One Perfect Day
Suara gemercik hujan dan dingin yang menyengat membangunkan Adella dari tidur nyenyaknya.Dilihatnya jam yang menggantung di dinding kostan masih menunjukkan pukul tujuh. “Ahh masih pagi” gumamnya seraya menarik selimut untuk menutupi tubuhnya kembali. Akhir akhir ini Surabaya sering di guyur hujan karena memang sudah mulai memasuki musim penghujan, setidaknya hujan mampu membuat sedikit sejuk udara di Surabaya yang memang semakin hari semakin terasa panas.
Adella memilih kembali bergelung di bawah selimutnya menikmati dinginnya kota Surabaya yang sangat jarang terjadi, hari ini ia tidak ada jadwal kelas pagi dan memilih kembali melanjutkan mimpi “Aaah nyamannya bisa santai seperti ini,tidak ada kelas pagi,tidak ada tugas dan tidak ada jadwal kur..... huaaaa AKU LUPA, hari ini ada seminar bedah buku di tempat kursus bahasa Perancis pukul 09.00, bodoh kenapa aku bisa lupa dengan hal sepenting ini? Ah bodoh ,bodoh” Adella terus menggerutu sambil beranjak dari tempat tidurnya dan berlari keluar kamar menuju kamar mandi yang beranjak tiga kamar dari kamar kostnya. Adella memang memilih tempat kostan yang kamar mandinya berada di luar,selain Adella tidak suka satu ruangan dengan kamar mandi,ia juga bisa menghemat uang bulanannya,karena kamar kost yang kamar mandi nya berada di luar harganya relatif lebih murah.Tak masalah jika ia harus berbagai dengan seluruh penghuni kos yang berada di lantai yang sama . Tempat kost Adella ada tiga lantai,yang setiap lantainya terdapat lima kamar kost, satu kamar mandi serta satu toilet yang terpisah. Hanya berbagi dengan teman satu lantai,tidak terlalu buruk bukan? Pikir Adella.
Adella mandi secepat kilat dan berdandan ala kadarnya,mengingat hari ini ia tidak boleh telat karena Narasumber dalam seminar bedah buku nanti adalah tokoh dan penulis favoritnya yang berasal dari Perancis dan ia telah menghabiskan setengah dari tabungannya untuk membeli buku karangan nya beberapa bulan yang lalu.
Adella keluar dari gerbang kostan dan melihat ke sekililing mencari ojek online yang sudah ia pesan tadi seraya ia memoles bedak ke wajahnya. Kira-kira 10 menit yang lalu dan seharusnya sekarang abang ojeknya sudah sampai bukan?
Tak berapa lama abang ojek online yang di pesan Adella pun datang dan langsung melenggang ke tempat kursus Adella.Beruntung hujan sudah reda dari tadi dan jalanan cukup lenggang di hari sabtu pagi ini, karena tak sampai 40 menit ia sudah sampai di tempat tujuan.
Tempat kursus Bahasa Prancis Adella berada di sebuah gedung di pusat kota Surabaya, satu tempat dengan tempat kursus bahasa Korea Adella. Gedung tersebut cukup luas dengan empat lantai dan beberapa ruangan di dalamnya. Tempat kursus Adella berada di lantai pertama, tepat di sebelah lobby, jadi beberapa langkah saja ia sudah sampai di depan pintu masuk tempat kursus. Bangunan tersebut hampir sama dengan bangunan bangunan di sebelahnya,cukup besar dengan empat lantai yang di dalamnya terdapat beberapa ruang kelas yang di gunakan untuk kursus, sebuah aula, sebuah kantin dan beberapa ruang khusus para tutor .
Adella terus menuju ke lift di sebelah lobby untuk mengantarnya ke atas,karena seminar hari ini diadakan di aula lantai 4. Sambil terus mengamati jam di tangannya berharap tidak akan telat barang satu menit pun.Menanti pintu lift terbuka terasa sangat lama bagi orang yang terburu buru sepertinya. Dengan tidak sabarnya ia lebih memilih untuk menaiki tangga darurat. Belum sampai memijakkan kakinya di tangga ketiga,suara ponselnya berdering dari dalam ranselnya.
Sambil terus melaju menapaki anak tangga, di lihatnya display phone nya menunjukkan nama Keira ,Adella mengusap layar ponselnya kemudian menempelkan di telinganya “Ya halo Kei...Kei? Halo” Terdengar suara cukup bising di seberang membuat Adella tidak bisa menangkap suara si penelpon dengan jelas. “Halo Del” Akhirnya suara Keira terdengar cukup jelas,mungkin ia sedikit menjauh dari kebisingan tadi.
“Iya Kei”
“Lo dimana ? Jadi dateng ke seminar nggak? Jangan bilang lo lupa” cecar Keira.
“Enggak enggak Kei,ini udah mau nyampek aula.Udah ya gue tutup” Tut tut tut. Dilihatnya papan pununjuk di depan pintu tangga darurat yang menunjukkan lantai tiga dimana terdapat aula,tempat berlangsungnya seminar. Di depan pintu masuk sudah siap para panitia yang memeriksa para peserta seminar dengan mengecek tiket dan membagikan snack , setelah itu para peserta di perbolehkan memasuki ruangan seminar.Ruangan tersebut tidak terlalu luas dengan beberapa kursi dan meja di podium dan layar proyektor di sisi atas kanan dan kirinya dan beberapa kursi untuk partisipan. Terlihat tempat duduk sudah di penuhi oleh partisipan, ia melihat sekeliling mencari keberadaan sosok yang di kenalnya.Keira.Ternyata ia sangat antusias,terbukti ia memilih duduk di depan,tepat di depan podium. Adella tersenyum geli,ternyata bukan cuma dia saja yang begitu antusias .
Beruntung Keira datang lebih awal dan menyisahkan tempat duduk untuk Adella di posisi yang sangat strategis.
“Hai Kei” Adella duduk tepat di samping Keira
“Hai, ya ampun Adella,gue kira lo nggak dateng. Secara ini sudah mau mulai tapi lo belum dateng. Nggak ngabarin gue pula” Keluh Keira sambil menunjuk jam tangannya, mensyaratkan bahwa Adella sangat sangat terlambat untuk ukuran orang yang antusias.
“Iya iya maaf Kei, seriusan deh aku baru inget tadi pagi. Saking kebawa suasana sama yang mendung-mendung adem, aku jadi ogah bangun. Tapi untung aja aku masih inget ” Jawab Adella dengan senyum polosnya
“Oke oke ,seenggaknya lo nggak telat dan tiba di sini lima menit sebelum acara di mulai” Jelas Keira sambil menekankan kata lima-menit. Adella cukup menjawab dengan senyuman,senyuman yang mengisyaratkan kata hehe maaf.
Adella beruntung memiliki sahabat seperti Keira.Keira sangat cantik , pintar, kaya, baik ,mahasiswi Kedokteran pula. Ia mengenal Keira sejak tiga tahun lalu, tepatnya saat ia dan Keira sama sama mendaftar untuk kursus bahasa Prancis di tempat ini.Sejak itu Keira menjadi lebih dekat dengannya. Entah mengapa Keira tidak pernah tampil dengan gaya mewah,padahal ia bisa melakukannya karena ia memang berasal dari keluarga berada. Orang tua Keira merupakan dokter spesialis di Rumah Sakit ternama di kampung halamannya, di Jakarta. Kabarnya Rumah sakit itu milik keluarga besarnya Keira, tapi entahlah, Adela tidak pernah menanyakan apapun perihal kekayaan keluarga Keira. Baginya, Keira mau berteman dengan orang sepertinya saja sudah syukur.
Walaupun begitu Keira tidak pernah menunjukkan sisi kaya nya dan terlihat sederhana seperti mahasiswi biasa. Hal ini lah yang membuat Adella nyaman bersahabat dengan Keira, Keira tidak memandang Adella rendah seperti keluarganya.Mengingat hal itu, hati Adella serasa di tusuk secara bertubi-tubi. Sakit. Tatapan rendah dari keluarga besarnya terhadap Adella dan orang tuanya sukses menorehkan luka di lubuk hatinya. Rasa sakitnya itu pula yang membawa Adella berjuang keras sejauh ini untuk mewujudkan cita-citanya demi mendapat pengakuan dari keluarga besarnya dan terhindar dari tatapan merendahkan sialan itu. Kuliah di luar negeri, bagaimanapun caranya,Adella harus bisa kuliah di luar negeri,demi menaikkan derajat orang tuanya di mata keluarga besarnya.
“Hai Del,ngelamunin apa sih lo?” Sontak suara Keira mengagetkan Adella
Ahh padahal ini hari yang sangat penting,kenapa ia harus teringat dengan masalah keluarganya sih.
”Eh nggak Kei, gak papa kok”. Suara pembawa acara tiba tiba menginterupsi, mengabarkan bahwa acara sebentar lagi di mulai dan Mr Benoit Emmanuel akan memasuki tempat.Hal ini sontak membuat mood Adella langsung kembali membaik, mengingat hal ini adalah yang ia nanti nanti kan selama ini.
“Del, del. Liat itu, Mr Benoit udah dateng. Beruntung banget kita bisa ketemu beliau secara langsung” Ujar Keira sambil tak henti-hentinya menatap sosok Mr Benoit Emmanuel dengan kagum.
“Ehm iya, pokoknya kita harus bisa dapetin ttd nya beliau . Lo bawa bukunya kan?” Ucap Adella bersemangat
“Bawa dong” Keira tersenyum bangga sambil mengangkat bukunya setinggi muka.
Waktu berlalu begitu cepat,tak terasa sudah tiga jam Adella menghadiri seminar bedah buku Mr Benoit Emmanuel, Adella begitu antusias mendengar kalimat per kalimat yang di lontarkan oleh Mr Benoit, seakan itu motivasi yang semakin membangkitkan semangat Adella.
“ How do you feel Adella?” tanya Keira sembari melangkah menuju pintu lift untuk mengantarkannya turun ke lobby. Tatapannya masih sama seperti beberapa menit yang lalu,saat ia masih seksama mendengarkan materi seminar.Berbinar.
“ Absolutely Excited “ jawab Adella tak kalah berbinar nya.
“ Sayang sekali kita gak bisa dapet ttd beliau. Setelah sesi terakhir tadi, sepertinya beliau terburu buru untuk meninggalkan tempat.”
“Hm ya sudahlah, beliau merupakan orang yang sangat sibuk, sudah beruntung beliau dapat menyempatkan hadir untuk acara ini” Adella tersenyum kecut, mengingat ia juga berharap bisa sharing lebih banyak lagi dengan beliau, memang tadi Adella sudah sempat bertanya saat sesi tanya jawab, malah ia bertanya lebih sering daripada yang lain, tapi tetap saja itu masih belum cukup bagi Adella, masih banyak hal yang ingin ia sharingkan.
“Oh ya, aku denger-denger beliau sedang ada proyek gitu di Indonesia. Mungkin salah satu perusahaannya buka cabang di sini atau melakukan kerja sama dengan salah satu perusahaan di Indonesia”
“ Really? Wah gue seneng banget dengernya. Gak henti hentinya gue kagum dengan beliau”
Yah, siapa yang tidak kagum dengan sosok Mr Benoit Emmanuel yang merupakan pengusaha terkenal yang sangat sukses, perusahaannya tersebar di beberapa negara di Eropa dan Amerika. Dan kini ia mulai ekspansi ke dataran Asia.
Orang yang meihatnya sekilas pasti akan menyangka bahwa Mr Benoit Emmanuel adalah orang yang kaya raya sejak lahir, namun faktanya tidak, beliau mengalami hidup yang amat sulit ketika ia kecil, keluarganya yang berasal dari daerah kecil di Perancis yang mata pencahariannya sebagai pengurus ternak sapi milik keluarga kaya, membuat ia terancam tidak bisa melanjutkan sekolah ke tingkat SMP, tapi beliau tidak patah semangat,ia membiayai sendiri uang sekolahnya dari hasil bekerja di peternakan orang lain, menjadi kuli di pasar, bekerja di ladang, sampai menjadi tukang penghantar susu. Itu semua beliau lakukan sampai tamat SMA.
Saat berada di kelas 1 SMA, beliau menyadari bahwa tidak sedang berjuang sendirian, melainkan banyak anak yang juga terancam tidak bisa melanjutkan sekolah. Meski masih duduk di kelas 1 SMA, tapi semangatnya tak kalah besar,beliau mengumpulkan anak-anak Sekolah Dasar yang terancam putus sekolah dengan mengajarkannya menulis dan membaca dan memberikannya motivasi agar mereka tetap bisa melanjutkan sekolahnya . Beliau termasuk murid yang tidak terlalu pandai dalam hal pelajaran sekolah tapi dengan semangat untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi dan pengabdiannya kepada siswa siswa yang terancam putus sekolah dengan memberikan pengajaran secara suka rela bagi mereka, beliau akhirnya mendapatkan beasiswa kuliah Sarjana di University of Paris dengan Program Studi Business Management. Setelahnya ia melanjutkan pendidikan Master dan Doktor dengan kembali mendapat beasiswa, kali ini ia memlilih di Cambridge University.
Setelah lulus, beliau mendirikan sebuah perusahaan, beliau merintis perusahaannya dari nol hingga perusahaannya berkembang menjadi seperti saat ini. Perusahaannya bergerak di berbagai sektor dan kini memliki cabang di berbagai negara di Eropa dan Amerika. Di usia nya yang sudah berkepala enam ini beliau masih semangat mengembangkan perusahaannya, beliau juga masih aktif dalam kegiataan sosial, seperti mendirikan badan amal, membangun sekolah gratis dengan kualitas pengajaran yang sangat bagus dan memberikan beasiswa bagi semua siswa yang membutuhkan. Sungguh Adella sangat mengagumi sosok Mr Benoit. Setelah mendengar kisah beliau sejak ia masih duduk di bangku SMA, ia merasa dirinya memiliki kesempatan untuk mengubah hidupnya dan ia melihat dunia tidak sesempit dulu. Mulai hari itu ia mendedikasikan diri sebagai pengagum sejati Mr Benoit Emmanuel.
“ Me too. Oh ya , abis ini lo mau kemana?” Tanya Keira saat mereka sudah tiba di lobby.
“ Aku mau ke kampus, mau urus surat keterangan sama izin ku buat magang”
“ Mau magang dimana jadinya? “
“ Di perusahaan Steel Wicaksana Corporation “ Jawab Adella mantap.
“ Steel Wicaksana Corporation ya? Gue emang kurang ngerti urusan bisnis dan semacamnya, tapi gue rasa ini perusahaan besar kan? Perusahaan Internasional?”
“Right. Sengaja aku pilih perusahaan besar biar aku bisa belajar di perusahaan yang udah bener-bener sukses “
“ Smart girl,like usual. Sukses yaa semoga izin magang lo di terima” Keira tersenyum bangga.
“ Iya semoga. Terima kasih, Kei. Kalau gitu aku duluan ya” Pamit Adella sembari mencium pipi kanan-kiri Keira.
“Eh iya, lo naik apa? Mau gue anter?”
“Nggak usah, aku naik ojek online saja, itu abangnya udah nungguin di depan. Bye Kei” Adella ,melambai sambil beranjak menjauh menuju gerbang depan ruko.
“Hati-hati, nanti kabarin gue ya tentang magang lo” Keira balas melambai sambil pandangannya terus mengikuti punggung Adella yang menjauh, terlihat Adella menoleh kebelakang lalu mengacungkan jempol tangannya kemudian kembali berlalu.
***********
Suara ketukan pintu mengalihkan fokus pikirannya dari setumpuk berkas berkas di hadapannya. Saat akan mengikuti tender, memang sangat menguras tenaga dan fokusnya. Revan ingin memastikan segalanya tersusun sesuai rencana. Berkas, proposal,serta materi yang akan di gunakan dalam presentasi harus benar benar sempurna. Memang General Manajernya sudah menyiapkan berkas serta prosposal dengan sangat baik, tapi ia harus memeriksanya kembali dan memastikan sendiri bahwa persiapannya untuk mengikuti tender harus benar benar sempurna tidak ada kesalahan sedikitpun, tak heran jika ia selalu memenangkan tender hingga triliunan rupiah.
Perusahaannya yang bergerak di bidang produksi mesin industri dan perkapalan yang terbesar di Asia memang berpeluang besar untuk memenangkan tender ini, namun mengingat kali ini yang mengadakan tender adalah perusahaan terbesar di Eropa milik Mr Benoit Emmanuel yang terkenal suka membantu perusahaan-perusahaan yang sedang berkembang dengan mengunakan jasa mereka, membuat Revan sedikit khawatir. Tapi ia tetap percaya diri dan melakukan yang terbaik untuk memenangkan tender ini.
Dilihatnya Sandra, sekretaris Revan berjalan menuju meja kerja nya setelah ia persilahkan masuk, tanpa mengalihkan pandangan dari berkas berkas di hadapannya.
“Mobil yang akan Anda gunakan sudah siap Pak, dan General Manajer sudah menunggu Anda di bawah”
Revan segera memasukkan semua berkas-berkas yang ia butuhkan dan mulai keluar ruangan di susul Sekretarisnya di belakangnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Laura
The real definisi usaha tidak menghianati hasil
2022-12-29
0
Laura
Tipe old money sih ini
2022-12-29
0
Laura
Emng paling nyenyak tidur pas malemnya ujan, terus paginya dingin berembun gitu
2022-12-29
0