Pesona Neraka Dari Istriku

Pesona Neraka Dari Istriku

1. Laura membenci Jakarta

"Daf, aku hamil," kata Laura. Dia mengulangi untuk yang kesekian kali. "Aku bilang aku hamil anak kamu."

Daffa memberi respon tak terduga, dia menyunggingkan senyum sembari tertawa kecil. "Kamu yakin itu anakku, Ra?"

Kesedihan sekaligus kekecewaan di dalam hati Laura meledak begitu saja. Dia menatap kosong jalanan yang basah oleh tetesan air hujan malam ini.

"Kita melakukannya, Daffa." Laura menegaskan. "Malam itu ... di penginapan punya teman kamu," imbuhnya lagi.

Daffa menggelengkan kepalanya yakin. "Kamu melakukannya bersama banyak pria. Aku tahu itu, Laura. Kamu pelacur."

Laura mengerutkan kening. Dia menggelengkan kepalanya, tanpa sanggup berkata-kata.

Mulai malam ini, Laura akan membenci Jakarta. Amarah yang menggebu di dalam dadanya, menarik air mata yang sedari tadi terkepung di dalam kelopak mata Laura. Dadanya terasa sakit bercampur lega setelah dia percaya diri untuk menangis di depan Daffa, kekasihnya.

"Kamu mengunjungi setiap klub malam di Jakarta dan bertemu banyak laki-laki. Lantas sekarang aku yang harus bertanggungjawab atas kehamilanmu itu?" Daffa menyanggah Laura yang terus diam.

Tatapan Laura tak fokus, tak ada emosi di dalam raut wajahnya. Hidupnya hancur setelah dia tahu ada kehidupan di dalam perutnya. Menolak dan melawan takdir sudah tidak bisa dia lakukan lagi.

"Laura, aku tidak bisa bertanggung jawab," kata Daffa melirih.

Daffa meraih tangan Laura dan menggenggamnya. "Lebih tepatnya aku tidak mau hidupku hancur dan berhenti sampai di sini jika aku menikahimu."

Laura meneteskan air matanya. Hatinya terluka. Pukulan hebat diberikan Daffa lewat kata-katanya. Hujan malam ini seakan mewakili kesedihan yang Laura alami. Langit mendukung suasana itu.

"Lalu aku harus bagaimana, Daffa?" Laura menyerah tanpa perdebatan.

Laura cukup frustasi sejak siang tadi. Tes kehamilan membuatnya menyesali tindakan itu.

"Gugurkan saja, Laura. Kita mulai semuanya dari awal," pinta pemuda itu. "Entah itu anakku atau bukan, aku tidak peduli. Kita tidak bisa menikah, Laura."

Laura mendorong tubuh Daffa menjauh darinya. "Ini anak kamu, Daffa! Aku berani bersumpah atas nama Tuhan!"

"Bahkan Tuhan tidak akan mengampuni dan menerima sumpahmu, Laura!" Daffa langsung menyahut. Gejolak di dalam hatinya tidak kalah besarnya dari milik Laura.

Daffa mendekati Laura lagi, perlahan-lahan. "Laura, dengarkan aku ...." Dia mencoba meluluhkan kegilaan di dalam hati Laura. "Aku tahu apa yang kamu rasakan malam ini, aku tahu situasinya."

"Kalau begitu nikahi aku, Daffa. Aku butuh pertanggungjawaban dari kamu." Laura menatapnya teduh. Genangan air mata di dalam kelopak matanya, membuat bayangan Daffa yang ada di depannya setengah kabur.

Daffa menunduk. "Kita masih SMA, Laura." Daffa menegaskan lagi. Mata elangnya memblokir Laura di tempatnya. "Kita harus kuliah, kita masih punya mimpi, dan kita masih bisa melakukan banyak hal di luar sana. Intinya ... kita masih muda."

"Kamu tidak mau bertanggung jawab?" Laura cepat menyimpulkan. "Kamu pengecut!"

"Aku akan bertanggung jawab jika usia kita sudah cukup untuk menikah, Laura." Daffa terus membujuk Laura. "Setidaknya biarkan aku masuk universitas yang aku impikan."

"Lalu aku bagaimana?" Laura seperti orang linglung di depan Daffa. Matanya tak fokus dalam satu titik, sesekali menatap Daffa lalu keluar ke jalanan yang ada di depannya.

"Papa dan mamaku akan membunuhku," gumam Laura dengan gemetar. "Aku akan mati di tangan mereka jika tahu aku hamil."

Laura berbalik badan. Memunggungi Daffa yang kikuk di tempatnya. Daffa tak punya jalan keluar untuk masalah Laura yang satu ini. Padahal sebelumnya dia pantas untuk diandalkan.

"Seharusnya kita tidak pernah melakukan itu, Daffa," seloroh Laura mulai cemas.

Gadis bersurai panjang ikal itu menggigiti satu persatu kuku jari jemarinya. Dia hampir gila dengan semua kemungkinan buruk yang ada di dalam kepalanya. Pada faktanya, Laura dan Daffa tidak pernah mendapat restu dari orang tua Laura.

Daffa anak orang miskin. Hidupnya amburadul, tak tentu arah dan tujuan. Orang tua Daffa bercerai lima tahun lalu, setelah ibunya menangkap basah perselingkuhan ayah Daffa dengan seorang gadis muda.

Ah, mungkin benar bahwa buah tak jatuh jauh dari pohonnya. Daffa mengikuti jejak keberengsekan sang ayahanda.

"Laura," panggil Daffa sembari menarik tangan Laura. Membuat gadis cantik itu menatapnya lagi.

Daffa menghela napas lelah, padahal sejak satu jam lalu mereka hanya mondar mandir di tempat yang sama.

"Pulanglah dulu. Nanti aku—"

"Kamu mau menyuruh aku pulang, Daff?" Laura memicingkan mata. Tak percaya Daffa mengampangkan ini begitu saja. "Kamu pikir apa yang akan terjadi padaku jika aku menemui papa dan mama?"

"Perutmu belum membesar, Laura." Daffa berusaha bijak. "Baru Lima minggu kan?" tanya Daffa mengkonfirmasi.

Laura diam di tempatnya, tak ada bantahan.

"Sebelum dua bulan, aku akan mencarikan tempat aborsi yang aman dan—"

"Aku tidak mau diaborsi!" Laura berteriak kesetanan. "Sudah berapa kali aku bilang, aku takut!"

"Aku akan melindungi mu dan aku akan berada di sisimu, Laura." Daffa terus berusaha menyakinkan Laura, sama seperti malam itu. Tatapan Daffa sekarang, membawa kembali ingatan Laura pada malam yang begitu menggairahkan untuk mereka.

Daffa memejamkan rapat matanya. "Maaf karena membentakmu lagi, Ra."

"Katakan saja jika kamu memang tidak mau bertanggung jawab dan ingin lari sebagai pengecut, Daffa." Laura menyeka air matanya. "Kamu memang begitu sejak dulu."

Daffa memandang Laura. "Jadi orang tua tidak mudah, Ra. Apalagi aku bukan dari keluarga kaya."

"Mama dan papa yang akan membantu kita," kata Laura. "Mereka akan membayar semua tanggungan hidupku. Kamu hanya perlu ...."

"Aku tidak suka dengan orang tuamu, Laura." Daffa mulai blak-blakan.

Laura langsung diam, seakan hatinya kembali dihantam batu besar.

"Setiap kali aku datang ke rumahmu, orang tuamu selalu saja memandang aku remeh karena aku tidak sama dengan kalian," terang Daffa. "Lalu kamu mau aku bergantung pada orangtuamu setelah kita menikah?"

Daffa tertawa gila dengan kalimatnya sendiri, sedangkan Laura masih diam membisu di tempatnya. Tidak percaya, malam ini Daffa menunjukkan sisi yang mengerikan untuk dirinya.

Laura tersenyum kecut. "Kamu memang bajingan, Daffa," bisik Laura dengan pandangan kosong. "Aku tidak seharusnya mencintai kamu sejak awal."

"Laura, aku hanya ingin yang terbaik untuk kita." Daffa tak menunjukkan raut wajah bersalah. "Ini demi masa depan kita, Ra."

Daffa kembali menarik tangan Laura dan menggenggamnya. "Kita sudah punya masa depan, sedangkan anak ini belum."

"Kita tidak bisa merelakan masa depan kita hanya untuk seorang anak yang kita tidak bisa menjamin dia akan lahir dengan selamat," kata Daffa lagi. "Jadi relakan dia, Laura."

Laura menampar Daffa atas kalimat itu. Pandangan matanya dipenuhi amarah dan protes padanya.

"Syukurlah jika kamu menolaknya malam ini, Daffa. Kamu menang tidak pantas menjadi ayah!" Laura mengepalkan tangannya. "Kamu psikopat gila!"

"Kamu mirip ayah kamu yang brengsek itu!" Setelah menyelesaikan kalimatnya, Laura pergi dari hadapan Daffa.

Sayangnya, Daffa menghentikan Laura. Menarik tangannya dengan kasar. "Apa yang kamu bilang tadi?" tanya Daffa dengan amarah.

"Beraninya kamu membandingkan aku dengan dia!" pekiknya. "Kamu saja yang murahan, Laura!" teriak Daffa membalas Laura. Tamparan mendarat di pipi Laura begitu saja. Membuat Laura terpelanting.

"Hei, kamu! Apa yang kamu lakukan!" Seseorang tiba-tiba saja menghentikan aksi Daffa. Dia datang dari kegelapan malam, menerjang hujan yang turun.

Laura menatapnya, begitu juga dengan Daffa.

"Dia ...." Laura bergumam lirih. "Wajahnya ...."

Next.

Terpopuler

Comments

Ayu Ap

Ayu Ap

wah seru nih

2023-02-27

0

Keyboard Harapan

Keyboard Harapan

Semangat kak kila, momy hadir, 💪💪💪

2023-01-11

1

lihat semua
Episodes
1 1. Laura membenci Jakarta
2 2. Malam yang singkat
3 3. Guru Baru
4 4. Takdir Yang Lucu
5 5. Awal Belenggu
6 6. Malapetaka Laura
7 7. Perjanjian Sebelum Menikah
8 8. Dua Srikandi Telah Gugur
9 9. Guruku, Calon Suamiku
10 10. Sekolah Masa Depan
11 11. Rencana Menikah
12 12. Dua Wanita Di Akhir Senja
13 13. Pernikahan Laura
14 14. (Bukan) Malam Pertama
15 15. Papa Tercinta Terbang Ke Langit
16 16. Belenggu Yang Unik
17 17. Kematian Desi
18 18. Kehancuran Hidup Laura
19 19. Hutang Mendiang Papa
20 20. Teka-teki Pernikahan Adam Dan Laura
21 21. Mari gugurkan kandungannya!
22 22. Suami Yang Tak Diidamkan
23 23. Suami Atau Mantan Pacar?
24 24. Suami Yang Tidak Diinginkan
25 25. Kehilangan Harta
26 26. Jemput Aku, Sekarang!
27 27. Baju Suamiku
28 28. Tamu Misterius
29 29. Kemarahan Suami Sah
30 30. Permintaan Maaf
31 31. Pagi Yang Cerah, Bukan?
32 32. Istriku Menghilang?
33 33. Sangkar Suami
34 34. Malam Bersama Suami Sahabatku.
35 35. Gerutu Pagi
36 36. Pelacur dan Pelacur lainnya.
37 37. Hujan Sepulang Sekolah
38 38. (Bukan) Si Cabul!
39 39. Istri (Tak) Berbakti
40 40. Malam Mabuk
41 41. Paginya Suami Istri
42 42. Adam, Sialan!
43 43. Suamiku, Musuhku.
44 44. Rey
45 45. Laura Pembunuh!
46 46. Adam menikahi Nurwa?
47 47. Suami Siapa?
48 48. Lewat Tengah Malam.
49 49. Pasca Keguguran
50 50. Datang atau Mati!
51 Surat 1 : Pesan cinta dari Kila
52 51. Cinta Penuh Luka (1)
53 52. Cinta Penuh Luka (2)
54 Tolong Dibaca^^^
55 53. Mantanku vs Suamiku
56 54. Rahasia Sahabatku Laura.
57 55. Pernikahan Yang Membahagiakan
58 56. Bukan Sahabatku!
59 57. Bukan KDRT!
60 58. Kemarin Malam ....
61 59. Laura Hamil Lagi?
62 60. Tragedi Tespack
63 61. Kejutan!
64 62. Ketauan Menikah
65 63. Orang Tersayang
66 64. Rencana Menghancurkan Adam
67 65. Istri Durhaka
68 66. Bercerai!
69 67. Penyesalan?
70 68. Luka Setelah Perceraian
71 69. Penghuni Neraka
72 70. Bukan Pelacur
73 71. Bertemu Mantan Suami
74 72. Tuan Putri Jatuh Miskin
75 73. Lelaki Jalang
76 74. Calon Menantu
77 75. Gadis Skenario Perselingkuhan
78 76. Pengakuan Laura
79 77. Adam Mengajak Menikah
80 78. Penyesalan Laura (1)
81 79. Penyesalan Laura (2)
82 80. Piring Pecah
83 81. Hati Pecah
84 82. Mantan Suami
85 83. Beban Hidup
86 84. Perhatian Mantan Suami
87 85. Aku Masih Mencintainya!
88 86. Dia Masih Mencintainya
89 87| Rumah Hantu
90 88. Katanya, Pria Baik?
91 89. Sepulang Sekolah
92 90. Adam Hampir Mati?
93 91. Rahasia Adam
94 92. Rahasia Calon Suamiku
95 93. Pesona Neraka
96 Surat cinta dari penulis
97 94. Good Morning, Mantan Suami!
98 95. Kesalahan Adam
99 96. Rasa Sakit
100 97. Dua Wanita
101 98. Malam Resah
102 99. Jawaban Dari Kebimbangan
103 100. Takdir Sementara
104 101. Masalah Baru!
105 102. Putri Yang Dibuang
106 103. Pangeran Kodok?
107 104. Pahlawan Tanpa Wajah
108 105. Tolong Jaga Laura, Adam.
109 106. Cinta Menyakitkan
110 107. Pengakuan Cinta
111 108. Mengakhiri kisah
112 109. Kencan Buta?
113 110. Minta Restu
114 111. Senja Yang Manis
115 112. Pahlawan Tengah Malam
116 113. Malam Bergairah?
117 114. Bukan Suami-Istri
118 115. Lelaki Jalang?
119 116. Kesalahan Satu Malam
120 117. Laura Hamil Lagi
121 118. Sebuah Keputusan
122 119. Bukan Luka Di Lutut
123 120. Skandal Warung Bakso
124 121. Kejutan Untuk Adam!
125 122. Menggantungkan Diri
126 123. Laura Dan Adam.
127 123. Laura Dan Adam.
128 124. Rencana Licik
129 125. Penyiksaan Laura
130 126. Sepotong Kue
131 Surat cinta dari penulis^^
132 127. Marahnya Laura
133 128. Aku Akan Menggugurkannya!
134 129. Kejutan untuk Laura!
135 130. Kembarannya Adam?
136 131. I Love U
137 132. Bujukan dari Surga
138 133. (Bukan) Pria Idaman
139 134. Sadar Diri
140 135. Putus.
141 136. Minta bantuan
142 Surat cinta yang terpendam dari penulis, xixixi
143 137. Superman!
144 138. Pria tak peka!
145 139. Ikatan Simpul
146 140. Si Biang Onar
147 141. Ayo menikah!
148 142. Keyakinan
149 143. Tamparan!
Episodes

Updated 149 Episodes

1
1. Laura membenci Jakarta
2
2. Malam yang singkat
3
3. Guru Baru
4
4. Takdir Yang Lucu
5
5. Awal Belenggu
6
6. Malapetaka Laura
7
7. Perjanjian Sebelum Menikah
8
8. Dua Srikandi Telah Gugur
9
9. Guruku, Calon Suamiku
10
10. Sekolah Masa Depan
11
11. Rencana Menikah
12
12. Dua Wanita Di Akhir Senja
13
13. Pernikahan Laura
14
14. (Bukan) Malam Pertama
15
15. Papa Tercinta Terbang Ke Langit
16
16. Belenggu Yang Unik
17
17. Kematian Desi
18
18. Kehancuran Hidup Laura
19
19. Hutang Mendiang Papa
20
20. Teka-teki Pernikahan Adam Dan Laura
21
21. Mari gugurkan kandungannya!
22
22. Suami Yang Tak Diidamkan
23
23. Suami Atau Mantan Pacar?
24
24. Suami Yang Tidak Diinginkan
25
25. Kehilangan Harta
26
26. Jemput Aku, Sekarang!
27
27. Baju Suamiku
28
28. Tamu Misterius
29
29. Kemarahan Suami Sah
30
30. Permintaan Maaf
31
31. Pagi Yang Cerah, Bukan?
32
32. Istriku Menghilang?
33
33. Sangkar Suami
34
34. Malam Bersama Suami Sahabatku.
35
35. Gerutu Pagi
36
36. Pelacur dan Pelacur lainnya.
37
37. Hujan Sepulang Sekolah
38
38. (Bukan) Si Cabul!
39
39. Istri (Tak) Berbakti
40
40. Malam Mabuk
41
41. Paginya Suami Istri
42
42. Adam, Sialan!
43
43. Suamiku, Musuhku.
44
44. Rey
45
45. Laura Pembunuh!
46
46. Adam menikahi Nurwa?
47
47. Suami Siapa?
48
48. Lewat Tengah Malam.
49
49. Pasca Keguguran
50
50. Datang atau Mati!
51
Surat 1 : Pesan cinta dari Kila
52
51. Cinta Penuh Luka (1)
53
52. Cinta Penuh Luka (2)
54
Tolong Dibaca^^^
55
53. Mantanku vs Suamiku
56
54. Rahasia Sahabatku Laura.
57
55. Pernikahan Yang Membahagiakan
58
56. Bukan Sahabatku!
59
57. Bukan KDRT!
60
58. Kemarin Malam ....
61
59. Laura Hamil Lagi?
62
60. Tragedi Tespack
63
61. Kejutan!
64
62. Ketauan Menikah
65
63. Orang Tersayang
66
64. Rencana Menghancurkan Adam
67
65. Istri Durhaka
68
66. Bercerai!
69
67. Penyesalan?
70
68. Luka Setelah Perceraian
71
69. Penghuni Neraka
72
70. Bukan Pelacur
73
71. Bertemu Mantan Suami
74
72. Tuan Putri Jatuh Miskin
75
73. Lelaki Jalang
76
74. Calon Menantu
77
75. Gadis Skenario Perselingkuhan
78
76. Pengakuan Laura
79
77. Adam Mengajak Menikah
80
78. Penyesalan Laura (1)
81
79. Penyesalan Laura (2)
82
80. Piring Pecah
83
81. Hati Pecah
84
82. Mantan Suami
85
83. Beban Hidup
86
84. Perhatian Mantan Suami
87
85. Aku Masih Mencintainya!
88
86. Dia Masih Mencintainya
89
87| Rumah Hantu
90
88. Katanya, Pria Baik?
91
89. Sepulang Sekolah
92
90. Adam Hampir Mati?
93
91. Rahasia Adam
94
92. Rahasia Calon Suamiku
95
93. Pesona Neraka
96
Surat cinta dari penulis
97
94. Good Morning, Mantan Suami!
98
95. Kesalahan Adam
99
96. Rasa Sakit
100
97. Dua Wanita
101
98. Malam Resah
102
99. Jawaban Dari Kebimbangan
103
100. Takdir Sementara
104
101. Masalah Baru!
105
102. Putri Yang Dibuang
106
103. Pangeran Kodok?
107
104. Pahlawan Tanpa Wajah
108
105. Tolong Jaga Laura, Adam.
109
106. Cinta Menyakitkan
110
107. Pengakuan Cinta
111
108. Mengakhiri kisah
112
109. Kencan Buta?
113
110. Minta Restu
114
111. Senja Yang Manis
115
112. Pahlawan Tengah Malam
116
113. Malam Bergairah?
117
114. Bukan Suami-Istri
118
115. Lelaki Jalang?
119
116. Kesalahan Satu Malam
120
117. Laura Hamil Lagi
121
118. Sebuah Keputusan
122
119. Bukan Luka Di Lutut
123
120. Skandal Warung Bakso
124
121. Kejutan Untuk Adam!
125
122. Menggantungkan Diri
126
123. Laura Dan Adam.
127
123. Laura Dan Adam.
128
124. Rencana Licik
129
125. Penyiksaan Laura
130
126. Sepotong Kue
131
Surat cinta dari penulis^^
132
127. Marahnya Laura
133
128. Aku Akan Menggugurkannya!
134
129. Kejutan untuk Laura!
135
130. Kembarannya Adam?
136
131. I Love U
137
132. Bujukan dari Surga
138
133. (Bukan) Pria Idaman
139
134. Sadar Diri
140
135. Putus.
141
136. Minta bantuan
142
Surat cinta yang terpendam dari penulis, xixixi
143
137. Superman!
144
138. Pria tak peka!
145
139. Ikatan Simpul
146
140. Si Biang Onar
147
141. Ayo menikah!
148
142. Keyakinan
149
143. Tamparan!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!