LEGENDA SANG PENGUASA

LEGENDA SANG PENGUASA

Episode 01 "Anak Yang Dibuang"

"Ayah! Aku mohon jangan tinggalkan aku sendirian disini! Aku berjanji akan berlatih keras asalkan ayah tidak membuangku!.." Teriak seorang anak kecil yang berusia sebelas tahun seraya menangis dan memegang kaki ayahnya.

"San Lin! Satu tahun adalah waktu yang pernah aku berikan padamu agar kau menunjukkan dirimu bahwa kau bukanlah seorang sampah!!.."

Pria paruh baya yang terlihat berusia empat puluhan berteriak dan membentak putranya, namanya adalah SAN GANG. San Gang adalah ayah dari San Lin.

"Tapi ayah! Aku mohon berikan aku waktu satu tahun lagi! Jika dalam waktu satu tahun ini aku tidak bisa berkultivasi juga maka ayah bebas melakukan apapun padaku!."

Anak kecil itu berteriak dengan sangat memohon dibawah kaki ayahnya. Air mata mengalir sangat deras membasahi wajah polosnya.

"Cih.. Aku benar-benar muak mendengar perkataan sampahmu itu San Lin! Ayah, tidak usah pedulikan orang yang telah membuat ibu meninggal karena kelahirannya itu!!.."

Seorang anak muda yang berdiri disamping San Gang dan terlihat berusia enam belas tahun berkata dan mengompori ayahnya, namanya adalah SAN LI. San Li adalah kakak laki-laki dari San Lin. Mereka berdua beda usia lima tahun.

"Kakak! Apa yang kau katakan!? Aku memohon pada ayah bukan padamu!!." Ujar San Lin marah pada kakaknya San Li.

(Jika kalian ingat dengan benar, San Li pernah muncul di novel Putra Sang Penguasa pada chapter 72. Disana diceritakan bagaimana Tang Lin sangat marah pada San Li sampai-sampai dia menghajarnya sampai babak belur, dan ini adalah alasannya tapi juga bukanlah alasan keseluruhan.)

Meskipun San Lin memohon dibawah kakinya, San Gang tidak memperdulikannya sama sekali. San Gang melepaskan tangan San Lin dengan kasar dan pergi memasuki portal ruang dan waktu yang masih terbuka. Namun sebelum itu, San Gang mengatakan sesuatu yang membuat San Lin sangat terkejut.

"Kematian istriku sudah cukup membuktikan bahwa kau sebenarnya adalah anak pembawa sial! Dan karena kau yang tidak bisa berkultivasi itu juga aku dipermalukan oleh orang-orang di alam atas. Satu hal yang harus kau tau, bahwa aku tidak membunuhmu karena aku mengingat wajahmu itu mirip dengan ibumu. Dan juga alam rendah ini adalah tempat yang cocok untuk seorang sampah pembawa sial sepertimu dan aku harap kau tidak akan pernah kembali ke alam atas!.."

San Gang berkata kemudian melangkahkan kakinya dengan berat karena San Lin menahannya.

"Ayah! Kumohon jangan! Aku bisa mati jika ayah meninggalkanku sendirian di tengah hutan belantara ini!!.." Teriak San Lin dan semakin erat memegang kaki ayahnya.

"Mulai sekarang hidup dan matimu bukanlah urusanku lagi!! San Li, ayo pergi!!.." Seraya berkata San Gang melepaskan tangan San Lin dengan kasar dan langsung memasuki portal ruang dan waktu.

"Humph!! Nikmatilah masa-masa terakhirmu dasar sampah pembawa sial!!.." Ucap San Li dengan sinis dan tatapan penuh kebencian sebelum dia mengikuti ayahnya memasuki portal ruang dan waktu.

"Tidak... Tidak... Tidak... Ayaaaaah!!!.." San Lin berteriak keras dan menangis histeris karena ayah dan kakaknya telah meninggalkannya seorang diri ditengah hutan belantara.

Kebencian San Gang dan San Li sangatlah dalam, karena kelahiran San Lin istri yang sangat dicintai oleh San Gang meninggal. Terlebih lagi San Lin terlahir dengan jantung yang lemah, Pada awalnya San Gang mengira mungkin setelah usia San Lin telah mencapai sepuluh tahun dan telah bisa berkultivasi maka jantungnya akan sembuh.

Namun pada kenyataannya San Lin bahkan tidak memiliki dantian dan tidak bisa berkultivasi, oleh karena itu San Gang dan San Li sering di permalukan oleh oleh klan-klan lain. Sebelumnya saja karena lahirnya San Lin dan membuat istrinya meninggal cukup untuk membuatnya sangat membenci San Lin, dan sekarang ditambah lagi mereka terus menerus dipermalukan oleh klan-klan lain jadi bagaimana dia bisa menahan rasa malu dan kebencian ini?. Oleh karena itulah dia membuang putranya sendiri.

Setelah San Gang dan San Li pergi, maka tinggallah San Lin seorang diri menangis dan berada dalam keputusasaan hingga hari menjelang malam.

"Mengapa?... Mengapa ini terjadi padaku?... Mengapa aku terlahir sebagai seorang sampah yang pembawa sial? Mengapa?... Mengapa!!!!!!???.." San Lin berteriak putus asa sangat keras.

"Oh langit... Apakah dikehidupanku sebelumnya aku telah melakukan dosa besar sehingga kau membuatku terlahir sebagai sampah pembawa sial!?.."

San Lin terus menangis dan berkata-kata didalam keputusasaannya yang dalam hingga tanpa dia sadari matahari telah terbenam.

Setelah matahari terbenam, sekelompok serigala keluar dari rerumputan dan mengepung San Lin.

San Lin sangat terkejut dan ketakutan ketika dia melihat kelompok serigala itu. San Lin tidak bisa menahan tubuhnya agar tidak gemetar.

"J-jangan mendekat! A-atau kalian akan mati! K-kayu ini bukanlah kayu sembarangan!!.." San Lin hanya bisa mencoba untuk menakut-nakuti kelompok serigala itu dengan sebuah kayu panjang yang barusan dia ambil dari tanah.

Kelompok serigala itu seolah mengerti apa yang dikatakan oleh San Li sehingga sekelompok serigala itu melolong dengan maksud mengejek pada San Lin.

Disisi Lain, seorang pria tua yang sedang memungut ranting kayu untuk digunakan sebagai kayu bakar, dia tiba-tiba mendengar suara lolongan itu.

"Lolongan serigala itu seperti sedang mempermainkan seseorang.." Pria tua yang berpakaian lusuh itu awalnya dia tidak peduli dengan lolongan serigala itu.

Namun hatinya mengatakan ada seseorang yang sedang dalam bahaya, kemudian dia tidak bisa menahan diri untuk menggunakan kesadaran ilahinya agar melihat dengan jelas dalam radius lima kilo meter. Setelah pria tua itu menatap kearah lolongan serigala itu berasal, alangkah terkejutnya dia ketika melihat seorang anak kecil yang terpojok dan dipermainkan oleh kelompok serigala itu.

"Gawat!! Bocah kecil itu dalam bahaya aku harus segera menolongnya!!.."

Pria tua itu bergumam panik dan dengan cepat dia membuang seluruh ranting kayu yang dia kumpulkan lalu berlari kearah San Lin dengan cepat.

Tampilan luar pria tua itu memang terlihat seperti orang biasa yang miskin, namun pemandangan dimana dia bisa menggunakan kesadaran ilahi dan berlari sangat cepat, terkadang juga dia melompat dari dahan pohon kedahan pohon lainnya. Itu membuktikan bahwa dia bukanlah manusia biasa.

Sedangkan disisi San Lin, tubuhnya telah dipenuhi luka dan dilumuri oleh darah akibat cakaran dan gigitan sekelompok serigala itu. San Lin terlihat sangat kesakitan, terlebih lagi dia memiliki jantung yang lemah dan itu membuatnya hampir kehilangan kesadaran.

Para kelompok serigala itu juga terlihat menikmati bagaimana mereka mempermainkan San Lin dan ingin membuatnya mati dengan perlahan.

"A-apakah ini adalah saat dimana kematianku tiba?.." Ujar San Lin dengan nafas yang mulai berat dan perasaan sakit diseluruh luka-lukanya.

"L-langit... K-kau... T-tidak... A-adil..."

Dengan kata-kata terakhir itu kemudian pandangan San Lin perlahan-lahan menjadi gelap sampai dia kehilangan kesadarannya.

Pada saat itu, sekelompok serigala itu merasa bahwa San Lin sudah benar-benar mati, kemudian para serigala itu kembali mendekat dan ingin memakan San Lin, namun sebelum itu terjadi...

"PETIR PENGHANCUR GUNUNG!!!.." Pria tua sebelumnya berteriak sangat keras dan...

"DUUUAAAAARRRRR!!!."

Petir merah seperti darah menyambar sangat keras dan mengubah sekelompok serigala sebelumnya menjadi abu yang beterbangan ketika ditiup oleh angin.

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Dzikir Ari

Dzikir Ari

smoga alurnya Bagus Tor.... akan kusimak lanjutannya...🙏

2023-04-05

1

solehudin

solehudin

mulai nyimak thor..

2023-03-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!