BAB 2

" Ayah biarkan kamu bicara berdua dulu gimana. Lagian Adel juga baru pertama kalikan ketemu sama Dirga.Mungkin dia masih malu malu". Ucapnya sambil tersenyum kearahku.

" Benar juga ya. Kalo begitu silahkan nak adel jalan jalan aja dulu sama Dirga. Bapak mau ngobrol dulu sama Papa kamu".

Aku tidak berani menolak tawaran mereka dan lagi papa sudah daritadi memberi isyarat yang membuat ku semakin tidak nyaman diruangan ini.

Pak Dirga beranjak dari kursinya dan berjalan kearahku serta mengulurkan telapak tangannya. Namun aku berdiri dan menghiraukan uluran tangannya itu. Aku tau itu sangatlah tidak sopan, tapi aku merasa jijik bila harus menggandeng tangannya.

"Kami pergi dulu ya Pak Hendra". Pamit pak dirga.

Aku mengikutinya dan berjalan kearah area parkir di pelantaran rumahku. Aku melihat sebuah mobil sport yang pasti harganya miliaran rupiah terparkir dihadapanku dan Pak Dirga yang membukakan pintu mobilnya.

"Silahkan masuk ".

Aku hanya diam dan masuk ke mobil sesuai dengan perintahnya.

"Mau kemana? ".

Kenapa harus nanya sih padahal kan dia yang ngajak aku keluar.

"Kemana aja boleh ". Aku menyahutnya dengan ketus.

 

"Kamu enggak sukak ya sama saya".

Ya ampun ngapain pake acara nanya segala cobak. Udah jelas jelas daritadi aku sengaja jutek sama dia.

"Iya".

"Hahaha... kamu cepat sekali ya jawabnya".

"Saya hanya berkata jujur".

"Kamu mau nikah sama saya? ".

Sunyi

Aku tidak ingin membahas pernikahan yang tidak kuinginkan ini terutama denganya. Sebenarnya hatiku sangat sesak saat ini. membayangkan bagaimana aku harus hidup bersamanya.

"Pak apa bisa kita pulang aja? ".

"loh, belum juga sampek kok langsung mau pulang ".

"Saya ngerasa enggak enak badan pak. Tolong antar saya pulang ".

"Baiklah".

Pak Dirga memutar balik mobilnya menuju ke rumah ku. Aku melihat raut mukanya sedikit berbeda. Apa mungkin dia marah. Tapi aki tidak mau peduli bukannya lebih baik kalau dia kesal dan memutuskan perjodohan ini.

**********

DIRGANTARA AGUNG WIJAYA

"Dirga kamu ini kapan kamu mau nikah. Ayah udah kepingin gendong cucu ini". Hampir setiap hari aku mendengar celoteh ayah sampai aku bosan.

"Iya yah, dirga tau kok. Tapi dirga masih mau kerja dulu aja".

"Kerja?? Kamu mau ngumpulin duit sampek tujuh turunan apa. Kamu itu udah tua tau. Kamu harus ingat umur kamu juga".

"Egh, ya elah yah. Tampan begini udah peyot juga bakal ada yang lengket".

"Pedenya kamu".

"Pastilah yah. Nurunnya dari siapa cobak". Kulihat Ayahku yang sudah cukup menua itu memutar bola matanya malas beradu mulut denganku.

"Yah! ".

"Hmm".

"Catatan yang dimobil ada ayah ambil? ".

"Ngapain ayah ambil. Kurang kerjaan".

"Ya eleh yah kan nanyak doang. Sensi banget dah".

"Lagi puber kali kak". Kudengar adik perempuan ku menyahut dari belakang ayah.

"Puber puber emangnya kakek gaul apa udah tua kok puber". Ayah menggelengkan kepalanya heran melihat kedua anaknya gadak yang waras.

"Dah sana kalian tidur aja! ".

"Oke Ayah". Sahut adikku dengan nada yng dimain mainkan.

"Ga kamu ingat pertemuan besok . ini penting untuk perusahaan kita".

Aku baru teringat besok ada pertemuan dengan anak temannya papa yang juga salah satu mitra kerjaku. Setauku anaknya masih baru masuk kuliah dan sudah pasti dia jauh lebih muda dariku.

"Apa gak salah nih yah. Anak Pak Indra kan terlalu muda".

"Dia pasti mau sama kamu. Kamu sendiri yang bilang kan udah peyot pun bakal ada yang lengket". Ayah berlalu dan masuk kedalam kamarnya.

**********

"Assalamualaikum, dra".

"Walaikum salam, No". Aku melihat mereka cukup akrab.

"Dirga ayo silahkan masuk".

Pak Hendra mempersilahkan kami duduk di sofa yang berada di ruang tamu mereka. Ku lihat pembantu Pak Hendra naik keatas mungkin memanggil perempuan yang akan dikenalkan padaku.

Tak lama kulihat seorang gadis menuruni anak tangga dengan gaun bewarna hijau tosca. Ia terlihat sangat anggun dengan rambutnya yang digerai sedemikian rupa.

"Ini anak saya ". Pak Hendra memperkenalkan putrinya yang manis itu kepada kami.

"Salam om tante". ia tersenyum namun aku merasa ada hal lain yang dia pikirkan.

Setelah perkenalan singkat darinya Ayahku pun segera memperkenalkan ku kepada mereka.

"Nah, kalau begitu langsung saja ya. Perkenalkan ini anak kami Dirgantara Agung Wijaya. Jadi maksud kedatangan kami kemari adalah untuk melamar nak adel... ".

Aku terkejut bukan main waktu ayah menyebut kata melamar. setauku ini hanya pertemuan biasa antar cewek dan cowok bukan lamaran.

Pantes aja yang ikut bukan cuman gue doang.

"Yah-".

"Nah, bagaimana aoa nak adel mau menjadi calon istri dirga? ".

Aku melihat gadis itu tidak tau mau menjawab apa dan aku yakin dia juga terkejut dengan lamaran yang disampaikan oleh ayah.

Untuk mencairkan suasana yang mulai membeku ini lebih baik aku berinisiatif mengajak adel pergi keluar.

**********

"Kamu gak sukak sama saya ya? ".

Sebenarnya aku gak mau nanyak cuman aku penasaran gimana reaksi gadis ini.

"Iya".

Buset ni anak cepet amat jawabnya dalah gadak ngeliat aku sedikitpun dari tadi. Baru kali ini ada cewek yang nyuekin aku habis habisan.

"Kamu mau nikah sama saya? ".

Sunyi

Tuh kan fix ini cewek pasti gak sukak sama aku.

"Pak apa bisa kita pulang aja? ".

"loh, belum juga sampek kok langsung mau pulang ".

"Saya ngerasa enggak enak badan pak. Tolong antar saya pulang ".

Pasti ini alesan doang orang wajah baik baik aja kok gadak yang pucat. Pasti dia cuman malas aja berduan sama aku disini. antar balik aja lah.

"Baiklah".

**********

"Assalamualaikum ". Ucapku berbaringan dengan Pak dirga

"Loh kok udah pulang del. cepat kali? ". Om Reno bertanya keheranan padaku.

"Adel lagi gak enak badan katanya yah".

"Aduh, kok gak bilang daritadi to ndok".

"Maaf Om, tadi Adel ngerasa masih sanggup. Adel kekamar dulu ya Om, tante".

"O... Iya iya".

Aku sempat melihat papa menatapku geram cuman aku ingin tetap tidak peduli meski nanti papa bakalan marah besar padaku.

Tak lama aku mendengar suara mobil mobil yang di area parkir pergi meninggalkan rumahku.

Tok

Tok

Tok

"Adel". Aku mendengar suara papa yang memanggilku dari luar kamar. Tapi aku benar benar malas untuk ketemu sama papa sekarang.

"Adel! ". Kudengar papa meninggikan suaranya.

Cklek

"Saya pa? ".

"Kenapa kamu langsung balik pas baru keluar sama dirga? ". Papa bertanya dengan intonasi yang sangat mengintrogasi ku.

"Pa, Adel gak sukak sama dia pa. Lagian dia lebih cocok jadi om adel. Pa tolong ngertiin adel pa". Aku mulai lagi meminta belas kasihan agar papa bisa mengerti aku.

"Kamu tidur. Papa udah sepakat untuk nentuin pernikahan kamu sama Om Reno".

"Pa- ".

"Udah kamu tidur besok papa mau bicara sama kamu ".

Brak!!!

"Ma... hiks hiks hiks... adel harus gimana adel gak mau nikah sama om om itu ma. adel gak mau hiks. Papa juga gak mau ngertiin adel".

Malam itu lagi lagi aku menangis dikamarku. Aku nggak tau udah berapa lama ku nangis.

"Aku mau pergi aja". Aku memutuskan untuk pergi dari rumah dan pergi kerumah Reva sahabatku.

**********

Tok

Tok

Tok

"Reva assamualaikum". Aku mendengar suara kunci pintu diputar.

cklek

"Adel, kamu ngapain malam malam kesini? ".

Reva terlihat kebingungan sekaligus khawatir melihat diriku kacau datang kerumahnya tengah malam begini.

"Va... hiks hiks ". aku langsung memeluk reva merasa hanya dia yang akan bisa mengerti keadaanku.

"Adel kok nangis. Ayo masuk cerita sama aku". Reva memapahku masuk kedalam rumahnya.

**********

"Non, Adel bangun non waktunya sarapan". Bik ani menggoyang goyangkan bantal guling yang sengaja ditutupi oleh adel agar tidak ketahuan oleh papanya.

"Eh, Non Adel!!! ".

Mendengar teriakan Bik ani Hendra langsung bergegas kekamar Adel. Alangkah terkejutnya dia melihat kamar adel sunyi.

"Adel mana bik? ".

"Saya gak tau tuan. Tadi pas saya mau bangunin Non Adel. tapi yang ada cuman bantal guling aja tuan".

Hendra mengusap ngusap wajahnya tidak menyangka Adel berani nekad kabur dari rumah.

"Assalamualaikum Pak Hendra".

Dirga heran melihat hendra diam tidak menyahut salamnya.

"Pak hendra ada apa ini pak?". Dirga menepuk pundak hendra yang membuatnya terkejut.

"Eh, nak dirga ada apa pagi pagi begini ?".

"Enggak pak, cuma mau jemput adel. Adelnya dimana pak?".

"Heh... Adel kabur dari rumah ".

Dirga terkejut bukan main mendengar ucapan hendra barusan.

"Tenang pak saya akan bantu carik adel".

Kring

"Halo ada apa dir? ".

"Yah, kirim pengawal dirga untuk carik adel! ".

"Loh, adel kenapa? ".

"Nanti dirga jelasin yah, bantu dirga dulu ya Yah".

"Iya iya".

"Aduh del . ini anak kok pakek acara kabur kaburan segala sih".

---------

Baca trus y novel ku guys... biar makin semngat heheheh. maaf tulisannya agak amburadul. ya...

Terpopuler

Comments

Yan Yhanti Aja's

Yan Yhanti Aja's

ceritanya bagus cuma kata2nya yg bikin pusing bacanya, kadang ayah kadang papa, kdang saya, kdang aku 😔

2020-02-18

3

Hikmah Dela

Hikmah Dela

Ini panggilannya ayah ato papa? Gw bingung😂

2019-12-21

2

Vera Wilda

Vera Wilda

ah baru baca aja udah mulai bosen.... abis hampir sama dg yg lain... 😊😀

2019-12-15

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!