Bab 3 Meninggal Dunia

Siang ini Hanum sedang berkumpul dirumahnya .

Haris dan teman lainnya juga sedang berada di Rumah Hanum untuk menjenguk ayah Hanum yang telah kembali dari rumah sakit.

"Ayah mau kemana?" tanya Hanum kala melihat ayahnya berjalan keluar rumah.

"Ayah mau kebengkel Num, mau liat keadaan bengkel ayah".

"Tapi ayah masih sakit, besok lagi aja lihat bengkelnya!".

"Siapa bilang ayah sakit, ayah sudah sehat wal afiat Hanum Pradipta!".

"Kenapa ayah selalu keras kepala !".

Namun ayahnya tidak menghiraukan anak gadisnya itu. Malah mengajak Haris untuk menemaninya.

"Ibu..,liat ayah sangat keras kepalanya!"

"Yang namanya kepala itu pasti lah keras Num, biarkan saja !" jawab ibunya .

Haris yang merasa serba salah pun hanya menatap Hanum tanda meminta persetujuan darinya.

Kemudian Hanum menganggukan kepalanya tanda setuju. Sebab ayahnya tidak akan bisa dicegah.

Lalu Haris menemani ayah Hanum pergi melihat keadaan bengkelnya yang berada tak begitu jauh dari rumah Hanum.

"Tam tam !"

"Iya Num Num !"

" Apa kamu tau tentang keluarga Hanzen Bramasta?"

"Siapa yang gak tau dengan keluarga Kaya raya no 1 itu si, Pemilik perusahaan HB group dan cabangnya sudah menyebar diseluruh penjuru negri dan dia juga dulu terkenal sangat playboy?".

"Serius kamu Tam?".

"Seribu kali rius malah, suer deh, emang kenapa?"

"Gak apa apa , nanya aja". Nyengir dengan polosnya.

Lagi lagi Hanum mengusap tengkuk lehernya yang terasa dingin seperti tertiup angin.

Lalu ia dikagetkan oleh suara ponselnya yang berdering.

"Astaga!" mengelus dadanya karna kaget.

Hazel memberikan ponsel kakaknya yang berada dimeja sampingnya duduk.

"Tanpa nama kak!" ucap Hazel yang melihat nomor di layar ponsel itu tak ada nama.

"Hallo, assalamualaikum"

"Walaikumsalam ,Hanum... !! ini nenek Num"

"Nenek?" tanya Hanum heran namun setelah diingat ingat ia kembali teringat dengan nenek yang tempo hari ia tolong.

"Ah iya Nek, gimana keadaan nenek sekarang ?"

"Alhamdulillah berkat pertolonganmu nenek sudah sangat sehat sekarang".

"Ah nenek udah sewajarnya kita sesama manusia saling menolong nek, ngomong ngomong sampaikan terimakasih saya kepada keluarga nenek karna telah membayar biaya rumah sakit ayahku ,tapi seharusnya tidak perlu melakukan hal itu nek, saya jadi enak kan nek!" Hanum terkekeh geli dengan perkataannya sendiri.

Nenek yang tadinya tidak mengetahui apapun sedikit kaget namun setelah kembali mengingat ia berpikir pasti Hanzen dan Farel yang melakukan semua itu.

Iapun merasa sangat bangga kepada dua cucunya itu.

"Tak apa Hanum itu tidak seberapa dibanding dengan nyawaku yang telah kamu selamatkan".

"Ya udah kalo gitu nenek istirahat jaga kesehatan ya , ingat nenek jangan lagi pergi sendirian ya nek".

" Baiklah Hanum salam buat orang tuamu".

"Iya nek, assalamualaikum".

"Walaikumsalam".

Setelah menutup sambungan telponnya kemudian nenek memanggil cucunya.

"Hanzen..!!".

"Iya Nek".

"Apa kamu yang telah melunasi biaya rumah sakit ayahnya Hanum?".

"Iya Nek sebagai tanda terima kasih karna dia telah menyelamatkan nenek keluarga Bramasta".

"Syukurlah Nenek bangga memilikimu" mengusap pundak cucunya.

"Aku sangat menyayangi nenek". Memeluk neneknya.

*

*

*

Sementara dibengkel Sanjaya masih berusaha mencari siapa tau masih ada barang yang tersisa dan bisa bermanfaat. Namun semuanya sudah hancur tak tersisa.

Tak ada satupun barang yang tersisa semua telah hangus dilahap sijago merah.

Ia memikirkan nasib para pegawainya yang hidupnya sangat bergantung dari penghasilan bengkel miliknya. Tapi kembali lagi mengingat nasib kedua anaknya yang juga masih harus melanjutkan pendidikannya sedangkan satu satunya mata pencahariannya kini telah lenyap. Belum lagi sertifikat rumah yang ia jadikan jaminan dibank saat memulai usahanya yang sampai sekarang masih belum selesai.

"Bagiamana nasib para pegawaiku yang hanya bergantung dari penghasilan bengkelku ini sedangkan semua telah hancur lebur" gumamnya lirih

Namun gumamannya itu terdengar oleh Haris yang sedang berdiri dibelakangnya melihat lihat kondisi bangunan yang sudah habis dilahap sijago merah.

"Om kalo boleh aku bantu aku akan mengembalikan semua seperti sebelumnya".

"Aku tidak punya uang untuk menggantinya Haris, itu bukanlah uang yang sedikit'.

"Om tidak perlu memikirkan semua itu, aku sudah anggap Om seperti orangtuaku sendiri".

"Sebab itulah aku tidak mau menjadi beban dalam hidupmu Haris"menepuk pundaknya "Terima kasih untuk niat baiknya".

Setelah cukup berada dibengkel yang saat ini ini tinggal puing puing sisa kebakaran Sanjaya mengajak Haris untuk segera kembali kerumahnya.

"Ayo Haris kita kembali kerumah, aku rasa sudah cukup karna tak sedikitpun yang tersisa".

Haripun sudah semakin sore. Setelah melihat dengan rasa sedih yang cukup dalam akhirnya mereka memutuskan kembali ke Rumah dan setelahnya Haris pun pamit pulang kerumahnya.

...----------------...

Fajar menyingsing, matahari mulai melakukan tugasnya menyinari alam raya hingga terciptalah kecerahan dipagi ini.

Seorang gadis berdiri didepan cermin dengan tubuh ramping dan penampilan yang sederhana senyuman manis yang selalu terukir dibibir mungilnya telah siap untuk pergi menuntut ilmu.

Disambut dengan asupan energi dari masakan sang ibu yang tak pernah terlewatkan setiap pagi.

"Pagi Yah" sapanya pada sang ayah yang sudah duduk dimeja makan.

"Pagi juga Hanum Pradipta"jawab sang ayah dengan menyebutkan nama lengkap anak perempuannya itu.

"hehe" Hanum tersenyum

Tak lama kemudian adik laki laki satu satunya itu menyusul sudah rapi dengan seragam putih abu abunya.

"Pagi ayah, pagi kakakku yang paling cantik".

"Morning to kesayangan kakak".

"Cepetan makannya ini udah jam berapa nanti kamu telat lo haz"

"Iya kak ini juga mau selesai".

Sarapan selesai mereka berangkat mengendarai motor masing masing.

Melihat kebahagian kedua anaknya membuat ayah dari 2 anak ini menumpahkan bulir bening lewat sudut matanya.

Ia memikirkan nasib anak anaknya setelah tau rumah yang selama ini menjadi tempat ternyaman mereka tiba tiba saja disita pihak bank, sungguh tidak terbayangkan betapa sedihnya mereka.

Sungguh ia tidak sanggup jika harus melihat kesedihan kedua anaknya.

Tiba tiba saja ia merasakan jantungnya terasa nyeri dan berdenyut sangat kencang.

"Ine tolong Ine" serunya pada sang istri.

Tapi sebelum istrinya sampai mendekat tempatnya duduk ia sudah ambruk ke bawah meja makan..

"Mas Dipta !!" .

Dengan pertolongan tetangga ia membawa suaminya kerumah sakit .

Drumah sakit ia segera menghubungi anak gadisnya.

"Hallo bu assalamualaikum".

"Walaikumsalam !" dengan suara yang tercekat.

"Ibu ada apa, kenapa ibu menangis?".

"Ayahmu masuk rumah sakit Num, terkena serangan jantung".

"Astaga ayah..!!" Hanum berteriak melupakan bahwa saat ini sedang berada dikelas dan mengikuti mata kuliah.

"Pak maaf ,aku harus segera pergi ayahku masuk rumah sakit.!".

Tanpa menunggu jawaban sang dosen ia berlari menuju parkiran dan segera melajukan motornya menuju rumah sakit.

Sesampainya dirumah sakit Ia melihat ibunya sedang menangis histeris dengan posisi duduk dilantai.

"Ibu ! Ayah baik baik saja kan Bu?".

Namun ibunya tidak menjawab malah semakin histeris.

"Mas Dipta ,jangan tinggalkan aku Mas ! Jangan tinggalkan kami !" tangisnya semakin kencang.

"Ibu jawab Hanum bu! Ayah baik baik saja kan ,dimana ayah sekarang?".

Tak kunjung dapat jawab dari sang ibu. Iapun bergegas keruangan dan mencari tau keadaan ayahnya.

"Dokter, apa yang terjadi pada ayahku , dimana ayahku sekarang dok?!".

"Ayah anda sudah tiada nona"ucap salah satu perawat seraya membuka kain yang menutupi sekujur tubuhnya.

"Tidak ! Tidak mungkin ayahku meninggal !"sambil menggoyang goyang tubuh ayahnya yang telah terbujur kaku diranjang rumah sakit.

"Ayah ! Bangun ayah !" dengan suara yang tercekat cekat dan begitu pilu ia terus memanggil ayahnya.

BERSAMBUNG

Episodes
1 Bab 1 Kampus
2 Bab 2 .Hanzen Bramasta
3 Bab 3 Meninggal Dunia
4 Bab 4 Bukan Anak Kandung
5 Bab 5 Meninggalkan Rumah
6 Bab 6 Pelayan Pribadi
7 Bab 7 Ciuman Pertama
8 Bab 8 .Sedang Bersama
9 Bab 9. Minta Dicium
10 Bab 10. Menikahlah Denganku
11 Bab 11.Buka Matamu
12 Bab 12. Sabar Ya Junior
13 Bab 13.Kedatangan Mantan
14 Bab 14.Teman Lama
15 Bab 15.Teman Lama 2
16 Bab 16. Kekecewaan Hanum
17 Bab 17.Pengakuan Hanzen
18 Bab 18. Hanya Masa Lalu.
19 Bab 19.Kamu Istriku
20 Bab 20.Kedatangan Orang Tua Hanzen
21 Bab 21.Membereskan Kekacauan Di kampus
22 Bab 22. Itu Hanya Masa Lalu
23 Bab 23. Kecelakaan Ibunya Hanum
24 Bab 24. Memeriksa CCTV
25 Bab 25. Siapa Dia
26 Bab 26 .Siapa Sebenarnya
27 Bab 27. Siapa Sebenarnya Hanum
28 Bab 28. Penuh Teka Teki
29 Bab 29. Mutia Mahendra
30 Bab 30. Fakta Mengejutkan
31 Bab 31. Risya dan Haris
32 Bab 32. Peluru tepat Sasaran
33 Bab 33. Rumah Sakit
34 Bab 34.Masa lalu Hariawan dan Mutia.
35 Bab 35.Memaafkan
36 Bab 36. Mencari Bukti
37 Bab 37. Setelah Risya tertangkap
38 Bab 38. Acara Resepsi Pernikahan
39 Bab 39. Rania dan Hazel
40 Bab 40.Kenapa Kau berubah
41 Bab 41. Mobil Hanum meledak
42 Bab 42. Rasa Trauma dan Ketakutan
43 Bab 43. Kembali ke Dunia Hitam
44 Bab 44.Dunia Hitam
45 Bab 45. Hanum Hilang
46 Bab 46. Semakin Rumit
47 Bab 47.Mengetahui Kebenaran
48 Bab 48. Mengetahui Kebenaran 2
49 Bab 49.Minta Maaf
50 Bab 51.Bahagia atau Sedih
51 Bab 51.Dirumah Sakit.
52 Bab 52.kembali ke Kampus.
53 Bab 53. Pengakuan Hazel
54 Bab 54.Mengunjungi Hazel.
55 Bab 55. Meninggal dunia
56 Berkunjung ke Makam Ayah dan Ibu
57 Bab 57.Rumah Yang Penuh Kenangan.
58 Bab 58. Aku Juga Mencintaimu
59 Bab 59.Melahirkan Babby Boy
60 Bab 60. Babby Al zayndra
61 Bab 61. Farel Mulai Posesif
62 Bab 62. Seseorang mirip Hanz
63 Bab 63. Marasa Nyaman.
64 Bab. 64 Baby Al adalah Segalanya Bagiku.
65 Bab 65. Siapa Sebenarnya Dia.
66 Bab. 66. Panggilan Tanpa Nama
67 Bab.67 Akhirnya menjadi sarjana.
68 Bab 68. Happy Ending
69 Pengumuman
70 Pengumuman karya baru
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Bab 1 Kampus
2
Bab 2 .Hanzen Bramasta
3
Bab 3 Meninggal Dunia
4
Bab 4 Bukan Anak Kandung
5
Bab 5 Meninggalkan Rumah
6
Bab 6 Pelayan Pribadi
7
Bab 7 Ciuman Pertama
8
Bab 8 .Sedang Bersama
9
Bab 9. Minta Dicium
10
Bab 10. Menikahlah Denganku
11
Bab 11.Buka Matamu
12
Bab 12. Sabar Ya Junior
13
Bab 13.Kedatangan Mantan
14
Bab 14.Teman Lama
15
Bab 15.Teman Lama 2
16
Bab 16. Kekecewaan Hanum
17
Bab 17.Pengakuan Hanzen
18
Bab 18. Hanya Masa Lalu.
19
Bab 19.Kamu Istriku
20
Bab 20.Kedatangan Orang Tua Hanzen
21
Bab 21.Membereskan Kekacauan Di kampus
22
Bab 22. Itu Hanya Masa Lalu
23
Bab 23. Kecelakaan Ibunya Hanum
24
Bab 24. Memeriksa CCTV
25
Bab 25. Siapa Dia
26
Bab 26 .Siapa Sebenarnya
27
Bab 27. Siapa Sebenarnya Hanum
28
Bab 28. Penuh Teka Teki
29
Bab 29. Mutia Mahendra
30
Bab 30. Fakta Mengejutkan
31
Bab 31. Risya dan Haris
32
Bab 32. Peluru tepat Sasaran
33
Bab 33. Rumah Sakit
34
Bab 34.Masa lalu Hariawan dan Mutia.
35
Bab 35.Memaafkan
36
Bab 36. Mencari Bukti
37
Bab 37. Setelah Risya tertangkap
38
Bab 38. Acara Resepsi Pernikahan
39
Bab 39. Rania dan Hazel
40
Bab 40.Kenapa Kau berubah
41
Bab 41. Mobil Hanum meledak
42
Bab 42. Rasa Trauma dan Ketakutan
43
Bab 43. Kembali ke Dunia Hitam
44
Bab 44.Dunia Hitam
45
Bab 45. Hanum Hilang
46
Bab 46. Semakin Rumit
47
Bab 47.Mengetahui Kebenaran
48
Bab 48. Mengetahui Kebenaran 2
49
Bab 49.Minta Maaf
50
Bab 51.Bahagia atau Sedih
51
Bab 51.Dirumah Sakit.
52
Bab 52.kembali ke Kampus.
53
Bab 53. Pengakuan Hazel
54
Bab 54.Mengunjungi Hazel.
55
Bab 55. Meninggal dunia
56
Berkunjung ke Makam Ayah dan Ibu
57
Bab 57.Rumah Yang Penuh Kenangan.
58
Bab 58. Aku Juga Mencintaimu
59
Bab 59.Melahirkan Babby Boy
60
Bab 60. Babby Al zayndra
61
Bab 61. Farel Mulai Posesif
62
Bab 62. Seseorang mirip Hanz
63
Bab 63. Marasa Nyaman.
64
Bab. 64 Baby Al adalah Segalanya Bagiku.
65
Bab 65. Siapa Sebenarnya Dia.
66
Bab. 66. Panggilan Tanpa Nama
67
Bab.67 Akhirnya menjadi sarjana.
68
Bab 68. Happy Ending
69
Pengumuman
70
Pengumuman karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!