

...~ Amira Husna ~...

...*****...

Sekar menarik napas panjang, mencoba meredam emosi. Selalu seperti ini jika ia membahas soal Runa dengan Sandy. Meskipun Sandy sudah berulang kali meyakinkan Sekar, jika hanya Runa yang mampu mengisi hati Sandy. Namun, Sekar tetap kekeh pada pendiriannya. Ia tidak mau cucu kesayangannya menikahi wanita yang tidak jelas seperti Runa.

"Sandy. Sampai kapan pun Nenek tidak sudi menerima wanita murahan itu sebagai pilihanmu. Apa pun akan Nenek lakukan untuk memisahkan kalian," ucap Sekar lirih. Ia kembali menyesap teh hangat yang masih sedikit mengepulkan uapnya.

...*****...

"Assalamualaikum, Ibu sudah datang?" Mira yang baru pulang dari Resto, segera menghampiri Sekar. Mira mencium punggung tangan Sekar, dan memeluk wanita yang sudah melahirkannya itu penuh sayang.

"Waalaikumsalam, kamu sehat, Nak?" tanya Sekar kepada putrinya. Ia membelai dan mengusap punggung putrinya.

"Alhamdulillah sehat, Bu. Maaf tadi Mira tidak bisa ikut menjemput Ibu, karena harus bantu Sandy dan Runa meng-handle Resto. Karena hari Minggu jadi resto lebih ramai." Mira kemudian ikut duduk di samping Sekar.

"Mira, sudah berapa kali aku mengatakan hal ini. Kenapa kamu tidak mengindahkannya?" Sekar menjeda kalimatnya, lalu mengarahkan pandangannya ke arah Resto.

"Sandy adalah putramu satu-satunya. Sudah seharusnya kamu memberikan jodoh yang terbaik untuknya. Kenapa kamu masih membiarkan wanita itu menggoda Sandy? Apa kamu tidak malu, jika Sandy benar-benar memilih wanita yang tidak jelas asal-usulnya itu, Mira?" ucap Sekar penuh penekanan.

"Maksud Ibu, Runa?" Mira tersenyum sambil menggenggam jemari Sekar. Meskipun ia tahu, Sekar sudah begitu emosi. Namun, ia tetap berucap dengan sopan dan lembut. Ia berusaha agar bisa meredam amarah ibunya.

"Jodoh itu rahasia Allah, Bu. Ibu pasti jauh lebih paham masalah ini dibanding Mira, iya, ‘kan?” Mira tersenyum lembut sebelum melanjutkan ucapannya. Ia tidak ingin wanita yang telah melahirkannya itu merasa tersinggung karena ucapannya. Mira mencoba berhati-hati dalam berucap.

“Mira tidak bisa mengatur Sandy harus menikah dengan siapa. Sandy sudah dewasa, ia pasti sudah bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk untuknya. Lagi pula, Runa itu wanita yang baik, Bu. Cobalah untuk mengenal Runa lebih dekat, pasti Ibu akan menyukai Runa." Mira mencoba menjelaskan kepada Sekar.

"Cukup, Mira! Apa perlu aku mengingatkanmu dengan kejadian itu? Buka mata dan pikiranmu! Wanita yang baik tidak akan melakukan sesuatu yang memalukan seperti itu. Harus dengan apa aku menyadarkan kamu dan Sandy? Kalian berdua memang keras kepala. Ingat Mira, sampai kapan pun, aku tidak akan membiarkan Sandy bersama wanita itu. Wanita yang akan menjadi istri Sandy harus dari kalangan keluarga terhormat. Bukan seperti wanita penggoda itu!" tegas Sekar begitu lantang dan penuh kebencian.

"Sudahlah, percuma juga berdebat denganmu. Aku lelah, aku istirahat dulu." Sekar berlalu meninggalkan Mira yang masih duduk di teras. Ia benar-benar dibuat kesal oleh cucu dan putrinya sendiri.

"Sandy harus mendapatkan jodoh yang sempurna, aku pastikan wanita murahan itu tidak akan bisa mendapatkan Sandy." Sekar masih bergumam sambil berjalan memasuki kamarnya.

...*****...

Jam dinding sudah menunjukkan pukul sebelas malam, tetapi Sandy masih belum bisa memejamkan mata. Perkataan nenek tadi siang masih terngiang jelas di telinganya, hingga rasa kantuk tak bisa membawanya ke alam mimpi. Harus dengan apa ia meyakinkan nenek, kalau Runa tidak seburuk yang nenek kira.

Sebenarnya dulu saat pertama kali Sandy mengenalkan Runa kepada sang nenek, nenek begitu menyukai dan menyayangi Runa. Namun, beberapa waktu kemudian, setelah Sandy memberitahu nenek tentang keberadaan Khan, semuanya berubah. Seketika itu juga, nenek begitu membenci Runa. Bahkan selalu menganggap Runa wanita rendahan yang hanya memanfaatkan Sandy saja.

Runa yang menyadari semua itu, sebenarnya pernah ingin pergi dari kehidupan Sandy. Ia tak ingin membuat hubungan Sandy dan Nenek menjadi tidak harmonis. Namun, Mira dan Sandy melarangnya. Mereka selalu meyakinkan dan menguatkan Runa, bahwa semuanya akan baik-baik saja. Apalagi melihat Khan, yang begitu menyayangi Sandy. Runa pun tidak tega jika harus memisahkan mereka.

...*****...

"Masih ngantuk, San?" tanya Mira ketika melihat putranya terlihat masih menguap berulang kali saat berada di meja makan. Karena Sandy tidak biasanya seperti itu. Mira mengambil piring lalu mengisinya dengan nasi goreng yang menjadi menu sarapan mereka hari ini. Setelah merasa cukup, ia berikan pada putranya.

"Iya, Ma. Semalam Sandy agak susah tidur," jawab Sandi sambil menerima piring yang telah terisi nasi goreng kesukaannya.

"Kenapa? Apa ada yang sedang kamu pikirkan, Nak?" tanya Mira dengan lembut. Mira kembali duduk di samping Sandy sambil melanjutkan sarapannya.

Sandy hanya tersenyum, lalu menyuapkan sesendok nasi goreng ke dalam mulut. Meski dalam benaknya begitu banyak pikiran tentang Runa. Wanita yang selama ini begitu ia puja.

"Nenek nggak ikut sarapan, Ma?" tanya Sandy. Ia baru menyadari jika neneknya tidak ikut sarapan, saat ia telah menyelesaikan sarapan paginya.

"Enggak, tadi Nenek bilang katanya mau sarapan di kamar aja. Mungkin beliau masih lelah karena perjalanan kemarin." jawab Mira.

Sandy termenung sejenak, beberapa detik kemudian ia berkata, "Ma, kalau misal Sandy melamar Runa untuk menjadi istri Sandy, apa Mama merestui?" Sandy memandang Mira dengan wajah sendu.

"Tentu, Sayang. Runa gadis yang baik. Mama sangat menyayangi mereka. Lakukan jika kamu benar-benar sudah yakin dengan perasaanmu untuk Runa. Mama akan dukung kamu sepenuhnya. Meski mama tahu Nenek tidak menyukai Runa, tapi mama yakin, suatu saat nanti pasti Nenek akan luluh setelah mengenal Runa lebih dekat."

Mira tersenyum. Ia memberikan dukungan penuh atas niat baik Sandy. Entah kenapa, Mira merasa jika Runa adalah wanita yang tepat untuk mendampingi Sandy, terlepas dari masa lalu Runa, karena Mira tahu, setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan, tinggal bagaimana manusia itu sendiri menyikapi. Mau mengulang kesalahan yang sama, atau belajar dari kesalahan itu sendiri agar tidak terjerumus pada salah yang sama dan belajar untuk menjadi lebih baik.

"Mama serius, dukung aku menikahi Runa?" tanya Sandy lagi. Ia memandang lekat wanita yang telah melahirkannya ke dunia ini. Wanita tangguh yang menjadi cinta pertamanya. Sosok yang tidak akan terganti oleh siapa pun.

"Mama serius, Sandy. Tapi, menurut mama lebih baik kamu bicarakan dulu sama Runa. Bukankah selama ini kalian hanya menjalin kedekatan tanpa komitmen yang pasti? Ehm, maksud mama, kalian hanya sebatas bersahabat bukan? Tetapi, kalau memang Runa berubah pikiran dan kalian sudah saling cocok, kalian bisa segera mempersiapkan semuanya," tutur Mira.

"Terimakasih, Ma. Sandy akan cari waktu yang tepat, untuk membahas masalah ini sama Runa,” ucap Sandy.

Sandy semakin yakin dengan keputusannya. Dukungan dari Mira, semakin membuat Sandy bertekad untuk segera menghalalkan Runa. Meski ia tahu, nenek pasti akan menentangnya. Ia tak peduli. Baginya, restu dari Mira sudah lebih dari cukup.

...*****...

...To be continued...

...Jangan lupa like dan komentarnya 🥰...

Terpopuler

Comments

Sufisa ~ IG : Sufisa88

Sufisa ~ IG : Sufisa88

pertahankan ya Sandy..

2022-12-19

1

Fitri_hn28

Fitri_hn28

Beruntung sekali Runa dicintai oleh Laki-laki seperti Sandy

2022-12-17

1

Yusma Aryandi

Yusma Aryandi

Arunika , aku padamu

2022-12-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!