Chapter 3

Adella mengetik laporan kas perusahaan dari tiga bulan yang lalu. Setelah tiga hari menjadi mahasiswa magang disini, Adella sudah terbiasa dengan lingkungan dan orang-orang di perusahaan ini, ia justru dengan senang hati mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya, apapun itu, Adella sudah di terima magang di perusahaan sebesar ini, sudah sepatutnya ia bersyukur dan tak banyak mengeluh.

Hari ini, kantor di ributkan dengan berita heboh, kabarnya CEO dari perusahaan pusat yang ada di Jakarta akan berkunjung kesini, mengingat disini adalah salah satu kantor cabang yang ada di Jawa Timur. Beliau memang secara rutin mengadakan kunjungan di setiap anak kantor cabang, setidaknya satu bulan sekali, hanya untuk memeriksa kondisi perusahaan apakah sudah berjalan dengan baik sesuai rencana.

Adella mengernyitkan kening, manakala melihat sebagian besar karyawan perempuan di kantor ini malah sibuk berdandan dan merapikan penampilan, seharusnya mereka berusaha bekerja sebaik mungkin, agar terlihat sebagai karyawan yang rajin bukan? Mengingat petinggi perusahaan akan berkunjung. Entahlah Adella tak terlalu ambil pusing, yang jelas ia harus segera menyelesaikan laporan ini dan segera bergegas berangkat ke Surabaya, hari ini adalah hari sabtu, jadi para karyawan hanya bekerja sampai pukul 12 saja.

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

Adella baru saja masuk ke gedung fakultasnya, ia segera menuju ke lobi untuk bertemu sahabatnya, Selly. Hari ini Adella bersama Selly berencana untuk memberikan berkas-berkas mengenai perusahaan tempat mereka magang dan pada posisi apa mereka ditempatkan. Adella mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Selly, gadis itu memberikan pesan bahwa ia menunggunya di lobbi.

Adella dan Selly sudah cukup dekat, mereka sudah saling mengenal sejak semester pertama. Bahkan sewaktu ospek, Adella ingat kala itu ospek hari kedua, Adella hanya duduk di tepi lapangan, sementara para mahasiswa baru yang lain sedang menyerbu kantin untuk mengisi perut mereka, Adella meneguk botol air yang di bawanya dari kos hingga tersisa separuh. Setidaknya minum air sudah cukup untuk mengganjal perutnya sampai nanti sore selesai ospek.

Adella bukannya tidak mau membeli makanan di kantin, Adella sangat ingin, mengingat ia sudah sangat lapar, tetapi uang saku yang di berikan orang tuanya sangat terbatas, ia harus pintar-pintar untuk menghemat uangnya, mengingat ia sekarang adalah anak kos yang hidup sendiri dan mengurus segala keperluan sendiri juga. Uang yang di berikan oleh orang tua Adella hanya cukup untuk digunakan makan selama dua kali sehari selama satu minggu, sedangkan ia di Surabaya untuk ospek adalah enam hari, lalu di lanjut kuliah selama empat hari, terhitung sepuluh hari. Ia sebenarnya ingin meminta uang saku lebih, tapi mengingat kondisi orang tuanya dan besarnya biaya yang di keluarkan orang tuanya untuk masuk Univesitas ini, Adella jadi mengurungkan niatnya.

Tiba-tiba ada seseorang yang mengulurkan sebungkus roti padanya, Adella mendongak. Dilihatnya seorang gadis memakai pakaian hitam putih seperti dirinya, menandakan bahwa ia juga mahasiswa baru.Ia terus menyodorkan sebungkus roti dan menyuruh Adella untuk memakannya. Karena perut Adella sudah merontah ronta meminta pemasukan, maka Adella mengambil sebungkus roti tersebut sambil menggumamkan terima kasih. Lalu gadis tersebut duduk di samping Adella. Adella baru ingat jika gadis itu bernama Selly, mereka sempat bertemu tadi di depan gerbang kampus, Adella melihat Selly yang ketakutan dan tidak berani memasuki kampus, ternyata ia tidak membawa pita untuk mengikat rambutnya karena ini adalah salah satu syarat ospek, jika melanggar maka akan di pastikan mendapat hukuman dari kakak kakak senat.

Adella melihat id card Selly dan ternyata mereka satu jurusan, jadi atribut yang mereka pakai pun pasti sama, oleh karena itu Adella memberikan pita nya yang tersisa karena memang Adella membeli lebih hanya untuk berjaga jaga. Selly sangat berterima kasih sekali lalu mereka masuk ke dalam kampus karena ospek akan segera di mulai. Sejak insiden pemberian pita dan balas memberi roti saat istirahat ospek saat, itu mereka mulai dekat dan hingga sekarang menjadi sahabat.

Adella mengembangkan senyum ketika sepasang retinanya menangkap sosok Selly yang juga tengah tersenyum kepadanya. Sudah seminggu mereka tidak bertemu karena kesibukan magang masing-masing. Selly memilih magang di Kantor pelayanan pajak di kampung halamannya, otomatis mereka berada di kota yang berbeda. Selly sosok gadis yang ceria, pintar, dan jadi moodbooster kala Adella dan dua orang teman sepergenk-an mereka sedang have a bad day, sosoknya yang ceria mampu mencairkan suasana dan memberikan aura positif untuk sekitarnya.

“Gimana magang kamu?” tanya Selly setelah melepas pelukannya kepada Adella

“Lancar kok. Kamu gimana?”

“Seru dong, banyak cogan dikantor ku" ucapnya seraya mengedipkan sebelah mata. Adella memutar bola mata malas, otak temannya itu tidak berubah rupanya, isinya hanya cogan dan cogan.

"Eh gimana di kantor kamu? Cowoknya ganteng-ganteng gak?" timpal Adella lagi, kali ini sambil cengengesan. "Eh iya, aku denger pemilik Wicaksana corp itu ganteng banget loh. Udah pernah ketemu belum?” tanya Selly penasaran.

“Yaelah mana tahu aku Sel. Perusahaan tempat magangku ini kan cabangnya. Otomatis CEO nya ada di kantor pusat lah. Terus kata kamu ganteng itu dari mananya? Selera kamu sekarang kakek-kakek begitu ya?” Adella tertawa mengejek, sedangkan yang di tertawakan bingung. Kakek kakek? Kakek kakek dari mananya?

“Eh apa maksud kamu kakek-kakek?” tanya Selly bingung.

“Ya CEO nya udah kakek-kakek, Pak Wicaksono kan?”

“Loh kok pak Wicaksono. Apa jangan-jangan kamu gak tahu ya? Pak Wicaksono kan anu..apa.. itu, cucunya yang ganteng. Aduh apasih. Maksut aku sudah di-“ Belum sempat melanjutkan kalimatnya, Adella sudah menariknya menuju ruang akademic. Tak menghiraukan racauan Selly dan protesnya yang di tarik tarik seperti itu di depan banyak mahasiswa. Selly masih tidak terima, pembahasannya mengenai cowok ganteng nan tajir, di sela begitu saja. Sementara Adella terkikik geli, kemana tipe ideal Selly yang selalu diagung-agungkan selama ini. Selly meng kampanyekan bahwa tipe cowok ganteng ada di atas segala-galanya baginya. Kenapa sekarang berubah menjadi kakek-kakek kaya raya?

Setelah urusannya di kampus selesai, Adella langsung menuju tempat kursus bahasa Jerman. Ia mengatur ulang jadwal kursusnya karena bertabrakan dengan jadwal magangnya.

Semua kursusnya ia ganti menjadi sabtu sore sampai malam, dan hari minggu pagi sampai sore. Adella memiliki lima kelas kursus, yaitu kursus Bahasa Jepang, bahasa Jerman, Bahasa Perancis,Bahasa Korea dan Bahasa Spanyol.

Adella sangat menyukai belajar bahasa, ia sudah menyukai belajar bahasa asing sejak di Sekolah Menengah Atas dulu, saat itu ia mendapat dua mata pelajaran bahasa asing,yaitu bahasa Inggris dan Bahasa Mandarin.Dari sekian mata pelajaran,hanya mata pelajaran Bahasa Inggris dan Mandarin yang mudah di pahami Adella.

Ia bahkan sudah lulus Standart Mndarin Examination Test,yakni tes untuk mengukur seberapa jauh kemampuan bahasa Mandarinnya,ia lulus dalam enam level,yakni level intermediette,tinggal satu level lagi ia akan lulus level advance yaitu level tertinggi dalam pelajaran bahasa mandarin.Ia lalu meneruskannya pada awal kuliah, dan dalam enam bulan, ia lulus dan mendapat setifikat Standart Mandarin Examination Test untuk level advance dan dengan nilai yang memuaskan.

Setelahnya Adella merasa tertantang untuk mencoba bahasa asing lainnya,ia lalu mengambil kursus Bahasa Jepang dan bahasa Korea, setelah enam bulan berjalan, ia mengambil bahasa Perancis, selang enam bulan kemudian ia mengambil kelas kursus lagi,yaitu bahasa Jerman dan Spanyol. Hingga kini Adella masih menjalani lima kelas kursus bahasa tersebut.

Setelah selesai magang dan memasuki semester enam,Adella akan mengambil kelas bahasa Rusia,karena bahasa Jepang dan Korea akan segera lulus.

Adella beruntung bisa tinggal di kota besar seperti Surabaya ini, karena disini tersedia berbagai fasilitas yang menunjang kegemarannya terhadap belajar bahasa asing,seperti tersedianya tempat kursus berbagai macam bahasa asing dengan pengajar yang memang ahli di bidangnya,kebanyakan malah pengajarnya adalah orang asli dari negara bahasa tersebut.

Awalnya, alasan Adella kursus berbagai bahasa asing hanya karena kegemaran semata, ia merasa di sanalah passionnya dan pertama kali dalam hidupnya ia merasa begitu bahagia saat belajar. Sampai pada satu titik dimana ia menyadari bahwa alasan untuk mempelajari berbagai bahasa asing tidak se simpel itu, Adella ingin kuliah di luar negeri. Yah, para alumni dari tempat kursus Adella sering mengadakan seminar untuk sharing-sharing pengalamannya mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri.

Adella melihat sebagian besar mereka yang lulusan luar negeri pasti mendapat pekerjaan yang sangat layak untuk ukuran fresh graduate,di tambah dengan prestise dari masyarakat. Tidak munafik, Adella memang membutuhkan prestise dari keluarga besarnya yang selalu menatap Adella dan orang tuanya dengan pandangan meremehkan, seakan orang tuanya tidak sanggup menguliahkan Adella di jurusan Kedokteran, Arsitek, atau jurusan yang bonavit lainnya, atau bahkan memandang Adella sebagai anak yang bodoh, yang tidak bisa masuk dalam jajaran Universitas universitas terbaik di negeri ini, seperti para sepupunya yang kebanyakan di terima di Universitas bergengsi dengan jurusan yang bergengsi pula.

Terpopuler

Comments

Laura

Laura

Abaikan aja saudara yg toxic begitu

2022-12-29

0

Laura

Laura

Kapasitas otaknya Adella brapa Sih, heran kok pinter bgt

2022-12-29

0

Laura

Laura

Wih keren. Mandarin susah lohhh

2022-12-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!