RYT 4

(AWAL MULA IDE GILA bagian 1 )

FLASHBACK ON

"Indra kapan Laura hamil? Kalian menikah sudah hampir 5 tahun, Nak. Mama sampai malu sama teman arisan karena mereka semua sudah menimang cucu dan hanya Mama yang belum," ucap ibu Ningrum kepada putra semata wayangnya.

Indra hanya terdiam, dia tidak bisa menjawab apapun ketika ibunya membahas tentang kehamilan Laura.

"Indra kamu mendengar Mama tidak, kok kamu diam saja dari tadi. Hah sudahlah sepertinya kamu suka membuat Mama menderita dan malu!" Ibu Ningrum mendengus kesal karena merasa diabaikan oleh Indra.

Indra berdiri lalu berjalan mendekati ibunya, "Ma, dengerin Indra. Aku sudah berusaha membujuk Laura dan dia sudah mau. Tinggal menunggu saja hadirnya anugerah itu dari Tuhan Ma."

"Beneran ya! Kalau kamu tidak cepat mempunyai keturunan, Mama akan mencarikan mu istri baru yang mau melahirkan keturunan untuk keluarga Laksmana," ucap Mama Ningrum ketus.

Mata Indra membulat mendengar ucapan spontan ibunya. "Ma, kalau bicara yang benar dong. Masa Mama bicara seperti itu, tidak lucu Ma," sahut Indra tak terima.

"Biarin, biar Laura mikirin juga perasaan Mama. Tidak hanya karirnya saja, tugas sebagai seorang istri itu ya memberikan seorang keturunan buat keluarganya. Kalau seperti itu saja tidak mau, kenapa juga harus dipertahankan. Buang-buang waktu saja," jawab ibu Ningrum dengan nada kesal. Setelah itu dia meninggalkan Indra sendiri di ruang tamu.

Indra mengusap wajahnya kasar, dia bingung harus pakai cara apalagi untuk membujuk Laura agar mau mengandung.

'Laura, apa yang harus aku lakukan sekarang. Mama benar-benar tak mau mendengarkan aku,' gumam Indra dalam hati. Setelah itu, Indra memutuskan untuk pulang ke rumah untuk membahas masalah itu dengan istrinya.

Indra adalah anak semata wayang di keluarganya. Dia bekerja sebagai direktur di perusahaan milik ayahnya. Namun, sang ayah telah meninggal sekitar dua tahun yang lalu. Jadi, Indra sekarang menjadi generasi penerus keluarga Laksmana.

Laura adalah kekasih masa SMA dan juga kuliah Indra. Wajah cantik dan juga dari keluarga yang berada membuatnya jatuh hati lalu memutuskan untuk menikah. Ya, meski awalnya orang tua Indra tidak setuju karena peringai Laura yang tak mencerminkan gadis yang penurut.

Namun, demi kebahagiaan anak semata wayang terpaksa orang tua Indra merestui pernikahan putranya dengan Laura. Rumah tangga Indra berjalan dengan baik, akan tetapi Laura sangat memilih karir daripada kehidupan rumah tangganya. Sehingga dia sering mengabaikan tugasnya sebagai seorang istri.

Hal itu membuat ibu Ningrum geram. Sering kali dia menasehati menantunya, namun tidak pernah didengarkan. Bahkan terlihat sangat acuh. Lama-kelamaan ibu Ningrum menjadi hilang respect terhadap menantunya sendiri. Lalu, Indra lah yang menjadi sasaran kekesalan ibunya.

Di perjalanan pulang Indra menyetir dengan perasaan yang campur aduk. Dia masih terngiang dengan perkataan ibunya tadi. Tiba-tiba ponselnya berdering, dn ternyata panggilan dari Laura. Indra pun mengangkat telepon istrinya.

"Halo Sayang," sapa Indra pada istrinya.

[Sayang, sekarang kamu jemput aku ya! Di tempat biasa aku tunggu. Jangan pakai lama, okey!]

"Baik... lah, " sahut Indra. Namun, Laura dengan cepat mematikan teleponnya.

Indra menghela nafas dalam, dia sudah sangat hafal sifat istrinya yang selalu egois dalam segala hal. Akhirnya Indra mengendarai mobilnya menuju ke tempat kerja Laura.

Hanya dalam waktu lima belas menit, Indra sampai juga di tempat kerja istrinya. Wajah kesal terlihat ketika Laura masuk ke dalam mobil. "Dasar manager sialan, kalau tidak becus kerja mending ngomong dari kemarin," umpat Laura dengan memasang seatbelt.

Indra hanya diam saja, dia sudah tau watak istrinya. Sikap egois sang istri membuatnya sering bergonta-ganti asisten. Bahkan dalam satu bulan bisa ganti sampai dua kali.

Setelah itu, Indra melajukan mobilnya untuk pulang ke rumah. Hanya butuh beberapa menit saja Indra sampai di rumahnya. Laura keluar duluan dengan membanting pintu secara kasar. Dia berjalan dengan menghentakkan kaki dan masuk ke dalam rumah tanpa menunggu suaminya.

Sesampainya di dalam, Laura langsung naik ke lantai atas menuju kamar. Indra pun mengikuti istrinya itu sambil membawakan tasnya yang dibuang sembarangan di lantai.

"Sial, sial, sial! Huh, mereka sangat suka sekali membuatku kesal. Awas saja! Aku tidak akan tinggal diam atas penghinaan ini." Laura marah-marah dengan membuang sepatunya di sembarang tempat.

Hal itu membuat Indra merasa risih. Sifat kekanak-kanakan Laura terkadang membuatnya ikut kesal. Laura berdiri dan memeluk Indra yang sedang berdiri mematung.

"Sayang, kok kamu diam saja sih! Hibur aku gitu, aku lagi kesal ini Sayang," ucap Laura dengan merengek seperti anak kecil.

"Aku harus bagaimana lagi? Bukanya kamu sudah sering seperti ini. Banyak sudah nasehat yang aku berikan untukmu, tapi tetap saja kejadian yang sama terus terulang. Heran aku sama kamu," sahut Indra sedikit ketus. Lalu, dia melepaskan pelukan istrinya dan berjalan menuju ke kasur.

Indra merebahkan tubuhnya ke ranjang, kemudian matanya pun terpejam. Melihat sikap suaminya yang tak biasa membuat Laura penasaran. "Sayang kamu kenapa? Mukamu tidak enak dilihat," ucap Laura di samping suaminya.

Indra diam tak menjawab. Lalu, Laura menebak lagi, "Aku tau pasti kamu dari rumah Mama kan? Terus kamu di desak agar cepat memiliki keturunan. Iya kan sayang?"

"Kalau kamu sudah tahu kenapa masih tanya. Laura aku capek debat sama Mama terus. Aku sudah tidak bisa membela kamu di depan Mama. Kenapa sih kamu tidak program hamil saja? Kita sudah hampir 5 tahun menikah, Ra! Aku ingin juga anak dari kamu, buah cinta kita," ujar Indra dengan menatap tajam istrinya.

"Stop ya, aku merasa bosan dengan pembahasan ini," jawab Laura santai.

Indra tak percaya dengan jawaban Laura."Kalau kamu tidak ingin progam hamil, Mama akan mencarikan istri baru buat aku dan Mama mengakhiri hubungan kita," kata Indra dengan sedikit penekanan.

Laura menolehkan kepalanya, dia tidak percaya dengan ucapan dari mulut suaminya, "Apa Mama bilang kayak gitu sama kamu? Hem, berarti pemikiran ku sama dong sama Mama."

"Apa maksudmu?"

"Sayang, dengar. Aku mempunyai rencana. Bagaimana kalau kamu menikah siri dengan wanita pilihanku. Kamu buat hamil ia, setelah ia melahirkan kamu ambil bayinya. Di saat itu juga aku akan pura-pura hamil lalu melahirkan. Kita sewa dokter untuk bekerja sama. Jadi kamu bisa mempunyai keturunan dan kita tetap bersama. Bagaimana bagus kan rencanaku?"

Indra membulatkan matanya, dia sungguh tidak percaya dengan ide gila istrinya, "Apa kamu serius ingin aku menikah lagi dengan wanita lain? Kamu rela jika aku bercinta dengan wanita lain! Kamu sudah gila Laura! Apa salahnya kamu hamil anak aku. Sebegitu jijik kah kamu dengan ku Laura? Aku menolak, aku tidak mau melakukan itu."

"Sayang, begini loh maksud aku. Aku akan hamil nanti kalau aku sudah siap. Untuk saat ini aku belum siap secara mental. Please ya mau! Aku sudah ada kandidat soalnya. Dia cantik, masih muda, dan sepertinya masih perawan. Mukanya hampir mirip denganku. Jadi nanti kalau dia hamil ada sedikit kemiripan wajah bayinya nanti dengan mukaku," ucap Laura teguh dengan idenya.

Indra menekan kepala dengan kedua tangannya. Dia sangat tidak menyangka kalau istrinya itu rela jika dia menikah lagi dengan orang lain.

"Sayang, mau ya! Aku sudah mengatur ini sejak lama. Bukannya dua minggu lagi kamu ada acara di Bandung selama dua bulan. Nah, pada saat itu kamu dekati gadis itu, lalu ambil hatinya. Buat dia jatuh cinta, setelah dapat ajak dia menikah secara siri. Kamu janjikan sesuatu yang membuatnya percaya padamu. Biar dia tidak curiga dengan identitasmu. Setelah dia hamil dan melahirkan, kita ambil bayinya lalu kamu ceraikan dia. Kasih beberapa uang untuk kompensasi, biar dia tak merasa rugi."

Indra menggelengkan kepalanya dengan rencana gila Laura. Dia turun dari tempat tidur dengan berkata, "Terserah padamu. Bodohnya aku yang tidak bisa melawanmu sedikit pun."

Setelah itu Indra masuk ke dalam kamar mandi. Dia sudah sangat muak dengan drama yang ada dalam rumah tangganya.

"Baiklah Sayang, aku akan mengatur semuanya untukmu," teriak Laura pada suaminya. Setelah itu dia mulai mengatur strategi untuk rencana gilanya itu.

Terpopuler

Comments

Rice Btamban

Rice Btamban

tetap semangat

2022-12-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!