Sementara istri dari pria tua itu sedang membatin kesal pada anak yang terbaring tidak sadarkan diri dihadapannya, suaminya tiba-tiba membuka pintu dan masuk begitu saja.
"Apa kamu puas sekarang?.." Ujar istrinya dengan dingin ketika suaminya memasuki kamar itu.
"Yu'er apa maksudmu?.." Pria tua itu terlihat bingung.
"Jangan berpura-pura bodoh, ingat bahwa sekarang kamu telah menambah beban keluarga..." Ucapnya semakin dingin.
Pria tua itu hanya bisa menghela nafas panjang dan menggelengkan kepalanya tidak berdaya karena semenjak dia pulang dan membawa San Lin, istrinya itu terlihat tidak senang. Pria tua itu juga jelas sangat tau apa yang menyebabkan istrinya menjadi seperti itu, padahal dulunya istrinya itu sangat menyukai anak kecil bahkan jika itu anak yang tidak mereka kenal.
"Yu'er, apakah kamu benar-benar tidak memiliki belas kasihan sedikit saja kepada anak itu?.." Tanya pria tua itu seraya menatap istrinya dengan tatapan sedih.
Istrinya juga hanya diam saja dan tidak mengatakan apapun. Adalah kebohongan besar jika dia mengatakan bahwa dia tidak kasihan pada anak yang sebelas tahun yang tak sadarkan diri itu, tapi disisi lain dia juga merasa benci terhadap San Lin karena mirip dengan putranya yang telah mati satu tahun yang lalu.
Mengetahui apa yang istrinya itu pikirkan, pria tua kemudian melanjutkan, "Lihatlah anak itu, bukankah dia sangat mirip dengan putra--"
"Diam!!... Jangan kau coba samakan dia dengan putraku!!!.." Istri dari pria tua itu seketika membentak sebelum suaminya menyelesaikan kata-katanya.
"Tapi Yu'er..."
"Sekali lagi kau coba samakan dia dengan putraku maka aku akan membunuh anak ini!! Putraku adalah yang terbaik dan tidak ada yang bisa dibandingkan dengannya!!.." Teriak wanita tua itu semakin marah dan menatap suaminya dengan tatapan tajam.
Pria tua itu juga hanya bisa diam setelah mendengar ancaman dari istrinya. Dia sangat mengenal sifat istrinya yang selalu serius dengan setiap kata-katanya, tentunya pria tua itu tidak ingin anak yang dia selamatkan itu mati ditangan istrinya hanya karena masalah yang tidak berkaitan sama sekali dengan anak itu.
Setelah beberapa detik hening, wanita tua itu bangun dari tempat duduknya dan berjalan menuju pintu, dan ketika dia melewati suaminya, ia berhenti sejenak lalu berkata, "Jika kau ingin merawat anak itu maka kau rawat saja sendiri!.."
Setelah itu ia keluar tanpa melirik suaminya sedikitpun. Namun meskipun begitu, pria tua itu kemudian tersenyum penuh makna, karena meskipun istrinya berkata kejam tapi tidak dengan hatinya yang lembut dan penuh kasih.
Pria tua itu bahkan tidak mengatakan jika mereka akan merawatnya karena seharusnya keberadaan anak itu harusnya dilaporkan terlebih dahulu pada kepala desa lalu kepala desa akan melapor ketingkat yang lebih tinggi dan begitu seterusnya sampai orang tua San Lin ditemukan. Tapi justru istrinya langsung mengklaim jika mereka akan merawatnya, itu adalah bukti jika hatinya tak sekejam mulutnya.
Setelah itu pria tua lalu duduk disamping tempat tidur San Lin dan menatapnya dengan tatapan kasihan yang sangat dalam. Pria tua itu mengelus rambut San Lin dengan perlahan, entah kenapa ia juga merasa menyayangi anak itu sehingga ia melakukan itu. Tidak lama setelah itu istri dari pria tua itu kembali dan membawa sebuah selimut putih.
"Ini sudah malam, berikan dia selimut ini. Meskipun selimut ini tidak tebal tapi cukup untuk membuatnya tetap hangat sebelum musim dingin tiba beberapa hari lagi.." Ujarnya seraya menyerahkan selimut itu pada suaminya.
Pria tua itu menerima selimut itu tanpa mengatakan apapun dan langsung memakaikannya pada San Lin. Pria tua itu tidak mengatakan sepatah katapun karena ia takut akan kembali berselisih dan ribut dengan istrinya sehingga ia lebih memilih diam.
"Semoga kau cepat sembuh bocah.." Ujar pria tua itu lembut. Setelah itu ia keluar bersama istrinya dan pergi kekamar mereka berdua lalu tidur dengan lelap.
Keesokan paginya, wanita tua itu bangun pagi-pagi sekali dan pergi membersihkan diri lalu pergi kedapur dan memasak makanan seperti seorang istri pada umumnya. Kemudian pria tua juga bangun dan menatap istrinya dengan heran karena tidak biasanya istrinya itu bangun sepagi ini hanya untuk memasak, lalu ia juga memutuskan untuk menyudahi tidurnya dan pergi membantu istrinya didapur.
"Yu'er, tumben sekali kamu bangun sepagi ini.." Ucap pria tua seraya mengambil kapak yang terletak di samping pintu dan ingin pergi membelah kayu bakar.
"Cih!! Ini salahmu karena telah menambah beban keluarga!!.." Jawab wanita tua seraya memotong sayur-sayuran.
Pria tua itu kembali terdiam dan akhirnya ia menggelengkan kepalanya lalu pergi melakukan tugas yang biasa ia lakukan untuk membantu istrinya setiap pagi hari.
Dua jam berlalu dengan cepat dan San Lin juga baru sadarkan diri. Ketika ia membuka matanya pertama kalinya, yang dia lihat adalah langit-langit kamar yang dipenuhi sarang laba-laba.
"D-dimana aku? Apakah ini alam setelah kematian?.." Gumamnya seraya mengedipkan matanya beberapa kali.
Ia ingin menggerakkan tangannya dan mengucek matanya agar pandangannya jelas tapi ia bahkan sama sekali tidak bisa menggerakkan salah satu jarinya saja. Merasa tidak berguna dengan usahanya yang menggerakkan tangannya, ia kemudian beralih menggerakkan tubuhnya dan ingin duduk, tapi selanjutnya ia merasakan sangat sakit diperut dan dadanya hingga ia berteriak sangat keras.
"Aaaaaaahhhhhhh!!!!!.."
Kedua pasangan tua itu tentunya mendengar teriakan kesakitan dari San Lin, namun yang pertama kali langsung bergerak sangat cepat adalah si wanita tua seolah-olah ia sangat khawatir. Sedangkan si pria tua sudah tau jika San Lin pasti akan berteriak ketika bangun karena tabib Kang Ho sudah menjelaskannya tadi malam.
"Lihat? Ini adalah alasan mengapa dari dulu aku tidak bisa mengerti wanita. Semalam ia mengatakan tidak ingin merawat anak itu, tapi mengapa sekarang ia terlihat lebih khawatir?.." Gumam pria tua itu dan memasang ekspresi bingung yang lucu. Setelah itu ia juga menyusul.
Sementara itu San Lin terus berteriak dan berguling-guling di tempat tidurnya seraya memegang dada dan perutnya yang sangat sakit. Rasa sakit itu sangatlah luar biasa, karena itu adalah paru-paru dan tulang rusuknya yang payah seperti yang tabib Kang Ho katakan semalam.
"Bocah! Kau kenapa!?.." Tanya wanita tua dengan tergesa-gesa setelah ia mendobrak pintu dengan kasar.
"Sakit!!..." Teriak San Lin dengan wajah yang memerah karena menahan rasa sakit yang luar biasa itu.
Jika tadi ia adalah seorang kultivator maka rasa sakit itu masih bisa dikurangi dengan cara mengaliri energi qi kepada bagian yang sakit, tetapi San Lin adalah orang biasa yang sangat lemah, sehingga rasa sakit yang ia rasakan tiga kali lipat dari pada orang pada umumnya.
"Cepat katakan dimana yang sakit!!.." Tanya wanita tua itu yang bingung harus melakukan apa.
"P-perut kiri dan d-dada kanan!!.." Jawab San Lin dengan susah payah.
Ketika mendengar itu, dengan spontan wanita tua itu mengingat jika tabib Kang Ho mengatakan tulang rusuknya patah dan paru-parunya robek. Dan itu membuatnya semakin bingung harus melakukan apa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Abdullah
update ya
2023-02-28
1
Abdullah
lanjutkan berkarya ya kak Bagus alur
2023-02-28
1
obeng min
wah kelamaan maaf sya hpus aja
2023-01-17
2