Adam segera mendatangi Yura ke ruang Direktur yang seharusnya dirinya tempati. Tanpa mengetuk pintu Adam langsung menerobos ruangan itu.
Klek..
Pintu terbuka.
"Hai.. Mas, Ada apa? sepertinya serius sekali?" tanya Yura yang sedang duduk di kursi Direktur seraya membuka dokumen. Namun Yura sama sekali tak terkejut dengan kedatangan Adam, karena dirinya sudah bisa memprediksi jika hal itu pasti yang akan di lakukan Adam.
"Apa maksud semua ini?" tanya Adam menunjukkan kemarahannya.
"Maksud yang seperti apa Mas? bukankah Mas Adam lihat? Sekarang aku sudah kembali bekerja, Bagaimana? Mas Adam senang kan? Bukankah selama ini Mas Adam menginginkan aku untuk kembali ke kantor?" jawab Yura tersenyum.
"Tapi tidak seperti ini caranya, Apa kamu sengaja? kamu sengaja melakukan ini semua karena kamu sudah tidak menghargai aku lagi kan? Kenapa? Apa karena aku hanya orang rendahan! jadi kamu bisa seenaknya melakukan semua ini?"
"Kamu ini bicara apa sih Mas?"
"Jika kamu menghargai aku sebagai suami kamu, seharusnya kamu diskusikan ini dulu sama aku, bukan seperti ini," Adam memperlihatkan kekecewaannya.
"Bukan surprise dong Mas, jika aku kasih tau. Niatku baik lho, aku hanya ingin membuat kejutan untuk kamu, Itu saja Mas!" jawab Yura dengan santai.
"Lalu bagaimana dengan Aditya? Apa kamu akan mengabaikan anak kita? Seharusnya kamu tidak lakukan ini, Yura. Aditya membutuhkan kamu!" kilah Adam.
"Mas Adam lupa? Aditya ini sekarang sudah besar dan sudah mulai sekolah. Yura bisa kok tetep menjadi Ibu yang baik untuk Aditya dan mengurus perusahaan." jawab Yura.
Adam tampak mengatur nafas untuk tetep tenang.
"Yura, kita ini suami istri. Kita harus berbagi tugas. Sebaiknya kamu tetap di rumah, menjalankan kewajiban kamu sebagai seorang istri dan ibu yang baik seperti biasa. Masalah kantor, kamu bisa percayakan sama aku," Adam berusaha merayu dan merubah pemikiran Yura.
"Aku tau, Mas Adam pasti bisa menjalankan perusahaan ini dengan baik, aku percaya jika Mas Adam mampu. Awalnya aku pun berpikir seperti itu. Bahkan aku juga merekomendasikan Mas Adam pada Papi, tapi seluruh pemegang saham menentang dan menginginkan Yura yang menduduki jabatan ini. Yura tidak bisa mengecewakan keinginan pemegang saham. Karena biar bagaimana mereka juga ada hak dengan perusahaan ini!" jelas Yura.
Adam yang marah pergi meninggalkan ruangan Yura dan membanting pintu.
Yura duduk di kursi dengan tersenyum penuh arti.
***
"Sial! Apa sih yang ada di pikiran Yura," gumam Adam menjatuhkan tubuhnya di kursi.
"Bagaimana sayang? Apa kamu berhasil membujuk Yura untuk kembali menjadi ibu rumah tangga lagi? Apa dia bersedia menyerakan jabatannya pada kamu?" cerca Intan setelah masuk ruang Adam tanpa mengetuk pintu.
Adam hanya diam dan memijit kepalanya yang terasa pening.
"Mas, kenapa diam saja? atau jangan-jangan kamu tidak berhasil ya membujuk Yura? terus bagaimana ini Mas? jangan bilang kalau itu artinya aku harus kembali bersabar untuk tetap menjadi wanita simpanan!" keluh Intan.
"Kamu bisa diam gak sih? Aku ini pusing! tolong dong kamu ngertiin aku! Aku juga tidak kalau akan seperti ini jadinya, aku sudah berusaha memberi Yura pengertian agar mempercayakan urusan kantor sama aku, tapi sepertinya Yura memang ingin kembali bekerja!" jelas Adam.
"Atau bisa jadi alasnya tidak sesepele seperti apa yang kita pikirkan Mas?" ucap Ibu Intan.
"Maksud kamu apa?" Adam melihat Intan tak mengerti.
"Bisa jadi ini permainan Yura, mungkin saja sebenarnya Yura sudah tau kalau di belakang dia, kamu main hati dengan wanita lain. Karena itu dia sengaja kembali ke prusahaan ini agar bisa lebih mudah memantau kamu,"
"Sudahlah kamu jangan terlalu jauh berpikir! Yura tidak mungkin mengetahui jika aku berselingkuh darinya, wanita mana yang bisa bertahan melihat suaminya selingkuh. Yura tidak pernah terlihat curiga atau bersikap jika mengetahui perselingkuhan yang aku lakukan. Aku yakin bukan itu alasannya." ucap Adam.
***
*Flashback On*
Pagi itu saat Adam sudah berangkat ke kantor, Pak Hendri dan Bu Galuh datang berkunjung ke rumah Yura.
"Pi, Mi, tumben pagi-pagi sudah sampai di sini?" tanya Yura setelah mencium tangan Papi dan Mami nya.
"Iya, kami sengaja datang pagi biar tidak bertemu dengan suami kamu itu," jawab Pak Hendri
"Pi, Mi. Sudah lima tahun Mas Adam menjadi suami Yura, tapi kenapa Papi dan Mami masih saja belum bisa menerima Mas Adam sebagai menantu kalian?"
Yura memang sudah tidak mencintai Adam tapi Yura berharap Papi dan Mami nya bisa menerima Adam sebagai menantu karana Yura tidak ingin melihat perselisihan di antara suami orang tuanya.
"Ya sudah, Papi dan Mami masuk saja dulu! kita bicara di dalam," ucap Yura lagi.
"Kakek.., Nenek..!" teriak Aditya berlari menghampiri nenek dan kakeknya.
"Cucu kakek, " Pak Hendri menggendong dan mencium pipi Aditya, begitu juga Bu Galuh yang memeluk dan mencium Aditya.
Pak Hendri dan Bu Galuh memang sangat mencintai Aditya.
"Aditya turun sayang! Badan Aditya kan besar, kasih kakek kalau terlalu lama gendong kamu nanti kakek kecapean," ujar Yura.
"Tidak apa-apa, lagian kakek yang ingin menggendong jagoan kakek ini," ucap Pak Hendri mencium pipi Aditya.
Sementara Yura membuatkan minuman untuk Papi dan Mami nya, Aditya sibuk bermain dengan kakek dan neneknya.
"Mi, Pi, di minum dulu." ujar Yura membawakan nampan yang berisi dua gelas jus buah naga kesukaan Pak Hendri.
"Aditya sayang, kamu main di kamar dulu ya! Kakek ada yang mau di bicarakan sama Mama kamu!" ujar Pak Hendri pada Aditya.
"Iya kek, tapi nanti kakek jangan pulang dulu ya! setelah bicara sama Mama, kakek main sama Aditya ya! soalnya Aditya masih kangen sama Kakek dan nenek!" ucap Aditya.
"Siap, nanti kakek akan main lagi sama Aditya!" jawab Pak Hendri tersenyum.
Aditya memang anak yang patuh, karena Yura selalu mengajarkan hal yang baik pada Aditya sejak kecil.
Setelah Aditya pergi ke kamarnya, Pak Hendri dan Bu Galuh saling memandang.
"Papi dan Mami ada apa? kenapa serius sekali?" tanya Yura.
"Begini Yura, Saat ini kondisi jantung Papi sudah tidak begitu bagus!" ucap Pak Hendri.
"Apa maksud Papi? Papi sehat kan? Papi baik-baik saja kan?" Yura khawatir.
"Yura, usia Papi ini sudah tidak muda lagi, Kemarin Dokter juga mengatakan ada sumbatan di pembuluh jantung Papi yang membuat Papi harus segera di oprasi. Kamu tau kan operasi itu resikonya seperti apa!? jujur Papi ini mencemaskan kamu! Jika Papi pergi bagaimana dengan kamu," ucap Pak Hendri.
"Pi, Papi kan baik-baik saja! semua akan berjalan dengan lancar dan Papi akan kembali sehat," ucap Yura.
Happy Reading^
Jangan lupa, like, coment, Vote, bunga dan kopinya ya sayang💕
Selalu thor ingatkan akan ada giveaway untuk lima pemberi dukungan terbanyak di akhir cerita, dengan syarat bagi yang sudah memfollow akun Qurrotaayun dan jangan lupa klik favorit 💙 ya🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Yuliana Tunru
good yura mulai siasat mu membuat adam tdk bisa byk tingkah ..jgn sampai kamu menuruti apa yg dikinta adam jd wanita tangguh sdh cukup selama ini jd orang bodoh..pelan2 siapkan semua dan ceraikan penghianat itu..thanks thor yura jd wanita tangguh demi ortu dan ankx..
2022-12-15
0
🌺 £€πD®@ m@£@¥u🌺
next thorrr 💪
2022-12-14
0