Chapter 3

Tumben kamu ingin kita dinner berdua? biasanya kamu selalu menolak dan khawatir meninggal Aditya lama- lama," ucap. Adam.

"Itu kan dulu saat adam masih kecil mas, sekarang Aditya alhamdulillah sudah besar, aku ingin sesekali dinner bersama kamu!" ucap Yura yang menyadari selama ini dirinya selalu saja menolak ajakan Adam untuk sekedar makan berdua. Semua itu di lakukan bukan tanpa alasan melainkan karena teringat perselingkuhan Adam dengan Intan.

"Buat kamu aku akan selalu ada waktu, meskipun aku sibuk tapi untuk istri tercinta. Pasti aku akan meluangkan waktu," ucap Adam mengangkat dagu Yura dan mencium bibir Yura.

Yura hanya terdiam dan memejamkan matanya, meskipun hatinya ingin berontak dan mendorong suaminya, Jika bukan karena sang anak. Yura sebenarnya sudah tidak ingin lagi di sentuh oleh Adam. Namun karena Yura tidak ingin Aditya kehilangan figur ayahnya, Yura terpaksa bertahan dengan hubungan toxic ini.

****

"Sayang, nanti malam kita jadi kan pergi ke puncak?" ucap Intan manja seraya menyentuhkan jari-jari lentiknya di dada bidang Adam, menggoda.

"Astaga aku lupa bilang sama kamu, kalau malam ini kita terpaksa menunda acara kita ke puncak," ujar Adam.

"Di tunda? tapi kenapa sayang? kita sudah merencanakan ini semua jauh hari, aku juga sudah packing semua baju dan segala keperluan yang nantinya kita butuhkan di puncak! Kamu gak bisa batalkan gitu aja dong Mas," protes Intan yang merasa kesal karena rencananya untuk berlibur dengan Adam gagal.

"Aku tau kamu kecewa dan sedih tapi aku janji lain kali aku akan menggantikan waktu yang tertunda ini, kita akan berlibur kemana pun kamu ingin pergi sayang," bujuk Adam namun sepertinya itu tak membuat Intan merasa lebih baik.

"Sayang, maafkan aku. Ini di luar perkiraanku! Yura tiba-tiba saja mengajakku Dinner, aku terpaksa harus mengikuti kemauan Yura, jika tidak dia bisa curiga. Kamu tau kan kita belum mendapatkan apa yang kita inginkan," ucap Adam menyakinkan.

"Aku benci banget sama Yura, kenapa sih, dia itu selalu saja menghalangi kebahagiaanku," ucap Intan kesal.

"Kamu sabar ya sayang, tidak akan lama kok! Tunggu sampai aku bisa menduduki posisi Direktur Utama dan tunggu sampai Yura menyerahkan semua asetnya. Setelah itu akan pastikan tidak ada yang bisa mengganggu kebahagiaan kita," Adam selama ini bertahan dengan rumah tangganya juga bukan karena mencintai istrinya tapi karena harta yang di miliki istrinya. Terlebih Yura adalah anak semata wayang pemilik perusahaan tempat dirinya bekerja.

"Sabar, sabar terus yang kamu katakan! Tapi sampai kapan aku harus bersabar? aku capek menjadi simpanan kamu terus Sayang! Aku ingin segera menikah dengan kamu!" ucap Intan.

"Iya aku paham! Tapi untuk saat ini aku belum bisa meninggalkan Yura, aku belum mendapatkan apa yang aku inginkan," ucap Adam.

Intan diam dan memasang wajah cemberut.

"Sayang jangan marah ya! Aku janji lain kali kita akan berlibur ke tempat yang jauh lebih bagus, bagaimana kalau kita Paris? Singapore atau kemana saja asal kamu bahagia," Adam berusaha membujuk Intan agar tidak lagi ngambek.

"Janji," ucap Intan tersenyum.

"Janji sayang," jawab Adam memeluk Intan mesra dan mencium bibir Intan penuh gairah.

"Bersama dengan kamu membuatku tidak bisa menahan diri," bisik Adam di telinga Intan.

"Salah sendiri, acara kita harus batal," ucap Intan.

"Aku juga sebenarnya lebih memilih pergi bersama dengan kamu dari pada harus menemani Yura dinner, tapi mau bagaimana lagi? ini juga demi masa depan kita sayang," Adam kembali menyakinkan Intan.

***

Yura duduk di meja riasnya, mentap wajah cantiknya di depan cermin seraya mengaplikasikan make up pada wajahnya, Malam ini Yura berdandan dengan sangat cantik, Yura juga menggunakan gaun yang sangat indah. Kecantikan Yura memang tidak tertandingi oleh apapun, hanya saja selama ini Adam suaminya seolah tidak pernah melihat kecantikan Yura hanya karena dendam yang ada di hatinya.

Yura mengambil benda pipih yang ada di meja dan menghubungi Adam.

"Hallo Mas Adam, kita langsung ketemu di restoran saja ya! aku sudah share lokasinya," ucap Yura setelah Adam menerima panggilan telponnya.

"Iya sayang, aku akan segera ke sana, Kamu hati-hati ya! love you," ucap Adam.

"Love you too," jawab Yura terpaksa membalas kata cinta itu meskipun hatinya tidak ingin.

***

"Hai.. Mas, Sudah lama nunggu nya?" tanya Yura sengaja datang terlambat.

"Yura, kamu_" Seketika Adam terpesona dengan kecantikan istrinya, karena selama lima tahun menjadi ibu rumah tangga, Yura memang jarang sekali memperhatikan penampilannya. Di tambah selama ini dirinya merasa sakit hati karena mengetahui perbuatan Adam yang sudah mendua, membuatnya tidak ada gairah untuk berdandan di depan Adam. Karena rasa itu sebenarnya sudah lama pergi. Tidak ada lagi cinta di hati Yura untuk Adam.

"Kenapa? kaget karena ternyata istri kamu ini masih cantik?" tanya Yura tersenyum dan sedikit mengedipkan mata nakal.

"Bu-bukan seperti itu, kamu itu kan memang selalu cantik," jawab Adam gugup.

"Benarkah? apa aku bisa menganggap ini sebagai pujian?"

"Tapi sebenarnya ada apa? kenapa malam ini kamu terlihat beda sekali?" tanya Adam.

"Tidak ada apa-apa, aku sadar selama ini sepertinya aku sudah mengabaikan kamu terlalu lama Mas, jadi sekarang aku akan lebih memperhatikan kamu," ucap Yura Seraya meneguk minuman yang sudah di siapkan Adam sebelumnya.

"Dan satu lagi, besok akan ada kejutan untuk kamu! Aku yakin kamu pasti akan senang dengan kejutan yang aku berikan untuk kamu Mas," ucap Yura tersenyum seraya memainkan gelas yang ada di tangannya.

"Kejutan apa memangnya?" tanya Adam penasaran.

"Kalau aku kasih tau sekarang, bukan kejutan namanya Mas," ucap Yura.

Malam ini Yura terlihat seperti sedang bahagia, wajahnya selalu tersenyum penuh arti.

"O, iya Mas, Intan sekertaris kamu apa kabar?" tanya Yura seraya memasukkan sendok ke mulutnya, terlihat santai seolah semua baik-baik saja.

"Uhuk.. uhuk... " Adam tersedak mendengar Yura tiba-tiba saja menyebut nama Intan. Pasalnya selama ini Yura tidak pernah membahas soal Intan.

"Minum dulu, Mas. Kenapa sepertinya kamu terkejut mendengar nama Intan? Semua baik-baik saja kan?" Yura bersikap seolah tak tau menahu tentang perselingkuhan suaminya dengan Intan.

"Baik, semua baik-baik saja! Intan juga melakukan pekerjaannya dengan cukup baik. Bukan terkejut tapi tumben saja tiba-tiba kamu menanyakan masalah orang kantor?" kilah Adam.

"Baguslah kalau begitu, apa pekerjaannya baik? Apa dia cukup bisa di andalkan untuk menjadi sekertaris kamu?" tanya Yura lagi.

"Iya, Intan pekerja yang keras. Dia juga pintar, selama ini dia yang membantu pekerjaanku,"

"Berarti seharusnya aku berterima kasih dong, sama Intan. Karena dia sudah membuat suamiku melakukan pekerjaannya dengan baik," ucap Yura tersenyum.

Happy Reading^

Jangan lupa, like, coment, Vote, bunga dan kopinya ya sayang💕

Selalu thor ingatkan akan ada giveaway untuk lima pemberi dukungan terbanyak di akhir cerita, dengan syarat bagi yang sudah memfollow akun Qurrotaayun dan jangan lupa klik favorit 💙 ya🙏🙏

Terpopuler

Comments

Yuliana Tunru

Yuliana Tunru

sepertix ada renvana dari yura..smòga yura mengambil alih perusahaan dan mengeecrk lgsg semua agat tdk di curi penghianat ..ayo thor yura pintar dan pewaris perusahaanx jgn sampai ditipu cukup sdh di hianati.
💪💪💪💪

2022-12-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!