Terpikat Pesona Sahabat Papa

Terpikat Pesona Sahabat Papa

Kembali

Setelah mendapatkan restu dari papa Kiara, Ricky dan Kiara pun menikah.

Setelah menikah, Vila Terapung di Kalimantan Barat menjadi pilihan mereka untuk berbulan madu.

Hanya kisaran beberapa menit setelah sampai, mereka mendapat kabar bahwa Nia mengalami kecelakaan. Selain Nia adalah istri dari sahabatnya, Ricky juga mengingat bagaimana kebaikan istri sahabatnya itu. Nia mendonorkan darah untuknya saat ia kecelakaan.

Di saat mereka tiba di Rumah Sakit, sayangnya nyawa istri sahabatnya itu sudah tidak bisa tertolong. Dokter menyatakan kalau Nia sudah meninggal

Mendengar pernyataan dari Dokter yang mengatakan bahwa istrinya sudah tiada, tentu saja membuat Adit benar-benar merasa terpukul. Ia kehilangan dua nyawa sekaligus, istri dan anaknya yang masih di dalam kandungan.

Baik Ricky, Bara dan Dimas, mencoba untuk menguatkan Adit. Namun, mereka tidak bisa berbuat apa-apa ketika Adit ingin pindah dari kota yang menjadi saksi bisu persahabatan mereka selama ini. Semoga dengan memulai kehidupan baru di kota baru akan membuat sahabatnya itu merasa jauh lebih baik, itulah harapan mereka.

Dan itu adalah kejadian lima belas tahun yang lalu. Kini keempat sahabat itu menjalani kehidupan mereka masing-masing.

Bara masih menjalankan perusahaan peninggalan orangtuanya dan kini perusahaan tersebut semakin maju. Ricky menjalankan bisnisnya di bidang perhotelan. Sedangkan Dimas tak jauh berbeda dengan Bara, ia juga melanjutkan mengurus perusahaan Papanya.

Seminggu sekali mereka berkumpul untuk sekedar makan bersama dan mengumpulkan anak-anak mereka. Mereka ingin persahabatan mereka juga berlanjut ke anak-anak mereka. Bahkan mereka juga menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah yang sama.

Raffi dan Devano juga sangat akrab. Mereka bahkan belajar di kelas yang sama.

Devano adalah hasil buah hati Dimas dan Fitri. Raffi adalah anak kedua Raisa dan Bara. Sedangkan Ayara, kini ia tumbuh menjadi gadis yang sangat manis dan periang. Ia juga selalu mendapat predikat terbaik di sekolahnya. Ayara adalah anak pertama Raisa dan Bara.

Lalu, dimanakah Adit?

Sejak memutuskan pergi, Bali adalah tujuannya untuk memulai hidup baru. Ia membuka cafe kecil-kecilan dengan modal seadanya dan berbekal pengalaman ketika dulu bekerja di cafe. Kini, ia menjadi pemilik beberapa restoran di kota Bali. Selain itu, ia juga menekuni bisnis yang sama dengan salah satu sahabatnya, Ricky. Walau terpisah jarak, tak memutus komunikasi diantara mereka. Sesekali Ricky mengunjungi sahabatnya itu.

Semangat Adit untuk merubah nasib sangat kuat. Apa lagi jika ia teringat bagaimana Nia meninggal karena kecelakaan yang mungkin karena kelelahan antara harus membagi waktu kuliah dan bekerja di saat hamil. Itulah alibi Adit. Ia hanya ingin jadi laki-laki yang berguna dan bisa membahagiakan orang terdekatnya.

Hingga saat ini, Adit pun masih betah menduda.

Siapa yang tidak menginginkan seorang pengusaha sukses yang terlihat tampan dan lebih muda dari usianya. Namun nyatanya sampai saat ini posisi istrinya tak tergantikan dengan wanita manapun. Saat ini yang ia fikirkan hanya bekerja dan bekerja.

Kini Adit berada dalam penerbangan menuju ke kota dengan sejuta kenangan. Setelah lima belas tahun, kini ia akan menapakan kaki di kota itu lagi. Dan kini ia sudah berada dalam perjalanan menuju hotel tempat ia akan menginap, yang mana hotel tersebut juga adalah milik sahabatnya sendiri.

Mobil yang membawanya dari bandara itupun sudah sampai di tempat tujuan. Adit keluar dari dalam mobil dan disana sudah ada seseorng yang menyambutnya.

“Selamat datang tuan.” Adit pun membalas dengan mengangguk lalu berjalan mengikuti orang tersebut.

“Silahkan,” ucap pria yang tadi menyambutnya setelah membukakan pintu ruangan atasannya. Adit pun masuk ke ruangan itu dan pandangannya langsung bertemu dengan seseorang yang sudah menunggunya disana.

Ricky yang sudah menunggu kedatangan sahabatnya itu pun langsung meninggalkan meja kerjanya lalu kedua sahabat itu saling merangkul.

“Gue seneng liat lu udah mandiri mandiri,” ucap Adit seraya menepuk-nepuk punggung Ricky. Mereka terkekeh seraya menuju sofa yang ada di ruangan itu.

Ada banyak hal yang mereka obrolkan, mulai dari masa sekolah hingga kerjasama mereka yang sudah mereka bicarakan sebelumnya. Tidak ada yang perlu mereka takutkan dalam hal kerjasama tersebut, mereka sudah memahami karakter masing-masing, terlebih kerjasama tersebut sudah mereka rencanakan jauh sebelum hari dimana Adit telah kehilangan istri dan calon anaknya. Tapi saat ini Ricky tidak ingin mengingatkan hal apa pun yang akan membuat sahabatnya itu tenang kejadian tersebut, walau tak dapat di pungkiri bahwa Adit pasti masih mengingat kejadian itu.

Setelah cukup lama mengobrol, Ricky pun berniat ingin mengantarkan Adit ke kamar yang sudah di sediakan oleh karyawan hotelnya.

Adit ikut menghentikan langkahnya ketika Ricky berhenti di depan pintu dan berbicara dengan seseorang. Terlihat seorang gadis yang masih mengenakan seragam sekolahnya.

“Kakak lagi sibuk! Kenapa kamu ngga pergi sama teman kamu aja dulu.” Ricky menolak ajakan Aya yang ingin di temani nonton. Selama ini adik perempuannya itu selalu minta di temani olehnya jika kemana-mana, termasuk pergi ke bioskop.

Tadinya gadis itu mengajak sahabatnya untuk pergi, tapi sahabatnya tersebut mendadak ada acara keluarga.

Ayara Raima Pranaja, gadis cantik dengan rambut sebahu tersebut memang mewarisi kecantikan ibunya, kecantikan yang tak lekang oleh waktu seperti Authornya.

Dengan wajah cemberut dan bibir yang mengerucut, Aya pergi meninggalkan hotel kakaknya. Di bawah sudah ada supir yang biasa mengantar dan menjemputnya.

“Kenapa Non, ngga semangat gitu?” tanya pak supir ketika melihat majikan mudanya masuk kedalam mobil dengan wajah sedih. Tak mendengar jawaban, pak supir pun menyalakan mobil untuk menuju pulang.

“Pak, antarkan saya ke mall aja,” pinta Aya pada pak supir, ia berniat untuk nonton film tersebut, mengingat itu adalah film yang sudah ia tunggu-tunggu.

Adit kini sudah berada di dalam kamar hotel, ia membersihkan dirinya lalu beristirahat. Cukup lama terlelap, ia terbangun ketika mendengar suara ketukan pintu dari luar. Ternyata pelayan hotel yang datang mengantarkan makanan. Sebelum pelayan wanita itu masuk membawa makanan tersebut, Adit lebih dulu meminta agar makanan itu di bawa kembali karena ia ingin makan di luar. Sebelum itu terlebih dahulu ia pergi ke makam istrinya. Ia sudah tidak menangis lagi, karena selama belasan tahun ia sudah melakukan itu, menangisi kepergian anak dan istrinya. Setelah berdo'a dan menaburkan bunga, ia pun pergi meninggalkan pemakaman.

Ricky yang sudah janjian dengan Adit itu pun di buat kesal karena sudah lama menunggu. Sebelumnya Adit mengatakan ingin beristirahat karena lelah setelah perjalanan sehingga ia sendiri yang menyuruh pelayan hotel untuk mengantarkan makanan untuk sahabatnya itu.

“Ternyata lu ga berubah! Tetep aja ngeselin,” batin Ricky seraya memainkan ponselnya. Sudah hampir satu jam ia selesai meeting dengan klien di restoran yang sama.

Terpopuler

Comments

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

like, subscribe plus taburan 🌹

2024-04-02

0

nuraeinieni

nuraeinieni

aq mampir thor

2024-03-30

0

🍾⃝ ɪͩʟᷞʜͧᴀᷠᴍͣ𝕄𝕒𝕩✰͜͡w⃠👻ᴸᴷ

🍾⃝ ɪͩʟᷞʜͧᴀᷠᴍͣ𝕄𝕒𝕩✰͜͡w⃠👻ᴸᴷ

"Semoga Adit di beri kesabaran dgn musibah yg di alami,,

2023-01-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!