2. Malam yang singkat

Tubuhnya jangkung, tinggi besar sewajarnya pria dewasa. Wajah tampan bersih, dengan kumis tipis di bawah hidung mancungnya, menjadi fokus pandangan Laura sekarang ini. Sepasang mata teduhnya seakan tidak asing memandang dirinya.

"Ini sudah malam, hujan lagi," katanya tiba-tiba. "Kalian tidak boleh berduaan di tempat gelap begini. Nanti menimbulkan fitnah."

Suaranya begitu lembut. Menenangkan hati Laura yang sedang bergemuruh hebat. Layaknya senandung di tengah riuhnya suasana kota di siang hari.

"Mas ini siapa? Atas hak apa, Mas ikut campur?" Daffa bersungut-sungut. Marahnya disalurkan lewat kata-kata dan raut wajahnya.

Daffa menarik tangan Laura. "Dia pacarku dan bukan urusan kamu tentang apa yang terjadi sama kita malam ini," tandas Daffa. Dia hampir membawa Laura pergi dari hadapannya.

"Tunggu dulu!" Pria itu mencegah. Hampir menarik tangan Laura, tetapi hatinya mencegah itu. Dia diam sejenak, cukup lama berpikir.

"Apa?" Daffa ketus sembari menatapnya. "Mau ikut campur?"

"Dia menangis, sepertinya kamu kasar padanya." Pria itu menatap Laura yang langsung memalingkan wajahnya. Sepertinya dia tertangkap basah dengan kekacauan di raut wajahnya.

"Bukan urusan kamu!" Daffa menyahut. "Ini urusan kami!"

"Aku akan lapor polisi kalau kamu nekat membawanya pergi!" Ternyata pria itu tidak menyerah, berusaha melawan Daffa yang asing baginya. Fokusnya hanya untuk Laura. Dia iba padanya.

Daffa melepaskan genggaman tangan dari Laura. Menghampiri pria asing dengan kemeja rapi seperti layaknya orang baru pulang melamar kerja, bedanya wajah tampan itu tidak mengisyaratkan rasa lelah yang luar biasa.

"Kamu ini siapa?" gumam Daffa berdiri di depannya. "Dia pacarku dan dia adalah milikku. Aku berhak melakukan apapun padanya dan kamu!" Daffa meletakkan telunjuk di depan dada pria itu. "Kamu tidak berhak ikut campur!"

"Antarkan dia pulang karena ini sudah malam. Di luar hujan dan aku yakin orang tuanya pasti mengkhawatirkan dia," sahut pria itu dengan nada tenang sembari perlahan-lahan menurunkan jari Daffa dari depan dada bidangnya.

Pria itu menghela napas. "Itu saran dariku, Nak."

Setelah berdebat kecil, dia memutuskan untuk pergi. Setidaknya memastikan Laura tidak jadi mendapat tamparan dari kekasihnya itu.

Baru beberapa langkah, tiba-tiba pergelangan tangannya ditarik oleh Laura. Menghentikan langkah kaki pria itu kemudian.

"Tolong antar aku pulang," pinta Laura dengan ekspresi wajah sedih. Kecemasan memenuhi mata sayunya. "Aku ingin pulang."

"Laura!" Daffa menyentak. Menarik tubuhnya dengan kasar. "Urusan kita belum selesai."

"Dia bukan kekasihku," sambung Laura menatap Daffa. Senyum picik merekah di atas bibirnya. "Dia mencampakkan aku beberapa menit yang lalu dan dia melupakan aku setelahnya."

Kebingungan luar biasa melanda pria jangkung itu. Pertanyaan demi pertanyaan mendesak untuk segera dijawab di dalam kepalanya, tetapi dia bahkan tidak mengenal dua pemuda di depannya ini. Lantas, mau memaksa bagaimana?

"Aku akan membesarkan anak ini sendiri dan aku akan berjuang untuk anak ini sendiri!" Laura memandang Daffa dengan tembakan di dalam mata yang penuh amarah. "Aku tidak butuh kamu, Daffa!"

"Laura. Dengarkan aku dulu ...."

"Aku sudah cukup mendengarkan kamu, Daff. Sekarang saatnya aku memutuskan apa yang harus aku lakukan!" Laura bersikeras. Dia masa bodoh meksipun ada orang asing yang mendengar kabar kehamilannya ini.

Laura menepuk dadanya. "Ini tubuhku! Ini anakku! Dan ini keputusanku!"

"Kamu benar!" Laura menyeringai. "Tuhan mungkin membenci aku dan tidak akan mengampuni dosaku, tetapi setidaknya aku harus mengampuni diriku sendiri, Daffa."

"Aku tidak mau menjadi pembunuh," pungkas Laura menutup kalimatnya.

"Laura, aku bukannya—"

"Kamu bisa pergi sekarang, Daffa. Aku tidak mau melihat kamu lagi." Laura tidak mengizinkan Daffa untuk berbicara. "Mulai sekarang jangan mengenal aku dan jangan menemui aku lagi. Aku muak lihat muka kamu!"

Laura pergi setelah menyelesaikan kalimatnya. Dia menerjang gerimis kota malam ini. Daffa yang hendak mengejarnya, dicegah oleh pria asing itu. Dada bidangnya dihentikan dengan telapak tangan miliknya.

"Biarkan dia pergi. Dia milik orang tuanya, bukan milik kamu, Nak," katanya. Pria itu menyusul Laura setelah mendiamkan Daffa di tempatnya.

Daffa menyerah, tanpa mau berjuang lebih banyak lagi. Setidaknya kemarahan dan kepergian Laura sedikit menguntungkan untuk dirinya. Sisanya, akan Daffa urus besok jika situasi jauh lebih mendukung dirinya.

>>><<<

"Hei, kamu!"

Laura menoleh. Pria jangkung itu mengikuti dirinya rupanya. Laura mengira dia akan pergi dan tak akan mau peduli lagi.

"Pakai payung," katanya seraya menyodorkan payung lipat untuk Laura.

Laura kikuk di tempatnya. Memandang kosong uluran tangan pria itu. Tak ada ekspresi di wajahnya. Kedua tangan Laura pun hanya meremas kedua bahu, untuk memeluk dirinya sendiri. Hujan gerimis membawa hawa dingin yang begitu menusuk.

"Adam," katanya tiba-tiba. "Itu namaku."

Laura menatapnya heran. Perlahan-lahan kerutan muncul di atas dahinya. "Siapa yang tanya nama kamu, Pak?"

"Pak?" Adam terkekeh. "Kamu memanggilku dengan sebutan Pak?" Dia memastikan kalau telinganya tidak salah dengar.

Jujur saja, Adam membenci hujan. Selain tak suka hawa dingin dan basah di tubuhnya, Hujan sangat merepotkan untuk Adam. Dia pria yang sederhana, tetapi kalau urusan penampilan, tidak ada yang boleh merusaknya.

"Aku yakin umurku tidak jauh darimu," kekeh Adam. "Panggil nama juga boleh. Itu sedang tren di Jakarta."

Laura menghela napas. Dia tidak menjawab. Baginya, Adam itu aneh. Dia terlihat pria baik-baik dengan penampilan super rapi meskipun ini adalah jam rawan untuk merusak penampilan karena keadaan. Adam juga punya tata bicara dan seni menghadapi gadis muda yang baik. Namun, Laura punya perasaan buruk terhadap Adam.

"Ambil payungnya. Aku tidak butuh," jawab Laura pada akhirnya. Dia melenggang pergi, hampir meninggalkan Adam.

"Tunggu!" Adam mencegah Laura tanpa menyentuhnya. Ajaran yang diberikan mendiang ayah dan ibunya adalah untuk tidak menyentuh wanita yang bukan muhrimnya. Adam harus menghargai privasi orang lain.

Laura berbalik. "Apa lagi? Kamu tidak lihat aku ingin pulang sekarang?"

"Daffa cukup menjengkelkan, jadi aku mohon kerja samanya." Laura memungkasi dengan wajah jengkel. Dia lelah, hidupnya dipontang-pantingkan tak tentu arahnya.

"Katanya minta diantar pulang," kata Adam dengan lembut. "Di mana rumah kamu?"

Laura terkekeh. Dia menatap Adam dari atas sampai bawah. "Aku sudah hamil, kamu mau memperkosa aku juga?"

Adam langsung diam. Dia tidak pernah mendengar kalimat 'sengeri' itu muncul dari bibir yang begitu cantik milik gadis seperti Laura ini.

"Apa untungnya?" tanya Laura tak acuh. "Aku tidak menjual diriku," pungkas Laura menutup pembicaraan.

"Bukan begitu. Aku hanya—"

"Mas Adam!" Ucapan Adam disela oleh kedatangan seorang wanita berhijab yang berlari ke arahnya. Dia melambai dengan antuasias.

Laura tersenyum picik. "Istrimu cantik, kenapa masih menginginkan aku?" kekeh Laura dalam kebingungan Adam di tempatnya.

"Ah, penampilanmu benar-benar menipuku," gumamanya. Laura pergi meninggalkan Adam setelah itu.

Next.

Terpopuler

Comments

Keyboard Harapan

Keyboard Harapan

Adam baik kayaknya nih

2023-01-11

1

lihat semua
Episodes
1 1. Laura membenci Jakarta
2 2. Malam yang singkat
3 3. Guru Baru
4 4. Takdir Yang Lucu
5 5. Awal Belenggu
6 6. Malapetaka Laura
7 7. Perjanjian Sebelum Menikah
8 8. Dua Srikandi Telah Gugur
9 9. Guruku, Calon Suamiku
10 10. Sekolah Masa Depan
11 11. Rencana Menikah
12 12. Dua Wanita Di Akhir Senja
13 13. Pernikahan Laura
14 14. (Bukan) Malam Pertama
15 15. Papa Tercinta Terbang Ke Langit
16 16. Belenggu Yang Unik
17 17. Kematian Desi
18 18. Kehancuran Hidup Laura
19 19. Hutang Mendiang Papa
20 20. Teka-teki Pernikahan Adam Dan Laura
21 21. Mari gugurkan kandungannya!
22 22. Suami Yang Tak Diidamkan
23 23. Suami Atau Mantan Pacar?
24 24. Suami Yang Tidak Diinginkan
25 25. Kehilangan Harta
26 26. Jemput Aku, Sekarang!
27 27. Baju Suamiku
28 28. Tamu Misterius
29 29. Kemarahan Suami Sah
30 30. Permintaan Maaf
31 31. Pagi Yang Cerah, Bukan?
32 32. Istriku Menghilang?
33 33. Sangkar Suami
34 34. Malam Bersama Suami Sahabatku.
35 35. Gerutu Pagi
36 36. Pelacur dan Pelacur lainnya.
37 37. Hujan Sepulang Sekolah
38 38. (Bukan) Si Cabul!
39 39. Istri (Tak) Berbakti
40 40. Malam Mabuk
41 41. Paginya Suami Istri
42 42. Adam, Sialan!
43 43. Suamiku, Musuhku.
44 44. Rey
45 45. Laura Pembunuh!
46 46. Adam menikahi Nurwa?
47 47. Suami Siapa?
48 48. Lewat Tengah Malam.
49 49. Pasca Keguguran
50 50. Datang atau Mati!
51 Surat 1 : Pesan cinta dari Kila
52 51. Cinta Penuh Luka (1)
53 52. Cinta Penuh Luka (2)
54 Tolong Dibaca^^^
55 53. Mantanku vs Suamiku
56 54. Rahasia Sahabatku Laura.
57 55. Pernikahan Yang Membahagiakan
58 56. Bukan Sahabatku!
59 57. Bukan KDRT!
60 58. Kemarin Malam ....
61 59. Laura Hamil Lagi?
62 60. Tragedi Tespack
63 61. Kejutan!
64 62. Ketauan Menikah
65 63. Orang Tersayang
66 64. Rencana Menghancurkan Adam
67 65. Istri Durhaka
68 66. Bercerai!
69 67. Penyesalan?
70 68. Luka Setelah Perceraian
71 69. Penghuni Neraka
72 70. Bukan Pelacur
73 71. Bertemu Mantan Suami
74 72. Tuan Putri Jatuh Miskin
75 73. Lelaki Jalang
76 74. Calon Menantu
77 75. Gadis Skenario Perselingkuhan
78 76. Pengakuan Laura
79 77. Adam Mengajak Menikah
80 78. Penyesalan Laura (1)
81 79. Penyesalan Laura (2)
82 80. Piring Pecah
83 81. Hati Pecah
84 82. Mantan Suami
85 83. Beban Hidup
86 84. Perhatian Mantan Suami
87 85. Aku Masih Mencintainya!
88 86. Dia Masih Mencintainya
89 87| Rumah Hantu
90 88. Katanya, Pria Baik?
91 89. Sepulang Sekolah
92 90. Adam Hampir Mati?
93 91. Rahasia Adam
94 92. Rahasia Calon Suamiku
95 93. Pesona Neraka
96 Surat cinta dari penulis
97 94. Good Morning, Mantan Suami!
98 95. Kesalahan Adam
99 96. Rasa Sakit
100 97. Dua Wanita
101 98. Malam Resah
102 99. Jawaban Dari Kebimbangan
103 100. Takdir Sementara
104 101. Masalah Baru!
105 102. Putri Yang Dibuang
106 103. Pangeran Kodok?
107 104. Pahlawan Tanpa Wajah
108 105. Tolong Jaga Laura, Adam.
109 106. Cinta Menyakitkan
110 107. Pengakuan Cinta
111 108. Mengakhiri kisah
112 109. Kencan Buta?
113 110. Minta Restu
114 111. Senja Yang Manis
115 112. Pahlawan Tengah Malam
116 113. Malam Bergairah?
117 114. Bukan Suami-Istri
118 115. Lelaki Jalang?
119 116. Kesalahan Satu Malam
120 117. Laura Hamil Lagi
121 118. Sebuah Keputusan
122 119. Bukan Luka Di Lutut
123 120. Skandal Warung Bakso
124 121. Kejutan Untuk Adam!
125 122. Menggantungkan Diri
126 123. Laura Dan Adam.
127 123. Laura Dan Adam.
128 124. Rencana Licik
129 125. Penyiksaan Laura
130 126. Sepotong Kue
131 Surat cinta dari penulis^^
132 127. Marahnya Laura
133 128. Aku Akan Menggugurkannya!
134 129. Kejutan untuk Laura!
135 130. Kembarannya Adam?
136 131. I Love U
137 132. Bujukan dari Surga
138 133. (Bukan) Pria Idaman
139 134. Sadar Diri
140 135. Putus.
141 136. Minta bantuan
142 Surat cinta yang terpendam dari penulis, xixixi
143 137. Superman!
144 138. Pria tak peka!
145 139. Ikatan Simpul
146 140. Si Biang Onar
147 141. Ayo menikah!
148 142. Keyakinan
149 143. Tamparan!
150 144. Keputusasaan
Episodes

Updated 150 Episodes

1
1. Laura membenci Jakarta
2
2. Malam yang singkat
3
3. Guru Baru
4
4. Takdir Yang Lucu
5
5. Awal Belenggu
6
6. Malapetaka Laura
7
7. Perjanjian Sebelum Menikah
8
8. Dua Srikandi Telah Gugur
9
9. Guruku, Calon Suamiku
10
10. Sekolah Masa Depan
11
11. Rencana Menikah
12
12. Dua Wanita Di Akhir Senja
13
13. Pernikahan Laura
14
14. (Bukan) Malam Pertama
15
15. Papa Tercinta Terbang Ke Langit
16
16. Belenggu Yang Unik
17
17. Kematian Desi
18
18. Kehancuran Hidup Laura
19
19. Hutang Mendiang Papa
20
20. Teka-teki Pernikahan Adam Dan Laura
21
21. Mari gugurkan kandungannya!
22
22. Suami Yang Tak Diidamkan
23
23. Suami Atau Mantan Pacar?
24
24. Suami Yang Tidak Diinginkan
25
25. Kehilangan Harta
26
26. Jemput Aku, Sekarang!
27
27. Baju Suamiku
28
28. Tamu Misterius
29
29. Kemarahan Suami Sah
30
30. Permintaan Maaf
31
31. Pagi Yang Cerah, Bukan?
32
32. Istriku Menghilang?
33
33. Sangkar Suami
34
34. Malam Bersama Suami Sahabatku.
35
35. Gerutu Pagi
36
36. Pelacur dan Pelacur lainnya.
37
37. Hujan Sepulang Sekolah
38
38. (Bukan) Si Cabul!
39
39. Istri (Tak) Berbakti
40
40. Malam Mabuk
41
41. Paginya Suami Istri
42
42. Adam, Sialan!
43
43. Suamiku, Musuhku.
44
44. Rey
45
45. Laura Pembunuh!
46
46. Adam menikahi Nurwa?
47
47. Suami Siapa?
48
48. Lewat Tengah Malam.
49
49. Pasca Keguguran
50
50. Datang atau Mati!
51
Surat 1 : Pesan cinta dari Kila
52
51. Cinta Penuh Luka (1)
53
52. Cinta Penuh Luka (2)
54
Tolong Dibaca^^^
55
53. Mantanku vs Suamiku
56
54. Rahasia Sahabatku Laura.
57
55. Pernikahan Yang Membahagiakan
58
56. Bukan Sahabatku!
59
57. Bukan KDRT!
60
58. Kemarin Malam ....
61
59. Laura Hamil Lagi?
62
60. Tragedi Tespack
63
61. Kejutan!
64
62. Ketauan Menikah
65
63. Orang Tersayang
66
64. Rencana Menghancurkan Adam
67
65. Istri Durhaka
68
66. Bercerai!
69
67. Penyesalan?
70
68. Luka Setelah Perceraian
71
69. Penghuni Neraka
72
70. Bukan Pelacur
73
71. Bertemu Mantan Suami
74
72. Tuan Putri Jatuh Miskin
75
73. Lelaki Jalang
76
74. Calon Menantu
77
75. Gadis Skenario Perselingkuhan
78
76. Pengakuan Laura
79
77. Adam Mengajak Menikah
80
78. Penyesalan Laura (1)
81
79. Penyesalan Laura (2)
82
80. Piring Pecah
83
81. Hati Pecah
84
82. Mantan Suami
85
83. Beban Hidup
86
84. Perhatian Mantan Suami
87
85. Aku Masih Mencintainya!
88
86. Dia Masih Mencintainya
89
87| Rumah Hantu
90
88. Katanya, Pria Baik?
91
89. Sepulang Sekolah
92
90. Adam Hampir Mati?
93
91. Rahasia Adam
94
92. Rahasia Calon Suamiku
95
93. Pesona Neraka
96
Surat cinta dari penulis
97
94. Good Morning, Mantan Suami!
98
95. Kesalahan Adam
99
96. Rasa Sakit
100
97. Dua Wanita
101
98. Malam Resah
102
99. Jawaban Dari Kebimbangan
103
100. Takdir Sementara
104
101. Masalah Baru!
105
102. Putri Yang Dibuang
106
103. Pangeran Kodok?
107
104. Pahlawan Tanpa Wajah
108
105. Tolong Jaga Laura, Adam.
109
106. Cinta Menyakitkan
110
107. Pengakuan Cinta
111
108. Mengakhiri kisah
112
109. Kencan Buta?
113
110. Minta Restu
114
111. Senja Yang Manis
115
112. Pahlawan Tengah Malam
116
113. Malam Bergairah?
117
114. Bukan Suami-Istri
118
115. Lelaki Jalang?
119
116. Kesalahan Satu Malam
120
117. Laura Hamil Lagi
121
118. Sebuah Keputusan
122
119. Bukan Luka Di Lutut
123
120. Skandal Warung Bakso
124
121. Kejutan Untuk Adam!
125
122. Menggantungkan Diri
126
123. Laura Dan Adam.
127
123. Laura Dan Adam.
128
124. Rencana Licik
129
125. Penyiksaan Laura
130
126. Sepotong Kue
131
Surat cinta dari penulis^^
132
127. Marahnya Laura
133
128. Aku Akan Menggugurkannya!
134
129. Kejutan untuk Laura!
135
130. Kembarannya Adam?
136
131. I Love U
137
132. Bujukan dari Surga
138
133. (Bukan) Pria Idaman
139
134. Sadar Diri
140
135. Putus.
141
136. Minta bantuan
142
Surat cinta yang terpendam dari penulis, xixixi
143
137. Superman!
144
138. Pria tak peka!
145
139. Ikatan Simpul
146
140. Si Biang Onar
147
141. Ayo menikah!
148
142. Keyakinan
149
143. Tamparan!
150
144. Keputusasaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!