MENCINTAI SUAMI KAKAK
"kak, aku suka sama kak Agus. Kak agus mau gak jadi pacar aku?"
Seorang anak SMA menyatakan cintanya kepada seorang laki-laki. Dia memakai pakaian kuliah.
"Hah? Ini serius, bercanda atau lagi taruhan sama teman-teman kamu?"
Agus seorang calon insinyur, bingung menatap adik kelasnya. Namanya Hanna, dia ingin mengambil kelas yang sama, jurusan yang sama seperti Agus, untuk menjadi seorang desain interior atau bahkan perancang bangunan handal. Hanna dan beberapa temannya sering survei ke kampus itu. Tak sengaja bertemu dengan Agus dan jadi akrab dengan agus.
Hanna banyak bertanya tentang jurusan itu kepada Agus. Agus juga menjadi tour gaet di di kampus. Tapi Agus tak tahu Hanna menyimpan rasa kepada dia.
"Tapi kalau gak, gak apa-apa kok kak. Aku tahu, jangan pikirkan ini. Aku minta maaf kalau lancang."
Hanna mau pergi dari hadapan Agus. Mereka hanya berdua. Semua teman Hanna sedang sibuk. Jadi dia datang ke kampus sendiri.
"Tunggu, saya suka keberanian kamu." Agus menahan tangan Hanna.
Hanna menatap Agus penasaran, "artinya apa kak?"
"Saya mau jadi pacar kamu."
"Serius?"
"Gak."
"Kak?"
"Iya lah."
Hanna masih tak yakin dengan apa yang dikatakan oleh Agus. Dia diam menatap Agus tak percaya.
"Ini pacarnya didiamkan saja? Tidak mau dipeluk?"
"Boleh kak?"
"Emm."
Agus mengangguk. Hanna langsung memeluk Agus. Agus pun memeluk dan mencium kening Hanna. Hanna masih tak menyangka dengan apa yang dilakukan Agus.
"Tapi nanti didepan mahasiswa lain, harus profesional ya?"
"Iya kak."
"Saya tetap senior kamu, kamu tetap mahasiswi baru disini. Lulus kan?"
"Iya lulus kok. Ini mau daftar kesini. Tapi yang lain lagi jalan sama pacar-pacarnya."
Hari ini adalah hari kelulusan SMA Hanna. Dia mendapatkan pengumuman kelulusannya hari ini.
"Mau saya traktir?" Tanya Agus kepada Hanna.
"Bisa panggilnya, aku kamu aja gak kak? Masak saya sih, kayak kaku aja gitu."
Hanna melepaskan pelukannya kepada Agus. Dia mendongak menatap Agus. Tatapannya protes kepada Agus.
"Ok. Aku, mau aku traktir. Hari ini pulang cepat. Meeting kampusnya sudah selesai."
"Mau. Sekalian merayakan hari jadikan kita ya kak?"
Agus mengangguk. Dia membawa mobil. Mereka ke cafe yang Agus suka. Agus membukakan pintu untuk Hanna masuk. Melindungi kepala Hanna yang mau masuk ke mobil Agus. Dia duduk di depan, di samping Agus yang akan menyetir. Setelah itu Agus memutar arahnya, dia masuk ke tempat duduknya.
"Aku masih gak nyangka, kakak suka juga sama aku?"
"Iya."
Hanna bertanya di dalam mobil. Mereka ada ditengah jalan menuju ke cafe yang Agus katakan. Hanna meraih tangan agus. Agus menggenggam tangan Hanna, bahkan sepanjang jalan Agus menyetir tanpa melepaskan genggaman tangan keduanya.
Hingga mobil Agus berhenti di dekan salah satu cafe. Agus baru melepaskan tangannya yang menggenggam tangan Hanna.
"Ini cafe orang tua teman aku, lebih muda dari aku sih. Cuma sudah kayak adik sendiri dan teman juga sahabat aja. Aku suka banget disini. Suasananya enak."
Agus mengulurkan tangannya menggandeng Hanna yang akan turun. Hanna tersenyum mendengar ceritanya. Dia meraih tangan agus dan keluar dari mobilnya.
Hanna tidak memakai baju SMA-nya. Dia dandan dulu sebelum ke kampus Agus, setelah dia tahu pengumuman kelulusannya.
"Dia teman kampus kakak?"
"Iya. Nanti aku kenalkan."
Hanna mengangguk. Mereka masuk ke dalam cafe. Mereka memilih tempat yang ada di outdoor cafe.
"Paman."
Agus tak sengaja bertemu dengan papanya temannya itu. Dia melambaikan tangan.
"Agus, Edward gak disini?"
Edward adalah sahabat Agus, dia sudah menganggap Ed seperti adiknya sendiri. Dia dua tahun lebih muda dibawah Agus. Mereka beda jurusan. Paman adalah ayahnya edward.
"Enggak paman. Saya tidak mau menemui ed kok. Ini kita mau makan disini, yang paling enak disini ya paman."
"Iya. Sama siapa? Gak mau dikenalin sama paman, Gus?"
"Hanna paman."
Hanna berdiri dan mengulurkan tangan kepada Ayahnya Ed. Dia berdiri dan sedikit membungkuk, juga menjabat tangan ayahnya Ed.
"Tunggu sebentar ya?" Kata ayah Ed kepada Hanna.
"Iya paman." Hanna dan Agus mengangguk.
Hanna melihat pemandangan di sekeliling cafe. Konsep cafe yang bagus, dengan ruang outdoor dan indoor. Outdoornya langsung menghadap bukit, pepohonan, bahkan cafe ini ada di daerah atas perbukitan.
"Wah, gak habis pikir, kenapa bisa paman buka cafe seperti ini. Ini sangat indah."
"Aku yang menyarankan. Biar bisa beda sendiri saja."
"Wah, pantas kakak kalau aku tanya soal desain dan semacamnya memang jago. Kakak setelah lulus mau buka perusahaan sendiri? Dan membuat banyak proyek bangunan Dengan desain kakak sendiri?"
Agus hanya mengangguk. Tak lama makanan mereka datang. Bahkan ada ibunya Ed juga. Dia menyapa Hanna juga. Agus juga mengenalkan Hanna kepada ibunya Ed.
"Cantik, siapanya kamu Gus?"
"Pacar Tante."
Hanna yang tersipu malu ketika Agus menjawabnya. Dia kira dia akan malu menyebut dia pacar di depan semua orang tapi ternyata tidak.
"Ed baru sampai. Mau Tante suruh ke sini atau gak mau diganggu."
Agus melirik Hanna. Hanna mengangguk. Dia tak masalah. Dia juga ingin kenal dengan temannya Agus.
"Kesini gak apa-apa Tante. Hannanya gak masalah juga."
"Ok. Selamat ya."
"Makasih Tante."
Ibunya Ed pergi dari sana. Dia kembali masuk ke dalam cafe. Tak lama Ed datang.
"Hai, ini beneran gak apa-apa duduk disini. Ganggu kalian gak?"
"Duduk Ed, gak apa-apa kok. Ya kan, na?"
"Iya kak gak apa-apa kok."
Mereka makan bertiga bersama. Hanna jadi mengenal Ed juga. Dia satu kampus dengan Agus. Agus sebentar lagi lulus kuliah. Tapi Ed masih dua tahun lagi.
"Kakak lulus tahun ini kan? Aku telat dong masuknya ke kampus kakak?" Kata Hanna tanpa malu di depan Ed kepada Agus.
"Kamu sih lahirnya kelamaan ya Ed?"
"Haha, iya. Harusnya lahirnya sama ya atau minim satu tahu dibawa Agus, sama kayak aku juga itu lumayan sih. Lama satu kampus sama Agus."
Mereka tertawa bersama. Sampai selesai makan. Agus pamit dan Hanna. Agus mengantar Hanna ke rumahnya.
"Sayang, aku pulang ya?"
Agus pamit kepada Hanna. Hanna mengangguk. Dia mengusap kepala Hanna dan mencium kening Hanna.
Agus mengendarai mobilnya pergi dari depan rumah Hanna. Dia pulang ke rumah.
Bruk!
Baru saja sampai, papanya memberikan sebuah dokumen kepada Agus. Agus menatap papanya dengan bingung. Papanya jarang di rumah. Ada apa?
"Ini dokumen perusahaan, perjanjian dua perusahaan. Papa butuh bantuan kamu. Perusahaan kita hampir bangkrut."
Agus membuka laporannya. Dia melihat dan mencoba membaca isi yang tertera.
"Bekerja sama dengan perusahaan sahabat papa dan menikah dengan anaknya?"
"Bagaimana bisa?"
"Bisa dan harus. Papa gak mau tahu."
Papa Agus mengangguk dan pergi dari sana begitu saja. Agus terdiam. Bagaimana hubungannya dengan Hanna?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Yuli Eka Puji R
paman itu panggilan apa emang namanya paman
2023-07-20
0
Yuli Eka Puji R
membingungkan.... aku, mau aku traktir yg bener gimana thor kamu mau aku traktir apa gimana
2023-07-20
0