NovelToon NovelToon

Assalamu'alaikum Suamiku

Bab 1

Sebentar lagi adzan dzuhur berkumandang, Aisyah memilih pergi untuk ke masjid bersama sahabatnya Maryam Nur Fatimah , saat akan masuk ke Masjid Al Qamar tiba tiba saja pandangan beradu dengan sosok pria.

Astagfirullah, maafkan aku ya Allah. Batin Aisyah saat tak sengaja menatap mata Pria tersebut.

"Aisyah, kenapa diam aja? Ayok masuk". Ujar Maryam pada sahabatnya.

"Ah iyaa ayok". Ujar Aisyah padanya.

Hingga terdengarlah suara adzan yang sangat lembut membuat rasa penasaran Aisyah muncul, namun segera ia menggelengkan kepalanya sambil mengucapkan istighfar.

"Aisyah, sudah selesai berdoanya?". Tanya Maryam pada sahabatnya.

"Alhamdulillah sudah, oh ya Maryam aku mau bertanya boleh?". Tanya Aisyah pada Maryam sahabatnya.

"Boleh, mau nanya apa emangnya?". Tanya Maryam pada sahabatnya.

"Apakah suatu saat nanti jika aku menikah dengan orang yang sama sekali tidak aku cintai bagaimana?". Tanya Aisyah pada Maryam.

"Loh kenapa tiba tiba kamu menanyakan hal itu Aisyah? Ada apa? Apa kamu dijodohkan oleh orangtua mu?". Tanya Maryam beruntun.

"Bukan, kedua orangtuaku tidak menjodohkan ku namun aku hanya bertanya seandainya memang benar nanti aku menikah karena perjodohan". Jawab Aisyah pada sahabatnya.

"Jika nanti kamu menikah dengan orang yang kamu tidak cintai? Maka kamu harus berusaha untuk mencintainya, karena pernikahan hanya terjadi sekali seumur hidup Aisyah sayang". Ujar Maryam pada sahabatnya.

"Bagaimana jika dia melakukan kekerasan padaku?". Tanya Aisyah pada sahabatnya.

"Aisyah sayang, bagaimanapun seorang ayah tidak akan terima jika anaknya diperlakukan seperti itu, lagi pula kenapa sih kamu nanya soal nikah? Kamu mau nikah?". Tanya Maryam dengan sedikit kesal padanya.

"Ya engga sih aku kan hanya bertanya". Jawab Aisyah dengan tersenyum.

Mereka berdua akhirnya pergi meninggalkan Masjid Al Qamar tersebut, tanpa mereka sadari sedaritadi ada memperhatikan mereka berdua siapa lagi jika bukan Adam dan asistennya.

"Tuan, apakah perlu saya mencari tahu tentangnya?". Tanya Davin padanya.

"Tidak perlu, sebaiknya kita kembali ke kantor saja". Jawab Adam dianggguki oleh Davin.

Siapapun kamu, dimanapun kamu berada, cepatlah tiba jodohku. Batin Adam sambil menatap langit.

Sesampainya mereka dikantor, sudah ada Adinda adiknya sedang duduk dikursi sofa. Adinda yang melihatnya pun langsung berdiri dan menghampiri Kakaknya.

"Assalamu'alaikum abang, kak Davin". Salam Adinda pada mereka berdua.

"Wa'alaikumussalam Adek, Nona Dinda". Jawab mereka berdua.

"Ohh iyaa abang aku kesini tuh mau bilang sesuatu". Ujar Adinda pada kakaknya.

"Sesuatu apa? Cepetan abang masih banyak kerjaan Dinda". Ujar Adam pada adiknya.

"Ish abang biasa aja kali, Dinda mau bilang kalau nanti bisa ngga abang jemput Dinda dirumah temen Dinda, nanti Dinda kirim alamatnya". Ujar Adinda pada kakaknya.

"Kamu hanya berbicara itu harus ke kantor, kan bisa pake ponsel adek". Ujar Adam tak habis pikir dengan adiknya itu.

"Hehehe maaf yaa abang, kalau gitu aku pamit, Assalamu'alaikum abang, kak Davin". Ujar Adinda sesudah mencium tangan abangnya lalu pergi dari sana.

Setelah melihat adiknya pergi ke kampusnya, ia pun duduk dan mengerjakan pekerjaan yang sempat tertinggal, ia pun meminta asisten nya untuk memberitahukan jadwal Adam hari ini.

"Hari ini ada pertemuan dengan CEO perusahaan MSA Company, juga ada acara makan siang di restoran biasa keluarga tuan makan disana bersama dengan CEO perusahaan Dairy Company". Ujar Davin pada bos serya sahabatnya.

"Baiklah, sekarang kita ketemu dengan CEO MSA Company dulu habis itu kita ke restoran". Ujar Adam diangguki oleh Davin.

Sedangkan Aisyah dan Maryam sedang berada di perpustakaan karena dosen nya menyuruh kita mencari buku tentang bisnis, namun hanya Maryam yang menemukan tidak dengannya yang belum mendapatkannya.

"Aduh terus gimana dong ini?" Tanya Aisyah pada sahabatnya.

"Yaudah kamu bilang aja sama dosennya Aisyah". Jawab Maryam padanya.

"Yaudah deh". Ujar Aisyah lesu.

Kembali mereka ke kelas, disana sudah ada dosen mereka yang sudah duduk dikursinya, dosen tersebut paling muda dan tampan di kelas mereka.

"Kalian sudah mendapatkan bukunya?". Tanya Dosen tersebut pada mereka berdua.

"Izin menjawab pak, Aisyah tidak mendapatkannya kebetulan buku bisnis banyak yang meminjam di perpustakaan oleh yang lain". Jawab Aisyah pada dosen tersebut.

"Baiklah kamu berdua saja dengan Maryam kalau begitu". Ujar Dosen tersebut.

Mereka pun kembali mendengarkan keterangan tentang bisnis yang disampaikan oleh dosen yang bernama Devan Putra Sadewa tersebut.

Saat akan bertanya pada dosen tentang bisnis tersebut, tiba tiba bel pulang berbunyi jadi mereka pun segera bersiap untuk pulang. Namun saat Aisyah dan Maryam akan pulang ada yang memanggilnya.

"Aisyah , Maryam". Panggil Devan pada Aisyah.

"Iya ada apa pak?". Tanya Maryam pada dosen mereka karena Aisyah hanya diam saja.

"Ahh maaf bolehkah kita bicara sebentar Aisyah?". Tanya Devan pada Aisyah.

"Maaf bukannya tidak mau pak, tapi Aisyah dan juga Maryam ada tugas kelompok dari Pak Heri, jadi kalau penting mending sekarang aja". Jawab Aisyah pada dosen tersebut.

"Ini memang sangat penting, makanya saya ingin berbicara berdua sama kamu". Ujar Devan padanya.

"Maaf sekali pak, aku tidak bisa karena bukan mahramnya". Jawab Aisyah sambil menunduk.

"Mending bapak langsung aja bicara disini, karena berduaan antara perempuan dan laki laki itu mengandung fitnah nantinya". Ujar Maryam pada Devan.

"Heum baiklah, saya cuman mau nanya, apakah kamu besok ada waktu? Jika ada saya ingin mengajak kamu keluar, tapi jika tidak ada pun lain kali saja". Ujar Devan membuat kedua kaget.

"Maaf maaff sekalii pak, saya tidak bisa apalagi kita bukan mahram". Ujar Aisyah sambil menunduk.

"Kenapa tidak bisa?". Tanya Devan pada keduanya.

Sebelum Aisyah menjawab sudah ada yang menjawabnya yang tak lain adalah abangnya yang bernama Muhammad Ilham Syafi'i, dia sudah ada didekat Maryam dan juga adiknya.

"Assalamualaikum". Salam Ilham pada mereka berdua.

"Waalaikumussalam". Jawab mereka berdua.

"Anda bertanya kenapa Aisyah tidak bisa keluar bersama kan?". Tanya Ilham pada Devan.

"Iyaa, Memangnya kenapa? Akan ada acara keluarga terus?". Tanya Devan yang membuat kaget Aisyah.

Astagfirullah kok ya ga paham paham sih. Batin Aisyah saat mendengar jawaban dosennya.

"Karena bukan mahramnya, anda bukan siapa siapa dari Aisyah, anda tidak paham juga? Aisyah perempuan muslim yang menjaga pandangan dan jaraknya dengan lelaki, Apakah Anda muslim?". Tanya Ilham pada dosen tersebut.

"Saya ber agama Kristen". Jawab Devan pada mereka.

"Astagfirullah pantas saja anda tidak paham, karena kita berbeda agama, anda memegang salib sedangkan kita bertiga memegang kitab suci Al Qur'an". Ujar Ilham kaget mendengarnya.

Pantas saja, sedaritadi aku tidak mendengar kata salam ataupun menjawab salam dari Abang Ilham. Batin Aisyah sambil menghela nafasnya.

"Loh tapi kan anda juga memegang lengan Aisyah". Ujar Devan saat melihat tangan Ilham menggenggam tangan Anisa.

"Karena saya berhak, saya kakak kandung nya, saya mahram memegang tangan adik saya, sementara anda bukan mahramnya". Ujar Ilham kesal pada dosen tersebut.

"Ternyata Pak Devan walaupun paling muda disini, tapi nyebelin ya". Bisik Maryam pada Aisyah.

"Sstt jangan omongin orang". Bisik Aisyah pada sahabatnya.

"Eh astagfirullah maaff yaa Allah". Ujar Maryam.

Akhirnya mereka bertiga pulang ke rumah Aisyah karena ada tugas kelompok, setelah tadi adanya drama di kampus, Maryam serta Adinda adik dari Adam ke rumah Aisyah juga bareng dengan Aisyah.

Bab 2

Aisyah serta yang lainnya mengucapkan salam, setelahnya mereka pun duduk di sofa ruang tamu. Karena Aisyah sudah bilang kepada Umi nya akan kerja kelompok dirumahnya.

"Nah ini silahkan diminum dulu". Ujar Umi Humairah pada teman putrinya.

"Ahh assalamualaikum tante". Ujar mereka berdua.

"Waalaikumussalam, tante baru liat kamu". Ujar Umi Humairah pada Adinda..

"Iyaa tante, soalnya baru sekarang aku sekelompok bareng kak Aisyah dan kak Maryam". Ujar Adinda pada umi Humairah.

"Ohh seperti itu, yasudah kalian belajar saja, Ais umi ke dapur dulu yaa syaang". Ujar Umi Humairah diangguki ketiganya.

Sebelum memulai pekerjaan mereka Adinda izin mengabari kakaknya kepada mereka berdua. Adinda pun langsung saja mengirim pesan pada kakaknya.

...Abang Adam 🤪...

...Online...

^^^Assalamualaikum abangku sayang, nanti jam 4 sore jemput Dinda di alamat ini ya Jalan Melati No.456 komplek Indah Cahaya, terimakasih abang 😘^^^

Waalaikumussalam, iyaa nanti abang jemput.

Setelah membalas pesan adiknya ia termenung, komplek rumah teman Adinda mengingatkan nya pada gadis kecil di masalalu nya, sekarang Ntah dimana dia berada.

Flashback On

Adam duduk ditaman belakang rumah sahabat ayah nya , Adam sendiri disana karena ia malas berada didalam rumah. Tiba tiba ada gadis kecil yang duduk disebelah nya dengan pipi chabby nya itu.

"Assalamualaikum kakak". Salam gadis kecil tersebut.

"Kakak ngapain sendilian dicini?". Tanya gadis kecil tersebut pada Adam.

"Kok ndak jawabb cih, kakak akutuh nanya ish ya jawab toh". Ujar gadis kecil tersebut dengan kesal.

"Lasanya aku ngomong sama tembok kalena ndak ada balesan". Ujar gadis kecil tersebut sedih.

Lucunya. Batin Adam saat melihatnya.

"Eheum, mau apa kamu kesini?". Tanya Adam padanya.

"Mau nemenin kakak, kalena sendilian terus dalitadi". Jawab gadis kecil tersebut pada Adam.

"Gausah, aku mau sendiri". Ujar Adam dengan cuek pada gadis tersebut.

"Yaudah lah, aku pelgi aja kalau begitu, nih pelmen buat kakak". Ujar gadis kecil tersebut sambil beranjak dari duduknya.

"Tunggu, nama kamu siapa?". Tanya Adam padanya.

"Aisyah Nul Azzahla panggil aja Aisyah atau Zahla". Jawab Aisyah dengan suara cadelnya.

"Aku panggil kamu Ais boleh?". Tanya Adam diangguki oleh Aisyah.

"Kalau nama kakak siapa?". Tanya Aisyah padanya.

"Nama aku Muhammad Adam Dirgantara panggil aja Adam". Jawab Adam pada Aisyah.

"Ocedeh, kalau gitu Ais pelgi dulu sampai jumpa kak Adam , Assalamu'alaikum ". Ujar Aisyah lalu pergi meninggalkan Adam.

Flashback Off

Sampai sekarang pun Adam belum bertemu dengan Aisyah orang yang menggetarkan hatinya dulu hingga sekarang, Davin datang membuat lamunan Adam terhenti.

"Assalamualaikum Tuan, ada ayah tuan berkunjung". Ujar Davin pada Adam.

"Waalaikumussalam, suruh masuk aja Dav". Ujar Adam diangguki oleh Davin.

Ayah Ramli masuk kedalam setelah mengucapkan salam pada anaknya, Adam mun mencium tangan ayahnya tersebut.

"Tumben ayah kesini, ada apa ayah?". Tanya Adam pada Ayah Ramli.

"Ayah ingin mengecek perusahaan saja, oh ya apa adikmu mengabari dia kemana dulu?". Tanya Ayah Ramli padanya.

"Iyaa dia sedang kerkom dirumah temannya, nanti jam 4 sore Adam jemput". Jawab Adam pada ayahnya.

"Baiklah, kamu sudah makan Adam?". Tanya Ayah Ramli tersenyum padanya.

"Alhamdulillah sudah, ayah sudah makan?". Tanya balik Adam pada ayahnya.

"Alhamdulillah sudah tadi ayah makan dirumah". Jawab Ayah Ramli pada putranya.

"Ohh iyaa Bunda sama siapa Yah?". Tanya Adam pada ayahnya.

"Bunda mu pergi berkunjung ke rumah sahabatnya diantar oleh supir". Jawab Ayah Ramli.

"Sahabat bunda kan cuman satu Yah, apakah Tante Humairah?". Tanya Adam takut salah dugaan.

"Ntahlah ayah lupa soalnya bunda nyebut namanya Putri". Jawab Ayah Ramli padanya.

"Emangnya kenapa dam?". Tanya Ayah Ramli padanya.

"Ngga papa kok Yah". Jawab Adam diangguki oleh Ayah Ramli.

Bunda Halwa sudah sampai di pekarangan rumah sahabatnya, ia pun meminta satpam untuk membukanya. Setelah keluar ia pun mengenali satpam tersebut begitupun sebaliknya.

"Assalamualaikum pak jajang". Salam Halwa pada satpam tersebut.

"Waalaikumussalam, masya allah nyonya kemana aja selama ini?". Tanya pak Jajang.

"Saya ada pak, hanya saja banyak kesibukan, untung saja Humairah tidak pindah tempat tinggalnya". Jawab Halwa pada pak Jajang.

"Saya panggilkan dulu ya nyonya". Ujar Pak Jajang diangguki oleh Halwa.

Aisyah serta yang lainnya sedang fokus mengerjakan tugas, tiba tiba ada yang ketuk pintu membuat Aisyah berdiri untuk membuka pintu dan ternyata itu adalah satpam dirumahnya.

"Assalamualaikum non Aisyah". Salam Pak Jajang pada Aisyah.

"Iyah waalaikumussalam pak Jajang, ada apa pak?". Tanya Aisyah pada pak Jajang.

"Itu non, ada nyonya ngga? di depan ada temannya nyonya non". Jawab Pak Jajang pada Aisyah.

"Kenapa ngga disuruh masuk aja pak?". Tanya Aisyah heran.

"Beliau ingin menunggu diluar, maksudnya ingin nyonya keluar untuk menemuinya". Jawab Pak Jajang pada anak majikannya.

"Ahh baiklah, Aisyah panggilkan dulu umi nya". Ujar Aisyah diangguki oleh Pak Jajang.

Aisyah melihat umi nya baru beres memasak untuk kepulangan Abi nya, Aisyah menghampiri Umi Humairah serta mengucapkan salam karena takut umi nya kaget jika tiba tiba Aisyah datang.

"Assalamu'alaikum Umi". Salam Aisyah pada Umi Humairah.

"Waalaikumussalam sayang, kenapa?". Tanya Umi Humairah pada putrinya.

"Itu, kata pak Jajang didepan ada yang nyariin Umi". Jawab Aisyah pada umi nya.

"Siapa syaang?". Tanya Umi Humairah.

"Aku lupa ga nanya umi". Jawab Aisyah sambil tersenyum.

"Ya sudah umi keluar dulu ya sayang, kamu lanjutkan lagi belajarnya". Ujar Umi Humairah pada putrinya.

"Siapa ya kira kira?". Gumam Aisyah penasaran.

Umi Humairah sudah keluar dari rumah, ia melihat sosok wanita yang tidak asing baginya, saat wanita itu membalikkan badannya betapa terkejutnya Umi Humairah melihat sahabatt nya disana.

"Assalamu'alaikum Humairah, Sahabatku". Salam Halwa pada Aisyah.

"Waalaikumussalam, masya allah kamu kemana aja Halwa?". Tanya Humairah sambil memeluk sahabatnya.

"Aku ada kok sekota sama kamu masih dirumah yang dulu". Jawab Halwa pada Humairah.

"Loh kirain aku kamu pindah rumah". Ujar Humairah pada sahabatnya.

Sebelum mereka melanjutkan perbincangan nya, tiba tiba saja mobil masuk ke pekarangan rumah yang bisa Humairah tebak itu adalah suaminya yang pulang lebih awal.

"Assalamualaikum". Salam Abi Ali pada mereka berdua.

"Waalaikumussalam". Ujar Humairah sambil mencium tangan suaminya dan juga Halwa yang diam.

"Eh ada kamu toh, masuk ke dalam aja, Ngapain kalian bicara di luar". Ujar Abi Ali pada mereka berdua.

"Baiklah". Ujar mereka berdua.

"Assalamualaikum". Salam mereka bertiga.

Aisyah serta yang lainnya menengok ke arah pintu terbuka, lalu menjawab salam mereka bertiga. Adinda yang melihat bundanya disini pun kaget begitu juga dengan Bunda Halwa yang melihat anaknya berada dirumah sahabatnya.

"Loh bunda sama siapa kesini?". Tanya Adinda lalu menyalami tangan bundanya.

"Ya bunda mengunjungi sahabat bunda, ini Humairah". Jawab Bunda Halwa pada anaknya.

Aisyah menghampiri mereka lalu menyalami Bunda Halwa dan juga Abi Ali, Bunda Halwa yang melihat Aisyah pun mengingatkan nya pada seseorang yang waktu dulu bersama Adam.

"Ahh kamu pasti Aisyah kan?". Tanya Bunda Halwa pada nya.

"Iyaa tante". Jawab Aisyah padanya.

"Cantik sekali kamu syang, udah lama banget ga ketemu kamu". Ujar Bunda Halwa sambil mengelus kepalanya.

Adinda saling melirik dengan Aisyah, sungguh mereka berdua baru tau bahwa orangtua nya bersahabat dekat ternyata. Beberapa menit kemudian terdengar bel berbunyi lalu disusul ucapan salam.

Suaranya kaya kenal? oh jam 4 sore pantas saja ternyata itu kak Adam. Batin Adinda.

Bagaimana kelanjutannya?

Jangan lupa Like and Comment juga Vote ya gays :)

Bab 3

Aisyah kaget saat melihat pria yang tadi berpasan dengannya di Masjid Al Qamar berada di depan rumahnya, lebih kagetnya Abi Ali sangat akrab dengannya.

"Masya allah kamu ternyata Adam anaknya Ramli, padahal tadi siang kita bertemu ya". Ujar Abi Ali pada Adam.

Adam? kok kaya kenal ya? tapi siapa?. Batin Aisyah bertanya tanya.

Maryam mencolek pinggang Aisyah membuatnya kaget lalu menengok, Maryam tersenyum seakan menggodanya. Adinda menoleh pada keduanya dengan wajah kebingungan.

"Kak Aisyah, Kak Maryam tugasnya udah selesaikan?". Tanya Adinda pada mereka.

"Ah sudah kok". Jawab Aisyah pada Adinda.

"Alhamdulillah kalau begitu". Ujar Adinda diangguki oleh keduanya.

Adam yang mendengar adiknya menyebut nama Aisyah pun menoleh, Aisyah yang sedaritadi melihatnya pun langsung menundukkan kepalanya malu.

Astagfirullah, maafkan hambamu ini tidak menjaga pandangannya. Batin Aisyah .

Aisyah? apakah mungkin dia orang yang sama dengan gadis kecil itu? tapi tidak mungkin karena banyak yang bernama Aisyah bukan dia saja kan. Batin Adam yang melihat Aisyah menunduk.

"Ahh sepertinya waktu sudah menjelang sore, lebih baik kita pulang sekarang ya kan Bunda?". Tanya Adinda pada bundanya.

"Iyaa syaang, nanti kapan kapan kita bertemu lagi ya Huma, Ali". Ujar Halwa pada mereka berdua.

"Baiklah, nanti kabari aku kalau sudah sampai dirumah ya". Ujar Humairah pada Halwa.

"Yaudah kitaa pamit ya, Assalamualaikum". Ujar Halwa pada mereka.

"Assalamu'alaikum tante, om, kak Aisyah. Aku pulang ya". Ujar Adinda lalu menyusul bundanya.

"Assalamualaikum". Ujar Adam singkat lalu keluar dari rumah Aisyah.

"Waalaikumussalam". Ujar mereka barengan.

Umi Humairah dan Abi Ali melihat masih ada Maryam disana, Aisyah baru sadar bahwa sahabatnya ini masih di rumah. Maryam yang menyadari ada yang menatapnya pun menengok.

"Maryam, aku kira kamu pulang tadi". Ujar Aisyah padanya.

"Pulang? aku daritadi di samping kamu Aisyah". Ujar Maryam kesal.

"Astagfirullah maaf yaa, tapi kamu pulang dijemput atau mau dianter sama abang ilham?". Tanya Aisyah pada sahabatnya.

"Aku coba kirim pesan dulu pada abang". Jawab Maryam diangguki oleh Aisyah.

"Aisyah, kayanya aku pulang sekarang aja deh naik taksi, soalnya abang aku lagi diluar kota". Ujar Maryam pada Aisyah.

Abi dan Umi Aisyah yang mendengarnya pun langsung melarang, karena khawatir terjadi apa apa di jalan, jadi mereka menyuruh Ilham yang mengantar Maryam pulang.

"Maryam, lebih baik kamu diantar oleh Ilham daripada naik taksi". Ujar Umi Humairah pada Maryam.

"Gausah tante, aku bisa sendiri kok gaperlu diantar oleh bang Ilham takutnya ngerepotin". Ujar Maryam pada Umi Humairah.

"Ngga ngerepotin kok, ayo aya". Celetuk Ilham yang baru datang.

"Ahh gausah apalagi bang Ilham baru pulang pasti capek kan". Ujar Maryam sambil menunduk.

Aduh bisa dagdigdug Jantungku jika diantar bang Ilham. Batin Maryam.

"Gapapa ayo keburu magrib, Adek kamu ikut juga biar gaada timbulnya fitnah". Ujar Ilham pada keduanya.

"Baiklah". Ujar keduanya.

Mereka bertiga pamitan pada Abi dan Umi, setelah melihat mereka pergi meninggalkan rumah. Abi Ali dan Umi Humairah saling memandang, hingga terbitlah senyum diwajah keduanya.

"Bagaimana kalau kita jodohkan saja anak kita ,Abi?". Tanya Umi Humairah pada suaminya.

"Nah itu yang akan Abi tanyakan pada Umi, melihat kepribadian Maryam sepertinya cocok dengan Ilham, bagaimana Umi?". Tanya Abi Ali pada istrinya.

"Umi setuju yah, tapi bagaimana dengan mereka?". Tanya Umi Humairah.

"Urusan itu gampang, Ilham dijodohkan dengan Maryam, kalau begitu bagaimana jika Aisyah kita jodohkan dengan Adam?". Tanya Abi Ali pada Umi Humairah.

"Umi sih setuju aja Abi, tapi kembali lagi pada anak anak, apakah mereka mau menerima nya?". Tanya Umi Humairah pada suaminya.

"Itu nanti malam kita bicarakan pada mereka berdua, saat selesai makan malam saja". Jawab Abi Ali pada istrinya.

"Baiklah Abi". Ujar Umi Humairah.

Aisyah dan Ilham sedang mampir ke sebuah toko buku, Aisyah akan membeli buku tentang islam sedangkan kakaknya membeli buku tentang bisnis. Saat akan membayar Aisyah tidak sengaja melihat seorang Pria yang memandanginya.

Sedangkan Adam yang merupakan Pria tersebut memandangi Aisyah karena penasaran dengan sosok lelaki yang tadi bersama Aisyah, Davin yang tadi disuruh bos nya datang menghampirinya pun di abaikan.

"Siapa lelaki itu?". Tanya Adam pada Davin.

"Lelaki yang mana tuan?". Tanya Davin pada Adam.

"Itu yang ada disampingnya". Jawab Adam pada asisten pribadinya..

"Ohh itu orang yang bekerja sama dengan anda tuan, namanya Muhammad Ilham Syafi'i". Jawab Davin pada Adam.

Ilham? bukan kah nama belakang nya sama persis dengan pak Ali?. Batin nya bertanya tanya.

Aisyah mencolek pinggang abang nya, membuat Ilham segera menoleh pada adiknya. Ilham yang melihat ekspresi adiknya pun ikut menoleh ke depan, disana Adam sedang berdiri melihatnya dengan tatapan tajam.

Diakan CEO perusahaan Dirgantara ya. Batin Ilham saat melihatnya.

Aisyah yang melihat abangnya diam tak bergerak pun menepuknya, membuat Ilham kaget akibatnya. Adam dan Davin maju menghampiri mereka berdua, membuat Aisyah mundur dan bersembunyi dipunggung abangnya.

"Assalamu'alaikum Tuan Ilham". Salam keduanya pada nya.

"Waalaikumussalam Tuan Adam, Davin". Jawab Ilham dengan tenang.

"Gadis disamping mu siapaa? apakah istrimu?". Tanya Adam pada Ilham.

"Tidak eh bukan , dia Aisyah adik saya tuan". jawab Ilham pada Adam.

Owh adiknya ternyata. Batin Adam tersenyum senang.

"Ohh seperti nya saya kenal, kamu bukannya yang ada di rumah pak Ali ya?". Tanya Adam pada Aisyah.

"Iyaa pak". Jawab Aisyah sambil menunduk.

"Jangan panggil saya pak, saya belum tua ya". Ujar Adam padanya.

"Maaf kak". Ujar Aisyah padanya.

"Kalau begitu kami duluan ya tuan Adam, karena sebentar lagi menjelang magrib". Ujar Ilham pada Adam.

"Ah baiklah silahkan". Ujar Adam dengan sedikit senyuman.

"Assalamualaikum". Salam Aisyah dan Ilham.

"Waalaikumussalam". Jawab Adam dan Davin.

Beberapa menit kemudian sampailah Aisyah dan Ilham di rumah, mereka langsung membersihkan badannya ke kamar masing masing setelah mengucapkan salam pada Abi dan Umi nya.

"Aisyah, Ilham ada yang mau Abi bicarakan pada kalian berdua". Ujar Abi Ali saat mereka sudah melaksanakan sholat magrib.

"Mau membicarakan soal apa Abi?". Tanya Aisyah mewakili abangnya.

"Nanti saja setelah makan malam". Jawab Abi Ali diangguki oleh mereka berdua.

Beberapa jam kemudian, kini Abi Ali serta yang lainnya sedang berada di ruang keluarga. Abi melirik Aisyah dan Ilham membuat kedua kakak beradik tersebut melihat ke arah Abi.

"Langsung saja, Aisyah, Ilham Abi akan menjodohkan kalian berdua dengan anak sahabat Abi". Ujar Abi Ali membuat kedua nya kaget.

"Abi bercanda ya? Abi ini bukan zamannya siti nurbaya". Ujar Aisyah pada Abinya.

"Benar apa yang dibilang sama Adek, kenapa harus dijodohkan segala sih bi?". Tanya Ilham pada Abi nya.

"Abi butuh jawaban antara ya dan tidak, jika kalian tidak mau juga tidak papa". Jawab Abi Ali pada mereka berdua.

"Beri kita waktu untuk berpikir Abi". Ujar Ilham pada Abi nya.

"Baiklah besok kasih jawabannya ke abi". Ujar Abi Ali diangguki oleh keduanya.

Ya allah bagaimana ini? aku sedang jatuh cinta kepada gadis yang bernama Maryam tetapi Abi malah menjodohkan ku dengan gadis yang tidak aku kenal. Batin Ilham bingung.

Aku akan terima, jika memang dia yang terbaik untuk menjadi imamku, tetapi jika suatu saat aku tidak tahan dengannya bagaimana ya allah?. Batin Aisyah bertanya tanya.

Bagaimana kelanjutannya?

Jangan lupa Like and Comment juga Vote ya gays :)

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!