MY LOVE IS MY HERO
"Saya terima nikahnya Jessica Aira Hansel binti Jason Maverick Hansel dengan mas kawin tersebut dibayar, Tunai!"
Suara pria bernama James Anantha Raja, menggema di seluruh sudut masjid besar nan indah milik keluarga Hansel, keluarga sang mempelai wanitanya.
"Bagaimana para saksi?" tanya sang penghulu.
"Sah!" seru para saksi dan tamu bersamaan.
"Alhamdulillah.."
Semua berucap syukur bersamaan saat janji suci di ucapkan oleh sang mempelai pengantin pria di depan penghulu, para saksi, keluarga dan semua yang ada disitu.
Hari ini adalah hari dimana Jessica dan James melangsung pernikahan, sebelum mereka menuju hotel tempat resepsi pernikahan, mereka melakukan ijab qobul di sebuah masjid besar yang telah di bangun oleh keluarga Hansel.
Semua yang ada di hari itu sangat bahagia dan lega terutama sang pengantin wanita, tapi sayangnya si pengantin pria tidak merasakan kebahagiaan itu, dia memang tersenyum pada kedua keluarga besar dan semua yang ada disitu tapi dalam hatinya hanya ada kehampaan saja.
Setelah menyelesaikan prosesi ijab qobul mereka, kini mereka menuju ke hotel untuk menyambut seluruh tamu undangan.
Jessie terlihat cantik dengan Gaun pengantin putihnya dan James dengan tuxedo hitamnya, sebenarnya James sempat terpukau melihat kecantikan Jessie tapi segera dia tepiskan. Karena baginya Renata yang tercantik dan wanita paling kalem dan sabar.
Setelah semua acara telah usai, pengantin dan keluarga besarnya menginap di Hotel mewah itu.
Dan kini kedua pengantin itu telah berada di dalam kamarnya, Jessie berdiri membelakangi James yang sedang melepas jas dan kemejanya.
Tak disangka Jessie memberanikan dirinya memeluk James dari belakang.
"Hei! Jangan menyentuhku!" ucap James melepas kasar tangan Jessie yang melingkar diperutnya yang sixpack itu.
Jessie hanya terdiam melihat perlakuan James, dia sangat terluka James menolaknya.
"Jangan berekspektasi terlalu tinggi gadis manja! Walaupun kita sudah menikah jangan harap kamu bisa mendapatkan sentuhanku! Sudah aku bilang berkali-kali, aku tidak mencintaimu sama sekali!" ucap James dengan nada dingin lalu masuk ke dalam kamar mandi.
Jessie tak bisa menahan airmatanya mendengar ucapan James. Dia segera membuka baju pengantinnya dan berganti dengan dress satin mini berwarna hitam lalu menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
Saat James telah menyelesaikan mandinya, dia segera memakai baju, celana jeans dan Hoodie hitam untuk menutupi kepalanya, lalu dia meninggalkan Jessie begitu saja di malam pengantin mereka dan menyelinap ke sebuah Club ternama tanpa sepengetahuan keluarganya yang masih ada di hotel dengan mengendarai taksi online.
Dia meminum banyak alkohol untuk menghilangkan gelisah di hatinya, disatu sisi dia ingin segera menikahi Renata, disisi lain dia telah berjanji pada Barrack sahabatnya untuk tidak menyakiti hati adik kesayangannya.
Apa yang kini harus dia lakukan? Apa Renata mau menunggunya lagi jika dia harus menundanya lagi? James sangat kalut, dia meneguk vodkanya dalam satu tegukan dan menghisap rokoknya perlahan.
Saat dia merasa dia sudah sangat mabuk dia menelpon Fino, asistennya agar menjemputnya di Club malam.
"Hallo! Ada apa Boss?" tanya Fino dengan suara khas bangun tidurnya.
"Aku lagi di DF Club, jemput aku sekarang dan antarkan aku kembali ke hotel!" perintah James dengan nada khas orang mabuk.
Fino reflek melihat jam dindingnya dan melihat jika jam menunjukkan pukul 3 pagi.
"Astaga Boss! Bukannya malam pertama malah mabok di Club!" keluh Fino.
"Udah jangan banyak bicara kau! Cepat kesini sekarang, jangan lama-lama!"
"Siap Boss!"
Selang 15 menit berlalu, Fino telah sampai di tempat tujuan dan mencari keberadaan James. Dia melihat James meletakkan kepalanya di meja Club sembari terus mengomel tak jelas.
"Boss mari saya antar pulang!"
"Hm,"
Fino memapah James, selama menjadi asisten James, dia tidak pernah melihat James mabuk. James jarang pergi ke club kecuali jika diundang seseorang dan dia pun akan minum satu gelas saja sebagai bentuk penghormatan didepan teman-temannya.
Setelah mereka sampai ke kamar hotel James dan Jessie menginap, James masuk ke dalam kamar dan Fino pun kembali ke apartemennya lagi.
Dalam keadaan mabuk, dia melihat selimut Jessie tersingkap dan gaun tidur hitam mini milik Jessie, memperlihatkan lekuk tubuhnya yang putih dan se*si, melihat itu hasr**-nya mendadak muncul dan sesuatu miliknya sudah menegang di bawah sana.
Dia merasa sangat 'haus' karena selama ini hanya bisa bermain solo saja, bahkan beberapa bulan ini Renata juga jarang bisa dia temui karena sibuk dengan pekerjaannya.
Dalam keadaan setengah sadar, tiba-tiba dia menyerang Jessie. Menc**mi leher dan t***h Jessie dengan kasar.
"Kak James!" seru Jessie yang terkejut mendapat serangan mendadak.
James tak bergeming, dia terus menc**mi leher gadis itu, tanpa mendengarkan seruan sang gadis.
"Krekk!"
James merobek gaun tidur Jessie dan melemparkan kesembarang arah kemudian merobek bra-nya juga.
"Arrggghhh!"
"Kak James, HENTIKAN!" teriak Jessie panik sekaligus malu.
James tak peduli, teriakan Jessie malah membuatnya semakin panas. Dia mengulum buah cherry berwarna pink milik Jessie, dan membuat Jessie semakin tak berdaya.
"Akh! Kak James, HENTIKAN!
Entah kenapa dia menyuruh James berhenti tapi rasa nikmat yang dia terima membuat dadanya malah semakin membusung.
Lama-lama Jessie pun terbuai dengan sentuhan sang suami dan membiarkan apapun yang dilakukan James padanya walau dia tahu pria itu dalam keadaan mabuk saat ini.
Entah berapa lama James menyapu seluruh t*buh-nya dan tanpa sadar kini mereka berdua pun dalam keadaan tanpa sehelai benangpun.
Dia mulai membuka **** istrinya dan menerobos masuk kedalamnya.
"Akh! Sakit!"
James tak peduli keluhan Jessie, dia menerobos dinding pertahanan milik Jessie dengan kasar dan menghujamnya tanpa peduli Jessie yang kini sudah berderai airmata.
Dan lebih menyakitinya lagi, James memanggil nama Renata dengan panggilan sayangnya di telinga Jessie, ketika dia telah sampai di atas puncak kenikmatannya.
Setelah kegiatan panas itu, James pun tertidur di samping istrinya
Sedangkan Jessie masih menangis, entah karena rasa sakit pada inti tubuhnya atau karena James yang terus memanggil nama Renata.
Pukul 9 pagi, mempelai pengantin baru itu masih belum terbangun dari tidurnya, karena sendiri Jessie baru bisa tidur pukul 5 pagi.
"Tok! Tok!"
"Hei pengantin baru! Bangun kalian! Apa tidak lapar lembur semalaman!" goda Bu Nadia, Ibu James dari luar kamar.
James yang mendengar suara mamanya, sontak bangun dan segera mencari boxer miliknya dan memakainya sembarangan.
Jessie pun ikut terbangun tapi dia berpura-pura tidur.
"Ada apa mama?" tanya James dengan wajah yang berantakan tapi malah terlihat se*si dan semakin tampan.
"Astaga putra mama, berantakan banget! Mandi sana kamu! Bangunkan juga istrimu untuk sarapan, jangan hanya membuatnya lelah tapi perhatikan makan dan kesehatannya!" ujar Bu Nadia.
"Iya ma, udah mama pergi dulu! Aku mau mandi!"
James mendorong mamanya pelan dan menutup pintu kamarnya kembali.
"Dasar anak kurang ajar! Bisa-bisanya dia mengusirku!" gerutu Bu Nadia dari luar kamar.
Setelah mamanya pergi, James segera masuk ke dalam kamar mandi dan berendam di bathtub untuk mengusir rasa lelahnya.
Saat dia memejamkan mata menikmati hangatnya air dan wanginya aroma terapi di kamar mandi itu. Sekelebat bayangan percintaan panasnya bersama sang istri melintas di otaknya, sungguh membuat tubuhnya tiba-tiba panas dan menegang.
Rasa nikmat itu tidak pernah dia rasakan sebelumnya, sangat berbeda jika dibandingkan dia yang terbiasa bersolo karir.
"S14L! Kenapa aku menginginkannya lagi!" gerutu James.
James sadar jika dia telah memaksa Jessie tadi malam dan sempat melihat airmata Jessie yang terus menetes karena hujaman kasar darinya, ada rasa bersalah terbesit di hati James. Entah kenapa dia tiba-tiba menjadi laki-laki yang bre***sek dan munafik.
Beberapa jam lalu dia mengatakan tidak akan menyentuh Jessie tapi saat melihat Jessie dalam keadaan setengah terbuka dia menjadi gelap mata dan menyerang gadis itu dengan brutal.
Mengingat itu, dengan cepat dia menyelesaikan mandinya dan segera membangunkan Jessie.
James melilitkan handuk putih di pinggangnya dan menghampiri Jessie yang masih tertutup dengan selimut.
"Jess! Bangun!"
James menggoyang-goyangkan tubuh Jessie.
"Hmm!"
Jessie berpura-pura baru bangun dan membuka matanya perlahan. Dia masih terlalu malas melihat wajah suaminya.
"Mandilah! Semua orang sudah menunggu kita untuk sarapan di bawah!"
"Hm!"
Tanpa banyak kata, Jessie melilitkan selimut putih itu di tubuh polosnya dan segera turun dari ranjangnya, tapi yang dia dapat hanya rasa sakit pada inti tubuhnya.
"Akh!" rintihnya pelan.
James yang sedang mengambil baju di kopernya, sontak menoleh saat mendengar rintihan Jessie.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya James menghampiri Jessie yang kini duduk di samping ranjangnya.
"Aku tidak apa-apa," jawab Jessie tanpa memandang wajah James.
"Mari kubantu!"
"Apa!" Jessie masih belum paham dan tiba-tiba tubuhnya sudah melayang.
"Eh!" Jessie terkejut karena James menggendongnya, melemparkan selimutnya sembarangan dan membawanya ke kamar mandi.
Sedangkan wajah Jessie sangat merah, dia malu lagi-lagi tubuh polosnya harus dilihat James dalam keadaan canggung seperti ini. Dia menutup dada dan intinya dengan tangannya dengan masih menundukkan kepalanya.
"Tidak usah kau tutupi! Aku sudah melihatnya semua dan merasakannya!" ucap James dengan dingin.
"Ehem!" Jessie menetralkan rasa malu dan gugupnya.
Lancang sekali James menyentuhnya, dia ingin marah tapi dalam lubuk hatinya dia juga menginginkan sentuhan itu, lagipula James saat ini telah menjadi suaminya dan James sangat berhak akan dirinya, dia tidak memiliki alasan untuk memarahi pria itu.
"Soal tadi malam, aku minta maaf! Aku mabuk dan tidak sadar sudah menyentuhmu! Lupakan saja kejadian tadi malam!" ucap James tanpa ekspresi dan Jessie hanya diam tak ingin menjawab.
James tidak benar-benar hilang kesadaran, dia masih setengah sadar dan menikmati betul kegiatan mereka, tapi dia sangat gengsi mengakui jika dia menikmati semua itu.
Lalu James keluar dari kamar mandi dan segera mengganti bajunya dengan pakaian yang santai.
Di dalam kamar mandi, setelah kepergian James, Jessie masih mengomel tak jelas dengan perasaan marah yang sejak semalam dia tahan.
"Apa melupakan! Semudah itu menyuruhku melupakan! Setelah kamu mengambil apa yang aku jaga selama ini, kamu menyuruhku melupakan semuanya! Dasar James bre***sek! Laki-laki menyebalkan!" umpat Jessie sembari memukulkan tangannya pada air di bathtub itu.
"Kenapa sih aku harus jatuh cinta dengan laki-laki menyebalkan itu! Aarrggh... S14l!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Mr.VANO
mampir thor,smg ak suka ,cerita novelmu
2023-01-06
2