SUAMI KAKAK PART 4

Agus membawa ayu ke rumah sakit.  Sesampainya di sana dia langsung dimasukkan ke ruangan untuk di periksa. 

"Dokter, bagaimana keadaan anak saya dan cucu saya?"

Setelah menunggu cukup lama, dokter yang memeriksa ayu akhirnya keluar.  Mama dan papa ayu, juga Agus yang sejak tadi menunggu di depan ruangan ayu menghampiri dokter yang akhirnya keluar dari sana. 

"Maaf, tapi bayinya tak bisa diselematkan.  Apa anda tahu, jantung bayi lemah? Tiga hari ini bayinya sudah tak bernafas."

Mama ayu syok.  Dia hampir saja jatuh.  Suaminya segera menangkap sang istri. 

"Apa maksudnya dokter?"

Agus yang bertanya kepada dokter.  Dengan kata lain, bayinya diam saja tiga hari ini, tak ada respon. Dia sudah meninggal dalam kandungan tiga hari lalu. 

"Apa ibunya tidak merasakan? Atau tidak mengatakan sesuatu kepada kalian?"

Semuanya menggeleng.  Kenapa jadi seperti ini.  Ayu bahkan tak cerita apa pun kepada Agus.  Ayu harus segera ditangani, Agus terpaksa tanda tangan untuk operasi pengeluaran bayinya. 

Mama ayu syok sampai akhirnya pingsan dan harus di rawat di rumah sakit untuk istirahat. Dia ada di kamar lain.  Sementara ayu sedang melalukan operasi sesar untuk mengeluarkan bayinya.  Agus menunggu di depan ruangan ayu. 

Operasi berjalan selama satu jam lebih.  Setelah itu dokter keluar.  Agus kembali menghampiri dokter.  Agus bisa melihat bayinya yang sudah meninggal. 

"Saya mau lihat dok, boleh?"

Dokter mengangguk.  Bayi laki-laki yang sudah berbentuk.  Agus tak bisa menahan air matanya.  Mama dan papanya ayu juga mendengar kabar itu, mereka juga ingin melihatnya.  Mereka tak henti menangis melihat itu. 

Mereka harus memakamkan bayinya.   Agus yang mengurus semuanya.  Sementara mama dan papa ayu tinggal di rumah sakit untuk menjaga ayu. 

Sampai ayu siuman. Ayu mencari bayinya.  Dia meraba perutnya. 

"Ma, anak aku mana ma? Bayi aku mana ma? Aku gak mau kehilangan dia ma? Dia cuma tidur ma. Beberapa hari dia yang biasanya nendang, dia diam ma.  Tapi aku yakin dia cuma tidur."

Mama ayu mencoba menenangkannya.  Karena ayu tak bisa dikendalikan. Mereka harus memanggil suster dan dokter.  Ayu diberikan obat penenang. 

"Sayang, maafkan papa.  Papa tidak bisa menjaga kamu dengan baik.  Papa janji akan selalu kesini. Berbahagialah disini dan bermain dengan indah bersama teman-teman kamu."

Agus masih di makam.  Dia ditelepon mamanya ayu kalau ayu sudah sadar. Agus segera ke rumah sakit. 

***

"Tega banget kamu kak, bahagia diatas penderitaan aku. Aku harap kamu gak akan pernah bahagia sama istri kamu kak."

"Maaf kalau aku jahat, tapi sakit banget kak. Sakit dengernya dari orang lain, andai itu dari kamu sendiri kak."

Hanna ada di ruang makan di apartemennya, dia membuka bingkisan yang diberikan Ed, yang ditinggal di depan pintu. Hanna membuka makannya. Membuka minumannya juga. Jus apel kesukaan dia. Tapi dia makan dengan menangis. Menahan sesak dan sakit di hatinya.

"Jahat kamu kak."

Hanna tak henti menangis sambil makan. Ed sudah kembali ke cafenya. Dia membantu mama dan papanya disana. Tapi pikirannya masih tertuju kepada Hanna.

"Gak mau keluar ma. Gak mau ketemu aku juga. Apa aku salah ya bilang yang sebenarnya soal kak Agus."

"Tapi kasihan ma, kalau Hanna gak tahu dia akan selalu berharap ma. Dia tidak akan pernah membuka hatinya lagi dan tidak akan pernah menjalani hidupnya dengan orang baru ma."

"Itu lebih menyakitkan bukan ma?"

Ed membantu membuat makanan pesanan pelanggan. Tapi dia juga tak henti bercerita kepada sang mama yang ada di samping dia. Mamanya menepuk pundak Ed.

"Itu bener kok, yang kamu lakukan itu bener. Mungkin awalnya akan sangat menyakitkannya untuk Hanna. Tapi lama kelamaan sakit itu juga akan hilang sendiri Ed."

"Mungkin masih tersisa, tapi sisa itu tak ada apa-apa Ed kalau sudah menemukan obatnya. Semoga kamu bisa membantu Hanna, dia anak yang baik."

"Papa juga setuju dengan Hanna kok."

Ed tersenyum mendengar ucapan kedua orang tuanya yang mendukung dia mendekati Hanna. Ed mengangguk dengan yakin. Dia akan membantu Hanna melupakan Agus dan mungkin jadi mencintai dia. Tak ada yang tak mungkin selama mereka masih mau mencoba dan masih hidup.

***

Agus sudah kembali ke klinik, dia masuk ke ruangan ayu. Ayu menangis histeris disana, tapi karena obat biusnya, badannya terasa lemas.

"Sayang, yang sabar ya. Kan kamu dan Agus bisa melakukannya lagi, kalian bisa punya anak lagi."

Mama ayu masih ada di samping ayu. Dia mencoba memeluk dan menenangkan anaknya. Tapi percuma saja, itu tak ada artinya untuk ayu. Sampai Agus datang.

"Sayang."

Agus memanggil ayu. Ayu melepaskan pelukannya dari sang mama dan melirik sang suami. Mama ayu menyingkir, dia memberikan ruang kepada Agus untuk berdiri di samping ayu.

"Anak aku dimana? Anak kita, bayi aku, padahal tinggal beberapa hari lagi kan sayang? Kenapa dia memilih tidur untuk selamanya."

Agus diam, dia juga sama sedih dan menangisnya. Tak ada kata yang berguna bagi keduanya. Agus hanya memeluk erat ayu dan tak henti mencium juga mengusap keningnya.

"Kita bisa memulai dari awal. Ya?"

Agus tak henti membisikkan kata itu. Ayu juga sudah mulai lelah menangis. Dia diam dan tertidur di ruangannya. Ada mamanya yang berjaga. Dokter meminta bertemu Agus.

"Ma, aku ke ruangan dokter dulu ya."

Agus pamit menitipkan sang istri. Mama mertuanya itu mengangguk. Agus ke ruangan dokter. Dokter menunjukkan hasil pemeriksaan ayu. Agus kaget mendengar ucapan dan penjelasan dokter. Ayu tak bisa hamil lagi karena masalah rahimnya.

Lalu bagaimana dengan mimpi ayu yang sangat ingin menjadi ibu. Agus tak Maslaah dengan itu, mereka bisa mengadopsi anak. Tapi bagaimana kalau ayu tahu semuanya.

Dia keluar dari ruangan dokter dengan lesu. Dia duduk di depan ruangan ayu. Dia menangis sendiri disana dengan menggenggam kertas pemeriksaan ayu.

"Gus, ada apa?"

Papa ayu tak sengaja melihat Agus. Dia keluar dan menemui Agus. Agus cerita semuanya ke papa mertuanya. Papa mertuanya masuk dan memberitahu sang istri.

"Agus mau bicara ma, diluar."

Dia berbisik kepada mamanya ayu. Mereka pun keluar. Mama ayu hancur mendengar kondisi anaknya.

"Bagaimana bisa? Pasti dokter salah. Kita ke dokter yang lain. Pasti hasilnya salah."

Mama ayu yang tak terima. Papanya ayu mencoba menenangkan sang istri.

Hari sudah mulai malam, ayu masih harus dirawat disana untuk beberapa hari. Agus yang menemani ayu di klinik. Mama dan papanya pulang.

***

Ed sudah menutup cafenya. Dia ke apartemen Hanna lagi. Dia ingin mengecek keadaan Hanna. Ed meninggalkan makanan di depan apartemen Hanna. Hanna masih belum membalas pesannya. Kali ini ed sengaja menunggu didepan.

Terpopuler

Comments

Yuli Eka Puji R

Yuli Eka Puji R

karma yg agus tanggung, seharusnya pamit udahi hubungannya sm hanna biar ga gantung perasaan orang lain walau msh status pacaran berawal baik berakhirpun harus baik

2023-07-20

0

Yuli Eka Puji R

Yuli Eka Puji R

sebenernya ayu itu di klinik apa di rumah sakit ya, keder kayanya outhornya

2023-07-20

0

Yuli Eka Puji R

Yuli Eka Puji R

8bln ya udh sempurna lah 😂🤣

2023-07-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!