Terjerat Cinta Dokter Tampan

Terjerat Cinta Dokter Tampan

bab 1. Perbincangan di meja makan

"Sofia ayo makan nduk, ini ada sambel terasi ikan pindang kesukaanmu nak." Ucap Umi Hanum memanggil Sofia untuk segera ikut makan di meja makan bersama.

"Tunggu sebentar Umi, ini lho Sofia lihat konser Isabella Drusilla di Singapura kemarin, suaranya Umi masya allah merdu sekali, dan juga kecantikanya masya allah luar biasa cantik sekali, makanya tidak heran ya dia disebut Sang Dewi-nya Indonesia." Jawab Sofia memuji Isabella Drusilla seorang Diva Pop kenamaan indonesia. Sambil duduk di shofa ruang tamu dan menyalakan tvnya dengan begitu kencang.

Sofia sangat mengidolakan Isabella Drusilla dari dia umur 11 tahun, saat dia beranjak dewasa lagu-lagu dan film Isabella lah yang selalu ia tonton, tak heran kenapa Sofia begitu mengidolakan artis cantik dan berbakat itu.

"Iya, tapi kecilkan volume tvnya Sofia, itu terlalu kencang Nak! Dan ayo makan sini, mana Mas Adam? Coba panggil dia kesini ayo kita makan sama-sama!" Sambung Umi Hanum sambil mengambilkan nasi untuk anak-anaknya makan.

"Ini lho coba lihat kesini Umi, betapa berprestasinya Isabella ini!" Ucap Sofia mengatakan kepada Uminya dengan rasa bangga.

Sofia pun lalu melirik Mas Adam, memainkan mata yang begitu sinis kepada abangnya itu sambil berkata "Gini lho Mas Adam kalau cari istri itu wajahnya yang cantik seperti Isabella! Jangan seperti wajah Mbah Ponijan yang dibawa pulang kerumah, Hahahaha." Ucap Sofia menyindir abangnya yang sedari tadi masih sibuk mengelap motor Honda Supra X tahun 2010 kesayangannya itu.

"Hust! Kamu itu nduk, nggak boleh ngomong gitu, nanti kalau Mbah Ponijan dengar dia bisa marah lho!"

"Lagian Mas Adam ini nunggu apa lagi sih mas? Kuliah S1 sudah selesai, lanjut S2 pun juga sudah lulus, lalu apa yang ditunggu lagi? Keburu stok perawan habis lho mas! Hahahahaha." Ejek Sofia lagi dengan nada yang penuh candaan.

"Masmu itu nunggu Isabella Drusilla kali ya? Umi itu juga seneng banget melihat Isabella, andai saja masmu ini jodohnya Isabella pasti Umi sangat bahagia." Ucap Umi Hanum dengan mata yang berbinar menggoda putra pertamanya itu. Sontak suasana pagi di rumah sederhana itu pun ramai oleh candaan Umi Hanum dan Sofia yang selalu menggoda sang kakak.

"Aamiin Umi, Sofia dukung deh! Siapa sih yang nggak mau jadi adik iparnya Isabella."

"Hahahahaha tapi benar juga ya Umi, coba kalau Mas Adam punya istri Isabella Drusilla pasti cocok sekali sama Mas Adam, secara kan mereka berdua sama-sama tidak pandai memilih pasangan, buktinya Isabella selalu diterpa gosip yang tidak sedap dengan laki-laki! Dia itu tidak percaya dengan pernikahan Umi, makanya dia tidak kunjung menikah."

Menginjak usia 35 tahun Adam Hanafi Zakaria putra pertama pasangan Bapak KH. Umar Zakaria dan Ibu Hanum Zakaria yang merupakan cucu dari pemilik pesantren terbesar di Kota Pekalongan Imam Zakaria. Dia adalah laki-laki tampan, sholeh, dan sangat menjaga pandangannya dari yang bukan muhrim. Dia lulusan UGM Ilmu Kedokteran Fakultas Ilmu bedah. Dan sekarang sedang menjalani kuliah pascasarjana di Jakarta. Tetapi Adam Hanafi sangat selektif memilih pasangan hidup. Tak terhitung berapa gadis yang menanyakan kepada keluarga Pak Umar Zakaria tentang kesiapan Adam Hanafi untuk dijodohkan. Tapi Adam selalu menolak dan tidak berkenan untuk memilih salah satu dari mereka.

Padahal yang dikenalkan kepada Adam Hanafi bukanlah wanita yang sembarangan, semua memiliki kelebihan masing-masing dan juga berpendidikan tinggi seperti Adam Hanafi. Tetapi Adam selalu menolaknya dengan halus karena dia memiliki kriteria yang tinggi dalam mencari calon istri, juga hatinya sama sekali tidak tergerak dengan namanya pernikahan.

"Kamu ini sudah waktunya mencari pendamping hidup Dam! Abah sama Umi ini sudah waktunya menimang cucu, tetapi Abah tidak pernah memaksamu lho Dam, Abah cuma menggodamu saja hehehehe!" Ucap Abah Umar keluar dari dalam dapur sambil membenarkan sarungnya yang hampir melorot. Abah Umar sangat berhati-hati jika sudah membahas tentang pernikahan. Beliau tau betul jika Putranya itu sangat sensitif dengan yang namanya perempuan.

"Nah betul itu Dam! Abah benar! Kamu ini lho nak nunggu apa lagi sih, wajah tampan, sebentar lagi lulus S2 kedokteran, mapan juga iya, apa lagi yang kamu cari nak? Bukankah wanita malah yang mencarimu?"

"Kamu tau kan bagaimana Aliya, dia itu dari kalian sekolah SMA selalu ngejar-ngejar kamu, sampai orang tuanya berkali-kali ngomong sama Umi untuk menjodohkan kalian, tapi kamu selalu menolak! Umi sampai nggak enak hati selalu menolaknya. Kurang apa Aliya sehingga kamu tidak suka dengan nya? Dia juga lulusan kebidanan kan? Latar belakang keluarganya juga sudah tidak diragukan lagi, mereka dari keluarga terpandang di desa kita." Beber Umi Hanum sambil duduk di sofa dekat Sofia yang masih melihat konser Isabella di tv.

"Nggak tau nih Umi mas Adam, teman-temanya sudah banyak yang nikah lho, Mas Bima anaknya sudah 3 sekarang, Mbak Audi teman main nya Mas Adam waktu kecil anaknya sudah 4 malah, Sofia benar-benar kasihan sama Mas Adam!" Sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Apa teman-temanmu kuliah dan teman dari kalangan dokter tidak ada yang menggoyang hatim?" Umi sama Abah sudah capek menolak ajakan lamaran atau ta'aruf dari orang-orang Dam! Karena Umi tau tidak mudah mendapatkan hati anak Umi ini!"

Ucap Umi Hanafi dengan lirih.

Adam hanya diam, dia dengan santainya terus mengelap dan memberikan kit motor shampo di motor Supra X 125 kesayangannya itu.

"Dengar Dam, kamu itu anak laki-laki satu-satunya Umi sama Abah, kamu itu anak yang sangat rajin dan pintar, itu yang Umi sama Abah ajarkan dari kecil kepadamu, dan terimakasih kamu sudah sangat membanggakan Nak, kamu bisa lulus bergelar Dokter saja Umi senangnya minta ampun, apalagi kamu bisa mendapatkan calon istri yang baik, sudahlah kalau kamu tidak mau mencari calon istri mending sama Aliya saja ya Nak, dia sepertinya sangat menyukaimu."

"Hust Umi! Jangan memaksakan Adam untuk menikah dengan orang yang tidak dia sukai, Abah sangat tidak setuju, karena perjodohan yang timbul karena paksaan itu sangat tidak baik untuk mental mereka, biarlah jangan terlalu ikut campur urusan anak kita, Adam itu memang belum bertemu wanita yang cocok dengan nya, tunggu saja semua itu hanya masalah waktu. Kalau dia sudah bertemu dengan wanita pujaan hatinya pasti dia akan meminta menikah dengan sendirinya." Sambung Abah Umar menjelaskan dengan suara yang lemah lembut.

"Tuh Sofia, dengarkan nasihat Abah, resapilah dan pikirkan baik-baik!" Ucap Adam Hanafi memberi tahu adiknya dan bergegas berdiri menuju ke meja makan. 

"Kalau Mas Adam lama ya keburu Sofia duluan yang nikah mas! Hahahahaha." Ejek Sofia lagi sambil menjulurkan lidahnya mengejek sang kakak.

Adam pun hanya mencebikkan bibirnya, dia tidak heran dengan tingkah adik perempuanya itu, mereka kalau dirumah bersama pasti selalu bercanda dan akhirnya akan ribut seperti anak kecil.

"Hay sudah Sofia jangan menggoda masmu terus, sudah ayo makan, Adam kamu kapan berangkat ke Jakarta lagi nak?" Tanya umi kepada Adam, sambil merapikan kerudung lebarnyanya yang senada dengan gamis longgar yang Umi kenakan.

"Sekitar 1 minggu lagi Umi, ada yang harus Adam kerjakan disana, Adam akan menjalani ujian Bedah Saraf di Rumah Sakit Brawijaya Jakarta. Jadi Adam akan tinggal di Jakarta selama 1 bulan lamanya."

"Apa? jadi Mas Adam mau ke Jakarta lagi? Biar aku kasih tau Mbak Aliya ya, dia mau mengantar Mas Adam ke Bandara kalau mas berangkat nanti! Hehehehehe." Cengingis Sofia sambil memakan ikan pindang kesukaanya.

"Mbak Aliya pingin ketemu Mas Adam lho, sebentar lagi dia kesini kok! Aku yang mengundangnya! Hahahaha." Gelak tawa Sofia pun sangat kencang menggoda abangnya yang terlihat kesal itu.

Bersambung

Episodes
1 bab 1. Perbincangan di meja makan
2 Bab 2. Rasa Canggung
3 Bab 3. Menjemput Adam
4 Bab 4. Ajakan Aliya
5 Bab 5. Pesan Adam
6 Bab 6. Bunuh Diri
7 Bab 7. Menolong Isabella
8 Bab 8. Salah Tingkah
9 Bab 9. Dokter Pribadiku
10 Bab 10. Pesona Isabella
11 Bab 11. Mengatur rencana
12 Bab 12. Godaan Malam Syahdu
13 Bab 13. Jatuh Cinta
14 Bab 14. Tertangkap Basah
15 Bab 15. Perkelahian Adam
16 Bab 16. Pergulatan Batin
17 Bab 17. Kemarahan Nyonya Rosiana
18 Bab 18. Hal Tak Terduga
19 Bab 19. Tersesat di Hutan Jati
20 Bab 20. Ajakan Menikah
21 Bab 21. Tagihan Puluhan Juta
22 Bab 22. Firasat Umi Hanum
23 Bab 23. Niat Jahat Rosiana
24 Bab 24. Rahasia Mulai Terungkap
25 Bab 25. Pemberhentian Jatah Bulanan
26 Bab 26. Video Viral
27 Bab 27. Kena Batunya
28 Bab 28. Berangkat Ke Korea
29 Bab 29. Pendarahan Valencia
30 Bab 30. Meminta Uang Samuel
31 Bab 31. Penolakan Nyonya Rosiana
32 Bab 32. Perbincangan Para Dokter
33 Bab 33. Masa lalu Valencia
34 Bab 34. Rencana Kepulangan Isabella
35 Bab 35. Pelukan Hangat Adam
36 Bab 36. Menemui Sang Mama
37 Bab 37. Harga Diri Seorang Diva
38 Bab 38. Perdebatan dan Kekecewaan
39 Bab 39. Harapan Orang Tua
40 Bab 40. Perjalanan Menuju Pekalongan
41 Bab 41. Kedatangan Isabella dan Adam
42 Bab 42. Hubungan Yang Berat
43 Bab 43. Kenyataan Pahit
44 Bab 44. Perdebatan di Rumah Sakit
45 Bab 45. Satu Ujian
Episodes

Updated 45 Episodes

1
bab 1. Perbincangan di meja makan
2
Bab 2. Rasa Canggung
3
Bab 3. Menjemput Adam
4
Bab 4. Ajakan Aliya
5
Bab 5. Pesan Adam
6
Bab 6. Bunuh Diri
7
Bab 7. Menolong Isabella
8
Bab 8. Salah Tingkah
9
Bab 9. Dokter Pribadiku
10
Bab 10. Pesona Isabella
11
Bab 11. Mengatur rencana
12
Bab 12. Godaan Malam Syahdu
13
Bab 13. Jatuh Cinta
14
Bab 14. Tertangkap Basah
15
Bab 15. Perkelahian Adam
16
Bab 16. Pergulatan Batin
17
Bab 17. Kemarahan Nyonya Rosiana
18
Bab 18. Hal Tak Terduga
19
Bab 19. Tersesat di Hutan Jati
20
Bab 20. Ajakan Menikah
21
Bab 21. Tagihan Puluhan Juta
22
Bab 22. Firasat Umi Hanum
23
Bab 23. Niat Jahat Rosiana
24
Bab 24. Rahasia Mulai Terungkap
25
Bab 25. Pemberhentian Jatah Bulanan
26
Bab 26. Video Viral
27
Bab 27. Kena Batunya
28
Bab 28. Berangkat Ke Korea
29
Bab 29. Pendarahan Valencia
30
Bab 30. Meminta Uang Samuel
31
Bab 31. Penolakan Nyonya Rosiana
32
Bab 32. Perbincangan Para Dokter
33
Bab 33. Masa lalu Valencia
34
Bab 34. Rencana Kepulangan Isabella
35
Bab 35. Pelukan Hangat Adam
36
Bab 36. Menemui Sang Mama
37
Bab 37. Harga Diri Seorang Diva
38
Bab 38. Perdebatan dan Kekecewaan
39
Bab 39. Harapan Orang Tua
40
Bab 40. Perjalanan Menuju Pekalongan
41
Bab 41. Kedatangan Isabella dan Adam
42
Bab 42. Hubungan Yang Berat
43
Bab 43. Kenyataan Pahit
44
Bab 44. Perdebatan di Rumah Sakit
45
Bab 45. Satu Ujian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!