Lea, Kisah Para Magus Benua Casiopea
Peta Benua Casiopea
Prolog.
Salam dari Casiopea. Ini adalah cerita yang telah lama sekali berlalu, lantaran sudah terlalu lama, sampai-sampai orang mengira kalau riwayat-riwayat ini telah terlupakan oleh waktu.
Kisah ini bermula pada masa tiga ribu tahun yang lalu waktunya dari sekarang. Semua lakon ini terjadi bahkan ketika pohon-pohon masih dapat berbicara, binatang-binatang masih bercakap-cakap dan bersahabat dengan bahasa manusia.
Di era itu, ada empat ras yang paling dominan di muka dunia dan teramat umum dikenal. Ras pertama adalah ras manusia, kemudian Ras Vampire, lalu Ras Duyung dan terakhir adalah Ras Avianse (Ras unggas atau burung).
Aku ingin menambahkan bahwa ada ras lain di luar empat ras diatas, akan tetapi mereka, akan tetapi belakangan nanti, ada banyak ras lainnya yang terlibat dalam perang di Benua Casiopea.
Keempat ras itu selalu saling menyerang dan saling membantai untuk menentukan siapa yang akan menjadi penguasa terbesar di muka dunia yang kami kenal dengan nama Benua Casiopea.
Ras manusia, meskipun paling lemah dari segi kekuatan dan kemampuan sihir, akan tetapi jumlah mereka yang sangat banyak, tentu saja hal ini membuat ras manusia pada akhirnya memenangkan peperangan antar empat ras utama
(saat itu populasi jumlahnya melebihi tujuh puluh bagian dari total populasi empat ras dunia),
Jika kamu merasa senang karena mendengar bahwa ras manusialah pemenang perang antar ras, sebaiknya jangan kamu senang dulu. Karena, meskipun tiga ras lain telah tersingkir, terusir dari daratan utama Benua Casiopea tercinta.
Tiga ras itu dengan terpaksa harus memilih tempat tinggal di pulau-pulau terpencil jauh dari ras manusia, itu bukan berarti telah bahwa peluang bagi ke empat ras ini untuk berhenti saling menyerang telah selesai.
Manusia sendiri karena memiliki sifat tamak dan selalu ingin menang dengan sifat egoisnya. Yang pada akhirnya sesama manusia itu, saling berlomba untuk menjadi penguasa benua lalu mengusung perang antar negara.
Diam-diam di dalam pertikaian antar negara di dunia itu, sesama manusia lain dengan licik melakukan aliansi rahasia dengan ras-ras musuh. Ras mula-mula yang mereka ajak bekerja sama untuk membantai ras manusia lainnya adalah Ras Vampire. Menyusul Ras Avianse bahkan Ras Duyung - semua demi membuat negri mereka (manusia) yang akan di sebut pusat kekuatan dunia dibanding sesama ras manusia lain.
Di salah satu Negri bernama Dorado, itu adalah satu kota kecil di Benua Casiopea tempat antar Ras Manusia saling mengadu kekuatan dalam perang, memulai cerita ini.
******
Hai. Namaku Lea. Singkat dan hanya itu saja Lea, tanpa nama belakang atau embel-embel apapun. Sebenarnya aku memiliki nama belakang, akan tetapi aku enggan menggunakannya karena alasan tertentu (belakangan aku akan menceritakan alasanku).
Aku adalah remaja putri berusia lima belas tahun. Er.. sesungguhnya masih tiga bulan kedepan aku baru genap berusia lima belas tahun. Namun siapa yang peduli akan hal itu bukan? Sekarang atau tiga bulan lagi, toh aku tetap akan berusia lima belas tahun di tahun ini.
Aku seorang anak yatim piatu, yang tinggal bersama seorang bibi, adik almarhum ibuku, yang bernama Adele. Sesungguhnya aku mesti memanggil ia dengan sebutan bibi. Akan tetapi Adele tidak suka jika aku memanggilnya dengan sebutan bibi.
Well.. tentu saja, dengan profesi Adele sebagai seorang penjual cinta semalam, kesan yang akan ditangkap tamu pelanggannya seolah-olah dia sudah terlalu tua untuk menjadi seorang wanita penghibur, jika saat itu, seorang anak kecil usia delapan tahun mengejarnya dan merengek sambil berteriak "bibi - bibi".
Adele tegas dalam hal ini sehingga aku sejak dini telah membatasi diri untuk bermanja-manja kepadanya, dan bersikap seolah-olah Adele adalah kakak, bukannya bibi.
Oh iya, aku lupa memberi tahu kamu. Kami tinggal di satu Benua besar yang bernama Benua Casiopea.
Benua Casiopea kami yang tercinta ini memiliki empat negara besar yang masing-masing memiliki nama seperti nama-nama rasi bintang. (Tahukah kalian, bukankah Casiopea juga adalah satu nama rasi bintang bukan?)
Aku tinggal di negara yang bernama Dorado. Negri kami ini adalah yang terkecil dan berada di sebelah selatan benua. Bertetangga dengan negri kami adalah Negara Indus di barat dan Negara Hydra di sebelah timur benua.
Namun diantara semua negara tersebut, adalah Negara Aquila yang paling besar dan juga merupakan negara yang paling ditakuti di Benua Casiopea kami.
Tentu saja, setelah masa-masa peperangan antara ras seperti yang diceritakan orang-orang tua atau Elder... kembali lagi - setelah seratus tahun berjalan, Benua Casiopea kami kembali jatuh di dalam perang diantara empat negara besar itu.
Di Dorado sendiri, kami memiliki dua belas provinsi yang nama-nama nya mengikuti nama zodiak yang umum dikenal orang-orang. Aku sendiri tinggal di Provinsi paling selatan yang bernama Provinsi Scorpio.
Provinsi Scorpio ini memiliki satu-satunya kota yang juga disebut Kota Scorpio - tempat dimana aku tinggal. Sebagai kota yang berada di tepi laut, Kota Scorpio kami memiliki pelabuhan yang merupakan tempat berlabuhnya kapal-kapal dari benua lain di timur sana.
Saking banyaknya kapal yang datang pergi untuk berlabuh sebelum berangkat ke Negara Hydra yang kaya, mereka mampir di Pelabuhan Kota Scorpio kami. (Negara Hydra adalah negeri yang subur dengan banyak hasil alam, sedangkan Dorado kami hanya hamparan tanah gersang berbukit batu atau gunung kering).
Jadi sebenarnya Kota Scorpio kami mengandalkan keindahan wisata laut sebagai mata pencarian terbesar. Pelacuran adalah salah satu komoditi terselubung dan terbaik Kota Scorpio kami. Gadis-gadis Provinsi kami memang terkenal cantik-cantik dan hangat di atas ranjang. Mungkin sebenarnya inilah daya tarik utama Kota Pelabuhan Scorpio kami. Kamu tertarik mendengar ceritaku selanjutnya?
Inilah kisahku..
******
"Ada apa Adele?" tanya ku ogah-ogahan kepada seorang perempuan yang tampil dalam dandanan mencolok dan berdiri memegang payung di pinggir dermaga Kota Scorpio.
Adele memalingkan wajah, mempertontonkan riasan tebal dan belahan rendah di dada tanpa malu-malu. Padahal hari belum lagi malam, namun perempuan yang seharusnya ku panggil bibi itu telah berdandan secara berlebihan sejak awal-awal hari - hanya demi menunggu satu kapal barang yang kata nya akan masuk ke pelabuhan kota kami.
Angin bertiup kencang, membuat rambut lurus ku yang hitam ini langsung menutup sebagian wajahku. Sementara itu sayup-sayup aku mendengar Adele memintaku untuk bernyanyi di LearoQ sebentar malam.
"Apa?" pekik ku ngeri.
"Aku keberatan" kata ku sambil berjalan dan langsung pergi.
"Tunggu sebentar anak kurang ajar !" teriak Adele.
"Kau tahu kalau kita kesusahan keuangan belakangan ini.
Apa salahnya kamu bernyanyi barang dua atau tiga lagu malam nanti. Tamu-tamu kapal dari negeri seberang seperti yang aku dengar-dengar, mereka membawa satu orang saudagar kaya" desis Adele mencengkeram lenganku.
"Lepaskan !" aku menghentak tanganku dari genggaman itu. Namun kekuatan Adella terlalu besar untuk anak lima belas tahun (meskipun angka itu masih tiga bulan kedepan).
"Aku tidak sudi !"kata ku gusar.
"Pria-pria hidung belang itu selalu mencolek pinggang ku ketika aku bernyanyi. Dan lagi, bukankah kau tahu? suaraku tidak terlalu bagus-bagus amat" kataku berkelit.
Wajah Adele terlihat bengis. Keringat meleleh mengaliri wajah putihnya yang penuh riasan tebal. Dengan teriakan yang tidak kalah kencang nya dia menghardik ku,
"Apa salahnya bernyanyi barang dua atau tiga lagu disana. Lagipula ketika mereka dalam keadaan mabuk, tidak ada yang peduli apakah suaramu merdu atau tidak. Yang mereka perlukan hanyalah kata-kata rayuan untuk memesan minuman lebih banyak lagi dan keuntungan bar usang itu setidaknya akan memberi sedikit rezeki untuk kehidupan kita berdua" suara nya tak kalah besar.
Wajahku cemberut. Dan masih dengan sungut-sungut aku mengeluh,
"Aku benci bau alkohol yang diminum pemabuk-pemabuk itu. Dan lagi, mereka pria-pria itu terlalu tua untuk menggoda seorang anak berusia lima belas tahun" kata ku kesal.
"Mengapa kau tidak menikahi Tuan Uwais Jardin saja? Bukankah dengan menikahi pria tua itu, kehidupan kita akan membaik? Kau terlalu tua untuk menjalani kehidupan sebagai pelacur Adele. Dan lagi, aku sering melihat Tuan Uwais menatapmu lama dan penuh cinta. Mengapa kau selalu menolak cintanya?" kataku kembali sengit.
Aku tahu kalau aku terlalu jauh melangkah. Adele menyimpan kepedihan yang mendalam. Bibiku itu meskipun mulutnya kotor dan kasar, akan tetapi sesungguhnya ia sangat mencintaiku.
Dulu sekali, ketika aku baru berusia delapan tahun dan menjadi anak yang sebatang kara - ketika ibuku meninggal dunia dalam rasa sedih, Adele berjanji di depan mayatnya bahwa dia akan merawatku baik-baik sampai dewasa.
Sejak saat itu Adelle pergi menemui seorang dukun peramu herbal. Dukun itu memberikan ramuan yang akan membuat Adelle senantiasa menarik dengan badan sebagus anak gadis dalam puluhan tahun kedepan. Namun sebagaimana hukum di dunia ini, semua ada harga yang harus dibayar.
Ketika Adelle meminum ramuan awet muda buatan sang dukun, ia jatuh sakit selama satu minggu. Adele mengalami pendarahan yang parah. Seorang tabib mengatakan kalau ramuan yang dikonsumsi Adele membawa efek pada bagian dalam kewanitaannya mengalami fase kekeringan dan rusak yang membuat Adelle tidak akan pernah memiliki anak seumur hidup.
Sejak saat itu, setelah sembuh dari demam seminggu penuh, Adelle seketika berubah menjadi bunga di antara bunga dari semua gadis penghibur di bar kepunyaan Tuan Uwais. Meskipun tidak seketika menjadi kaya raya, namun kehidupan kami mengalami sedikit perbaikan setelahnya.
Namun waktu jua lah yang pada akhirnya menjadi pemenang. Masa manfaat Adele mengkonsumsi ramuan buatan dukun itu berlalu sudah. Kini kulit sehalus bayi Adele perlahan-lahan mulai berubah menjadi kisut seperti jeruk yang mulai layu.
Aku tersentak dari lamunan dan terkejut ketika mendengar Adele berbicara dengan isak tertahan.
"Tolong.. kuminta kau jangan mengungkit-ungkit masalah itu. Semua yang aku lakukan di masa lalu adalah tindakan sembrono seorang gadis muda yang kebingungan.." air mata Adella membasahi pelupuk matanya.
Aku seketika menjadi luluh. Aku tak tega melihat Adele menangis. Aku pun lantas memeluk perempuan itu dan ikut menangis. Kami berdua lalu terdiam dengan sesekali sesenggukan dengan air mata yang tumpah. Kehidupan keras di masa perang ini membuat semua orang rela melakukan apa saja.
Aku berbisik pelan di telinga Adele.
"Aku akan datang ke LearoQ malam nanti. Mungkin aku akan bernyanyi barang dua lagu kataku lirih" diam-diam aku mengeluh. Dua tiga lagu yang di maksud Adelle adalah bernyanyi sepanjang malam, sambil tersenyum ketika pinggang kamu di colek lelaki hidung belang berbau minuman memuak kan.
Kehidupan miskin di masa perang seperti ini, bagi gadis-gadis di Kota Scorpio hanya memiliki dua peluang. Menjadi peliharaan pria tua hidung belang namun kaya, atau menjadi pelacur merangkap pengemis. Dan aku menolak untuk menjadi kedua hal itu.
Bersambung.
Jika kamu suka cerita ini, dukung author dengan memberi like dan subscribe novel ini untuk pemberitahuan update nya. Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Karya Sujana
hadirrr
booooommm
2023-05-07
0
I am Back
contoh yang sedang terjadi sekarang wkwkwk
2023-02-24
0
༄ᴳᵃცʳ𝔦εᒪ࿐
Lembut namun menusuk... aku gak tau harus komen apa lagi buat menggambarkan situasinya
2023-02-16
0