Hazel yang baru saja tiba dari sekolah langsung memeluk tubuh jenazah sang ayah.
"Ayah! Semoga ini yang terbaik buatmu, aku hanya bisa mendoakan ayah semoga ayah selalu bahagia disana! Surga menanti orang baik seperti ayah!"
Hazel mengusap air matanya sendiri. Ia tidak mau terlihat lemah didepan siapapun.
Haris menepuk nepuk pundaknya sambil memberi semangat pada Hazel.
"Sabar Haz, semua yang terjadi pasti terbaik". ucap Haris pada Hazel.
Hazel menganggukkan kepalanya . Kemudian ia berjalan mendekati kakak dan ibunya yang sedang saja menangis pilu untuk menguatkan kedua wanita yang begitu ia sayangi.
"Kuat kakak, aku tahu ini tidak mudah buat kita. Tapi yakinlah ini yang terbaik buat keluarga kita"
Lalu menghapus air mata yang terus mengalir dimata keduanya.
"Kenapa begitu tiba tiba ayah pergi meninggalkan kita! Rasanya aku tidak sanggup melepas kepergiannya Haz!"
"Kita harus bisa kak, ikhlaskan ayah ! Biarkan ayah pergi dengan tenang !" Hazel memeluk sang kaka.
Beberapa dosen dan teman teman kampusnya pun datang mengucapkan belasungkawa pada keluarga Hanum.
.
.
Setelah kembali dari makam Hanum langsung pergi kekamarnya, masih dalam kesedihan ia menatap poto keluarga yang selalu menghiasi meja riasnya.
"Ayah yang tenang ya! ayah harus bahagia disana ! Hanum janji akan meneruskan kuliah Hanum sampai selesai dan mendapat gelar sarjana seperti impian ayah" ucapnya seraya memeluk foto keluarganya.
Lalu ia membaringkan tubuhnya dengan posisi masih memegang foto tersebut hingga akhirnya tertidur dengan sendirinya.
.
.
.
Keesokan harinya beberapa surat dari bank berdatangan memberitahukan cicilan pinjaman yang sudah jatuh tempo.
Hanum semakin bingung ,pasalnya ayahnya tidak pernah bercerita sedikitpun jika sertifikat rumah satu satunya yang mereka tinggali ternyata telah dijadikan jaminan bank oleh ayahnya.
Ibunya keluar kamar dengan wajah yang begitu merah penuh amarah.
"Bu gimana ini".
" Kamu harus bisa menyelamatkan rumah ini Hanum!"
"Gimana caranya Bu ,aku tidak punya uang sebanyak itu".
"Apa kamu menyayangi Ibu dan Hazel?"
"Tentu saja bu, aku sangat menyayangi kalian, kalian keluargaku "
"Kalo begitu menikahlah dengan Haris".
"Apa maksud Ibu, aku belum mau menikah bu, aku masih ingin melanjutkan kuliahku sampai selesai".
"Apa kamu pikir Kuliah gak butuh duit, darimana ada duit buat kuliah Hanum !"
"Tapi aku belum mau menikah bu!"
"Pokoknya ibu mau kamu menikah dengan Haris dia bisa memberimu segalanya Hanum, Haris itu sudah lama menginginkan kamu tapi ayahmu terus saja menolaknya!"
"Maafkan aku bu, aku tidak bisa menuruti keinginan ibu untuk menikah saat ini"
"Lakukanlah Num, anggap saja sebagai ucapan terima kasihmu karna kami telah merawat dan membesarkan kamu , memberimu kasih sayang sampai saat ini !!".
"Apa maksud Ibu kenapa Ibu bicara seperti itu pada kak Hanum bu?" sela Hazel yang baru datang dari pemakaman ayahnya untuk berziarah.
"Aku belum mau menikah bu" seru Hanum disela isak tangisnya.
"Ibu tidak pernah meminta apapun darimu hingga bayi sampai saat ini ibu merawat dan membesarkanmu !!".
"Kenapa ibu berbicara seperti itu pada anak kandung sendiri?!" Tanya Hazel penuh selidik.
"Siapa bilang dia anak kandungku, dia hanyalah anak yang aku pungut , kamu hanya seorang anak yang tidak diinginkan oleh kedua orangtuamu! beruntung kami membawamu pergi malam itu jika tidak entah bagaimana nasibmu sekarang!".
Bagai disambar petir tanpa hujan setelah mendengar ucapan ibunya yang selama ini dianggap ibu yang telah melahirkannya.
Dadanya sesak, lidahnya terasa kelu , rasa sakit yang teramat sangat dihatinya, betapa tidak Hanum yang selama ini merasa beruntung terlahir dari keluarga sederhana dan sangat menyayanginya ternyata hanya seorang anak yang dipungut oleh seorang Sanjaya Pradipta. Nama yang melekat dibelakangnya ternyata adalah nama dari seorang yang sama sekali tidak ada hubungan darah dengannya.
Hanum beranjak dari duduknya segera mendekat ibunya yang masih menatap penuh permohonan agar Hanum bersedia menikah untuk menyelamatkan keluarganya dari kesulitan ekonomi yang menimpanya.
"Baiklah Bu, demi rasa terima kasihku untuk keluarga ini karna telah membesarkanku dengan penuh kasih sayang, aku akan menikah sesuai permintaan ibu, terimakasih selama ini telah menjadi ibu yang baik buatku" ucapnya pasrah dengan menghapus air matanya yang terus mengalir dipipi cantiknya.
"Tidak kak, itu tidak akan pernah terjadi, kakak tidak akan menikah sebelum selesai kuliah seperti keinginan ayah!". Ucap Hazel yang saat ini menatap marah pada sang ibu.
"Ibu sudah menyetujuinya Haris akan datang besok untuk lamaran sekaligus menentukan tanggal pernikahan kalian".
Hanum berlalu masuk meninggalkan ibu dan adiknya tanpa sepatah katapun. Hatinya hancur rasa sedih kehilangan sosok ayah masih belum kering ,tapi harus menelan kenyataan pahit yang karna ternyata ia hanyalah seorang anak pungut.
Disudut kamar ia terduduk memeluk kedua kakinya dan kepala menyandar diatas lututnya tatapannya kosong nyaris seperti mayat hidup.
"Kaka baik baik saja?" tanya Hazel yang baru saja masuk kekamar kakaknya itu.
"Kakak gak apa apa Haz".
"Kakak pikirkan lagi ya keputusan kakak untuk menikah seperti keinginan ibu".
"Mungkin itu satu satunya cara untuk kakak membalas jasa keluarga ini Haz!"
Sebenarnya menikah dengan Haris itu adalah hal yang tidak mungkin bisa ia lakukan karna ia sudah menganggap Haris seperti keluarganya sendiri . Selain ia sudah berteman sangat lama ia juga sama sekali tidak mencintainya. Tapi dia bisa apa jika ibunya meminta itu sebagi balas budi karena telah meràwat dan membesarkannya déngan penuh kasih sayang.
"Jika kakak pikir itu adalah balas jasa untuk ayah yang telah begitu menyayangi kakak itu salah besar kak!! ayah menginginkan kakak menjadi seorang sarjana kak!, bukan membalas dengan mengorbankan diri kakak demi ekonomi keluarga kak, apa kaka lupa ucapan ayah yang menginginkan kakak mendapat gelar sarjana dan membuat ayah bangga dan merasa dihargai perjuangannya sebagai seorang ayah ! Inget itu baik baik kak. Ayah tidak akan bahagia disana melihat putri kesayangan seperti ini !". Hazel terus nyerocos panjang lebar
"Lalu kakak harus gimana Haz?"
"Menghilanglah sementara waktu dari sini kak, hanya itu satu satunya jalan untuk menghindari pernikahan paksa ini!"
"Apa kau sedang mengusirku dengan cara halus Haz!"
"Iya, tapi mengusir demi kebaikan kaka, kemasilah barang barang kaka segeralah tinggalkan tempat ini sebelum Kak Haris datang ! ".
"Tapi bagaimana dengan ibu Haz, dia pasti akan sangat marah padaku jika aku pergi dari rumah ini!".
"Ibu biar jadi urusanku !".
Hanum segera mengemasi barangnya dibantu oleh Hazel. Hazel yang selalu punya cara untuk menjahili kakaknya itu berhasil membuat kakaknya tertawa. Seakan kesedihan yang ia rasakan telah hilang.
"Makasih ya Haz, kamu adalah adik terbaik yang kaka punya".
"Ya iyalah orang adiknya cuma satu aku doang".Terkekeh bersama
"Aku pasti akan merindukan kamu Haz". Memeluk dengan erat.
"Jaga diri kaka baik baik ya!".
Hanum berlalu pergi meninggalkan rumah dan juga adik kesayangannya.
.
.
.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Arvilia_Agustin
cerita nya bagus ka
2024-04-21
1