NovelToon NovelToon

Bahtera Cinta Kita

Chapter 1

Setiap pagi menyapa, rumah Yura pasti selalu ramai oleh gelak tawa Aditya dan juga Adam.

Aditya adalah anak semata wayang Yura dari pernikahannya dengan Adam Lima tahun yang lalu. Kehidupan rumah tangga mereka tampak begitu sempurna, dua bulan setelah pernikahan mereka, Yura langsung hamil dan akhirnya melahirkan Aditya. Tidak ada yang menyangka jika di balik kebahagiaan rumah tangga mereka, Yura sering kali menelan pil pahit dan menangis di kala malam datang.

Bahkan, Adam suaminya pun tidak menyadari jika selama ini Yura menyimpan kepedihan itu sendiri.

Ya, di tahun kedua pernikahan Yura dan Adam. Yura mulai mengetahui jika Adam suaminya main hati dengan wanita lain. Tapi Yura memilih untuk diam dan seolah tidak tau apa-apa, Karena Yura takut bertengkar dengan Adam, terlebih sudah ada anak di antara mereka. Yura tidak ingin anaknya tumbuh tanpa sesok ayah. Terlebih Yura tidak ingin membuat orang tuanya kecewa, karena dari awal pernikahan mereka. Kedua orang tua Yura sudah mengingtkan Yura untuk tidak menikah dengan Adam. Bukan karena Adam hanya karyawan biasa tapi dari awal orang tua Yura tau jika putrinya menjalin hubungan dengan karyawannya sendiri, Pak Hendri sudah mencari tau seperti apa laki-laki pilihan putrinya itu.

Tapi Yura yang saat itu sudah di butakan oleh cinta, tak lantas percaya dengan apa yang Papi nya katakan. Yura lebih percaya dengan apa yang Adam sampaikan. Bahkan saat itu Yura rela kabur dari rumah demi bisa menikah dengan Adam.

Karena Yura adalah anak satu-satunya Pak Hendri dan Bu Galuh, akhirnya Pak Hendri dengan terpaksa menerima Adam sebagai menantunya, bahkan Pak Hendri memberikan posisi sebagai manajer di perusahaan mereka.

Dari karyawan biasa tiba-tiba Adam menduduki posisi manajer tanpa prestasi yang berarti, tapi siapa yang berani memprotes kebijaksanaan itu? tidak ada satu karyawan pun yang berani protes karena menyadari Adam sekarang ini bukan lagi karyawan biasa melainkan menantu dari pemilik perusahaan

Awal mula pernikahan mereka berjalan dengan baik, hingga suatu ketika Yura memutuskan untuk berhenti bekerja dan ingin fokus menjadi ibu rumah tangga. Tentu saja hal ini tidak di sambut baik oleh Adam, Adam yang saat itu masih sangat membutuhkan dukungan dari Yura di kantor merasa terancam dengan keputusan Yura untuk berhenti bekerja.

*Flashback On*

"Bagaimana bisa kamu memutuskan untuk tidak lagi bekerja tanpa diskusi lebih dulu dengan ku? Apa karena aku ini hanya karyawan rendahan sehingga pendapatku tidak penting untuk kamu?" Pagi itu Adam murka saat mengetahui Yura tidak lagi bekerja di perusahaan ayahnya.

"Maaf, Mas. Bukan seperti itu maksudku! Aku pikir kamu akan senang jika aku fokus menjadi ibu rumah tangga, lagipula kehamilan ku juga sudah besar, tidak lama lagi aku akan melahirkan dan setelah itu aku harus menjaga anak kita," jelas Yura.

"Alah alasan saja kamu! bilang saja kalau kamu memang sudah tidak mau lagi membantuku menyelesaikan pekerjaan di kantor! Sekarang kamu sadar kan, jika aku ini laki-laki yang tidak berguna, bahkan tanpa kamu. Aku tidak bisa menyelesaikan pekerjaan yang ayah kamu berikan," Sebagai karyawan biasa yang tiba-tiba menduduki posisi manajer, Adam memang cukup kewalahan dengan pekerjaan yang pak Hendri berikan. Selama ini Yura yang selalu membntu pekerjaan Adam sehingga Adam bisa menyelesaikan pekerjaan itu dengan baik.

"Jadi masalah pekerjaan yang menjadi pikiran kamu Mas? masalah pekerjaan Mas Adam tidak perlu khawatir! Mas Adam bisa membawa pekerjaan Mas Adam ke rumah, aku akan membantu mengerjakan pekerjaan itu di rumah," ujar Yura menyakinkan.

Setelah hari itu, Adam memang sering membawa pekerjaannya ke rumah, terkadang Yura harus mengerjakan pekerjaan itu hingga larut malam.

"Aaww.. perutku kenapa sakit sekali? Apa aku sudah mau lahiran? tapi HPL nya masih dua minggu lagi," gumam Yuna menahan sakitnya.

Namun rasa sakit itu semakin sering Yura rasakan.

"Mas.. Bangun Mas! Perutku sakit sekali," ujar Yura membangunkan Adam.

"Kamu kenapa, Yura?" Adam membuka matanya dan terkejut saat melihat Yura kesakitan.

"Perutku sakit, Mas! sepertinya aku akan melahirkan! bawa aku ke rumah sakit, Mas." rintih Yura menahan rasa sakit yang semakin hebat.

"Baiklah, sekarang kita ke rumah sakit!" jawab Adam memapah Yura hingga masuk mobil.

"Mas sakit..!" rintih Yura dengan keringat bercucuran membasahi keningnya.

"Kamu sabar ya! Sebentar lagi kita akan sampai rumah sakit!" ucap Adam yang juga panik melihat Yura tampak begitu kesakitan.

Sesampainya di IGD Yura segera mendapatkan penanganan dari seorang Dokter yang berjaga malam itu.

"Maaf apa anda keluarga Bu Yura?" tanya Dokter.

"Iya Dok, saya suaminya!" jawab Adam.

"Begini Pak, sepertinya malam ini juga Bu Yura akan melahirkan," ucap Dokter.

"Tapi apa tidak apa-apa Dok? karena HPL istri saya masih dua minggu lagi Dok," ujar Adam.

"Ketuban Bu Yura sudah pecah Pak, karena itu malam ini juga bayinya harus segera di lahirkan, jika tidak akan sangat berbahaya untuk keduanya," jelas Dokter.

"Baik Dok, lakukan saja yang terbaik untuk istri saya!" jawab Adam.

"Kami pasti akan melakukan yang terbaik untuk istri Bapak," jawab Dokter berlalu.

Seketika Adam ingat jika dirinya harus segera menghubungi orang tua Yura. Tak lama setelah Adam menghubungi dan memberi tau jika Yura akan melahirkan. Pak Hendri dan Bu Galuh segera datang ke rumah sakit.

"Kenapa kamu baru menghubungi sekarang? seharusnya sejak tadi kamu menghubungi kami!" ucap Pak Hendri.

"Maaf Pi, tadi Adam panik dan baru terpikir untuk menghubungi Papi," jelas Adam.

"Dasar kamu ini! tidak pernah bisa di andalkan!" ucap Pak Hendri.

"Sudahlah Pi, sebaiknya kita berdo'a saja untuk kelancaran persalinan Yura! jangan ribut di sini! ingat ini rumah sakit!" sahut Bu Galuh.

Pak Hendri memang masih belum bisa sepenuhnya percaya pada Adam, karena Pak Hendri tau bagaimana masa lalu Adam yang terkenal suka mempermainkan wanita. Dengan paras yang tampan tidak sulit baginya untuk mendapatkan wanita yang dia inginkan, tak terkecuali Yura.

"Maaf Pak, istri bapak meminta masuk!" ucap perawat pada Adam.

Adam segera masuk dan mendampingi Yura dalam proses persalinan.

Setelah perjuangan yang lumayan panjang akhirnya Yura melahirkan bayinya dengan persalinan normal dan dengan Adam di sampingnya.

Sekarang kebahagiaan mereka semakin lengkap dengan hadirnya Aditya di tengah-tengah mereka.

"Selamat Ibu, anaknya laki-lak, sehat dan tampan," ucap perawat memberikan bayinya.

"Terima kasih Sus," jawab Yuna begitu bahagia. Karena sekarang dirinya sudah resmi menjadi seorang ibu.

"Ganteng banget ya Mas anak kita, mirip sekali dengan kamu," ucap Yura tersenyum.

"Kata siapa mirip dengan Adam? tentu saja dia mirip dengan kakeknya dan dia yang akan mewarisi semua kekayaan Papi." ucap Pak Hendri.

Adam hanya diam, kehadirannya di sana seolah tak di anggap oleh Pak Hendri.

Chapter 2

Sejak saat anak Yura dan Adam lahir, Yura begitu sibuk mengurus Aditya buah hati mereka, bahkan Yura sampai tak sempat lagi untuk membantu Adam mengerjakan pekerjaan kantor yang biasanya di kerjakan Yura di rumah.

"Yura, Bagaimana dengan yang ini? Aku tidak mengerti dengan apa yang mereka tawarkan? Belum lagi aku harus bernegosiasi harga dengan mereka," ucap Adam menunjukkan berkas pada Yura.

"Sebentar ya Mas, Mas Adam lihat sendiri kan Aditya lagi rewel. Bagaimana aku bisa berpikir jika Aditya rewel seperti ini? Tunggu Aditya tenang nanti aku coba bantu pikirkan ya Mas," jawab Yura Seraya menimang Aditya yang rewel.

"Sebenarnya kamu itu bisa tidak sih menjadi ibu? mendiamkan anak yang nangis saja tidak becus!" Adam kesal dengan tangisan Aditya. Belum lagi pekerjaannya berantakan sejak. kelahiran Aditya bagaimana tidak? biasanya Yura selalu membntu Adam menyelesaikan pekerjaannya, tapi sekarang Yura lebih fokus pada Aditya.

Hingga suatu ketika, Adam memutuskannya untuk mencari seorang sekertaris yang bisa membantunya menyelesaikan pekerjaan di kantor. Keinginan Adam pun di dukung oleh Yura, karena sadar, kini Yura tidak lagi bisa membantu suaminya.

Bahkan Yura sendiri yang merekomendasikan sekertaris untuk suaminya.

Intan namanya, dia adalah salah satu karyawan kepercayaan Yura saat dirinya masih bekerja di perusahaan milik Papi nya itu.

Yura meminta secara langsung pada Intan untuk menjadi sekedar suaminya di kantor.

Tapi siapa sangka, keputusan itu menjadi bumerang untuk Yura, Diam-diam Adam menjalin hubungan dengan Intan tanpa sepengetahuan Yura. Hingga suatu ketika Yura tanpa sengaja menemukan bukti perselingkuhan mereka.

Yura menemukan bill hotel di saku baju Adam. Awalnya Yura masih berusaha untuk berpikir positif dan tidak ingin mencurigai suaminya, namun kembali Yura menemukan bukti chat yang tidak pantas di lakukan sekertaris pada atasannya.

Dari situ Yura semakin yakin jika ada hubungan di luar pekerjaan antara Adam dan Intan.

Bahkan Yura sempat mengikuti mobil Adam dan menyaksikan secara langsung Adam masuk ke dalam hotel bersama dengan Intan, tak hanya itu! Intan juga bergelayut manja pada Adam.

Jleb...

Sakit! bagai tertusuk pisau yang begitu tajam! hati Yura saat ini.

Yura turun dari mobil mengikuti Adam dan Intan. hingga melihat mereka berdua masuk ke dalam kamar.

Di depan pintu kamar, Yura berdiri dan hendak mengetuk pintu, tapi sesaat kemudian Yura tersadar, jika dirinya mengetuk pintu kamar itu, mungkin akan terjadi pertengkaran hebat anata dirinya dan juga Adam, lantas Yura kembali mengingat wajah mungil putranya yang baru berusia beberapa bulan, Yura tidak ingin membuat anaknya tumbuh tanpa kehadiran seorang Ayah. Yura menyadari keadaan rumah tangganya pasti tidak akan bisa kembali baik jika perselingkuhan Adam di bongkar olehnya. Belum lagi reaksi pak Hendrik. Sebagai seorang ayah, Pak Hendrik pasti akan meminta untuk bercerai dengan Adam.

Sementara Yura tidak ingin bercerai.

"Hiks..hiks.. " Yura mencekram bajunya sendiri dan menangis sejadi-jadinya di depan pintu kamar. Membayangkan saat ini suaminya sedang bercinta dengan Intan.

"Kenapa kamu lakukan ini Mas? kenapa kamu tega," gumam Yura merasakan sakit di hatiku.

Yura berjalan sempoyongan, kepalanya mulai terasa pusing.

Bruk..

Yura terjatuh di lantai.

"Eeh... aku di mana? kenapa kepalaku sakit sekali?" gumam Yura memegang kepala dan melihat sekeliling.

"Kamu, kamu siapa? kenapa kamu ada di sini?" Yura panik dan melihat tubuhnya.

"Hufttt.. Alhamdulillah," Yura menghela nafas lega setelah mengetahui pakaiannya utuh. ini berarti tidak terjadi apa-apa antara dirinya dan laki-laki itu.

"Siapa kamu?" Yura kembali bertanya pada laki-laki yang saat ini sedang memegang iPad di sofa dan bergeming dengan pertanyaan Yura.

Yura kesal dan turun dari ranjang itu.

"Apa kamu tidak akan berterima kasih pada orang yang sudah membantu kamu?" tanyanya.

Yura melihat laki-laki yang bahkan sama sekali tak melihat dirinya.

"Terima kasih sudah menolong saya!" ucap Yura.

"Lain kali jika kamu menemukan suami kamu dengan perempuan lain jangan hanya diam dan menangis di depan pintu, ketuk pintunya dan hajar sampai habis laki-laki serta perempuan seperti itu, kecuali kalau ternyata kamu masih menginginkan laki-laki seperti itu, " ucapnya.

Ternyata dari tadi Adrian sudah memperhatikan Yura yang sengaja mengikuti suaminya tapi hanya berdiri di depan pintu kamar.

"Bukan urusan kamu!" jawab Yura berlalu.

*Flashback Off*

Perselingkuhan itu sudah terjadi selama lima tahun lamanya, namun Yura bisa menyimpan semua itu dengan rapat seolah rumah tangga mereka baik-baik saja, bahkan mereka tampak harmonis dan minim pertengkaran.

"Mas sarapan sudah siap, Kita sarapan dulu yuk! Aditya mainnya sudah dulu sayang, biarkan Papa sarapan dulu," teriak Yura memanggil Adam dan Aditya yang sedang bermain di taman depan rumah untuk sarapan.

"Aditya kita sarapan dulu, mainnya besok lagi ya! Karena Papa juga harus segera bersiap ke kantor," ucap Adam apada Aditya.

"Oke pah," jawab Aditya tersenyum.

Aditya begitu dekat Adam, seperti keinginan Yura. Dirinya rela menelan pil pahit setiap hari dan pura-pura tidak mengetahui perselingkuhan suaminya dengan Intan demi kebahagiaan Aditya.

"Sayang, aku mandi dulu baru sarapan ya! panas banget," ucap Adam mengipas-ngipaskan tangannya.

"Iya mas, air hangat dan baju ganti sudah Yura Siapakan di atas," jawab Yura.

"Terima kasih istriku," ucap Adam mencium kening Yura.

Di rumah, Adam selalu bersikap menjadi seorang suami yang baik dan perhatian pada anak dan istrinya. Jika saat itu, Yura tidak menyaksikan secara langsung perselingkuhan suaminya itu, mungkin saat ini Yura akan merasa menjadi wanita yang beruntung karena memiliki suami yang seolah sangat menyayangi dirinya.

Ya, sepintar itulah Adam membungkus perselingkuhan nya. pura-pura menjadi suami dan ayah yang baik.

Setelah mandi Adam kembali turun ke bawah untuk sarapan. Yura mengambilkan nasi untuk Adam dan Aditya.

"Mas nanti pulang jam berapa?" tanya Yura.

"Kenapa memangnya?" tanya Adam.

"Tidak apa-apa sih mas, kita kan sudah sangat lama tidak dinner berdua. Aku ingin mengajak kamu dinner brdua malam ini," ucap Yura.

"Tumben kamu ingin kita dinner berdua? biasanya kamu selalu menolak dan khawatir meninggal Aditya lama- lama," ucap. Adam.

"Itu kan dulu saat adam masih kecil mas, sekarang Aditya alhamdulillah sudah besar, aku ingin sesekali dinner bersama kamu!" ucap Yura yang menyadari selama ini dirinya selalu saja menolak ajakan Adam untuk sekedar makan berdua. Semua itu di lakukan bukan tanpa alasan melainkan karena teringat perselingkuhan Adam dengan Intan.

Happy Reading^

Jangan lupa, like, coment, Vote, bunga dan kopinya ya sayang💕

Selalu thor ingatkan akan ada giveaway untuk lima pemberi dukungan terbanyak di akhir cerita, dengan syarat bagi yang sudah memfollow akun Qurrotaayun dan jangan lupa klik favorit 💙 ya🙏🙏

Chapter 3

Tumben kamu ingin kita dinner berdua? biasanya kamu selalu menolak dan khawatir meninggal Aditya lama- lama," ucap. Adam.

"Itu kan dulu saat adam masih kecil mas, sekarang Aditya alhamdulillah sudah besar, aku ingin sesekali dinner bersama kamu!" ucap Yura yang menyadari selama ini dirinya selalu saja menolak ajakan Adam untuk sekedar makan berdua. Semua itu di lakukan bukan tanpa alasan melainkan karena teringat perselingkuhan Adam dengan Intan.

"Buat kamu aku akan selalu ada waktu, meskipun aku sibuk tapi untuk istri tercinta. Pasti aku akan meluangkan waktu," ucap Adam mengangkat dagu Yura dan mencium bibir Yura.

Yura hanya terdiam dan memejamkan matanya, meskipun hatinya ingin berontak dan mendorong suaminya, Jika bukan karena sang anak. Yura sebenarnya sudah tidak ingin lagi di sentuh oleh Adam. Namun karena Yura tidak ingin Aditya kehilangan figur ayahnya, Yura terpaksa bertahan dengan hubungan toxic ini.

****

"Sayang, nanti malam kita jadi kan pergi ke puncak?" ucap Intan manja seraya menyentuhkan jari-jari lentiknya di dada bidang Adam, menggoda.

"Astaga aku lupa bilang sama kamu, kalau malam ini kita terpaksa menunda acara kita ke puncak," ujar Adam.

"Di tunda? tapi kenapa sayang? kita sudah merencanakan ini semua jauh hari, aku juga sudah packing semua baju dan segala keperluan yang nantinya kita butuhkan di puncak! Kamu gak bisa batalkan gitu aja dong Mas," protes Intan yang merasa kesal karena rencananya untuk berlibur dengan Adam gagal.

"Aku tau kamu kecewa dan sedih tapi aku janji lain kali aku akan menggantikan waktu yang tertunda ini, kita akan berlibur kemana pun kamu ingin pergi sayang," bujuk Adam namun sepertinya itu tak membuat Intan merasa lebih baik.

"Sayang, maafkan aku. Ini di luar perkiraanku! Yura tiba-tiba saja mengajakku Dinner, aku terpaksa harus mengikuti kemauan Yura, jika tidak dia bisa curiga. Kamu tau kan kita belum mendapatkan apa yang kita inginkan," ucap Adam menyakinkan.

"Aku benci banget sama Yura, kenapa sih, dia itu selalu saja menghalangi kebahagiaanku," ucap Intan kesal.

"Kamu sabar ya sayang, tidak akan lama kok! Tunggu sampai aku bisa menduduki posisi Direktur Utama dan tunggu sampai Yura menyerahkan semua asetnya. Setelah itu akan pastikan tidak ada yang bisa mengganggu kebahagiaan kita," Adam selama ini bertahan dengan rumah tangganya juga bukan karena mencintai istrinya tapi karena harta yang di miliki istrinya. Terlebih Yura adalah anak semata wayang pemilik perusahaan tempat dirinya bekerja.

"Sabar, sabar terus yang kamu katakan! Tapi sampai kapan aku harus bersabar? aku capek menjadi simpanan kamu terus Sayang! Aku ingin segera menikah dengan kamu!" ucap Intan.

"Iya aku paham! Tapi untuk saat ini aku belum bisa meninggalkan Yura, aku belum mendapatkan apa yang aku inginkan," ucap Adam.

Intan diam dan memasang wajah cemberut.

"Sayang jangan marah ya! Aku janji lain kali kita akan berlibur ke tempat yang jauh lebih bagus, bagaimana kalau kita Paris? Singapore atau kemana saja asal kamu bahagia," Adam berusaha membujuk Intan agar tidak lagi ngambek.

"Janji," ucap Intan tersenyum.

"Janji sayang," jawab Adam memeluk Intan mesra dan mencium bibir Intan penuh gairah.

"Bersama dengan kamu membuatku tidak bisa menahan diri," bisik Adam di telinga Intan.

"Salah sendiri, acara kita harus batal," ucap Intan.

"Aku juga sebenarnya lebih memilih pergi bersama dengan kamu dari pada harus menemani Yura dinner, tapi mau bagaimana lagi? ini juga demi masa depan kita sayang," Adam kembali menyakinkan Intan.

***

Yura duduk di meja riasnya, mentap wajah cantiknya di depan cermin seraya mengaplikasikan make up pada wajahnya, Malam ini Yura berdandan dengan sangat cantik, Yura juga menggunakan gaun yang sangat indah. Kecantikan Yura memang tidak tertandingi oleh apapun, hanya saja selama ini Adam suaminya seolah tidak pernah melihat kecantikan Yura hanya karena dendam yang ada di hatinya.

Yura mengambil benda pipih yang ada di meja dan menghubungi Adam.

"Hallo Mas Adam, kita langsung ketemu di restoran saja ya! aku sudah share lokasinya," ucap Yura setelah Adam menerima panggilan telponnya.

"Iya sayang, aku akan segera ke sana, Kamu hati-hati ya! love you," ucap Adam.

"Love you too," jawab Yura terpaksa membalas kata cinta itu meskipun hatinya tidak ingin.

***

"Hai.. Mas, Sudah lama nunggu nya?" tanya Yura sengaja datang terlambat.

"Yura, kamu_" Seketika Adam terpesona dengan kecantikan istrinya, karena selama lima tahun menjadi ibu rumah tangga, Yura memang jarang sekali memperhatikan penampilannya. Di tambah selama ini dirinya merasa sakit hati karena mengetahui perbuatan Adam yang sudah mendua, membuatnya tidak ada gairah untuk berdandan di depan Adam. Karena rasa itu sebenarnya sudah lama pergi. Tidak ada lagi cinta di hati Yura untuk Adam.

"Kenapa? kaget karena ternyata istri kamu ini masih cantik?" tanya Yura tersenyum dan sedikit mengedipkan mata nakal.

"Bu-bukan seperti itu, kamu itu kan memang selalu cantik," jawab Adam gugup.

"Benarkah? apa aku bisa menganggap ini sebagai pujian?"

"Tapi sebenarnya ada apa? kenapa malam ini kamu terlihat beda sekali?" tanya Adam.

"Tidak ada apa-apa, aku sadar selama ini sepertinya aku sudah mengabaikan kamu terlalu lama Mas, jadi sekarang aku akan lebih memperhatikan kamu," ucap Yura Seraya meneguk minuman yang sudah di siapkan Adam sebelumnya.

"Dan satu lagi, besok akan ada kejutan untuk kamu! Aku yakin kamu pasti akan senang dengan kejutan yang aku berikan untuk kamu Mas," ucap Yura tersenyum seraya memainkan gelas yang ada di tangannya.

"Kejutan apa memangnya?" tanya Adam penasaran.

"Kalau aku kasih tau sekarang, bukan kejutan namanya Mas," ucap Yura.

Malam ini Yura terlihat seperti sedang bahagia, wajahnya selalu tersenyum penuh arti.

"O, iya Mas, Intan sekertaris kamu apa kabar?" tanya Yura seraya memasukkan sendok ke mulutnya, terlihat santai seolah semua baik-baik saja.

"Uhuk.. uhuk... " Adam tersedak mendengar Yura tiba-tiba saja menyebut nama Intan. Pasalnya selama ini Yura tidak pernah membahas soal Intan.

"Minum dulu, Mas. Kenapa sepertinya kamu terkejut mendengar nama Intan? Semua baik-baik saja kan?" Yura bersikap seolah tak tau menahu tentang perselingkuhan suaminya dengan Intan.

"Baik, semua baik-baik saja! Intan juga melakukan pekerjaannya dengan cukup baik. Bukan terkejut tapi tumben saja tiba-tiba kamu menanyakan masalah orang kantor?" kilah Adam.

"Baguslah kalau begitu, apa pekerjaannya baik? Apa dia cukup bisa di andalkan untuk menjadi sekertaris kamu?" tanya Yura lagi.

"Iya, Intan pekerja yang keras. Dia juga pintar, selama ini dia yang membantu pekerjaanku,"

"Berarti seharusnya aku berterima kasih dong, sama Intan. Karena dia sudah membuat suamiku melakukan pekerjaannya dengan baik," ucap Yura tersenyum.

Happy Reading^

Jangan lupa, like, coment, Vote, bunga dan kopinya ya sayang💕

Selalu thor ingatkan akan ada giveaway untuk lima pemberi dukungan terbanyak di akhir cerita, dengan syarat bagi yang sudah memfollow akun Qurrotaayun dan jangan lupa klik favorit 💙 ya🙏🙏

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!