Dunia : Mula-Mula

Dunia : Mula-Mula

Bab 1 : Manusia

INFORMASI TERLEBIH DAHULU, HARUS BACA, SUPAYA PAHAM BAGAIMANA JALAN CERITANYA!!!

KALI INI SAYA MEMBUAT SEBUAH PROJEK NOVEL YANG MEMILIKI BANYAK MC-MC SEMENTARA.

JIKA KALIAN BINGUNG. ANGGAP SAJA INI SEPERTI SEBUAH KITAB, YANG DI DALAMNYA TERDAPAT NABI-NABI (MC-MC) DI SETIAP ERANYA, INGAT! INI HANYA PERSAMAAN SAJA! SAYA HARAP KALIAN MENGERTI!

DAN, DI BEBERAPA SERIES NOVEL AKAN BERJALAN MENURUT REALITA, TAK TERLEPAS DARI KISAH SEDIH, SENANG, PERSELINGKUHAN, PERANG, DAN BERBAGAI MACAM HAL.

TUJUAN SAYA ADALAH MENCIPTAKAN 10 SERIES, DAN NOVEL INI ADALAH SERIES PERTAMA, DENGAN JUDUL [Dunia: Mula-Mula!]

***

Sebelum membaca, saya juga ingin mengingatkan, dari series 1-9 tidak akan ada yang namanya MC sejati! Jadi, tidak menutup kemungkinan akan adanya MC yang sad ending, dan lain-lain.

Dan di dalam satu novel juga mungkin terdapat beberapa MC SEMENTARA. Btw, jangan membaca novel ini dengan membawa emosi, takutnya malah drop. Oke?

Selamat membaca!

_____________

Note: Latar tempat bukan di bumi, ini planet lain.

Sebuah planet hijau, dan terlihat bulat agak lonjong mengambang di kehampaan yang luas, daripada disebut planet hijau, planet itu justru 90% berisi lautan, sementara bagian selatan dan utara nya berwarna putih karena diselimuti oleh es abadi yang kekal dan dingin.

Suatu kali, dalam kehampaan itu, tiba-tiba saja sebuah pesawat luar angkasa muncul dari dalam sebuah lubang tepat di atas atmosfer planet tersebut.

Entah teknologi apa yang mereka gunakan, dan entah darimana mereka berasal, yang jelas mereka berasal dari peradaban tingkat tinggi di angkasa yang luas ini.

"Jadi ini ..." Dari dalam ruang kemudi, sepasang pasangan manusia (pria dan wanita) berdiri sambil menatap planet biru itu dengan tenang.

"Ini planet yang bagus, bagaimana jika kita habiskan kehidupan kita di sini? di tempat yang tenang ini," ucap sang suami dengan tenang. Dia merasa menghabiskan waktu dengan istrinya yang cantik jelita ini di tempat ini pastilah sangat bagus.

"Apa kau yakin, Sterwach?" wanita berpenampilan 25 tahun itu menatap orang tersayangnya itu dengan tenang.

"Bukankah ini tujuan kita menjadi ilmuwan selama ribuan tahun?" Sterwach menatap istrinya itu, Scherk, dengan tenang.

"... Fufu, kalau begitu terserah kau." Scherk wanita cantik itu merasa itu tidak apa-apa, lagipula selama bersama suaminya, apalagi yang harus dia rasa kurang? malah ini lebih dari cukup.

Dengan keputusan yang sudah bulat seperti itu, keduanya akhirnya memutuskan untuk mendarat di salah satu benua yang berada di planet biru tersebut.

Tittttttt ...

Pesawat itu membuka sayapnya dan memutar nitronya secara vertikal, lalu mendarat di atas sebuah pegunungan.

Skiippppp ...

Pintu otomatis terbuka secara perlahan, dan keduanya menginjakan kaki mereka di dunia antah berantah itu, dan inilah awal mulanya!

***

10 tahun berlalu setelah itu, di bawah gunung tempat mereka tinggal, terdapat rumah kayu yang melindungi, dan tiga orang anak kecil bermain di sana.

Dari teras rumah kayu, kedua pasangan itu menatap anak-anak mereka dengan wajah penuh senyum, bagi mereka ini adalah pemandangan yang sangat menenangkan hati.

"Hidup dan berkembang, rasanya ini adalah fenomena paling menarik dalam dunia biologis," tutur istrinya yang masih saja cantik seperti wanita berumur 25 tahunan.

"Kau benar, tapi akhir dari perkembangan adalah kematian."

"..." Suasana menjadi terdiam setelah Sterwach mengatakan itu.

"Kau tidak menyesalinya, kan? keputusan kita waktu itu." Sterwach bertanya lagi pada istrinya, "Masa hidup kita sudah tidak lama lagi, dan mereka bertiga harus berusaha bertahan hidup di dunia ini dengan tekad mereka sendiri. Apa kita terlalu egois?"

"..." Scherk terdiam sejenak. "Aku yakin mereka bisa melewati ini. Mereka adalah manusia seperti kita, selama ada kemauan, mereka akan bisa menciptakan peradaban maju."

"Kuharap begitu," Sterwach tersenyum yakin, lagipula mereka adalah anak-anaknya, bagaimanapun nantinya, dia yakin ketiganya bisa melalui ini.

"Kalau begitu aku juga lega, karena sama sepertiku, kau tidak memiliki penyesalan apapun," ucap sang suami sekaligus mencium kening istrinya yang duduk di sampingnya.

"Fufu~ kau ini." Scherk melumas senyum manis, "Tenang saja."

Mereka berdua adalah dua ilmuwan terbaik di suatu peradaban maju, umur mereka juga sudah sangat tua karena dukungan dari sebuah ramuan khusus yang mereka minum, akan tetapi itu bukan ramuan keabadian, jadi mereka pada akhirnya akan mati juga.

"Aku sangat bahagia."

"Aku juga."

***

7 tahun kemudian.

Telah mati keduanya dalam tenang dan di kubur di samping pesawat luar angkasa mereka. Kini kehidupan selanjutnya hanya bisa berharap pada ketiga anak-anak itu yang sekarang sudah besar.

Mereka bertiga adalah Erda, Atmos, dan Himmel. Seperti urutannya, Erda adalah yang tertua dengan umur 17 tahun, sementara Atmos dan Himmel adalah anak kembar yang baru berumur 16 tahun, akan tetapi mereka sudah cukup dewasa juga, dan tubuh mereka tampak seperti manusia berumur 20 tahunan, mungkin ini karena ada campur tangan dari ayah dan ibu mereka yang dasarnya adalah seorang ilmuwan.

"Ayah dan ibu sudah meninggal, mereka berkata bahwa sisanya tergantung kepada kita, apa yang harus kita lakukan sekarang?" Atmos bertanya kepada kakaknya.

Erda terdiam, dia masih berdiri di depan kuburan kedua orang tuanya itu dengan air mata yang tak kunjung reda, namun sebagai kakak dia tidak mengeluarkan rengekan agar tidak terlihat lemah.

"Ayah dan ibu tidak memberitahu kita apa-apa, ayah hanya mengatakan: ikuti saja bagaimana jalannya." Himmel, gadis cantik itu menjawab dari samping.

"Ikuti saja ..." Atmos termenung sambil menatap awan, "Aku tidak mengerti!"

***

Malam hari.

Di dalam kamar mereka, Erda tidur begitu saja di atas tempat tidur panggung yang terbuat dari jerami, sementara Atmos tidur di pojokkan di lain sisi.

Pada malam itu, Atmos tiba-tiba terbangun karena pikirannya sangat terganggu saat ini.

"Hah, apa sih!" Dia buru-buru bangkit berdiri dan pergi ke luar teras untuk duduk-duduk, kebetulan malam itu hujan sehingga cuaca masih cukup dingin.

Duduk di kursi kayunya, Atmos masih bingung dengan apa yang terjadi pada dirinya.

"Kenapa dengan benda ini?" Atmos menarik celananya yang terbuat dari dedaunan dan menatap benda lonjong aneh itu dengan tatapan aneh.

Atmos ingat ini adalah pertama kalinya dia mengalami ini, dan itu sejak tadi kemarin, pada saat dia dan Himmel mandi bersama di sungai yang tak jauh dari tempat mereka tinggal.

Biasanya, ketika dia bersama dua saudara/i nya pergi mandi hal seperti ini biasa-biasa saja, akan tetapi sejak kemarin ini menjadi berbeda karena dia melihat tubuh cantik Himmel saat sedang mandi.

"Apa yang terjadi denganku? ahhh, seharusnya aku menanyakannya kepada ayah dan ibu sebelum mereka meninggal!" sesal Atmos. Kini dia tidak tahu apalagi yang harus dia perbuat.

-Bersambung-

Terpopuler

Comments

WasRe

WasRe

Time skripnya terlalu jauh

2023-01-03

0

WasRe

WasRe

Jan kebiasanaan pake skip

2023-01-03

0

Kaisar Naga

Kaisar Naga

fufufu

2022-12-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!