Episode 04 "Mengarang Cerita"

"Tabib, bagaimana keadaan anak itu?.." Pria tua itu langsung bertanya dengan tergesa-gesa setelah dia melihat Tabib Kang Ho telah keluar dari kamar.

"Tuan Jun, nyawa anak itu sekarang sudah tidak terancam lagi, namun meskipun demikian penyembuhan dan pemulihan seluruh tubuhnya bergantung pada dirinya sendiri..." Ucap Kang Ho menjelaskan.

"Huh... Syukurlah.." Gumam pria tua itu seraya menghela nafas lega.

"Tuan Jun, aku memiliki beberapa pertanyaan dan ini terkait dengan anak itu.." Tanya Kang Ho dengan ekspresi serius.

"Silahkan tanyakan saja tabib, tapi sebelum itu silahkan duduk dulu.." Jawab pria tua itu dan mempersilahkan tabib Kang Ho duduk di atas sebuah kursi yang terbuat dari kayu, sementara itu istri dari pria tua itu pergi mengambilkan teh.

Setelah beberapa menit kemudian istri dari pria tua itu kembali dan membawakan dua cangkir teh dan meletakkannya diatas meja.

"Silahkan dinikmati tehnya tabib, dan maaf jika kamu hanya punya teh biasa untuk dihidangkan..." Ucap istri dari pria tua itu dengan jujur.

Mendengar itu tabib Kang Ho hanya memasang ekspresi tersenyum dan berkata, "Tidak apa-apa nyonya Yu, aku paham dengan kondisinya.."

Setelah itu istri dari pria tua itu pergi memasuki kamar yang dimana San Lin berada dan masih tak sadarkan diri.

Disisi tabib Kang Ho, dia menyesap tehnya dan menghayati setiap rasa dan sensasi ketika dia menyesap teh itu meskipun itu hanyalah teh biasa.

"Tuan Jun, aku akan langsung pada intinya saja.." Ucap tabib Kang Ho seraya meletakkan gelasnya.

"Baik tabib, tanyakan apa yang ingin anda tanyakan dan tidak usah sungkan.." Jawab pria tua itu seraya tersenyum.

"Tuan Jun, aku tidak tau dari mana anda menemukan anak itu dan menurut pemeriksaanku aku dapat memastikan bahwa luka-lukanya itu disebabkan oleh kelompok serigala bulan..."

"Benarkah tabib? Tapi bagaimana mungkin serigala itu membiarkannya hidup?.." Ucap pria tua itu yang berpura-pura tidak tau.

Pria tua itu dan istrinya tidak mengatakan kepada siapapun bahwa mereka adalah seorang kultivator karena mereka memiliki sebuah rahasia yang besar. Menurut suami istri yang sudah tua itu, jika mereka mengatakan siapa sebenarnya mereka maka alam rendah ini akan gempar dan membuat mereka terekspos.

Jawaban pria tua itu membuat tabib Kang Ho juga sedikit bingung.

"Jadi maksud tuan Jun adalah anda menemukan anak itu sudah dalam keadaan seperti itu?.." Tanya tabib Kang Ho bingung.

"Benar tabib, di tengah hutan sebelumnya ketika aku sedang mencari kayu bakar tiba-tiba aku mencium bau darah. Awalnya aku kira itu adalah bau darah binatang buas yang baru saja memakan binatang buruannya dan aku berpikir mungkin masih ada daging atau tulangnya yang tersisa jadi aku mendekati bau darah itu dan ingin mengambil lalu menjualnya, tapi yang aku temukan justru anak ini sudah terbaring dengan penuh luka dan tak sadarkan diri. Lalu dengan cepat aku memeriksanya dan ternyata dia masih hidup, dan karena desa lumayan jauh maka aku tidak punya pilihan lain selain merobek bajuku dan membalutnya dengan itu.." Pria tua itu berkata dan mengarang cerita.

Mendengar cerita karangan itu, tabib Kang Ho percaya begitu saja lalu menghela nafas panjang."Huuuffff... Anak itu sungguh beruntung.."

"Lalu apakah tuan Jun sudah memastikan identitasnya?.." Kang Ho bertanya kembali.

"Itu dia masalahnya tabib, aku tidak tau dia anaknya siapa, yang pasti dia tidak berasal dari desa kita karena aku tidak pernah melihatnya bermain didepan rumah kami.."

Kali ini yang dikatakan oleh pria tua itu adalah benar, karena setiap anak yang ada desa itu selalu bermain didepan rumah pria tua itu yang memiliki halaman yang luas.

Mendengar itu tabib Kang Ho kemudian meletakkan tangannya di dagunya seraya berkata, "Tuan Jun benar... Aku juga tidak pernah melihatnya mengikuti anak-anak nakan lainnya dan mencuri buah manggaku.."

Tabib Kang Ho berkata dan mengingat satu persatu wajah anak-anak yang sering diam-diam masuk kedalam pekarangan rumahnya dan mencuri buah mangganya yang sedang berbuah lebat.

"Haih... Sudahlah, tanyakan saja nanti padanya ketika dia sudah sadar. Dan Lagi, anda tidak boleh lupa bahwa anda harus segera melaporkan anak yang anda temukan itu kepada kepala desa agar kita lebih mudah mencari keluarganya.." Ucap Kang Ho kembali.

"Baik tabib, aku paham.."

"Oh ya, ini adalah beberapa ramuan cair dan obat oles yang harus anda berikan kepada anak itu setelah dia sadar besok pagi, tapi ingat bahwa ini ramuan cair ini harus diminum setelah makan pagi dan makan malam. Lalu khusus untuk salep ini anda oleskan tiga puluh menit sebelum tidur.." Ucap Kang Ho seraya mengeluarkan semua obat yang telah disebutkan dan memberikannya kepada pria tua itu.

"Tapi tabib, aku takut kami tidak bisa membayar obat itu sekarang..." Jawab pria tua itu dengan malu karena dia tidak memiliki uang.

Mendengar itu tabib Kang Ho hanya bisa menggeleng kepalanya lalu berkata, "Tuan Jun, nyawa dan kesehatan adalah yang paling utama, jadi tidak usah pikirkan masalah biayanya. Anda dapat membayarnya ketika anda sudah memiliki uang, lagi pula untuk sekarang aku tidak kekurangan uang sama sekali.."

Pria tua itu memandang tabib Kang Ho yang baik hati dan tidak sombong dengan tatapan sangat senang dan bersyukur.

"Terima kasih banyak tabib, aku berjanji suatu hari pasti akan membayarnya.." Ujar pria tua itu dengan senang dan menerima obatnya.

Mendengar itu tabib Kang Ho kemudian menganggukkan kepalanya. Sebenarnya meskipun pria tua itu tidak membayarnya maka tabib Kang Ho tidak masalah sama sekali, tapi jika dia mengatakan seperti itu maka akan membuat pria tua itu seperti sedang dikasihani atau direndahkan secara tidak langsung.

"Baiklah tuan Jun, hanya itu yang ingin aku katakan, dan sekarang aku pamit.." Ucap tabib Kang Ho dan berdiri dari kursinya lalu menangkupkan tangannya dengan sopan.

Setelah itu pria tua itu mengantarkan tabib Kang Ho hingga sampai kedepan rumah. Dan setelah tabib itu menghilang dengan perlahan, kemudian pria tua itu membatin, 'Dia adalah seorang tabib yang baik, rendah hati dan tidak sombong. Aku harap keberuntungan akan selalu menyertainya..'

Setelah membatin seperti itu, pria tua itu lalu kembali memasuki rumahnya dan menutup pintu rapat-rapat.

Sedangkan disisi istri dari pria tua itu, dia memandangi San Lin yang berbaring tak sadarkan diri diatas kasur seraya termenung.

'Anak ini mirip dengan putraku yang telah mati, mereka berdua sama-sama tidak memiliki dantian... Cih! Bajingan! karena kemunculan anak ini aku jadi teringat dengan putraku!' Ujar wanita tua dengan kesal, karena dia melihat kemiripan San Lin dengan putranya.

Meskipun wanita tua itu sedang kesal, namun ada orang lain yang lebih kesal lagi, yaitu para pembaca yang sedang kesal karena tiba-tiba bersambung...

Terpopuler

Comments

mbah bin aja

mbah bin aja

🤔🤔🤔

2023-04-14

0

Dimas Setiawan

Dimas Setiawan

🤣🤣🤣

2023-04-05

0

Mohd Latif

Mohd Latif

ceritanya menarik

2022-12-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!