Rahim Yang Terbuang

Rahim Yang Terbuang

RYT 1

"Sah?"

"Sah," kata semua orang tanda selesai ijab kabul hari ini.

Sebuah pernikahan siri yang dilakukan oleh seorang gadis yatim piatu dengan seorang lelaki yang baru dikenalnya beberapa bulan ini.

Gadis itu adalah Dinda Khairunisa berusia 23 tahun. Sudah menjadi anak yatim piatu sejak berumur 10 tahun. Orang tuanya meninggal karena sebuah kecelakaan maut yang telah merenggut nyawa keduanya.

Dinda menikah dengan seorang pengusaha muda bernama Indra Laksmana berumur 27 tahun asal Jakarta. Sebuah hubungan singkat dia jalani ketika Indra memutuskan untuk menikahinya.

Dinda mengenal Indra ketika membeli cake ulang tahun, karena kebetulan Dinda bekerja disebuah toko kue dan roti. Berawal dari perkenalan biasa dan berlanjut ke hubungan yang lebih serius, membuat hati Dinda menjadi senang. Sebab, ini adalah kali pertamanya dia jatuh cinta dan dicintai oleh seorang lelaki.

"Selamat kalian sudah sah menjadi suami istri," ucap pak Penghulu di depan kedua pengantin.

Dinda melaksanakan ijab kabul disebuah hotel yang sudah disewa khusus oleh Indra. Selesai acara, Dinda diajak pulang kerumah oleh Indra yang telah resmi menyandang status sebagai suaminya.

"Ayo kita pulang ke rumah Din," ajak Indra pada Dinda.

Sebenarnya ada satu hal yang membuat Dinda bingung dan tak mengerti. Pasalnya, dia belum dikenalkan kepada keluarga Indra yang ada di Jakarta. Indra selalu beralasan setiap Dinda menyinggung tentang hal itu dan sempat membuatnya ragu.

Akan tetapi, dengan bujuk rayuan Indra yang lembut membuat hati Dinda luluh dan kembali mempercayai semua perkataan lelaki itu.

Kini Indra telah sampai dirumah yang sudah dipersiapkan sebelum pernikahannya dengan Dinda. Rumah minimalis itu cukup sederhana untuk menampung Dinda sementara waktu.

Indra keluar dan membukakan pintu mobil untuk Dinda. Mereka berdua pun masuk ke dalam. Sesampainya di dalam, Indra langsung menaruh kopernya ke dalam kamar. Dinda juga ikut masuk ke dalam kamarnya, karena dia mau mandi serta berganti baju.

"Kamu mandi dulu, aku mau keluar mengurus sesuatu," ucap Indra. Setelah itu dia keluar dari kamar dan meninggalkan istrinya sendiri.

Dinda merasa bingung dengan sikap suaminya. Dia merasa kalau sikap Indra yang berubah begitu dingin terhadapnya. Akan tetapi, Dinda tak ingin berburuk sangka karena kini Indra sudah sah menjadi suaminya. Setelah itu, Dinda pun masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Di luar rumah, Indra menghidupkan mobilnya. Dia ingin pergi ke suatu tempat untuk menemui seseorang. Setelah mobil berbunyi, Indra langsung keluar dari pekarangan rumah. Entah apa yang akan di lakukan oleh Indra di malam pernikahannya.

Beberapa menit kemudian, Indra sampai juga di sebuah kafe. Dia turun dan langsung masuk ke dalam kafe tersebut. Sesampainya di dalam, Indra di sambut pelukan hangat oleh seseorang. "Sayang, kok kamu lama banget sih. Aku sudah lama menunggu disini," ucap wanita itu dengan nada yang manja.

"Maaf, acaranya kan baru selesai. Kamu sudah makan belum?" tanya Indra pada wanita itu.

Wanita itu pun menggelengkan kepala tanda dia belum makan. Lalu, Indra segera memesan makanan pada pelayan. Selesai memesan Indra menunggu pesanannya sembari mengobrol dengan wanita itu.

"Sayang, beneran kamu mau ninggalin aku disini sendiri?" tanya Indra pada wanita itu.

Wanita itu tersenyum lalu menjawab,"Harus dong sayang. Aku kan ada pekerjaan di Jakarta. Kamu lakuin aja seperti yang sudah kita rencanakan. Okey!"

"Tapi, aku sangat berat untuk melakukannya sayang. Aku tidak bisa melakukan itu," sahut Indra sangat bingung.

Melihat lelaki di depannya sedang bingung membuat hati wanita itu sedih. Namun, ia kembali menyadarkan hatinya agar tidak ikut berlarut dalam pernikahan siri suaminya.

Wanita itu adalah Laura Florenzia istri pertama Indra Laksmana. Dia bekerja sebagai model majalah cover dan juga ikut dalam dunia peraktingan. Jadi, Laura sangat menjaga penampilannya. Pernikahannya dengan Indra sudah berjalan selama 5 tahun. Namun, Laura masih saja menunda untuk memiliki anak.

Hingga keluarga besar Indra menuntut agar segera memiliki keturunan. "Sayang, bersabarlah. Kalau kamu tidak melakukan hal itu, bagaimana kita bisa mempunyai anak. Sudah ya, aku tidak mau berdebat lagi. Kita sudah sepakat dengan semua ini, dan aku sudah memantapkan hati ini agar bisa menerima pernikahan kedua mu sayang. Jadi hargailah keputusan ku ini," jawab Laura menyakinkan suaminya.

Indra hanya bisa mendengus kesal, karena semua yang dilakukannya ini adalah rencana dari Laura. Karir cemerlang membuat Laura menghalalkan segala cara agar bisa memiliki anak tanpa harus capek-capek hamil. Bahkan dia tega menipu keluarga Laksamana yah sudah sangat baik terhadapnya.

"Sudah, sayang! Sana pulang, lakukan yang terbaik malam ini ya! Aku mencintaimu," ujar Laura sembari menggenggam tangan suaminya.

Indra meraih kedua tangan Laura lalu menciumnya lembut, "Baiklah demi kamu, aku rela melakukan apa saja."

Laura tersenyum puas bisa mengendalikan Indra di bawah pesonanya. Setelah itu makanan yang di pesan pun tiba. Mereka berdua langsung menikmati makanan tersebut.

Satu jam kemudian makan malam selesai. Laura memutuskan untuk kembali ke hotel. Indra sangat berat untuk berpisah dengan sang istri. Namun, lagi-lagi Laura menyemangati suaminya itu, "Sayang, aku kembali lagi ke hotel ya. Ingat malam ini harus bisa okey!" ucap Laura mencium bibir Indra dengan lembut.

Indra hanya bisa mengangguk dan melepas kepergian istrinya. Lalu, dia pergi untuk kembali ke rumah melaksanakan kewajibannya bersama Dinda. Indra melajukan mobilnya menuju ke rumah yang telah dia sewa.

Tak lama kemudian, Indra sampai juga di rumah. Lampu tengah sudah padam karena memang malam sudah mulai larut. Indra masuk dan langsung menuju ke kamar. Setibanya di dalam, Indra melihat Dinda sedang tertidur.

'Apa dia sudah tidur? Tapi syukurlah kalau dia sudah tidur, karena aku masih belum siap untuk melakukannya. Laura maafkan aku, sungguh aku belum siap untuk semua ini,' gumam Indra dalam hati.

Setelah itu Indra melangkahkan kakinya menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Dibalik selimut, Dinda menitikkan air matanya. Dia merasa kalau suaminya sengaja menghindar darinya.

'Apa salahku Mas? Mengapa sikapmu berubah setelah kita menikah?' ucap Dinda dalam hati. Jujur dia sangat terluka melihat sikap acuh Indra.

Dinda menyeka air matanya. Lalu dia bangun karena perutnya sangat lapar. "Aduh, perutku lapar sekali? Kenapa mas Indra bisa lupa kalau aku belum makan sama sekali," gerutu Dinda pelan.

Tak lama kemudian, Indra keluar dari kamar mandi dengan keadaan rambut yang basah. Dinda pun menoleh ke arah Indra yang berdiri dengan hanya mengenakan handuk sebatas pinggang.

Dinda langsung memalingkan pandangannya, dia merasa sangat canggung meski telah berstatus sebagai seorang istri.

"Kamu terbangun, Din?" ucap Indra sembari mengeringkan rambutnya yang basah.

"Iya Mas, aku sangat lapar karena belum makan sama sekali," jawab Dinda pelan.

Indra menghela nafas panjang, "Maaf, aku lupa kalau kamu belum makan. Tunggu, Aku akan delivery makanan untuk mu."

Setelah itu, Indra mengambil ponselnya dan segera memesan paket makanan untuk bisa diantar ke rumah.

Terpopuler

Comments

Heny Indarti

Heny Indarti

lanjut

2023-01-09

0

Rice Btamban

Rice Btamban

kshn cerita ini jgn sampai Indra meninggal kn Dinda Thor mn Dinda yatim-piatu

2022-12-15

0

Mugiya is back

Mugiya is back

mampir

2022-12-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!