BAB 5

Sudah 2 minggu berlalu. Pemakaman papa sudah terlaksana dengan lancar. Banyak teman teman ku dan juga rekan kerja papa yang tidak percaya dengan kepergian papaku.

Dan aku juga harus bersiap siap ... untuk pernikahanku yang dilaksanakan dua bulan mendatang. Aku tidak bisa lagi menolaknya karena itu adalah permintaan terakhir papa.

Sekarang aku tinggal sendirian dirumah. Kadang kadang Om Dirga, Reva dan Kak Dewa datang berkunjung.Tentu saja tidak bersamaan .

"Del, ayo makan dulu ". Kudengar Om dirga memanggil ku dari arah dapur.

Aku tidak berselera makan tapi aku tetap mengikutinya dari belakang.

Om dirga membawakan beberapa bungkus cemilan ditangannya. Namun aku menolak dengan lembut. Sekarang aku sudah tidak mau lagi membantah atau berdebat dengannya. Aku hanya ingin seperti mengikuti aliran sungai yang membawaku entah kemana yang pasti akan berkumpul di lautan.

Aku sudah memantapkan hati untuk menerima kenyataan pahit yang bertubi-tubi menghampiriku.

Tapi rasa sepi dihati semakin menjadi jadi bila aku terus mengabaikannya. Kenapa tuhan setega ini padaku. Aku memang anak yang tidak penurut tapi aku sayang mereka. Kenapa tuhan harus merenggut kedua malaikat pelindungku?

"Adel". Aku tersentak saat merasa ada yang menepuk pundakku. Ternyata itu adalah Om dirga.

"Kamu kenapa gak makan? ".

"Saya gak selera Om".

"Udah dua minggu ini kamu makan gak jelas gimana. Pokoknya hari ini kamu harus makan yang banyak".

"Saya gak selera Om. Jangan maksa dong". Dengus ku sambil memutar bila mata yang malas jika harus mengulang kalimat itu lagi.

"Yakin gak mau makan? ".

Aku mengangguk dengan cepat. dan sangat yakin dengan keputusanku.

Om dirga membuk salah satu bungkusan yng ia bawa. Mataku terbelalak sedikit menyesal. Itu adalah martabak spesial makana favoritku.

"Ya kamunya gak mau terpaksa saya harus makan sendiri". Ledek om dirga

Nyam... nyam...

Adel memperhatikan tiap kali Om dirga mengunyah martabak spesial yang ada dalam mulutnya. Cokelat dan keju berpadu yang pastinya lumer dimulut.

Grr... Kenapa aku harus sok sok nolak tadi sih. aturnya aku meriksa dulu makanannya apaan.

Aku menelan ludah beberapa kali. Bola mataku fokus dengan martabak yang masih ada banyak.

Om Dirga menatapku agak lama. "Mau??? ".

Kepalaku mengangguk lebih cepat dari yang tadi saat aku menolak tawaran Om dirga.

Om dirga menyodorkan semua martabak yang masih tersisa banyak untukku dengan cepat aku merampasnya dari kedua tangan Om dirga. Aku duduk rapi diatas sofa dan mulai menyantap martabak spesial milikku.

Hap...

Ehmm... sensasi yang selalu kudapat saat makan martabak. Perpaduan cokelat dan keju yang melting. Keempukan adonan yang bikin martabaknya kenyal dan lembut. Grr... Kubuang semua rasa jaim dalam diriku dan kucomot dengan lahap martabak martabak yang semakin sedikit.

"Heeh... mulut kamu comeng semua ini". Om dirga mengambil sapu tangan yang berada didalam sakunya. Tangan kirinya memegang rahang kananku dan tangan kanannya mengusap lembut biburku yang comeng karena ulah cokelat cokelat imut ini.

"Hahaha... kamu kayak anak kecil aja. Masa udah gede makan cokelat masi comeng comeng".Ledek Om dirga

Oh God. Baru kali ini aku memperhatikan wajah Om dirga dengan teliti. Meski umurnya yang sudah 28 tahun hampir tiga puluh. Kulit wajahnya sangat terjaga dan sehat. Tidak ada jerawat. Bruntusan. Kinclong lebih bersih dari kulit ku.

Senyuman Om dirga membuatku salah tingkah. Entah kenapa aku bisa seperti ini. Aku merasa kedua pipiku terasa hangat. Aku yakin wajahku sudah memerah seperti tomat.

" Loh kamu kenapa? Demam?? ". Telapak tangan Om dirga sudah berada di keningku. Ia terlihat khawatir.

" E.. enggak om. saya cuma kepanasan doang"

"Please adel , masa lo baper sama om om kek gini sih". Gerutu adel dalam hatinya

"Om udah malem itu. Gak pulang? ".

"Bentar lagi aja. Kamu aja sana tidur duluan".

"Enggak ah Om. Udah deh om pulang aja udah malem jugak". Aku mendorong Om Dirga keluar dari rumahku dan menyuruhnya segera pergi. Sedikit kasar tapi aku masih risih kalau harus berlama lama dengan Om Dirga.

**********

"Ya udah. Saya pulang dulu kamu langsung tidur jangan yang lain lain". Peringat pada Adek yang sedikit aneh hari ini.

"Iya Om udah sana pulang ". Kudengar Adel sedikit ragu mengucapkan kalimat terakhirnya itu.

"Masih aja manggil aku Om".

Aku memutar badanku dan berjalan ke area parkir yang tidak jauh dari pintu rumah Adel. Begitu aku mau masuk ke dalam mobil aku melihat kearah pintu adel. Kulihat pintunya sudah tertutup rapat. Sedikit kecewa berharap gadis kecil itu akan melambaikan tangannya ketika aku melewati gerbang rumahnya.

"Apa yang kuharapkan sih? ". Aku menggaruk garuk kepalaku dan segera masuk ke mobil dan bergegas kembali kerumah.

Aku menginjak pedal gas dengan menstabilkan kecepatan yang masih normal. Aku santai mengendarai mobilku dan mengingat kejadian singkat dirumah Adel tadi.

"Kenapa mukanga merah gitu. Bikin orang salah paham aja".Gumamku

Jujur sebenarnya aku sayang pada Adel. Tentunya sayang antara pria dan wanita. Jangan salah paham aku bukan lelaki hidung belang yang menyukai gadis gadis muda. Dimataku Adel berbeda dengan mereka. Adel memiliki keistimewaan dimataku. Sikapnya yang selalu apa adanya tanpa harus berpura pura didepan ku. Aku suka itu.

"Meski kita belum saling mengenal aku akan membuatmu tersenyum lagi del". Ucapku bertekad didalam hati.

Tak lama aku sampai di rumahku. Satpam dengan lihai membuka pintu gerbang dan memberi salam ketika aku masuk.

Cklek

Saat aku masuk kedalam rumahku kulihat seorang wanita yang sangat familiar tengah duduk disofa ruang tamu sambil memainkan gadget nya.

"Angel, Ngapain kamu disini? ".

Wanita itu terkejut dan langsung berdiri. Suara hentakan high heels nya menggemu diruangan ini. Langkah semakin cepat dan cepat. Sekarang dia tepat berdiri di depanku. Matanya menatap tajam kedalam mataku.

"Kamu mau nikah ya? ". Ucapnya dengan penuh penekanannya dalam tiap katanya.

"Iya". Kujawab dengan cepat tanpa keraguan. Karena memang tidak ada yang harus aku tutup tutupi dari wanita yang satu ini.

"Kamu setega ini sama aku". Angel menepuk nepuk dada Dirga dengan jari telunjuknya.

"...". Aku mengerutkan dahiku tak paham dengan pernyataan Angel barusan.

"Kenapa kamu diam Dir, Kita udah lama dekat tapi kamu ninggalin aku gitu aja tanpa ada penjelasan ditambah lagi kamu mau nikah sama bocah". Gerutu Angel dengan nada yang diatur penuh penekanan di kalimat terakhirnya.

"Kamu urusan apa? ".

"Kamu udah salah paham sama kedekatan kita. Aku cuma nganggap kamu sebagai teman".

"HAH??? Teman?? Mana ada teman yang selalu perhatiannya kelewat kayak kamu! ". Angel mulai meninggikan suaranya.

"Akh... Kamu nggak usah berlebihan lah. Lagian selama ini juga aku cuma nemenin kamu makan sama dengar curhatan kamu".

"Kita udah sejak kecil dekat. Apa kamu gak ada perasaan sedikit aja sama aku? ".

"Aku cuma nganggap kamu adek aku diang dari dulu sampe sekarang ". Tegasku dengan suara yang rendah.

"Dir, Aku Cinta sama kamu. Masak kamu enggak tau sih". Air bening mulai menyucur di pipi Angel yang putih mulus.

Aku menarik napas dalam dalam dan menghembuskannya dengan kasar. Jengah. Kesal. Sedikit tidak tega.

"Angel. Aku capek bagusan kamu pulang aja sekarang". aku melembutkan suaraku dan pergi ke dalam kamar meninggalkan Angel yang menangis di samping pintu rumahku.

Me

Pak tolong antarkan Angel ke apartemennya

Pak Jaka

Iya den.

Aku langsung menchat Pak Jaka supir pribadiku yang usianya sudh menginjak 50 tahun.

Aku melonggarkan dasi yang masih terikat rapi dileherku kemudian merebahkan tubuhku diatas ranjang yang membuatku ingin segera menutup mataku. Namun saat aku menutup mata bayangan seorang gadis tetluhat jelas dalam khayalanku.

Gadis yang akan segera kunikahi. Gelisah sekaligus senang. Aku takut bagaimana rumah tangga kami nanti jika hanya cinta dari sebelah pihak yang berbunga. Apa kami bisa tinggal serumah dan bermesraan layaknya suami-istri pada umumnya. Berbagai kekhawatiran muncul setiap kali aku memikirkan gadis kecil itu.

Aku menutupi mataku dengan lenganku.

"Adel bisakah kamu mencintaiku". Gumamku sedikit geli. Aku bukan anak remaja lagi yamg harus dimabuk oleh cinta.

-----------

Hai para readers maaf kalo masih banyak tiponya. Peges ngetik di hp soalnya.

Okey makasih ya yang udah baca dan like ceritaku. dan untuk yang baru baca dan belum like. like ya hehehe... thankq, 😁😁

Terpopuler

Comments

Masaria Hia

Masaria Hia

yg sabar saja dan kasih peehatian penuh utk Adel, pasti dia mencitaimu sepenuh hati

2020-05-01

1

Iqbal Firdauz

Iqbal Firdauz

haduh..😥😥 belum2.. udh ada calon pelakor kelihatan bgt..😯😯

2019-12-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!