SEJUTA CINTA UNTUK HANUM
Hanum Pradipta seorang wanita dengan penampilan sederhana namun memiliki sejuta pesona kulit putih ,rambut yang ikal bergantung dan wajah yang sangat cantik jelita. karakternya yang periang selalu bisa membuat suasana menjadi hidup. Ia hidup bahagia dalam kesederhanaan keluarganya mempunyai seorang adik laki laki yang bernama Hazel Pradipta. Mereka berdua terlahir dari ibu yang bernama Marine Munaf dan ayahnya bernama Sanjaya Pradipta.
Menjadi bintang kampus karna beberapa prestasi yang pernah diraihnya tidak lantas membuat dirinya sombong dan tetap rendah hati. Ia salah satu murid yang berhasil masuk dan menjadi seorang mahasiswi disalah satu kampus ternama melalui jalur BEA SISWA yang ia dapatkan dari beberapa prestasi yang pernah diraihnya saat sekolah menengah.
Saat sedang berada di Aula kampus dengan beberapa temannya yang sedang fokus berdiskusi tentang acara kampus yang akan diadakan minggu depan .
Tiba tiba saja ia dikejutkan oleh seruan temannya yang bernama Haris.
"Num, Hanum!" Haris berteriak sambil setengah berlari mendekat kearahnya.
Haris adalah temannya sejak mereka duduk dibangku SMP yang sudah seperti saudaranya sendiri.
"Ada apa Haris, Kenapa kamu berlarian begitu?" ucapnya pada Haris yang masih berusaha mengambil nafas karna habis berlari kesana kemari mencari Hanum.
"Ayahmu, Bengkel ayahmu kebakaran Num, ayahmu dibawa kerumah sakit !"
"Apa !" menjatuhkan tumpukan berkas yang berada ditangannya " kerumah sakit mana ayah dibawa?" berlari kearea parkir tanpa mempedulikan teriakan temannya yang lain.
"Tinggalkan saja motormu Num, cepatlah masuk kemobilku!" seru Haris yang khawatir jika Hanum membawa motor sendiri dalam keadaan panik akan terjadi apa apa dijalan.
Bersama Haris ia menuju kerumah sakit tempat ayahnya berada. Didalam perjalanan ia selalu merutuki kendaraan lain didepannya yang menurutnya jalannya sangat lambat .
"Haris cepetan dong bawa mobilnya aku pengin cepat liat keadaan ayah !"
"Gimana mau cepat Num ini macet !"
"CK"Hanum berdecak kesal. Pikiran pikiran negatif tentang keadaan ayahnya membuatnya frustasi karna macet."Udahlah biar aku naik ojek aja, keknya depan itu pangkalan ojek"langsung keluar dari mobil Haris kemudian berlari menuju abang ojek yang sedang mangkal.
"Hanum tunggu!" teriak Haris dan nyaris tak terdengar olehnya karna sudah semakin menjauh.
Akhirnya sampailah dirumah sakit tempat ayahnya dirawat. Disana udah ada ibu dan juga adiknya yang sedang menunggu didepan ruang IGD.
"Bu, bagaimana keadaan ayah, apa yang terjadi kenapa bisa sampai kebakaran?"beruntun pertanyaan keluar dari mulut Hanum.
"Ibu juga tidak tau Num, ibu sedang memasak didapur tiba tiba anak buah ayahmu datang memberitahukan bengkel kebakaran dan ayahmu berada didalam bengkel".
"Maafkan aku Kak Hanum, harusnya aku menemani ayah dibengkel bukan pergi main bola bersama temanku" ucap Hazel dengan penuh penyesalan.
"Tidak apa apa Haz, ini bukan salahmu ,ini musibah keluarga kita, semoga ayah baik baik saja dan segera kembali kepada kita".
Tak berselang lama seorang dokter keluar dari ruang IGD. Hanum segera mendekat arah dokter.
"Dokter gimana keadaan ayah saya?"
"Tangan kanan pak Sanjaya mengalami patah tulang akibat tertimpa benda yang mungkin cukup berat, tapi kami sudah berhasil menanganinya.
Beliau sudah siuman sebentar lagi suster akan memindahkan keruang rawat inap".
"Baik, terimakasih dok" .
Diruang perawatan.
disinilah sekarang keluarga Hanum berkumpul menjaga ayahnya.
"Ayah pasti ini sangat sakit?"tanya Hanum sambil menunjuk tangan ayahnya yang dibalut perban.
"Tidak Num, ini tidak apa apa, liat ayah kuat kan, tidak perlu khawatir berlebihan" walaupun kenyataannya sangat sakit namun Ia tidak mau terlihat lemah di depan anak anaknya.
"Lalu gimana dengan keadaan bengkel yah?"
"Ayah belum tau pasti tentang kondisi bengkel !"
Tiba tiba pintu ruangan terbuka Haris dan teman teman Hanum yang lain datang berkunjung besuk ayah Hanum.
"Assalamualaikum Tante ,Om"ucap Haris dan lainnya bersamaan.
"Walaikumsalam, masuk nak" ibu ine mempersilahkan Haris dan Tami untuk masuk .
"Om gimana keadaannya ?"
"Tidak apa apa Haris, kamu liat sendiri Om sehat sehat saja hanya sedikit cidera nanti juga akan sembuh kembali" lagi lagi tidak mau terlihat lemah dihadapan teman teman putrinya itu.
"Syukurlah lah om kalo begitu aku lega mendengarnya!".
Kemudian Haris meletakan bingkisan buah atas nakas yang berada disamping ranjang
"Makasih Har ,udah repot repot bawa buah segala !" ungkap Hanum.
"Gak lah Num itukan Hanya Buah!".
"Har ,hari ini aku ijin dulu gak masuk kerja ya !".
"Ya Num kamu rawat aja dulu ayahmu sampai sembuh!"
"Tentu Har terima kasih ya!".
"Sama sama !".
"Num ini kunci motormu ,motornya ada diparkiran aku tau kamu membutuhkannya jadi aku bawain kemari" Tami mengedipkan matanya sebelah sambil menyodorkan kunci motor.
"Makasih Tam, kamu memang selalu tau" mencubit pipinya gemas. Lalu tertawa bersamaan.
"Kalo aku pamit pulang dulu ya nanti malam sudah tutup Cafe aku kesini lagi!" pamit Haris
"Aku juga ikut pulang Har!".
"Baiklah. Ayo!".
"Num num aku pulang dulu !".
"Ya Tam! Makasih ya udah jengukin ayah aku!".
"Om tante, kita pulang dulu ya !".pamitnya kemudian pada kedua orang tua Hanum.
Haris dan Tami meninggalkan rumah sakit menuju rumah masing masing.
Setelah kepulangan kedua temannya Hanum mengupas buah apel dan menyuapkannya pada sang ayah.
"Ayah! Mau buah apa biar Hanum kupasin ya!" tanyanya pada sang ayah.
"Apel aja Num!".
Lalu Hanum mengupas buah apel seraya terus membicarakan tentang suasana dikampus tadi.
Hanum memang lebih dekat ke ayahnya dibandingkan ke ibunya. Apapun yang ia alami saat dikampus atau disekolahnya dulu ia selalu memnceritakannya kepada sang ayah.
"O' ya , akhir semester nanti teman teman kampus pada ngajak liburan ! Aku boleh ikut kan yah?"
"Tidak, Num ayah tidak mau kamu kenapa napa nantinya!"
"Tidak akan yah, Hanum janji tidak akan macam macam selama jauh dari ayah. Hanum akan jaga diri Hanum yah!".
"Tetap ayah tidak kasih ijin!" tegas sang ayah .
"Ayah mah gak asik ah!"
"Biarin ayah dibilang gak asik juga , ayah hanya gak mau terjadi apa apa sama kamu !".
"Tapi Hanum akan jaga diri ayah, lagian kan masih lama masih beberapa bulan lagi !" keluh Hanum.
"Sekali enggak tetap enggak!" jawab sang ayah yang tetap pada pendiriannya.
"Nyesel aku ngomong sama ayah duluan, tau gitu mending jangan dulu ngomong dech tadi" ucap Hanum seraya mengerucutkan bibirnya.
"Udah gak usah monyong gitu jelek tau ih!" Sela Hazel .
"Biarin jelek yang penting sombong!" sahutnya pada Hazel dan membuat mereka semua tertawa.
"Udah jelek sombong pula gada bagusnya tau!".
"Biarin bagus aja gak mau tau kok kenapa kita harus repot repot kasih tau!".
"Ya iyalah kan bagus yang suka tau suka nya ikan".
"Emang kau tai bagus apa Haz!"
"Taulah baguskan kucing tetangga kita!".
Lalu mereka semua tertawa karana kekonyolan Hanum dan Hazel.
Pak Sanjaya yang sedang terduduk menahan sakitnya pun akhirnya ikut tertawa dengan tingkah kedua anaknya itu.
*
*
*
*
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
A.dinart
komen yang lain aja 😂😂
2023-03-27
1
Sky darkness
komen ahh
2023-03-27
0