3. Guru Baru

SMA Menjura Jakarta.

"Laura, come on!" Belen melambai-lambai, berharap Laura mempercepat aksinya sebelum mereka tertangkap basah oleh penjaga sekolah.

Laura melirik Belen, dia adalah gadis seusia dengannya yang menjadi teman sebangku Laura sejak kali pertama datang ke sekolah ini.

"Kamu pikir gampang manjat dinding SMA ini?" Laura memprotes seraya turun dari pagar dengan hati-hati. Dia patut bersyukur sebab gudang belakang sekolah menyediakan akses secara tidak langsung dengan tumpukan kursi dan meja tak terpakai di sisi tembok besar pembatas sekolah.

Laura menapakkan ujung sepatunya. "Aku sudah berusaha," gumamnya.

Belen berkacak pinggang. "Kalau tidak mampu, setidaknya jangan terlambat!" gerutunya memprotes.

"Aku juga tidak mau terlambat!" Laura tak mau disalahkan. Dia melirik Belen lagi, lalu membenarkan seragamnya. "Siapa yang mau bangun kesiangan di jam sekolah begini? Itu merepotkan."

"Sudahlah, percuma aku berdebat sama kamu. Kamu itu keras kepala." Belen merangkul Laura. Seakan menuntunnya berjalan, mereka melangkah beriringan.

Laura bisa dikatakan sebagai primadona sekolah ini. Seluruh penghuni Menjura mengakui kecantikan dan kemolekan gadis ini. Laura punya tubuh dengan siluet yang sempurna, jenjang tak terlalu kurus apalagi gemuk.

Wajah Laura cantik dihiasi sepasang mata bulat dan hidung mancung dengan bibir merah delima yang ranum. Kulitnya putih susu, tak ada noda dan luka untuk dicela. Tuhan melukiskan kesempurnaan dalam diri gadis bersurai panjang ikal itu.

"Sudah belajar?" Belen menyela hening mereka. Dia melirik Laura yang tak seperti biasanya.

Laura akan mengomeli siapa pun untuk melampiaskan hari buruk seperti Selasa ini. Setidaknya dia butuh Daffa, sang kekasih, untuk menggerutu. Namun, sekarang ini Laura jadi banyak diam.

"Aku tidak sempat belajar," sahut Laura sedang. Tidak mau banyak berbicara. Perasaannya tidak sedang baik-baik saja sekarang.

Belen memicingkan matanya. "Sepertinya ada hal buruk yang terjadi sama kamu, Ra?" Dia mencoba menyimpulkan.

"Coba cerita!" Belen menarik tangan Laura agar mereka berhenti di sana. "Sebelum masuk kelas, kamu harus menghilangkan perasaan buruk itu."

Laura diam, memandang Belen yang berharap kejujuran darinya.

"Ra?" Belen memanggilnya sembari mengerakkan telapak tangan di depan wajah Laura untuk mengambil fokusnya. "Are you okay?"

Laura memalingkan wajahnya. Menghela nafas panjang tak beraturan. "Lupakan saja. Aku lagi capek aja," jawab Laura.

"Kamu merahasiakan sesuatu dari aku?" tanya Belen.

Belen merengek di depan Laura. "Come on, Ra! Kita adalah teman dekat. Kamu tidak biasanya begini."

Laura bergeming seraya memandang Belen. Bahkan untuk Belen, sahabatnya, kejujuran tentang kehamilan Laura pagi ini begitu sulit. Laura tidak bisa memasrahkan rahasia besar ini pada Belen.

"Ra? Kamu serius akan merahasiakannya dari aku?" Belen memungkasi diamnya Laura. "Kamu menganggap aku sebagai sahabat?"

"Nanti aku ceritakan, tidak sekarang," tutur Laura sedikit ketus.

Belen hampir berbicara, tetapi kedatangan seseorang mengejutkan mereka.

"Kalian tidak masuk kelas?" ucap seorang pria.

Belen menoleh, begitu juga dengan Laura. Langkah kaki seorang pria jelas menuju ke arah mereka. Untuk Belen, dia begitu asing. Namun, tidak untuk Laura. Wajah dan perawakan itu masih terekam jelas di dalam memorinya.

"Ba--bapak ini siapa?" Belen tergagap-gagap sembari memandangi penampilan pria di depannya.

Dia tersenyum pada Belen. "Guru kamu," ucapnya ringan. "Kalian tidak masuk ke kelas kalian?" tanyanya dengan pengertian.

Belen melirik Laura yang membisu. Pandangan mata Laura dipenuhi keraguan. Mungkinkah Adam punya saudara kembar? Kenapa mereka dipertemukan lagi?

"Laura?" Adam tersenyum padanya. "Kenapa menatapku begitu?"

"Bapak kenal Laura?" Belen jadi orang kikuk di sini. Dia sama sekali tidak bisa berkomentar banyak. Sedangkan Laura masih saja memilih diam.

Adam tersenyum pada Belen. "Namanya Laura Mentari kan?"

Laura ingat kalau kemarin dia tidak menyebutkan namanya.

"Bagaimana bisa Bapak ...." Ucapan Belen dihentikan dengan jari telunjuk Adam yang menunjuk sisi seragam Laura.

Belen manggut-manggut. "Ah, name-tag!" kekehnya.

Adam kembali pada topik pembicaraan awal mereka. "Aku memang guru baru di sini, tetapi aku berhak menyuruh kalian untuk masuk kelas bukan?" tanya Adam. Dia tersenyum manis pada Belen dan Laura.

"Te--tentu saja." Belen menyenggol bahu Laura. Bukan hal yang aneh jika Laura menggampangkan guru baru di depannya, dia bahkan terkadang tidak punya sopan santun pada guru lama. Namun, bagi Belen hari ini Laura benar-benar terasa asing untuknya.

"Kalau begitu ... kita pergi dulu, Pak." Belen memaksa Laura untuk membungkuk dengan menekan punggung Laura.

Adam manggut-manggut. "Jangan membolos."

Belen manggut-manggut. Setelahnya dia membawa tubuh kaku Laura untuk pergi dari hadapan Adam. Mereka berjalan menjauhinya.

"Ra!" Belen menyenggol tubuh Laura, berharap kesadarannya datang kembali.

Laura menoleh pada Belen. "Huh?"

"Kamu ini sebenarnya kenapa?" Belen masih menagih penjelasan dari Laura. "Dari tadi kamu itu seperti orang asing untukku, kalau ada masalah lebih baik kamu cerita."

Laura menggelengkan kepalanya. "Tidak ada. Aku hanya kurang istirahat aja," imbuh Laura tersenyum kecut.

"Kamu terpana sama ketampanan guru baru tadi? Kamu terus melihat ke arahnya," kekeh Belen, berusaha menyeimbangkan suasana.

Laura menggeleng lagi. "Bukan gitu." Dia ingin berkata jujur, menceritakan apa yang terjadi semalam dan bagaimana dia bisa bertemu dengan Adam. Namun, Laura belum punya keberanian sebesar itu.

"Ingat kalau kamu itu pacarnya Daffa." Belen mencubit Laura manja. "Jangan buat masalah dengannya. Terakhir kali Daffa memukuli habis anak kelas sebelah yang menggoda kamu."

Laura memaksakan senyum di atas bibirnya. Sejauh ini hanya dirinya dan Daffa yang tahu kalau mereka sudah tidak punya hubungan apapun.

"Belen," panggil Laura lagi.

Belen menoleh seraya mengerutkan kening. "Ada apa?"

"Aku mau istirahat di UKS, aku—"

"Kamu sakit?" Belen dihujani kepanikan tiba-tiba. "Itu alasannya kamu banyak diam sejak tadi?"

"Bukan gitu," jawab Laura sedikit ragu. "Aku butuh tidur sebentar. Jadi, bisa izinkan aku untuk pelajaran matematika?"

Belen memandang Laura. Sebenarnya dari raut wajahnya sudah mengisyaratkan kalau Laura tidak baik-baik saja hari ini.

"Please," pinta Laura lagi.

Belen terpaksa mengalah. "Kalau ada apa-apa langsung hubungi aku, oke?"

Laura tersenyum. "Tentu. Kamu duluan aja," ucapnya.

Belen menuruti Laura. Dia pergi meninggalkan Laura sendirian di belakang sekolah.

UKS? Tentu bukan itu tujuan Laura. Setelah memutar langkah kaki, Laura berlari kembali ke tempat sebelumnya. Berharap dia bisa bertemu dengan Adam.

Sayang sekali, Adam sudah tidak ada di sana. Laura hanya mendapati kekosongan di tempat ini.

"Mencariku?" Adam tiba-tiba muncul di balik punggung Laura. Suara teduhnya itu menarik fokus Laura.

Adam mendekatinya. Tersenyum pada Laura yang memandangnya dalam diam. "Sepertinya ada yang ingin kamu katakan, Laura?"

Laura manggut-manggut ragu. "Bisa bicara sebentar?"

Adam menggelengkan kepalanya. "Tidak bisa. Aku sibuk."

Next.

Episodes
1 1. Laura membenci Jakarta
2 2. Malam yang singkat
3 3. Guru Baru
4 4. Takdir Yang Lucu
5 5. Awal Belenggu
6 6. Malapetaka Laura
7 7. Perjanjian Sebelum Menikah
8 8. Dua Srikandi Telah Gugur
9 9. Guruku, Calon Suamiku
10 10. Sekolah Masa Depan
11 11. Rencana Menikah
12 12. Dua Wanita Di Akhir Senja
13 13. Pernikahan Laura
14 14. (Bukan) Malam Pertama
15 15. Papa Tercinta Terbang Ke Langit
16 16. Belenggu Yang Unik
17 17. Kematian Desi
18 18. Kehancuran Hidup Laura
19 19. Hutang Mendiang Papa
20 20. Teka-teki Pernikahan Adam Dan Laura
21 21. Mari gugurkan kandungannya!
22 22. Suami Yang Tak Diidamkan
23 23. Suami Atau Mantan Pacar?
24 24. Suami Yang Tidak Diinginkan
25 25. Kehilangan Harta
26 26. Jemput Aku, Sekarang!
27 27. Baju Suamiku
28 28. Tamu Misterius
29 29. Kemarahan Suami Sah
30 30. Permintaan Maaf
31 31. Pagi Yang Cerah, Bukan?
32 32. Istriku Menghilang?
33 33. Sangkar Suami
34 34. Malam Bersama Suami Sahabatku.
35 35. Gerutu Pagi
36 36. Pelacur dan Pelacur lainnya.
37 37. Hujan Sepulang Sekolah
38 38. (Bukan) Si Cabul!
39 39. Istri (Tak) Berbakti
40 40. Malam Mabuk
41 41. Paginya Suami Istri
42 42. Adam, Sialan!
43 43. Suamiku, Musuhku.
44 44. Rey
45 45. Laura Pembunuh!
46 46. Adam menikahi Nurwa?
47 47. Suami Siapa?
48 48. Lewat Tengah Malam.
49 49. Pasca Keguguran
50 50. Datang atau Mati!
51 Surat 1 : Pesan cinta dari Kila
52 51. Cinta Penuh Luka (1)
53 52. Cinta Penuh Luka (2)
54 Tolong Dibaca^^^
55 53. Mantanku vs Suamiku
56 54. Rahasia Sahabatku Laura.
57 55. Pernikahan Yang Membahagiakan
58 56. Bukan Sahabatku!
59 57. Bukan KDRT!
60 58. Kemarin Malam ....
61 59. Laura Hamil Lagi?
62 60. Tragedi Tespack
63 61. Kejutan!
64 62. Ketauan Menikah
65 63. Orang Tersayang
66 64. Rencana Menghancurkan Adam
67 65. Istri Durhaka
68 66. Bercerai!
69 67. Penyesalan?
70 68. Luka Setelah Perceraian
71 69. Penghuni Neraka
72 70. Bukan Pelacur
73 71. Bertemu Mantan Suami
74 72. Tuan Putri Jatuh Miskin
75 73. Lelaki Jalang
76 74. Calon Menantu
77 75. Gadis Skenario Perselingkuhan
78 76. Pengakuan Laura
79 77. Adam Mengajak Menikah
80 78. Penyesalan Laura (1)
81 79. Penyesalan Laura (2)
82 80. Piring Pecah
83 81. Hati Pecah
84 82. Mantan Suami
85 83. Beban Hidup
86 84. Perhatian Mantan Suami
87 85. Aku Masih Mencintainya!
88 86. Dia Masih Mencintainya
89 87| Rumah Hantu
90 88. Katanya, Pria Baik?
91 89. Sepulang Sekolah
92 90. Adam Hampir Mati?
93 91. Rahasia Adam
94 92. Rahasia Calon Suamiku
95 93. Pesona Neraka
96 Surat cinta dari penulis
97 94. Good Morning, Mantan Suami!
98 95. Kesalahan Adam
99 96. Rasa Sakit
100 97. Dua Wanita
101 98. Malam Resah
102 99. Jawaban Dari Kebimbangan
103 100. Takdir Sementara
104 101. Masalah Baru!
105 102. Putri Yang Dibuang
106 103. Pangeran Kodok?
107 104. Pahlawan Tanpa Wajah
108 105. Tolong Jaga Laura, Adam.
109 106. Cinta Menyakitkan
110 107. Pengakuan Cinta
111 108. Mengakhiri kisah
112 109. Kencan Buta?
113 110. Minta Restu
114 111. Senja Yang Manis
115 112. Pahlawan Tengah Malam
116 113. Malam Bergairah?
117 114. Bukan Suami-Istri
118 115. Lelaki Jalang?
119 116. Kesalahan Satu Malam
120 117. Laura Hamil Lagi
121 118. Sebuah Keputusan
122 119. Bukan Luka Di Lutut
123 120. Skandal Warung Bakso
124 121. Kejutan Untuk Adam!
125 122. Menggantungkan Diri
126 123. Laura Dan Adam.
127 123. Laura Dan Adam.
128 124. Rencana Licik
129 125. Penyiksaan Laura
130 126. Sepotong Kue
131 Surat cinta dari penulis^^
132 127. Marahnya Laura
133 128. Aku Akan Menggugurkannya!
134 129. Kejutan untuk Laura!
135 130. Kembarannya Adam?
136 131. I Love U
137 132. Bujukan dari Surga
138 133. (Bukan) Pria Idaman
139 134. Sadar Diri
140 135. Putus.
141 136. Minta bantuan
142 Surat cinta yang terpendam dari penulis, xixixi
143 137. Superman!
144 138. Pria tak peka!
145 139. Ikatan Simpul
146 140. Si Biang Onar
147 141. Ayo menikah!
148 142. Keyakinan
149 143. Tamparan!
150 144. Keputusasaan
Episodes

Updated 150 Episodes

1
1. Laura membenci Jakarta
2
2. Malam yang singkat
3
3. Guru Baru
4
4. Takdir Yang Lucu
5
5. Awal Belenggu
6
6. Malapetaka Laura
7
7. Perjanjian Sebelum Menikah
8
8. Dua Srikandi Telah Gugur
9
9. Guruku, Calon Suamiku
10
10. Sekolah Masa Depan
11
11. Rencana Menikah
12
12. Dua Wanita Di Akhir Senja
13
13. Pernikahan Laura
14
14. (Bukan) Malam Pertama
15
15. Papa Tercinta Terbang Ke Langit
16
16. Belenggu Yang Unik
17
17. Kematian Desi
18
18. Kehancuran Hidup Laura
19
19. Hutang Mendiang Papa
20
20. Teka-teki Pernikahan Adam Dan Laura
21
21. Mari gugurkan kandungannya!
22
22. Suami Yang Tak Diidamkan
23
23. Suami Atau Mantan Pacar?
24
24. Suami Yang Tidak Diinginkan
25
25. Kehilangan Harta
26
26. Jemput Aku, Sekarang!
27
27. Baju Suamiku
28
28. Tamu Misterius
29
29. Kemarahan Suami Sah
30
30. Permintaan Maaf
31
31. Pagi Yang Cerah, Bukan?
32
32. Istriku Menghilang?
33
33. Sangkar Suami
34
34. Malam Bersama Suami Sahabatku.
35
35. Gerutu Pagi
36
36. Pelacur dan Pelacur lainnya.
37
37. Hujan Sepulang Sekolah
38
38. (Bukan) Si Cabul!
39
39. Istri (Tak) Berbakti
40
40. Malam Mabuk
41
41. Paginya Suami Istri
42
42. Adam, Sialan!
43
43. Suamiku, Musuhku.
44
44. Rey
45
45. Laura Pembunuh!
46
46. Adam menikahi Nurwa?
47
47. Suami Siapa?
48
48. Lewat Tengah Malam.
49
49. Pasca Keguguran
50
50. Datang atau Mati!
51
Surat 1 : Pesan cinta dari Kila
52
51. Cinta Penuh Luka (1)
53
52. Cinta Penuh Luka (2)
54
Tolong Dibaca^^^
55
53. Mantanku vs Suamiku
56
54. Rahasia Sahabatku Laura.
57
55. Pernikahan Yang Membahagiakan
58
56. Bukan Sahabatku!
59
57. Bukan KDRT!
60
58. Kemarin Malam ....
61
59. Laura Hamil Lagi?
62
60. Tragedi Tespack
63
61. Kejutan!
64
62. Ketauan Menikah
65
63. Orang Tersayang
66
64. Rencana Menghancurkan Adam
67
65. Istri Durhaka
68
66. Bercerai!
69
67. Penyesalan?
70
68. Luka Setelah Perceraian
71
69. Penghuni Neraka
72
70. Bukan Pelacur
73
71. Bertemu Mantan Suami
74
72. Tuan Putri Jatuh Miskin
75
73. Lelaki Jalang
76
74. Calon Menantu
77
75. Gadis Skenario Perselingkuhan
78
76. Pengakuan Laura
79
77. Adam Mengajak Menikah
80
78. Penyesalan Laura (1)
81
79. Penyesalan Laura (2)
82
80. Piring Pecah
83
81. Hati Pecah
84
82. Mantan Suami
85
83. Beban Hidup
86
84. Perhatian Mantan Suami
87
85. Aku Masih Mencintainya!
88
86. Dia Masih Mencintainya
89
87| Rumah Hantu
90
88. Katanya, Pria Baik?
91
89. Sepulang Sekolah
92
90. Adam Hampir Mati?
93
91. Rahasia Adam
94
92. Rahasia Calon Suamiku
95
93. Pesona Neraka
96
Surat cinta dari penulis
97
94. Good Morning, Mantan Suami!
98
95. Kesalahan Adam
99
96. Rasa Sakit
100
97. Dua Wanita
101
98. Malam Resah
102
99. Jawaban Dari Kebimbangan
103
100. Takdir Sementara
104
101. Masalah Baru!
105
102. Putri Yang Dibuang
106
103. Pangeran Kodok?
107
104. Pahlawan Tanpa Wajah
108
105. Tolong Jaga Laura, Adam.
109
106. Cinta Menyakitkan
110
107. Pengakuan Cinta
111
108. Mengakhiri kisah
112
109. Kencan Buta?
113
110. Minta Restu
114
111. Senja Yang Manis
115
112. Pahlawan Tengah Malam
116
113. Malam Bergairah?
117
114. Bukan Suami-Istri
118
115. Lelaki Jalang?
119
116. Kesalahan Satu Malam
120
117. Laura Hamil Lagi
121
118. Sebuah Keputusan
122
119. Bukan Luka Di Lutut
123
120. Skandal Warung Bakso
124
121. Kejutan Untuk Adam!
125
122. Menggantungkan Diri
126
123. Laura Dan Adam.
127
123. Laura Dan Adam.
128
124. Rencana Licik
129
125. Penyiksaan Laura
130
126. Sepotong Kue
131
Surat cinta dari penulis^^
132
127. Marahnya Laura
133
128. Aku Akan Menggugurkannya!
134
129. Kejutan untuk Laura!
135
130. Kembarannya Adam?
136
131. I Love U
137
132. Bujukan dari Surga
138
133. (Bukan) Pria Idaman
139
134. Sadar Diri
140
135. Putus.
141
136. Minta bantuan
142
Surat cinta yang terpendam dari penulis, xixixi
143
137. Superman!
144
138. Pria tak peka!
145
139. Ikatan Simpul
146
140. Si Biang Onar
147
141. Ayo menikah!
148
142. Keyakinan
149
143. Tamparan!
150
144. Keputusasaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!