Bab 3. Model Pengganti

"Terimakasih sudah memberikan saya kesempatan bekerja di perusahaan anda Pak Robert, saya juga berharap tidak akan mengecewakan anda," Jessie tersenyum manis.

"Perkenalkan ini asistenku Mike Petter, dia yang akan mengajarimu apa saja tugas seorang sekretaris dan seluk beluk tentang semua yang berhubungan dengan perusahaanku," ucap Robert.

"Hallo Kak Mike, perkenalkan namaku Jessica Aira, mohon bimbingannya ya kak!" ucap Jessie tersenyum manis pada Mike dan mengulurkan tangannya didepannya.

"Hallo juga Jessie, semoga kamu betah ya menghadapi Boss kita yang labil ini!" goda Mike melirik Robert dengan senyuman jahilnya.

Dan Robert menatapnya tajam.

"Bercanda Boss, jangan terlalu serius nanti cepat tua!" Mike terkekeh.

"Ehem! Maaf apa saya boleh tahu dimana ruangan saya Pak Robert?"

"Ah iya aku sampai lupa! Antarkan Jessie, Mike!"

"Baik Boss!"

Hari pertama Jessie bekerja di perusahaan Robert Cristian Stewart berjalan dengan lancar dan Robert sangat puas dengan hasil kerja Jessie. Dia adalah wanita yang sangat cekatan dan mudah belajar, jika dia tidak mengerti dia juga tidak malu untuk bertanya.

Robert Cristian Stewart adalah Pemilik Perusahaan besar yang bergerak di bidang Industri Musik, Periklanan, dan Produksi Film. Cabangnya berada di Inggris yang pernah dipimpin oleh Shafa kakak ipar dari Jessica. Robert dan Shafa bersahabat baik selama bertahun-tahun. Jessie tadinya akan ikut andil mengelola perusahaan periklanan kakaknya, tapi dia ingin mencari pengalaman tanpa nama besar keluarganya, dia ingin sukses dengan kakinya sendiri.

Menjelang petang, Jessie pun akhirnya tiba di apartemen milik suaminya dengan mengendarai mobilnya sendiri yang tadi siang diantarkan supir pribadi mamanya.

"Ceklek!"

Jessie membuka apartemen suaminya, tapi suasana apartemen masih gelap, itu tandanya sang suami belum datang.

Dia masuk ke kamar dan membersihkan dirinya, memakai setelan baju pendek dan rambutnya di gulung sembarangan.

Dia memasak makan malam untuknya dan sang suami, dia membuka YouTube untuk melihat menu yang simpel dan mudah dibuat. Dan menu malam itu sop daging, nasi putih dan telur gulung ala Jepang, terlihat menggugah selera dan membuatnya lapar. Tapi dia harus menahan laparnya sampai suaminya tiba di apartemen.

Lama Jessie menunggu hingga waktu menunjukkan pukul 8 malam, dia sudah sangat lapar dan akhirnya dia memutuskan untuk makan sendiri di meja makan.

Setelah dia menyelesaikan makan malamnya, dia menunggu James di sofa sembari menonton televisi hingga tanpa sadar dia pun telah tertidur di sofa.

"Ceklek!"

James membuka pintunya dan melihat Jessie tengah tertidur di sofanya.

"Jess! Bangun! Pindah sana ke kamarmu!" ucap James membangunkan istrinya.

"Ah Kak James," Jessie menengok jam dinding di atas televisi dan melihat ternyata sudah pukul 11 malam.

"Kenapa kakak baru pulang? Padahal aku sudah memasakkan makan malam untuk kakak, ayo makan biar aku hangatkan sop dagingnya!" ucap Jessie yang akan beranjak dari tempat duduknya.

"Udah nggak perlu repot-repot! Aku dah makan malam tadi, jangan masak lagi buatku karena aku tidak akan makan lagi di rumah. Dan jangan menunggu kepulanganku, karena belum tentu aku akan pulang kerumah. Sudah aku ingatkan berkali-kali, jangan bertanya maupun ikut campur urusanku dan aku juga tidak akan peduli padamu! Apa ucapanku kurang jelas Jessie!" ucap James dengan dingin.

Jessie menghela nafasnya panjang, mencoba menahan segala emosinya, "Baiklah kak!"

Jessie pergi meninggalkan James dan masuk ke dalam kamarnya, dia tahu akan jadi seperti ini dan lagi-lagi dia menangis.

Di kamar James, dia sedang berusaha menghubungi seseorang berkali-kali.

"Kamu kemana sih Renata? Susah sekali dihubungi, apa kamu marah aku menikahi Jessie? Kenapa kamu nggak bisa bersabar untukku sih!" gerutu James lalu melemparkan ponselnya begitu saja.

Renata adalah kekasih James yang usianya 6 tahun di atas James, tapi wanita dewasa itu sangat cantik dan kalem sehingga James sangat tergila-gila padanya. James telah berjanji akan menikahinya diam-diam setelah melangsungkan pernikahan dengan Jessica, tapi sialnya Renata tidak bisa dihubungi dari tiga hari yang lalu.

***

Selama tiga bulan ini Jessie bekerja dengan baik di perusahaan Robert, dia selalu menemani Robert dan Mike saat meeting di luar kantornya.

Sedangkan James masih sama masih bersikap dingin pada Jessie, kepergian Renata selama 3 bulan dari hidupnya membuat James hampa, patah hati dan uring-uringan setiap hari. Entah dia harus mencari dimana lagi, dia pernah mendatangi rumah Renata, tapi ayah Renata malah mengusirnya.

James juga sempat mendatangi tempat Renata bekerja, tapi teman Renata bilang dia sudah resign dari kantornya. Dunianya terasa hancur, Renata yang sangat dicintainya meninggalkannya, dia berfikir seharusnya dia tidak menerima pertunangan ini dan memutuskan menikahi Renata. Tapi entah kenapa dia malah mengecewakan orang yang dicintainya.

Jessie sendiri masih terus bersabar menghadapi sikap menyebalkan James, dia selalu memasak sarapan dan makan malam untuk suaminya walau James tidak pernah menyentuh masakannya lagi. Dia tetap tersenyum dan bersikap manis saat berada di rumah bersama suaminya, setiap malam Jessie juga selalu menunggu kepulangan James di sofa seperti biasanya.

Tapi James selalu membangunkannya, dia tak bosan melarang Jessie untuk menunggunya pulang kerja. Dan Jessie pun kekeh selalu menunggu James pulang setiap hari.

Pagi itu di perusahaan Robert, para tim sedang berkumpul mempersiapkan syuting iklan suatu produk susu diet khusus pria, model prianya begitu tampan berwajah blasteran dengan otot-otot yang terbentuk begitu sempurna.

Hari itu, Robert yang kebetulan tidak banyak pekerjaan, dia ingin melihat langsung jalannya syuting dengan ditemani oleh asistennya dan Jessie.

Beberapa dari tim tiba-tiba orang ribut dan panik karena suatu hal lalu salah satunya melaporkan pada Robert masalah yang terjadi.

"Maaf Pak Presdir, model wanitanya masuk rumah sakit tiba-tiba dan kami tidak ada pengganti. Padahal semua sudah siap, lalu apa kami harus menunda syuting hari ini?" ucap salah satu staff Robert dengan gemetaran.

"Ck! Bagaimana sih sudah diberi uang muka malah tidak datang, benar-benar model tidak profesional!" ucap Robert dengan kesal.

"Maafkan kami Pak Presdir,"

"Sekarang kalian carilah pengganti secepatnya! Harus ada dalam 15 menit, semua properti dan tim sudah siap, kalau batal saya yang rugi!" seru Robert.

"Baik Pak Presdir,"

"Eh tunggu," Mike mencegah staff itu pergi.

"Boss, bagaimana kalau Jessie saja yang menggantikan model wanita itu? Aku kira Jessie adalah wanita yang tepat," usul Mike.

"Eh! Kak Mike, aku tidak bisa! aku tidak pernah jadi model sebelumnya, nanti iklannya malah hasilnya jelek." tolak Jessie yang merasa sangat malu.

Selama ini dia jarang tampil di publik maupun sosial media, bahkan tak banyak orang tahu jika dia adalah salah satu pewaris Hansel Grup.

"Wah bagus sekali idemu Mike! Aku setujulah! Bagaimana Erik? Apa Jessie bisa masuk?" tanya Robert pada staffnya.

"She's very perfect, sir!" ucap Erik Si Staff dengan binar bahagia, setidaknya semua aman dari amukan Tuan Besarnya.

"Tapi Pak Robert saya.." Jessie masih saja menolak.

"Ini perintah Jess! Sudahlah coba saja, itung-itung buat pengalaman, siapa tahu passion kamu di dunia model, kamu akan semakin bersinar dan terkenal nantinya Jess!" saran Robert.

Sebenarnya kalau dia menyukai publikasi, menyandang nama Hansel Grup saja membuatnya bisa bersinar dan terkenal, tapi Jessie bukan tipe wanita yang menyukai publikasi.

"Baiklah Pak Presdir, saya akan coba," ucap Jessie yang akhirnya pasrah.

Setelah itu Jessie mulai di dandani sangat cantik dan menarik, dia tidak tampil terbuka tapi semua orang terpana melihat kecantikannya.

Adegannya hanya adegan biasa sekedar bergandengan tangan dan si model pria mencium tangan Jessie dengan sangat romantis.

Hingga beberapa jam berlalu akhirnya syuting iklan itu telah selesai, semua tim berterimakasih kepada Jessie karena berkat Jessie syutingnya lancar, Tuan besar mereka pun terlihat sangat puas dan tidak marah lagi.

Bahkan si model pria terang-terangan meminta berkenalan dengan Jessie.

"Nona, kamu luar biasa! Kenalkan aku Verrel, aku berharap kamu juga bisa meneruskan bakat terpendam kamu yang satu ini," goda si model bernama Verrel itu.

"Terimakasih Verrel, aku Jessica Aira, sepertinya aku tidak terlalu berbakat bidang ini karena rasanya sangat grogi saat dipandang banyak mata. Aku tidak terbiasa dengan hal itu," Jessie tersenyum menertawakan dirinya sendiri.

"Ya memang sih masih kaku, tapi kalau dipoles sedikit pasti akan sempurna,"

Jessie terkekeh mendengar ucapan Verrel lalu pamit pergi menghampiri Bossnya.

"Bagaimana Jessie? Benar kataku kan kamu sangat berbakat? Prediksiku memang tidak pernah meleset!" ucap Robert tersenyum sombong.

"Aku malu Pak Presdir, tolong jangan menjadikanku model iklan lagi. Nanti produknya malah tidak laku," keluh Jessie.

"Kamu terlalu merendah Jessie! Kamu lumayan berbakat, tinggal latihan dikit aja pasti sempurna!" puji Mike.

"Benar kata Mike! Ya sudah, ayo kita balik lah ke meja kita, sebentar lagi juga jam pulang," ajak Robert.

"Baik Boss!"

Robert beranjak dari duduknya lalu berjalan diikuti Jessie dan Mike.

**

Satu Minggu berikutnya, iklan yang Jessie bintangi bersama seorang model pria telah dirilis di beberapa televisi swasta. Hasilnya lumayan bagus dan memuaskan, banyak yang memuji kecantikan dan akting Jessie yang natural walaupun masih agak kaku.

"Klien kita sangat suka dengan iklan yang kamu bintangi Jess! Wajah kamu sepertinya membawa keberuntungan, mereka ingin kamu membintangi satu iklan produk susu diet lagi tapi yang khusus untuk wanita. Apa kamu mau menerima tawaran mereka Jessie?" tanya Robert saat Jessie memberikan laporannya pada Robert.

"Tapi aku tidak ingin jadi model Pak Robert, aku hanya ingin jadi pebisnis yang sukses, bukan model iklan!" keluh Jessie.

"Okelah aku nggak maksa kamu! Kamu yang menjalani semuanya jadi kamu pikir-pikir dulu saja sebelum mengambil keputusan daripada kamu menyesal nantinya."

"Baik Pak Presdir!"

**

Sementara di kantor milik James, dia terlihat sangat marah dan kesal luar biasa setelah Fino asistennya memberikan video iklan yang dibintangi oleh Jessie.

"Apa-apaan ini? Bilangnya hanya kerja di kantor periklanan, ini malah jadi model, dipegang-pegang lagi sama laki-laki lain! Dianggapnya apa aku? Bre***sek!" umpat James dengan kemarahan luar biasa.

Terpopuler

Comments

Reza Tari

Reza Tari

lanjut dong kk

2022-12-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!