Can I Love Him

Can I Love Him

BAB 1

"Pa, kenapa papa setega ini sama Adel? ". tanpa sadar aku meninggikan suaraku.

"Adel... Papa juga gak mau begini. Tapi Pak Dirga tertarik sama kamu". ucap ayah sambil mengusap wajahnya.

Jujur aku tidak percaya melihat papa seperti ini padaku. aku masih ingin melanjutkan kuliahku aku ingin mengejar cita cita ku tapi kenapa sekarang harus seperti ini.

"Adel papa harap kamu bisa mengerti keadaan kita. Besok Pak Dirga akan datang bertemu kamu".

"Papa jahat. Aku bukan boneka papa !".

"Adel!! ".

Aku berlari menuju kamarku. aku membuka laci tempat dimana aku menyimpan harta berhargaku. Yaitu foto seorang perempuan dengan wajah yang tersenyum lembut sambil menggendong anak kecil. Ya itu adalah foto almarhum mamaku. Mama meninggal ketika aku masih berumur 8 tahun. Mama adalah sosok yang sangat lembut dan penyayang. Waktu aku kecil mama pasti akan memelukku ketika aku sedih sampai aku merasa lebih baik. dan kini aku sangat membutuhkan pelukan mama.

" Ma, papa jahat sama adel... ".

" Papa jodohin adel sama orang yang adel gak kenal ma....". Saat ini aku berharap mama dapat memelukku dengan erat. Mengusap lembut rambutku dan menenangkanku.

" Ma, kenapa papa jahat sama Adel ma...?"

Aku bukan anak manja seperti yang kalian pikirkan tapi dari dulu Papa selalu mengatur apapun yang harus kulakukan bukan hanya masalah belajar untuk bergaul pun aku harus meminta izin darinya. Dan kini Papa benar benar kelewatan dia mengatur bahkan dengan siapa aku harus menikah. ini tidak adil untukku.

**********

Mataku terasa amat berat. Aku yakin pasti mataku bengkak seperti habis ditinju. Semalam aku menangis sampai tertidur ya tentu saja mataku akan berakhir seperti kue bolu yang mengembang.

Perut ku terasa lapar tapi aku tidak selera untuk makan. Hari ini Pak Dirga akan datang. Yang kutau Pak Dirga adalah salah satu mitra kerja ayahku yang paling banyak berinvestasi di perusahaan. dan tentu hubungan mereka sangatlah dekat.

Tok...tok... tok

" Non Adel tuan memanggil kebawah".

" Iya bik, bentar lagi adel turun". Aku segera beranjak dari tempat tidurku yang berantakan. Aku melihat ayah duduk manis di meja makan sambil menyantap sarapan dengan santainya.

"Adel kenapa kamu bangun terlambat". ucap papa sambil menatapku menuruni anak tangga. Namun aku hanya diam tak ingin menyahutnya.

" huh... ".

" Duduk dan sarapan. Setelah sarapan kompres matamu supaya tidak bengkak lagi" .

Aku tidak mengerti jalan pikiran ayah yang terus mengatur hidupku mengatur pergerakan ku. Selalu seperti ini tidak ada kebebasan.

" Ingat nanti siang pak dirga akan datang. Kamu harus berdandan yang cantik".

" Pa, maaf untuk kali ini Adel gak bisa ngikutin kemauan papa".

" Adel! Ini semua demi kamu, nak".

"Demi aku??? apa papa mau hidul sama orang yang bahkan wajahnya aja papa gak tau" air mataku kembali menetes. Aku menatap papa mengharapkan pengertiannya agar segera membatalkan perjodohan ini.

Papa berdiri dari meja makan dan berjalan kearahku. Iya meletakkan selembar foto seorang pria dengan setelan jas bewarna hitam. Rambutnya bewarna hitam. Kulitnya putih dan matanya bewarna hitam pekat. Aku mendongak heran. Bertanya tanya apa maksud papa menunjukkan foto itu.

" Itu foto pak dirga. Adel papa yakin kamu pasti akan datang" Papa mengelus kepalaku dan pergi berlalu meninggalkan meja makan lalu segera berangkat bekerja.

Pria ini sangat berbeda dengan apa yang aku bayangkan. dia muda dan tampan. Tapi aku malah bertambah benci karena melihat dirinya. kenapa dia memilihku. Kenapa dia membuat hidupku bertambah buruk. Aku muak.

"Bik adel berangkat kuliah dulu ya bik".

Aku mendengar langkah kaki yang cukup cepat dari belakangku.

"Non, ini jangan sampek kelupaan".

Kulihat Bik Ina menyerahkan sebuah makalah kepadaku. Huh... hampir saja hariku bertambah buruk karena lupa membawa bahan untuk persentasi nanti.

Aku masih kuliah tahun pertama tepatnya semester ke dua. Benar sekali aku baru saja menjadi seorang mahasiswi dan sebentar lagi aku hanya akan menjadi ibu rumah tangga dari seorang pengusaha ntah berantah.

Sejak keci aku bercita cita menjadi seorang dokter hewan karena aku sangat suka dengan kucing. Dan aku sudah berjuang sangat keras sampai aku mencapai titik ini, dimana aku berhasil masuk ke jurusan kedokteran di Univesitas I*******a. selangkah lagi sampai aku berhasil menggapai cita citaku. Tapi semua rencanaku hancur karena si Dirga itu. Aku tidak akan pernah mau menerimanya sebagai calonku.

**********

"Adel!! ". Aku mendengar suara yang familiar memanggil namaku.

"Eh, Kak Dewa".

"Ada apa kak? ".

"Gak papa nyapa doang ".

"Ya elah kirain apaan kak". Kak Dewa tertawa melihat aku yang kesal sendiri. Lesung pipi yang tercetak diwajahnya membuatnya terlihat tambah manis.

Tak berapa lama kami sampai di kelas. Aku melihat Reva sedang sibuk menghapal materi yang akan kami persentasikan nanti. Dia mencengkram kepalanya dengn kedua tangannya seperti lagi meramal masa depan. Bahkan aku yang daritadi menatapnya pun dia tidak sadar.

"Dar!!!! ". Aku menepuk kedua pundak sahabat karibku sejak smp ini.

" Hewan jenis unggas merupakan hewan yang sering... ". Reva mengucapkan semua kalimat itu dengan keras dan cepat sehingga ia menjdi perhatian seluruh mahasiswa yang ada didalam kelas saat itu.

"Adel!!!! Kok kamu ngagetin gitu sih". Reva terlihat sangat kesal karena ulahku yang mengganggunya beljar sekaligus membuatnya malu dikelas.

" Sorry va. Habis kamu asik belajar sendiri sih".

" Tau ah".

Gawat keknya Reva lagi pms deh. Reva emang begitu kalau lagi pms pasti emosinya lepas landas mulu. gak bisa diajak main main .

"Reva... Aku minta maaf ya. maafin aku dong va. Beneran deh aku tadi cuman mau main main doang kok".

"Tapi kan gak usah gitu amat. aku lagi pusing belajar kamunya malah gitu ".

"Maafin aku pliss. aku janji gak bakal gini lagi deh''.

"Hem!!! ". Reva memalingkan wajahnya dariku tingkahnya seperti anak kecil meski begitu dia sebenarnya sangat baik dan penyayang.

"Reva~~~".

"Heh... Iya iya aku maafin. Awas aja kalo kamu ngaggetin aku pas lagi sibuk begini lagi ya".

"Hemm.. berarti kalok gak sibuk boleh dong". ucapku sambil tersenyum ala ala nenek sihir yang sering muncul di tv.

" Adeell... ".

"Egh, oke boss tidak akan saya ulangi". aku mengambil sikap tegap dan memberikan hormat kepada reva.

"Bagus".

Perkuliahan sudah selesai. Jam pun menunjukkan pukul 12 aku teringat ada janji siang nanti dengan Pak dirga.

Ting

Suara handphoneku berdering ada satu pesan masuk dan kulihat pengirimnya adalah Papa.

"Adel jangan lupa nanti siang jam 2 kamu cepat pulang kerumah. Dandan yang cantik papa udah sediakan gaun dikamarmu.Jangan terlambat ya sayang".

Papa sama sekali tidak mau mengerti aku. Padahal aku sudah membujuknya dan mengharapkan pengertian nya. Tapi papa hanya mementingkan keuntungan untuk. perusahaannya saja.

Kret

"Assalamualaikum ".

"Eh. Non sudah pulang, tuan pesan tadi gaunnya-".

"Papa udah bilang bik". Tanpa sadar aku memotong ucapan Bik Ani.

"Eh, Maaf bik adel capek gak sengaja jadi motong omongan bibik".

"Engga papa non, Bibik tau non pasti lagi banyak beban pikiran".

"Makasih ya bik".

"Iya non".

Aku merasa sedikit tidak enak pada Bik ani. Tapi Bik ani emang selalu baik dan lembut enggak pernah sekalipun Bik ani menyinggung perasaanku malahn aku menganggap bik ani itu sebagai keluargaku juga.

*********

Aku masuk kedalam kamar. aku melihat sebuah kotak berwarna putih terletak diatas tempat tidurku. Aku malas melihat benda itu.

Aku hanya melewati kotak itu dan masuk kekamar mandi.

Setelah selesai mandi baru aku membukanya

gaun itu berwarna hijau toska. Warna kesukaanku. Tapi aku tidak suka dengan gaun itu.

Brum!!

aku mendengar suara mobil yang cukup banyak datang kerumahku. Aku mengintip keluar jendela. Di pelantaran rumahku terdapat 4 mobil mewah yang terparkir. Tak lama aku mendengar suara pintu kamarku diketuk.

"Non, tamunya sudah datang tuan menyuruh non adel untuk turun kebawah".

Aku merasa ada yang janggal. " Iya bik Adel langsung turun".

Aku segera merapikan rambut dan turun kebawah saat aku hampir sampai di ruang tamu. Aku melihat seorang pria paruh baya dan juga pria yang difoto duduk disebelah kana dan ada juga seorang tante tante dengan make up super tebal duduk disebelah kiri pria itu.

Papa memberikan kode padaku untuk segera duduk disampingnya.

"Ini Adel anak saya". ucap papa dengan ramah memperkenalkan ku kepada mereka.

"Salam om , Tante ".

" Wah anaknya sopan sekali ya".

Aku hanya tersenyum sedikit membalas ucapan si om om itu.Kemudian aku pun dudk disamping papa.

"Nah, kalau begitu langsung saja ya. perkenalkan ini anak kami Dirgantara Agung Wijaya. Jadi maksud kedatangan kami kemari adalah untuk melamar nak Adel...".

"lamaran? Bukannya semalam ayah bilang cuman ketemu aja? ". aku menoleh kearah papa sebentar.

"Nah, bagaimana apa nak adel mau menjadi calon istrinya Dirga".

Deg

Deg

Deg

"apa apan ini. Papa bohong lagi padaku". aku tidak tau harus bagaimana aku harus menjawab apa .

"Adel". Papa memberikan isyarat padaku untuk tidak menolak Dirga.

Tapi aku sama sekali tidak mencintainya. Malahan aku sangat membencinya. Karena dia hidupku jadi tambah rumit seperti ini.

"Ayah biarkan kami bicara berdua dulu gimana. Lagian Adel juga baru pertama kalikan ketemy sama dirga. Mungkin dia masih malu malu".

Terpopuler

Comments

Dewi

Dewi

oke

2020-05-21

1

Christinn08

Christinn08

lanjutt thorr sukaaa😌😂

2019-11-03

1

Oli Mesran

Oli Mesran

lanjuttt

2019-10-27

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!