Kisahku
Akirnya setelah enam tahun pernikahanku, muncul juga dua garis merah. Apa yang aku tunggu dan mohonkan dijawab sama Tuhan.
"Mas, aku hamil" dengan tangan bergetar aku memperlihatkan benda pipih yang ada ditanganku. "Mas, lihat! garisnya ada dua" suamiku terbengong menatap benda pipih yang merupakan alat tes kehamilan yang kupegang. Seperti patung, suamiku membeku air matanya turun membasahi pipinya. Dia menangis dan bersujud sambil mengucap syukur, " alhamdulillaah ya Allaah". Tangis kebahagian mengharu biru hati kami.
Kandungan ku telah jalan bulan ke tujuh, aku dan suami serta keluarga besar kami mempersiapkan acara tujuh bulanan. Betapa bahagia aku dan suamiku mas Wijaya sebentar lagi akan memiliki momongan. Acara tujuh bulananpun digelar secara sederhana dirumah kami. "Dek, apa kamu ingin makan sesuatu? " mas Wijaya mendekat kepadaku. Aku menggeleng sambil tersenyum "tidak mas, aku sedang tidak menginginkan apa-apa". Betapa beruntung hidupku, mas Wijaya perhatian padaku dan selalu siaga untukku, imamku itu selalu menjaga aku dan calon anak kami. "Katakan padaku, apa yang kamu inginkan? " apapun itu, mas akan berusaha mencarikan" kata mas Wijaya sambil merangkul pundakku.
Tak terasa, hari yang kami nantikan pun tiba, aku melahirkan bayi mungil nan cantik. Inaya, bayi perempuan dengan berat 3.2 kg panjang 47 cm. Ibu Ayunda, seorang perawat memanggilku, " ibu, besok sudah bisa pulang ya" dengan tersenyum aku menjawab "iya, trimakasih mbak" perawatat itu pergi setelah menyerahkan obat yang harus aku minum.
Tak terasa putri cantik kami sekarang sudah memasuki usia satu tahun, putriku sangat cantik dan cerdas, pertumbuhannya begitu pesat. Dia sangat pintar sekali. Hingga di suatu pagi, badanku terasa tidak enak, perutku mual dan kepalaku terasa sakit. Sudah hampir satu minggu aku merasakan sakit ini, tapi aku tahan, aku pikir mungkin aku terlalu capek, harus mengurus rumah dan sang buah hati sendiri. ya setiap hari memang aku harus menjadi koki, memasak untuk makan siang karyawan suamiku. Suamiku membuka bengkel renovasi mobil dengan tiga karyawan, dan mereka memang mendapat jatah makan dari bengkel alhasil aku harus memasak untuk mereka. Aku tak memiliki ART memang, karena bagiku sayang kalau uangnya untuk membayar ART mending digunakan untuk keperluan yang lain. Walaupun mas Wijaya punya tiga karyawan tapi kami ini masih dalam masa perjuangan, karna kami harus mecicil utang di bank. Ya... untuk membuka usaha kami memang berhutang untuk modal. Kondisi badanku makin hari semakin lemah, hampir sepanjang hari aku mual stelah memeriksakan diri ke dokter betapa terkejutnya aku, ternyata aku hamil 7 minggu. Sedih, bahagia, takut campur aduk jadi satu. Sedih karna kasihan dengan putri cantikku yang masih terlalu dini untuk punya adik, bahagia karena dikasih kepercayaan lagi oleh Tuhan, takut karena aku takut tidak bisa mengurus putriku dengan baik karna kondisi badanku yang lemah. Aku memang tidak menggunakan kontrasepsi setelah melahirkan, karena aku pikir kemarin tanpa kontrasepsi pun akun lama baru bisa hamil, jadi tidak perlu menggunakan kontrasepsi pasti aku tidak akan hamil cepat. Tapi ternyata aku salah, tepat disaat putriku berumur satu tahun, aku hamil 7 minggu. Segera ku hentikan ASI untuk anakku, karna orang tua bilang itu tidak boleh, aku hanya nurut saja karna katanya untuk kebaikan anaku. Kusampaikan pada mas Wijaya tentang kehamilan ku, dan mas Wijaya pun merasakan sama apa yang kurasa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Uthie
Awal yg seru 👍👍🤗
2023-01-08
0
Viana
mantab kak othor👍
2023-01-07
1
Inaya Azmi
aku mampir kak☺
2022-12-14
0