PROBLEM HUSBAND

PROBLEM HUSBAND

Bertemu

Semua orang tahu saat melihat dua sejoli seorang pria dan wanita dengan pria berjalan lebih dulu di depan sang wanita yang mengejar, pastilah mereka sedang bertengkar. Apalagi yang melihat adalah sepasang kakek dan nenek tua. Langsung terlintas di benak mereka bahkan sampai terucap lewat mulut,

"Dasar anak muda."

Well, memang begitu kenyataanya.

Shaka, pria tinggi itu tengah berjalan dengan langkah lebar diikuti seorang wanita dibelakangnya yang terus meneriaki namanya. Namun, pria itu tidak perduli. Dia tetap berjalan dengan langkah lebar mengabaikan wanita itu yang masih begitu ribut memanggil-manggil namanya.

Melihat wajahnya saja sudah terlihat masa bodoh tetapi si wanita tetap bersi keras. Namun, saat sang wanita membentak—menyinggung dirinya, langkahnya berhenti. Membalik tubuh dengan raut wajah serius dan mata yang menatap tajam.

"Apa yang kau lakukan, huh?"

Wanita itu terdiam. Menatap Shaka dengan takut-takut sampai Shaka berdecih melihat ekspresi itu. Tadi dengan beraninya wanita itu membentaknya sekarang di peringati sedikit ketakutan. Dasar lemah!

"A..aku.."

Shaka mendekat. "Apa yang kau inginkan?"

Wanita itu menggeleng. "A..aku minta maaf karena telah menciummu. Lagi pula setelah hampir dua minggu kita berpacaran kenapa kau tidak pernah menyentuh tubuhku bahkan bibirku? Apa tubuhku kurang seksi? Katakan padaku!"

Rasanya Shaka ingin sekali mengatai wanita di depannya ini jal4ng. Bagaimana mungkin wanita ini berkata dengan begitu lantangnya di tengah-tengah kerumunan manusia yang berlalu lalang. Oh astaga, sepertinya Shaka telah mempacari seorang wanita gila.

"Apa kau selalu menyerahkan dirimu dengan begitu murahnya?"

Perkataan tajam itu dengan mudah terlontar dari mulut Shaka membuat sang wanita lagi-lagi terdiam kaku. Memandang Shaka dengan mata memerah.

"Kau ingin memiliki kekasih yang suka sekali menyentuh tubuhmu 'kan? Kalau begitu, maaf aku tidak bisa. Tubuhmu tidak membuatku bernafsu. Kita berpisah."

Setelah mengatakan itu, tidak ada alasan lagi bagi Shaka untuk berada disana. Segera dia kembali melangkahkan kakinya dengan cepat agar wanita itu tidak mengejarnya lagi.

Dan benar, sang wanita sudah tidak mengejar. Tampaknya perkataan Shaka sangat menohok hatinya. Biar saja. Mana ada wanita seperti itu? Baru dua minggu di pacari sudah meminta yang tidak-tidak. Maaf, maaf saja. Shaka sangat menjaga aset aset sensitifnya.

Shaka yang terlalu banyak berpikir, sampai-sampai dirinya tidak menyadari sudah menginjak jalur penyebrangan. Masih berjalan dengan dipenuhi emosi. Hingga tidak sadar bahwa waktu penyebrangan sudah habis tepat saat kakinya melangkah hampir ke tengah.

Hampir saja menjadi sebuah karma karena sudah mengucapkan kata-kata pedas kepada wanita yang hampir disebutnya jal4ng, tampaknya dewi fortuna sedang berada di pihaknya saat tiba-tiba lengannya di tarik dengan kencang, menabrak sedikit tubuh seseorang yang Shaka ketahui lebih kecil darinya.

Oh, seorang gadis berseragam sekolah.

"Tuan, kau ini bisa berjalan atau tidak sih? Lihat itu lampunya sudah berganti warna. Untung tidak tertabrak, kalau tertabrak bagaimana?! Malu dong, sama anak SMP!"

Hari apa ini? Kenapa seharian ini banyak sekali yang meneriakinya, dan apa ini, seorang gadis SMP? Astaga, Shaka kau harus menutupi wajahmu dengan apapun sekarang juga!

Tidak, tidak. Wajah tampannya nanti akan tertutupi.

Shaka melongo. Bingung ingin membalasnya seperti apa. Sedangkan gadis itu menatap Shaka dengan raut wajah yang terlihat kesal.

Sejauh Shaka memandang gadis-gadis di luar sana, bahkan ketika dirinya pergi ke eropa pun, gadis ini luar biasa cantik. Kulitnya seputih susu, mata bulatnya begitu jernih, hidungnya kecil namun mancung, dan bibirnya tipis. Proporsi tubuhnya pun begitu pas. Tidak gemuk namun tidak kurus.

Tunggu.

Tunggu sebentar.

Sepertinya ada yang salah.

Shaka menyeringai, berdehem sebentar kemudian berucap, "Kau.. kau yakin kau masih SMP? Tubuhmu..." Shaka menggantung kalimatnya dengan nada tidak yakin.

Gadis itu tampak memperhatikan tubuhnya sendiri. Yang Shaka lihat pipi gadis itu memerah entah karena apa. Seperti menggoda Shaka untuk segera menyentuhnya.

"Li.. lihat apa kau? Kau ini mesum sekali sih, Tuan!" Gadis itu menutupi dadanya.

'Tetap dibilang mesum juga ternyata'

Hei, tidak ada yang memperhatikan dada gadis itu!

Oh, tidak. Karena tindakan gadis itu yang menutupi dadanya, pandangan Shaka malah terfokuskan kesana. Jangan salahkan dia. Salahkan saja gadis itu.

Mana ada seorang gadis SMP dengan dua buah dada sebesar wanita dewasa?

Shaka tersenyum miring, "Siapa namamu, nona?"

Gadis itu terlihat bingung. Dahinya mengkerut halus dan juga kedua matanya mengerjap-ngerjap lucu. Menggemaskan sekali.

"Kau bertanya namaku?" Ulang gadis itu.

Shaka mengangguk antusias. Merasa tidak sabaran.

"Jeannie. Kenapa?"

Shaka tersenyum, "Baiklah, nona Jeannie. Mahasiswi Psikilog tingkat akhir yang saat ini sedang cosplay menjadi siswi SMP, perkenalkan namaku Arshaka. Senang bertemu denganmu, manis."

Selanjutnya, yang Shaka lihat adalah gadis di depannya ini melongo dengan kedua mata membola.

***

Sangat yakin bahwa saat ini cuaca begitu terang tapi mengapa rasanya seolah ada awan mendung menghias dikepala gadis itu?

Jean sedari tadi mencebik kesal. Mengikuti permainan bodoh Ezar dan Kayana seperti sebuah malapetaka.

Apa-apaan! Yang benar saja, dia disuruh memakai seragam SMP seharian dikarenakan kalah saat bermain dare bersama dengan kedua sahabat laknatnya itu. Pandangan orang yang menatapnya aneh, membuat dirinya menanggung malu setengah mati seharian penuh.

Belum lagi saat Jean masih mengingat pertemuannya dengan pria asing yang mengenal jati dirinya sebagai gadis yang bukan lagi gadis belia. Tidak cukup di permalukan oleh ke dua temannya itu kampus, dan pria asing itu juga mengenali dirinya. Sebenarnya pria itu, siapa dia?

***

Cuaca dingin di luar membuat Jean bergidik ngeri. Hujan sangat deras sedangkan saat ini Jean sedang bersiap ingin pergi ke supermarket.

Jean menggeram. Eshan Averroes!

Baru kali ini Jean menyesal merasakan begitu senangnya karena adik kesayangannya itu datang menjenguk kakaknya setelah sekian lama tidak bertemu. Kalau saja Jean tidak memberitahu adiknya itu password apartemennya, kulkasnya pasti masih utuh. Setidaknya ada beberapa cemilan tersisa, namun yang dia temukan hanya beberapa botol air es.

Sungguh, Jean rasanya ingin mencekik Eshan sekarang juga kalau saja anak itu tidak kabur.

Ya Tuhan, Jean sangat lapar dan perutnya membutuhkan makanan sekarang juga. Cuaca diluar sangat tidak membantu sekali. Tega sekali adiknya itu membuatnya menginjakkan kaki di luar dengan cuaca se-eksrtream ini.

Dan disini lah dia akhirnya. Berdiri di samping troli sembari memilih-milih bahan sayuran setelah melawan lebatnya hujan. Trolinya hampir penuh dan dirasanya sudah cukup untuk memenuhi hidupnya satu atau dua minggu ke depan, Jean berjalan menuju kasir. Ikut bergabung dengan antrian yang tidak terlalu panjang itu.

Pandangannya berkeliaran kemana-mana, tiba-tiba dia melihat sosok tinggi tegap yang sedang berdiri di ujung. Jean terkejut, langsung buru-buru menunduk dengan rambut yang sengaja di arahkan untuk menutupi sebagian wajahnya. Beruntung dia sedang tidak menguncir rambutnya jadi rambut panjangnya bisa dengan mudah menyembunyikan wajahnya.

Jean memalingkan wajahnya kearah berlawanan dari pria itu, menghindar kalau saja pria itu menoleh ke arahnya. Wajah Jean memerah, masih tersisa rasa malu mengingat pertemuan pertama mereka.

Tanpa di sadarinya, pria itu berjalan menuju ke arahnya. Berdiri di belakangnya bergabung untuk mengantri. “Apa yang kau lihat?”

Jean terkejut hampir berteriak melihat wajah Shaka sudah sejajar berada di samping kepalanya. “Ti... tidak.” Ujarnya gugup.

Shaka menaikkan sebelah alisnya. “Ada apa dengan wajahmu?”

Jean merapihkan rambutnya kebelakang pundaknya sambil tersenyum canggung tanpa menjawab pertanyaan Shaka.

Tiba saatnya giliran Jean menuju kasir. Masih dengan jantung yang berdegub kencang, dia membantu penjaga kasir menata belanjaannya. Sungguh, Jean ingin segera pergi darisana secepatnya sambil berdo'a agar kedepannya tidak akan bertemu dengan Shaka lagi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!