Bahtera Cinta Kita
Setiap pagi menyapa, rumah Yura pasti selalu ramai oleh gelak tawa Aditya dan juga Adam.
Aditya adalah anak semata wayang Yura dari pernikahannya dengan Adam Lima tahun yang lalu. Kehidupan rumah tangga mereka tampak begitu sempurna, dua bulan setelah pernikahan mereka, Yura langsung hamil dan akhirnya melahirkan Aditya. Tidak ada yang menyangka jika di balik kebahagiaan rumah tangga mereka, Yura sering kali menelan pil pahit dan menangis di kala malam datang.
Bahkan, Adam suaminya pun tidak menyadari jika selama ini Yura menyimpan kepedihan itu sendiri.
Ya, di tahun kedua pernikahan Yura dan Adam. Yura mulai mengetahui jika Adam suaminya main hati dengan wanita lain. Tapi Yura memilih untuk diam dan seolah tidak tau apa-apa, Karena Yura takut bertengkar dengan Adam, terlebih sudah ada anak di antara mereka. Yura tidak ingin anaknya tumbuh tanpa sesok ayah. Terlebih Yura tidak ingin membuat orang tuanya kecewa, karena dari awal pernikahan mereka. Kedua orang tua Yura sudah mengingtkan Yura untuk tidak menikah dengan Adam. Bukan karena Adam hanya karyawan biasa tapi dari awal orang tua Yura tau jika putrinya menjalin hubungan dengan karyawannya sendiri, Pak Hendri sudah mencari tau seperti apa laki-laki pilihan putrinya itu.
Tapi Yura yang saat itu sudah di butakan oleh cinta, tak lantas percaya dengan apa yang Papi nya katakan. Yura lebih percaya dengan apa yang Adam sampaikan. Bahkan saat itu Yura rela kabur dari rumah demi bisa menikah dengan Adam.
Karena Yura adalah anak satu-satunya Pak Hendri dan Bu Galuh, akhirnya Pak Hendri dengan terpaksa menerima Adam sebagai menantunya, bahkan Pak Hendri memberikan posisi sebagai manajer di perusahaan mereka.
Dari karyawan biasa tiba-tiba Adam menduduki posisi manajer tanpa prestasi yang berarti, tapi siapa yang berani memprotes kebijaksanaan itu? tidak ada satu karyawan pun yang berani protes karena menyadari Adam sekarang ini bukan lagi karyawan biasa melainkan menantu dari pemilik perusahaan
Awal mula pernikahan mereka berjalan dengan baik, hingga suatu ketika Yura memutuskan untuk berhenti bekerja dan ingin fokus menjadi ibu rumah tangga. Tentu saja hal ini tidak di sambut baik oleh Adam, Adam yang saat itu masih sangat membutuhkan dukungan dari Yura di kantor merasa terancam dengan keputusan Yura untuk berhenti bekerja.
*Flashback On*
"Bagaimana bisa kamu memutuskan untuk tidak lagi bekerja tanpa diskusi lebih dulu dengan ku? Apa karena aku ini hanya karyawan rendahan sehingga pendapatku tidak penting untuk kamu?" Pagi itu Adam murka saat mengetahui Yura tidak lagi bekerja di perusahaan ayahnya.
"Maaf, Mas. Bukan seperti itu maksudku! Aku pikir kamu akan senang jika aku fokus menjadi ibu rumah tangga, lagipula kehamilan ku juga sudah besar, tidak lama lagi aku akan melahirkan dan setelah itu aku harus menjaga anak kita," jelas Yura.
"Alah alasan saja kamu! bilang saja kalau kamu memang sudah tidak mau lagi membantuku menyelesaikan pekerjaan di kantor! Sekarang kamu sadar kan, jika aku ini laki-laki yang tidak berguna, bahkan tanpa kamu. Aku tidak bisa menyelesaikan pekerjaan yang ayah kamu berikan," Sebagai karyawan biasa yang tiba-tiba menduduki posisi manajer, Adam memang cukup kewalahan dengan pekerjaan yang pak Hendri berikan. Selama ini Yura yang selalu membntu pekerjaan Adam sehingga Adam bisa menyelesaikan pekerjaan itu dengan baik.
"Jadi masalah pekerjaan yang menjadi pikiran kamu Mas? masalah pekerjaan Mas Adam tidak perlu khawatir! Mas Adam bisa membawa pekerjaan Mas Adam ke rumah, aku akan membantu mengerjakan pekerjaan itu di rumah," ujar Yura menyakinkan.
Setelah hari itu, Adam memang sering membawa pekerjaannya ke rumah, terkadang Yura harus mengerjakan pekerjaan itu hingga larut malam.
"Aaww.. perutku kenapa sakit sekali? Apa aku sudah mau lahiran? tapi HPL nya masih dua minggu lagi," gumam Yuna menahan sakitnya.
Namun rasa sakit itu semakin sering Yura rasakan.
"Mas.. Bangun Mas! Perutku sakit sekali," ujar Yura membangunkan Adam.
"Kamu kenapa, Yura?" Adam membuka matanya dan terkejut saat melihat Yura kesakitan.
"Perutku sakit, Mas! sepertinya aku akan melahirkan! bawa aku ke rumah sakit, Mas." rintih Yura menahan rasa sakit yang semakin hebat.
"Baiklah, sekarang kita ke rumah sakit!" jawab Adam memapah Yura hingga masuk mobil.
"Mas sakit..!" rintih Yura dengan keringat bercucuran membasahi keningnya.
"Kamu sabar ya! Sebentar lagi kita akan sampai rumah sakit!" ucap Adam yang juga panik melihat Yura tampak begitu kesakitan.
Sesampainya di IGD Yura segera mendapatkan penanganan dari seorang Dokter yang berjaga malam itu.
"Maaf apa anda keluarga Bu Yura?" tanya Dokter.
"Iya Dok, saya suaminya!" jawab Adam.
"Begini Pak, sepertinya malam ini juga Bu Yura akan melahirkan," ucap Dokter.
"Tapi apa tidak apa-apa Dok? karena HPL istri saya masih dua minggu lagi Dok," ujar Adam.
"Ketuban Bu Yura sudah pecah Pak, karena itu malam ini juga bayinya harus segera di lahirkan, jika tidak akan sangat berbahaya untuk keduanya," jelas Dokter.
"Baik Dok, lakukan saja yang terbaik untuk istri saya!" jawab Adam.
"Kami pasti akan melakukan yang terbaik untuk istri Bapak," jawab Dokter berlalu.
Seketika Adam ingat jika dirinya harus segera menghubungi orang tua Yura. Tak lama setelah Adam menghubungi dan memberi tau jika Yura akan melahirkan. Pak Hendri dan Bu Galuh segera datang ke rumah sakit.
"Kenapa kamu baru menghubungi sekarang? seharusnya sejak tadi kamu menghubungi kami!" ucap Pak Hendri.
"Maaf Pi, tadi Adam panik dan baru terpikir untuk menghubungi Papi," jelas Adam.
"Dasar kamu ini! tidak pernah bisa di andalkan!" ucap Pak Hendri.
"Sudahlah Pi, sebaiknya kita berdo'a saja untuk kelancaran persalinan Yura! jangan ribut di sini! ingat ini rumah sakit!" sahut Bu Galuh.
Pak Hendri memang masih belum bisa sepenuhnya percaya pada Adam, karena Pak Hendri tau bagaimana masa lalu Adam yang terkenal suka mempermainkan wanita. Dengan paras yang tampan tidak sulit baginya untuk mendapatkan wanita yang dia inginkan, tak terkecuali Yura.
"Maaf Pak, istri bapak meminta masuk!" ucap perawat pada Adam.
Adam segera masuk dan mendampingi Yura dalam proses persalinan.
Setelah perjuangan yang lumayan panjang akhirnya Yura melahirkan bayinya dengan persalinan normal dan dengan Adam di sampingnya.
Sekarang kebahagiaan mereka semakin lengkap dengan hadirnya Aditya di tengah-tengah mereka.
"Selamat Ibu, anaknya laki-lak, sehat dan tampan," ucap perawat memberikan bayinya.
"Terima kasih Sus," jawab Yuna begitu bahagia. Karena sekarang dirinya sudah resmi menjadi seorang ibu.
"Ganteng banget ya Mas anak kita, mirip sekali dengan kamu," ucap Yura tersenyum.
"Kata siapa mirip dengan Adam? tentu saja dia mirip dengan kakeknya dan dia yang akan mewarisi semua kekayaan Papi." ucap Pak Hendri.
Adam hanya diam, kehadirannya di sana seolah tak di anggap oleh Pak Hendri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments