NovelToon NovelToon

One Perfect Day

Chapter 1

Suara gemercik hujan dan dingin yang menyengat membangunkan Adella dari tidur nyenyaknya.Dilihatnya jam yang menggantung di dinding kostan masih menunjukkan pukul tujuh. “Ahh masih pagi” gumamnya seraya menarik selimut untuk menutupi tubuhnya kembali. Akhir akhir ini Surabaya sering di guyur hujan karena memang sudah mulai memasuki musim penghujan, setidaknya hujan mampu membuat sedikit sejuk udara di Surabaya yang memang semakin hari semakin terasa panas.

Adella memilih kembali bergelung di bawah selimutnya menikmati dinginnya kota Surabaya yang sangat jarang terjadi, hari ini ia tidak ada jadwal kelas pagi dan memilih kembali melanjutkan mimpi “Aaah nyamannya bisa santai seperti ini,tidak ada kelas pagi,tidak ada tugas dan tidak ada jadwal kur..... huaaaa AKU LUPA, hari ini ada seminar bedah buku di tempat kursus bahasa Perancis pukul 09.00, bodoh kenapa aku bisa lupa dengan hal sepenting ini? Ah bodoh ,bodoh” Adella terus menggerutu sambil beranjak dari tempat tidurnya dan berlari keluar kamar menuju kamar mandi yang beranjak tiga kamar dari kamar kostnya. Adella memang memilih tempat kostan yang kamar mandinya berada di luar,selain Adella tidak suka satu ruangan dengan kamar mandi,ia juga bisa menghemat uang bulanannya,karena kamar kost yang kamar mandi nya berada di luar harganya relatif lebih murah.Tak masalah jika ia harus berbagai dengan seluruh penghuni kos yang berada di lantai yang sama . Tempat kost Adella ada tiga lantai,yang setiap lantainya terdapat lima kamar kost, satu kamar mandi serta satu toilet yang terpisah. Hanya berbagi dengan teman satu lantai,tidak terlalu buruk bukan? Pikir Adella.

Adella mandi secepat kilat dan berdandan ala kadarnya,mengingat hari ini ia tidak boleh telat karena Narasumber dalam seminar bedah buku nanti adalah tokoh dan penulis favoritnya yang berasal dari Perancis dan ia telah menghabiskan setengah dari tabungannya untuk membeli buku karangan nya beberapa bulan yang lalu.

Adella keluar dari gerbang kostan dan melihat ke sekililing mencari ojek online yang sudah ia pesan tadi seraya ia memoles bedak ke wajahnya. Kira-kira 10 menit yang lalu dan seharusnya sekarang abang ojeknya sudah sampai bukan?

Tak berapa lama abang ojek online yang di pesan Adella pun datang dan langsung melenggang ke tempat kursus Adella.Beruntung hujan sudah reda dari tadi dan jalanan cukup lenggang di hari sabtu pagi ini, karena tak sampai 40 menit ia sudah sampai di tempat tujuan.

Tempat kursus Bahasa Prancis Adella berada di sebuah gedung di pusat kota Surabaya, satu tempat dengan tempat kursus bahasa Korea Adella. Gedung tersebut cukup luas dengan empat lantai dan beberapa ruangan di dalamnya. Tempat kursus Adella berada di lantai pertama, tepat di sebelah lobby, jadi  beberapa langkah saja ia sudah sampai di depan pintu masuk tempat kursus. Bangunan tersebut hampir sama dengan bangunan bangunan di sebelahnya,cukup besar dengan empat lantai yang di dalamnya terdapat beberapa ruang kelas yang di gunakan untuk kursus, sebuah aula, sebuah kantin dan beberapa ruang khusus para tutor  .

Adella terus menuju ke lift di sebelah lobby untuk mengantarnya ke atas,karena seminar hari ini diadakan di aula lantai 4. Sambil terus mengamati jam di tangannya berharap tidak akan telat barang satu menit pun.Menanti pintu lift terbuka terasa sangat lama bagi orang yang terburu buru sepertinya. Dengan tidak sabarnya ia lebih memilih untuk menaiki tangga darurat. Belum sampai memijakkan kakinya di tangga ketiga,suara ponselnya berdering dari dalam ranselnya.

Sambil terus melaju menapaki anak tangga, di lihatnya display phone nya menunjukkan nama Keira ,Adella mengusap layar ponselnya kemudian menempelkan di telinganya “Ya halo Kei...Kei? Halo” Terdengar suara cukup bising di seberang membuat Adella tidak bisa menangkap suara si penelpon dengan jelas. “Halo Del” Akhirnya suara Keira terdengar cukup jelas,mungkin ia sedikit menjauh dari kebisingan tadi.

“Iya Kei”

“Lo dimana ? Jadi dateng ke seminar nggak? Jangan bilang lo lupa” cecar Keira.

“Enggak enggak Kei,ini udah mau nyampek aula.Udah ya gue tutup” Tut tut tut. Dilihatnya papan pununjuk di depan pintu tangga darurat yang menunjukkan lantai tiga dimana terdapat aula,tempat berlangsungnya seminar. Di depan pintu masuk sudah siap para panitia yang memeriksa para peserta seminar dengan mengecek tiket dan membagikan snack , setelah itu para peserta di perbolehkan memasuki ruangan seminar.Ruangan tersebut tidak terlalu luas dengan beberapa kursi dan meja di podium dan layar proyektor di sisi atas kanan dan kirinya dan beberapa kursi untuk partisipan. Terlihat tempat duduk sudah di penuhi oleh partisipan, ia melihat sekeliling mencari keberadaan sosok yang di kenalnya.Keira.Ternyata ia sangat antusias,terbukti ia memilih duduk di depan,tepat di depan podium. Adella tersenyum geli,ternyata bukan cuma dia saja yang begitu antusias .

Beruntung Keira datang lebih awal dan menyisahkan tempat duduk untuk Adella di posisi yang sangat strategis.

“Hai Kei” Adella duduk tepat di samping Keira

“Hai, ya ampun Adella,gue kira lo nggak dateng. Secara ini sudah mau mulai tapi lo belum dateng. Nggak ngabarin gue pula” Keluh Keira sambil menunjuk jam tangannya, mensyaratkan bahwa Adella sangat sangat terlambat untuk ukuran orang yang antusias.

“Iya iya maaf Kei, seriusan deh aku baru inget tadi pagi. Saking kebawa suasana sama yang mendung-mendung adem, aku jadi ogah bangun. Tapi untung aja aku masih inget ” Jawab Adella dengan senyum polosnya

“Oke oke ,seenggaknya lo nggak telat dan tiba di sini lima menit sebelum acara di mulai” Jelas Keira sambil menekankan kata lima-menit. Adella cukup menjawab dengan senyuman,senyuman yang mengisyaratkan kata hehe maaf.

Adella beruntung memiliki sahabat seperti Keira.Keira sangat cantik , pintar, kaya, baik ,mahasiswi Kedokteran pula. Ia mengenal Keira sejak tiga tahun lalu, tepatnya saat ia dan Keira sama sama mendaftar untuk kursus bahasa Prancis di tempat ini.Sejak itu Keira menjadi lebih dekat dengannya. Entah mengapa Keira tidak pernah tampil dengan gaya mewah,padahal ia bisa melakukannya karena ia memang berasal dari keluarga berada. Orang tua Keira merupakan dokter spesialis di Rumah Sakit ternama di kampung halamannya, di Jakarta. Kabarnya Rumah sakit itu milik keluarga besarnya Keira, tapi entahlah, Adela tidak pernah menanyakan apapun perihal kekayaan keluarga Keira. Baginya, Keira mau berteman dengan orang sepertinya saja sudah syukur.

Walaupun begitu Keira tidak pernah menunjukkan sisi kaya nya dan terlihat sederhana seperti mahasiswi biasa. Hal ini lah yang membuat Adella nyaman bersahabat dengan Keira, Keira tidak memandang Adella rendah seperti keluarganya.Mengingat hal itu, hati Adella serasa di tusuk secara bertubi-tubi. Sakit. Tatapan rendah dari keluarga besarnya terhadap Adella dan orang tuanya sukses menorehkan luka di lubuk hatinya. Rasa sakitnya itu pula yang membawa Adella berjuang keras sejauh ini untuk mewujudkan cita-citanya demi mendapat pengakuan dari keluarga besarnya dan terhindar dari tatapan merendahkan sialan itu. Kuliah di luar negeri, bagaimanapun caranya,Adella harus bisa kuliah di luar negeri,demi menaikkan derajat orang tuanya di mata keluarga besarnya.

“Hai Del,ngelamunin apa sih lo?” Sontak suara Keira mengagetkan Adella

Ahh padahal ini hari yang sangat penting,kenapa ia harus teringat dengan masalah keluarganya sih.

”Eh nggak Kei, gak papa kok”. Suara pembawa acara tiba tiba menginterupsi, mengabarkan bahwa acara sebentar lagi di mulai dan Mr Benoit Emmanuel akan memasuki tempat.Hal ini sontak membuat mood Adella langsung kembali membaik, mengingat hal ini adalah yang ia nanti nanti kan selama ini.

“Del, del. Liat itu, Mr Benoit udah dateng. Beruntung banget kita bisa ketemu beliau secara langsung” Ujar Keira sambil tak henti-hentinya menatap sosok Mr Benoit Emmanuel dengan kagum.

“Ehm iya, pokoknya kita harus bisa dapetin ttd nya beliau . Lo bawa bukunya kan?” Ucap Adella bersemangat

“Bawa dong” Keira tersenyum bangga sambil mengangkat bukunya setinggi muka.

Waktu berlalu begitu cepat,tak terasa sudah tiga jam Adella menghadiri seminar bedah buku Mr Benoit Emmanuel, Adella begitu antusias mendengar kalimat per kalimat yang di lontarkan oleh Mr Benoit, seakan itu motivasi yang semakin membangkitkan semangat Adella.

“ How do you feel Adella?” tanya Keira sembari melangkah menuju pintu lift untuk mengantarkannya turun ke lobby. Tatapannya masih sama seperti beberapa menit yang lalu,saat ia masih seksama mendengarkan materi seminar.Berbinar.

“ Absolutely Excited “ jawab Adella tak kalah berbinar nya.

“ Sayang sekali kita gak bisa dapet ttd beliau. Setelah sesi terakhir tadi, sepertinya beliau terburu buru untuk meninggalkan tempat.”

“Hm ya sudahlah, beliau merupakan orang yang sangat sibuk, sudah beruntung beliau dapat menyempatkan hadir untuk acara ini” Adella tersenyum kecut, mengingat ia juga berharap bisa sharing lebih banyak lagi dengan beliau, memang tadi Adella sudah sempat bertanya saat sesi tanya jawab, malah ia bertanya lebih sering daripada yang lain, tapi tetap saja itu masih belum cukup bagi Adella, masih banyak hal yang ingin ia sharingkan.

“Oh ya, aku denger-denger beliau sedang ada proyek gitu di Indonesia. Mungkin salah satu perusahaannya buka cabang di sini atau melakukan kerja sama dengan salah satu perusahaan di Indonesia”

“ Really? Wah gue seneng banget dengernya. Gak henti hentinya gue kagum dengan beliau”

Yah, siapa yang tidak kagum dengan sosok Mr Benoit Emmanuel yang merupakan pengusaha terkenal yang sangat sukses, perusahaannya tersebar di beberapa negara di Eropa dan Amerika. Dan kini ia mulai ekspansi ke dataran Asia.

Orang yang meihatnya sekilas pasti akan menyangka bahwa Mr Benoit Emmanuel adalah orang yang kaya raya sejak lahir, namun faktanya tidak, beliau mengalami hidup yang amat sulit ketika ia kecil, keluarganya yang berasal dari daerah kecil di Perancis yang mata pencahariannya sebagai pengurus ternak sapi milik keluarga kaya, membuat ia terancam tidak bisa melanjutkan sekolah ke tingkat SMP, tapi beliau tidak patah semangat,ia membiayai sendiri uang sekolahnya dari hasil bekerja di peternakan orang lain, menjadi kuli di pasar, bekerja di ladang, sampai menjadi tukang penghantar susu. Itu semua beliau lakukan sampai tamat SMA.

Saat berada di kelas 1 SMA, beliau menyadari bahwa tidak sedang berjuang sendirian, melainkan banyak anak yang juga terancam tidak bisa melanjutkan sekolah. Meski masih duduk di kelas 1 SMA, tapi semangatnya tak kalah besar,beliau mengumpulkan anak-anak Sekolah Dasar yang terancam putus sekolah dengan mengajarkannya menulis dan membaca dan memberikannya motivasi agar mereka tetap bisa melanjutkan sekolahnya . Beliau termasuk murid yang tidak terlalu pandai dalam hal pelajaran sekolah tapi dengan semangat untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi dan pengabdiannya kepada siswa siswa yang terancam putus sekolah dengan memberikan pengajaran secara suka rela bagi mereka, beliau akhirnya mendapatkan beasiswa kuliah Sarjana di University of Paris dengan Program Studi Business Management. Setelahnya ia melanjutkan pendidikan Master dan Doktor dengan kembali mendapat beasiswa, kali ini ia memlilih di Cambridge University.

Setelah lulus, beliau mendirikan sebuah perusahaan, beliau merintis perusahaannya dari nol hingga perusahaannya berkembang menjadi seperti saat ini. Perusahaannya bergerak di berbagai sektor dan kini memliki cabang di berbagai negara di Eropa dan Amerika. Di usia nya yang sudah berkepala enam ini beliau masih semangat mengembangkan perusahaannya, beliau juga masih aktif dalam kegiataan sosial, seperti mendirikan badan amal, membangun sekolah gratis dengan kualitas pengajaran yang sangat bagus dan memberikan beasiswa bagi semua siswa yang membutuhkan. Sungguh Adella sangat mengagumi sosok Mr Benoit. Setelah mendengar kisah beliau sejak ia masih duduk di bangku SMA, ia merasa dirinya memiliki kesempatan untuk mengubah hidupnya dan ia melihat dunia tidak sesempit dulu. Mulai hari itu ia mendedikasikan diri sebagai pengagum sejati Mr Benoit Emmanuel.

“ Me too. Oh ya , abis ini lo mau kemana?” Tanya Keira saat mereka sudah tiba di lobby.

“ Aku mau ke kampus, mau urus surat keterangan sama izin ku buat magang”

“ Mau magang dimana jadinya? “

“ Di perusahaan Steel Wicaksana Corporation “ Jawab Adella mantap.

“ Steel Wicaksana Corporation ya? Gue emang kurang ngerti urusan bisnis dan semacamnya, tapi gue rasa ini perusahaan besar kan? Perusahaan Internasional?”

“Right. Sengaja aku pilih perusahaan besar biar aku bisa belajar di perusahaan yang udah bener-bener sukses “

“ Smart girl,like usual. Sukses yaa semoga izin magang lo di terima” Keira tersenyum bangga.

“ Iya semoga. Terima kasih, Kei. Kalau gitu aku duluan ya” Pamit Adella sembari mencium pipi kanan-kiri Keira.

“Eh iya, lo naik apa? Mau gue anter?”

“Nggak usah, aku naik ojek online saja, itu abangnya udah nungguin di depan. Bye Kei” Adella ,melambai sambil beranjak menjauh menuju gerbang depan ruko.

“Hati-hati, nanti kabarin gue ya tentang magang lo” Keira balas melambai sambil pandangannya terus mengikuti punggung Adella yang menjauh, terlihat Adella menoleh kebelakang lalu mengacungkan jempol tangannya kemudian kembali berlalu.

***********

Suara ketukan pintu mengalihkan fokus pikirannya dari setumpuk berkas berkas di hadapannya. Saat akan mengikuti tender, memang sangat menguras tenaga dan fokusnya. Revan ingin memastikan segalanya tersusun sesuai rencana. Berkas, proposal,serta materi yang akan di gunakan dalam presentasi harus benar benar sempurna. Memang General Manajernya sudah menyiapkan berkas serta prosposal dengan sangat baik, tapi ia harus memeriksanya kembali dan memastikan sendiri bahwa persiapannya untuk mengikuti tender harus benar benar sempurna tidak ada kesalahan sedikitpun, tak heran jika ia selalu memenangkan tender hingga triliunan rupiah.

Perusahaannya yang bergerak di bidang produksi mesin industri dan perkapalan yang terbesar di Asia memang berpeluang besar untuk memenangkan tender ini, namun mengingat kali ini yang mengadakan tender adalah perusahaan terbesar di Eropa milik Mr Benoit Emmanuel yang terkenal suka membantu perusahaan-perusahaan yang sedang berkembang dengan mengunakan jasa mereka, membuat Revan sedikit khawatir. Tapi ia tetap percaya diri dan melakukan yang terbaik untuk memenangkan tender ini.

Dilihatnya Sandra, sekretaris Revan berjalan menuju meja kerja nya setelah ia persilahkan masuk, tanpa mengalihkan pandangan dari berkas berkas di hadapannya.

“Mobil yang akan Anda gunakan sudah siap Pak, dan General Manajer sudah menunggu Anda di bawah”

Revan segera memasukkan semua berkas-berkas yang ia butuhkan dan mulai keluar ruangan di susul Sekretarisnya di belakangnya.

Chapter 2

Senyum merekah tercetak jelas di wajah Adella. Ia baru saja medapat informasi bahwa izin magangnya di terima di perusahaan Steel Wicaksana Corporation. Setelah seminggu yang lalu ia mengirim proposal magangnya. Hari ini adalah hari pertamanya magang, ia sudah tiga jam mengobrak abrik isi lemari kamarnya, tapi hasilnya nihil, tidak ada satu pun yang menurutnya cocok untuk di gunakan magang di perusahaan besar seperti Steel Wicaksana Corp. Padahal seluruh pakaian yang ada di kamar kostnya pun sudah dibawah pulang ke rumah. Adella merutuki kebijakan perusahaan yang menyuruhnya memakai seragam karyawan kantor seperti biasa ,tidak seragam hitam-putih layaknya mahasiswa magang pada umumnya, hal ini sontak membuat Adella harus bangun lebih pagi untuk memilih pakaian yang setidaknya layak untuk di gunakan.

Setelah sekian lama berkutat, akhirnya Adella memilih dress navy selutut tanpa lengan yang pas melekat di lekukan tubuhnya, di padukan dengan blazer lengan panjang berwarna putih memberikan kesan classy nan elegan pada tubuh Adella. Rambutnya di biarkan tergerai dengan sedikit curly di bagian bawah. Adella juga memoles wajahnya dengan make up yang tipis seperti yang telah di pelajarinya akhir-akhir ini di akun beauty blogger.

Adella memang memliki tubuh yang indah dan paras yang cantik, tapi itu semua tertutup karena sikap acuh tak acuhnya terhadap penampilannya sendiri, terbukti sekarang setelah ia sedikit memperhatikan gaya berpakaiannya dan memoles sedikit make up di wajahnya, membuat Adella terlihat begitu cantik .

************

Revan kembali memasuki ruang kerjanya, seulas senyum bangga tercetak di wajahnya. Ia akhirnya berhasil memenangkan tender dengan ratusan juta dolar, Revan berterima kasih kepada sang kakek yang telah menyuruhnya untuk menggalakkan progam program tanggung jawab sosial, seperti membangun yayasan pendidikan nirlaba dari mulai SD,SMP,SMA sampai Perguruan Tinggi, menyediakan beasiswa, menyediakan program pelatihan kerja untuk masyarakat, khususnya bagi warga di sekitar perusahaan.

Hal ini membuat Mr Benoit Emmanuel tertarik untuk bekerja sama dengan perusahaannya. Beliau kagum terhadap perusahaan ini, meskipun merupakan perusahaan yang terbesar di Asia, tapi masih segan menggalakkan program tanggung jawab sosial. Sungguh ia harus berterima kasih pada sang kakek, pikirnya.

Adella telah duduk manis di sebuah meja tempat magangnya, setelah tadi ia di arahkan oleh seorang asisten manajer yang menjelaskan apa saja tugas Adella dan beberapa peraturan di perusahaan ini. Tugas Adella adalah membantu di bagian keuangan, sesuai dengan jurusan Adella. Tak henti hentinya ia tersenyum,bahagia,ia akhirnya bisa di terima magang di perusahaan se bonavit dan sebesar ini.

“Hei anak magang, cari dokumen laporan keuangan Tahun 2017 dan 2016, print out, lalu taruh di meja saya. 10 menit dari sekarang” Terlihat seorang wanita berambut pirang dan berbaju seksi yang sangat tidak cocok di gunakan untuk bekerja, datang padanya dengan sikap bossy nya, Adella ingin mengumpat tetapi melihat posisinya sebagai anak magang, ia hanya bisa menerima. Persetan dengan wanita itu, yang penting ia harus melaksanakan perintahnya, ia tidak mau dianggap anak magang yang pemalas.

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

Menyeruput secangkir coklat panas di tengah rintiknya hujan di sebuah cafe yang cukup sepi, memang sangat cocok untuk merelakskan pikiran dan tenaga setelah seharian bekerja. Ia tak menyangka ,menjadi mahasiswa magang bisa sebegini sibuknya. Sungguh jauh dari ekspetasi Adella.

Ia selalu beranggapan bahwa suatu hari saat ia magang, ia akan berada di belakang komputer,duduk manis mengerjakan laporan keuangan perusahaan. Dia tidak menyangka bahwa anak magang bisa jadi multifungsi. Bisa di suruh menulis laporan, mengeprint file, sampai membuatkan kopi untuk karyawan lain. Adella menghela napas lelah.

“Hei mbak, cepat kembalikan handphone saya” Adella mendongak, sesosok lelaki tampan tepat berada di depan mejanya. “Tunggu apalagi, cepat kembalikan handphone saya” lelaki itu menimpali lagi dengan kalimat yang tak Adella mengerti, terlihat kerutan di keningnya dan tatapan tajam matanya, menandakan ia tidak sedang main main.

“ Maaf,apa Anda berbicara dengan saya?” Adella bertanya dengan polosnya.

“ Memangnya dengan siapa lagi? Jangan banyak basa basi,cepat kembalikan handphone saya.”

Adella mengerjap ngerjapkan matanya, hah apa ini?

“Maaf ya tuan yang terhormat, saya rasa Anda salah orang”

“ Cepat kembalikan, saya tahu kamu yang mengambil handphone saya, cepat kembalikan sebelum saya kehabisan kesabaran” Rahangnya mengeras,tatapan tajamnya sungguh mendominasi Adella, tapi Adella sama sekali tak bergeming.

“Heh,enak saja. Atas dasar apa Anda menuduh saya mengambil handphone Anda? Jangan asal fitnah”

“Sudahlah jangan banyak bicara,saya tidak punya banyak waktu. Selagi saya masih menggunakan cara baik-baik, maka cepat kembalikan,atau saya......” belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya,Adella sudah lebih dulu menimpali.

“Atau apa heh? Mau lapor kepolisi? Silahkan saja, atau Anda sendiri yang akan terkena pasal pencemaran nama baik, jangan mentang-mentang saya perempuan, saya akan takut dengan Anda ya? Saya tidak takut dan saya tidak bersalah?” Suara Adella meninggi dan tatapan nya sarat akan kemarahan,seluruh penghuni cafe serentak menoleh kearah mereka. Masa bodoh, Adella tidak perduli.

Sudah tenaga dan pikirannya terkuras habis seharian ini di kantor, masih di tambah dengan mas-mas bersetelan jas rapi, badan tinggi tegap, rahang yang tegas, dan wajah yang ehem sedikit tampan. Adella segera menyingkirkan pikiran anehnya tetang penampilan pria di depannya, ini modus penipuan baru, menggunakan tameng pria tampan agar wanita-wanita polos sepertinya bisa dengan mudah terjebak. Oh tidak, Adella bukan wanita polos nan bodoh. Ia harus segera menyelesaikan ini, ia sudah terlalu lelah.

“Oke fine,saya tidak akan laporkan kamu ke polisi karena akan membuang buang waktu saya. Sekarang cepat kembalikan handpone saya atau kalau kamu minta ganti uang,saya akan ganti dua kali lipat,bahkan tiga kali lipat dari harga handphone itu. Jadi cepat kembalikan”

Byuuur ,secangkir kopi Adella siramkan ke wajah pria asing yang sedikit terganggu syarafnya, sedari tadi ia merengek perihal handphone yang tidak Adella mengerti sama sekali.

“Dasar pria gila” Adella lantas pergi dari cafe tersebut, meningalkan pria yang tengah syok dengan apa yang ia lakukan dan tatapan mencemooh dari seluruh cafe, Adella tidak perduli. Pria asing itu sudah merusak sore nya yang tenang. Ia telah sukses menghancurkan moodnya. Entahlah Adella belum pernah seemosional ini sebelumnya, mungkin karena kelelahan setelah seharian bekerja atau raut wajah emosi pria tadi yang sontak membuat emosi Adella ikut mendidih.

Revan menutup kasar pintu kamarnya, ia sungguh lelah hari ini. Setelah menyelesaikan masalah di kantor cabang, di tambah handphone nya yang di curi oleh seorang wanita random. Revan mengusap kasar wajahnya, baru kali ini ia di permalukan di depan umum, apalagi oleh seorang wanita, ia yakin kalau wanita tadi yang mencuri handphone nya, wanita yang memakai blazer berwarna putih dengan rambut di gerai yang menabraknya, setelah beberapa saat ia menyadari bahwa handphone nya tidak ada, ia langsung mengejar wanita tadi dan dilihatnya tengah masuk kedalam sebuah cafe. Setelah ia ikut masuk kedalam cafe tersebut, ia tersenyum sinis, membayangkan kalau pencuri zaman sekarang sudah semakin pintar, terlihat wanita tadi sudah duduk manis di salah satu cafe dan menyeruput coklat hangat dengan santainya, seakan tidak terjadi apa apa. Revan semakin geram melihatnya, ia memaksa meminta handphone nya untuk segera di kembalikan, tapi wanita tadi selalu mengelak bahwa ia yang mengambilnya dan berakhir dengan mendaratnya cokelat panas di wajahnya. The bad day ever.

Chapter 3

Adella mengetik laporan kas perusahaan dari tiga bulan yang lalu. Setelah tiga hari menjadi mahasiswa magang disini, Adella sudah terbiasa dengan lingkungan dan orang-orang di perusahaan ini, ia justru dengan senang hati mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya, apapun itu, Adella sudah di terima magang di perusahaan sebesar ini, sudah sepatutnya ia bersyukur dan tak banyak mengeluh.

Hari ini, kantor di ributkan dengan berita heboh, kabarnya CEO dari perusahaan pusat yang ada di Jakarta akan berkunjung kesini, mengingat disini adalah salah satu kantor cabang yang ada di Jawa Timur. Beliau memang secara rutin mengadakan kunjungan di setiap anak kantor cabang, setidaknya satu bulan sekali, hanya untuk memeriksa kondisi perusahaan apakah sudah berjalan dengan baik sesuai rencana.

Adella mengernyitkan kening, manakala melihat sebagian besar karyawan perempuan di kantor ini malah sibuk berdandan dan merapikan penampilan, seharusnya mereka berusaha bekerja sebaik mungkin, agar terlihat sebagai karyawan yang rajin bukan? Mengingat petinggi perusahaan akan berkunjung. Entahlah Adella tak terlalu ambil pusing, yang jelas ia harus segera menyelesaikan laporan ini dan segera bergegas berangkat ke Surabaya, hari ini adalah hari sabtu, jadi para karyawan hanya bekerja sampai pukul 12 saja.

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

Adella baru saja masuk ke gedung fakultasnya, ia segera menuju ke lobi untuk bertemu sahabatnya, Selly. Hari ini Adella bersama Selly berencana untuk memberikan berkas-berkas mengenai perusahaan tempat mereka magang dan pada posisi apa mereka ditempatkan. Adella mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Selly, gadis itu memberikan pesan bahwa ia menunggunya di lobbi.

Adella dan Selly sudah cukup dekat, mereka sudah saling mengenal sejak semester pertama. Bahkan sewaktu ospek, Adella ingat kala itu ospek hari kedua, Adella hanya duduk di tepi lapangan, sementara para mahasiswa baru yang lain sedang menyerbu kantin untuk mengisi perut mereka, Adella meneguk botol air yang di bawanya dari kos hingga tersisa separuh. Setidaknya minum air sudah cukup untuk mengganjal perutnya sampai nanti sore selesai ospek.

Adella bukannya tidak mau membeli makanan di kantin, Adella sangat ingin, mengingat ia sudah sangat lapar, tetapi uang saku yang di berikan orang tuanya sangat terbatas, ia harus pintar-pintar untuk menghemat uangnya, mengingat ia sekarang adalah anak kos yang hidup sendiri dan mengurus segala keperluan sendiri juga. Uang yang di berikan oleh orang tua Adella hanya cukup untuk digunakan makan selama dua kali sehari selama satu minggu, sedangkan ia di Surabaya untuk ospek adalah enam hari, lalu di lanjut kuliah selama empat hari, terhitung sepuluh hari. Ia sebenarnya ingin meminta uang saku lebih, tapi mengingat kondisi orang tuanya dan besarnya biaya yang di keluarkan orang tuanya untuk masuk Univesitas ini, Adella jadi mengurungkan niatnya.

Tiba-tiba ada seseorang yang mengulurkan sebungkus roti padanya, Adella mendongak. Dilihatnya seorang gadis memakai pakaian hitam putih seperti dirinya, menandakan bahwa ia juga mahasiswa baru.Ia terus menyodorkan sebungkus roti dan menyuruh Adella untuk memakannya. Karena perut Adella sudah merontah ronta meminta pemasukan, maka Adella mengambil sebungkus roti tersebut sambil menggumamkan terima kasih. Lalu gadis tersebut duduk di samping Adella. Adella baru ingat jika gadis itu bernama Selly, mereka sempat bertemu tadi di depan gerbang kampus, Adella melihat Selly yang ketakutan dan tidak berani memasuki kampus, ternyata ia tidak membawa pita untuk mengikat rambutnya karena ini adalah salah satu syarat ospek, jika melanggar maka akan di pastikan mendapat hukuman dari kakak kakak senat.

Adella melihat id card Selly dan ternyata mereka satu jurusan, jadi atribut yang mereka pakai pun pasti sama, oleh karena itu Adella memberikan pita nya yang tersisa karena memang Adella membeli lebih hanya untuk berjaga jaga. Selly sangat berterima kasih sekali lalu mereka masuk ke dalam kampus karena ospek akan segera di mulai. Sejak insiden pemberian pita dan balas memberi roti saat istirahat ospek saat, itu mereka mulai dekat dan hingga sekarang menjadi sahabat.

Adella mengembangkan senyum ketika sepasang retinanya menangkap sosok Selly yang juga tengah tersenyum kepadanya. Sudah seminggu mereka tidak bertemu karena kesibukan magang masing-masing. Selly memilih magang di Kantor pelayanan pajak di kampung halamannya, otomatis mereka berada di kota yang berbeda. Selly sosok gadis yang ceria, pintar, dan jadi moodbooster kala Adella dan dua orang teman sepergenk-an mereka sedang have a bad day, sosoknya yang ceria mampu mencairkan suasana dan memberikan aura positif untuk sekitarnya.

“Gimana magang kamu?” tanya Selly setelah melepas pelukannya kepada Adella

“Lancar kok. Kamu gimana?”

“Seru dong, banyak cogan dikantor ku" ucapnya seraya mengedipkan sebelah mata. Adella memutar bola mata malas, otak temannya itu tidak berubah rupanya, isinya hanya cogan dan cogan.

"Eh gimana di kantor kamu? Cowoknya ganteng-ganteng gak?" timpal Adella lagi, kali ini sambil cengengesan. "Eh iya, aku denger pemilik Wicaksana corp itu ganteng banget loh. Udah pernah ketemu belum?” tanya Selly penasaran.

“Yaelah mana tahu aku Sel. Perusahaan tempat magangku ini kan cabangnya. Otomatis CEO nya ada di kantor pusat lah. Terus kata kamu ganteng itu dari mananya? Selera kamu sekarang kakek-kakek begitu ya?” Adella tertawa mengejek, sedangkan yang di tertawakan bingung. Kakek kakek? Kakek kakek dari mananya?

“Eh apa maksud kamu kakek-kakek?” tanya Selly bingung.

“Ya CEO nya udah kakek-kakek, Pak Wicaksono kan?”

“Loh kok pak Wicaksono. Apa jangan-jangan kamu gak tahu ya? Pak Wicaksono kan anu..apa.. itu, cucunya yang ganteng. Aduh apasih. Maksut aku sudah di-“ Belum sempat melanjutkan kalimatnya, Adella sudah menariknya menuju ruang akademic. Tak menghiraukan racauan Selly dan protesnya yang di tarik tarik seperti itu di depan banyak mahasiswa. Selly masih tidak terima, pembahasannya mengenai cowok ganteng nan tajir, di sela begitu saja. Sementara Adella terkikik geli, kemana tipe ideal Selly yang selalu diagung-agungkan selama ini. Selly meng kampanyekan bahwa tipe cowok ganteng ada di atas segala-galanya baginya. Kenapa sekarang berubah menjadi kakek-kakek kaya raya?

Setelah urusannya di kampus selesai, Adella langsung menuju tempat kursus bahasa Jerman. Ia mengatur ulang jadwal kursusnya karena bertabrakan dengan jadwal magangnya.

Semua kursusnya ia ganti menjadi sabtu sore sampai malam, dan hari minggu pagi sampai sore. Adella memiliki lima kelas kursus, yaitu kursus Bahasa Jepang, bahasa Jerman, Bahasa Perancis,Bahasa Korea dan Bahasa Spanyol.

Adella sangat menyukai belajar bahasa, ia sudah menyukai belajar bahasa asing sejak di Sekolah Menengah Atas dulu, saat itu ia mendapat dua mata pelajaran bahasa asing,yaitu bahasa Inggris dan Bahasa Mandarin.Dari sekian mata pelajaran,hanya mata pelajaran Bahasa Inggris dan Mandarin yang mudah di pahami Adella.

Ia bahkan sudah lulus Standart Mndarin Examination Test,yakni tes untuk mengukur seberapa jauh kemampuan bahasa Mandarinnya,ia lulus dalam enam level,yakni level intermediette,tinggal satu level lagi ia akan lulus level advance yaitu level tertinggi dalam pelajaran bahasa mandarin.Ia lalu meneruskannya pada awal kuliah, dan dalam enam bulan, ia lulus dan mendapat setifikat Standart Mandarin Examination Test untuk level advance dan dengan nilai yang memuaskan.

Setelahnya Adella merasa tertantang untuk mencoba bahasa asing lainnya,ia lalu mengambil kursus Bahasa Jepang dan bahasa Korea, setelah enam bulan berjalan, ia mengambil bahasa Perancis, selang enam bulan kemudian ia mengambil kelas kursus lagi,yaitu bahasa Jerman dan Spanyol. Hingga kini Adella masih menjalani lima kelas kursus bahasa tersebut.

Setelah selesai magang dan memasuki semester enam,Adella akan mengambil kelas bahasa Rusia,karena bahasa Jepang dan Korea akan segera lulus.

Adella beruntung bisa tinggal di kota besar seperti Surabaya ini, karena disini tersedia berbagai fasilitas yang menunjang kegemarannya terhadap belajar bahasa asing,seperti tersedianya tempat kursus berbagai macam bahasa asing dengan pengajar yang memang ahli di bidangnya,kebanyakan malah pengajarnya adalah orang asli dari negara bahasa tersebut.

Awalnya, alasan Adella kursus berbagai bahasa asing hanya karena kegemaran semata, ia merasa di sanalah passionnya dan pertama kali dalam hidupnya ia merasa begitu bahagia saat belajar. Sampai pada satu titik dimana ia menyadari bahwa alasan untuk mempelajari berbagai bahasa asing tidak se simpel itu, Adella ingin kuliah di luar negeri. Yah, para alumni dari tempat kursus Adella sering mengadakan seminar untuk sharing-sharing pengalamannya mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri.

Adella melihat sebagian besar mereka yang lulusan luar negeri pasti mendapat pekerjaan yang sangat layak untuk ukuran fresh graduate,di tambah dengan prestise dari masyarakat. Tidak munafik, Adella memang membutuhkan prestise dari keluarga besarnya yang selalu menatap Adella dan orang tuanya dengan pandangan meremehkan, seakan orang tuanya tidak sanggup menguliahkan Adella di jurusan Kedokteran, Arsitek, atau jurusan yang bonavit lainnya, atau bahkan memandang Adella sebagai anak yang bodoh, yang tidak bisa masuk dalam jajaran Universitas universitas terbaik di negeri ini, seperti para sepupunya yang kebanyakan di terima di Universitas bergengsi dengan jurusan yang bergengsi pula.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!