Bagaimana kalau aku ikut kamu ke Jakarta? Ayo kita ke Jakarta sama-sama mas!"
"Aku akan mulai bekerja sebagai bidan di Jakarta, aku akan pindah kesana kalau memang kamu mau menerima cintaku."
"Aku sudah terlanjur jujur padamu Mas, jadi aku tidak akan malu-malu lagi, aku akan mengutarakan semua yang aku rasakan padamu." Ucap Aliya dengan perasaan sedih.
"Tolonglah Mas beri aku ruang dihatimu, aku sudah lelah dengan hidupku yang terus ditanya oleh orang kapan menikah terus."
Adam pun hanya tersenyum kecut mendengar perkataan Aliya sambil terus menyetir mobilnya ke arah taman kota. Adam memang tidak pernah terlihat dekat dengan wanita selama ini, karena memang sangat sulit baginya membuka hati lagi setelah sepeninggal Aisyah calon istrinya dulu. Tidak ada wanita yang seperti Aisyah mulai dari sifatnya hingga perangainya tak ada yang menyamai kedudukanya di mata Adam. Adam pernah hampir menikah dengan Aisyah saat usia mereka menginjak 25 tahun. Meski sudah 9 tahun berjalan Adam masih saja betah sendiri, menyibukkan dirinya dengan terus belajar menyelesaikan S2 dan membuka klinik di rumahnya. Aisyah dan Adam adalah pasangan yang serasi, hingga membutuhkan waktu lama untuk menyembuhkan luka hati Adam. Wajah Aisyah jika dilihat lihat mirip sekali dengan penyanyi Isabella Drusilla.
"Kita jadi ke taman kota kan?" Tanya Adam lagi dengan santainya.
"Jawab dulu pertanyaanku mas!" Aliya masih saja tidak menyerah, dia butuh jawaban dari Adam sekarang, dengan nada yang manja seperti anak kecil.
"Apa sih yang buat Mas adam sampai sekarang masih belum mau membuka hati? Apa mas Adam mencari wanita seperti mendiang Aisyah? Apa aku ini masih kurang cantik? Ataukah aku ini tidak pandai memasak seperti Aisyah? Katakan mas kenapa kamu sama sekali tidak melihat usahaku? Tidak melihat perasaanku sedikit saja kalau dari dulu aku menyukaimu!" Tanya Aliya mencecar pertanyaan kepada Adam. Hingga Adam pun tidak diberi waktu untuk menjawab semua pertanyaan nya.
Aliya begitu menggebu-gebu, dia tidak bisa menahan rasa sakit yang ada di hatinya mengingat semua usaha yang telah ia lakukan selama ini. Aliya hanya ingin cintanya berbalas dan hidup bahagia bersama laki-laki yang dia sayangi. setelah semua perasaannya ia tumpahkan Aliya pun hanya bisa menangis pilu.
Melihat Aliya yang terus menangis Adam pun tidak sampai hati, dia berhenti di sebuah taman kecil dan parkir di pinggir jalan lalu membawa Aliya turun dari mobil.
"Ayo kita turun, dan jangan nangis lagi." Ucap Adam mengajak Aliya untuk turun dari mobil.
Mereka berjalan kaki menuju kursi taman dibawah pohon jambu yang rindang. Suasana di taman itu begitu tenang dan pemandangannya sangat asri. Mereka duduk dibawah pohon itu, lalu Adam pun memulai pembicaraan nya.
"Jangan menangis lagi, aku tidak mau kamu nangis karena aku."
"Aku akan menjawab semua pertanyaanmu tadi." Tutur Adam mulai menjelaskan jawaban dari pertanyaan Aliya.
"Kenapa aku sampai sekarang belum juga menikah, dan kenapa aku seperti tidak tertarik dengan perempuan?"
"Apa kamu tau alasanya?"
"Aku enggan mencari pengganti Aisyah karena memang benar belum ada yang bisa menggantikan Aisyah dihatiku, meski sudah 9 tahun dia meninggalkanku."
Aliya pun hanya nyengir heran, memang benar berarti dugaan nya selama ini, Adam masih belum bisa move on dari kekasihnya itu.
"Tapi tolonglah lihat aku sedikit saja mas, aku ini lho suka sama kamu." Kenapa kamu tidak pernah melihatku sih." Ucap Aliya masih kesal.
"Padahal semua aku lakukan untukmu Mas, apa Mas kira nggak capek jadi aku, selalu mengejar-ngejar orang yang tidak pernah melihatku." Sambung aliya berdiri dari tempat duduknya. Dia berdiri tepat di depan Adam yang duduk di kursi taman.
"Aku kan sudah bilang jangan menungguku, aku belum mau menjalin hubungan percintaan lagi, tolong kamu terima kenyataan ini Aliya."
Adam sama sekali tidak tertarik dengan aliya, dia memang dari keluarga yang berada dan tidak orang tuanya pun sudah setuju dengan Aliya, tapi ada sifat Aliya yang Adam tidak .1suka. Yaitu Aliya termasuk wanita yang cerewet, juga sifatnya seperti anak kecil, itu yang membuat Adam tidak tertarik sedikitpun dengan Aliya.
"Kamu sudah aku anggap seperti adikku sendiri, sama seperti Sofia, sudahlah Aliya daripada kamu kesal denganku mending lkamu stop untuk mengejarku." Sambil memegang kedua pundak aliya dengan tangan nya. Adam pun mulai menasehati aliya.
"Gini ya Aliya, kamu carilah laki-laki yang lebih baik dari aku, aku akan sangat senang jika kamu bisa mendapatkan laki-laki yang cocok denganmu, yang sepadan denganmu, jangan tunggu aku lagi Aliya." Ucap Adam dengan lembutnya.
Aliya yang hanya bisa memandang Adam itupun lalu menangis, dia menangis di depan Adam sambil tertunduk lesu. Adam pun hanya bisa mengelus pundak Aliya dia tidak bisa berbuat banyak untuk menghibur gadis itu.
"Memangnya orang tuamu menyuruh untuk segera menikah?" Tanya Adam kepada Aliya yang masih menangis sesenggukan itu.
"Iya Mas, mamaku menyuruhku menikah dengan Tomy, laki-laki yang dikenalkan oleh mama untuk menjadi suamiku, tapi aku kurang suka dengan nya, dia bukan tipeku, berkali-kali aku bertemu dengannya tapi tetap aku tidak menyukainya mas."
"Aku bilang sama mama kalau aku cuma cinta sama Mas Adam, makanya mama menyuruhku untuk membawa Mas Adam kerumah, sudah segala cara aku lakukan mas untuk mendapatkan hatimu, tapi kamu tetap tidak tertarik denganku, kalau begitu yasudah apa boleh buat, aku tidak akan memaksa Mas adam lagi, mungkin sudah cukup terakhir aku meminta kepada Mas Adam.
"Agar aku pun bisa membuka hati kepada laki-laki lain, semoga saja Mas Adam bisa mengerti."
"Kamu gadis yang baik, semoga kamu bisa menemukan laki-laki yang lebih baik dari aku." Jawab Adam dengan suara yang serius.
"Dan terimakasih juga selama ini sudah baik kepada Umi dan Sofia, aku juga akan berangkat ke Jakarta minggu depan, dan akan menetap disana."
"Iya lebih baik begitu Mas, agar aku tidak melihat Mas Adam lagi, kalau Mas masih terus ada didepanku, aku pasti tidak bisa melupakanmu, akan sangat sulit bagiku untuk melepasmu."
"Aku senang kalau mas Adam ke Jakarta, itu lebih baik lagi, dan semoga Mas Adam menemukan perempuan yang tulus mencintai dan menyayangi Mas Adam. Mau sampai kapan mencari perempuan yang seperti Aisyah? Apa Mas Adam tidak ingin menikah? Membangun keluarga yang harmonis?"
"Umi sangat menginginkan Mas Adam menikah lho, Aliya pernah tanya sama Umi, dalam hati kecilnya Umi ingin melihat Mas Adam segera memiliki pendamping hidup. Apa Mas Adam nggak kasihan sama Umi?
"Umi itu sama seperti Mamaku, mereka menginginkan anaknya untuk segera menikah, kalau kita belum juga menikah mereka pasti sedih Mas." Ucap Aliya menjelaskan kepada Adam.
"Yang namanya jodoh itu sudah ada yang mengatur, kalau memang belum waktunya aku menikah mau apa memangnya. Hidup bukan tentang menikah dan memiliki anak, masih banyak yang perlu diraih untuk mencapai kesuksesan." Jawab Adam dengan tatapan mata yang serius.
"Aku beritahu Aliya jangan menikah karena umur, dan jangan menikah karena paksaan orang tua. Cari orang yang benar-benar bisa berkomitmen denganmu."
Memangnya kamu mau menikah dengan orang yang salah? Menikah itu adalah ibadah terlama yang kita habiskan bersama orang yang tepat, apa kamu mau dijodohkan lalu kamu sendiri tidak menyukainya?"
"Itu hanya membuang energimu Aliya!"
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments