Dewina (Gadis Desa Simpanan Om-om)

Dewina (Gadis Desa Simpanan Om-om)

Eps 01

...Happy reading 🧡...

......................

"Jaga diri kamu disana ya, Wi, kami percayakan kamu bisa jaga diri disana. Kuliah yang bener, jangan mau ikutan temen buat macam macam."

Wejangan dari orangtua untuk sang anak, Dewina Ayunda Ningsih, gadis yang baru saja lulus dari sekolah menengah atas.

Gadis berumur 19 tahun, dengan tinggi 160 cm, rambut hitam lurus sepinggang, memiliki tubuh yang aduhai dan daya tariknya dari bibirnya yang seksi, membuat nya digadang-gadang menjadi kembang desa di desa yang menjadi tempat tinggalnya.

Gadis itu baru saja lulus dan berencana untuk kuliah di luar desa, membuatnya terus terusan mendapatkan wejangan sebelum angkot mampir ke rumahnya untuk mengangkut barang-barang nya menuju ke kota.

Suara klakson terdengar dari luar rumah, Dewi dibantu oleh bapaknya untuk mengangkut barang-barang miliknya, tak lupa juga ia di bantu secara berbondong-bondong oleh pria muda yang tak jauh dari rumah orangtuanya.

Para pria muda itu juga hanya mencari perhatian, mereka ingin bisa lebih dekat dengan Dewi, bahkan ingin selalu Dewi bisa bersama dengan mereka dan ingin Dewi memilih salah satu dari mereka, Dewi memang seakan ratu di desanya itu.

Tak heran para ibu ibu disekitar iri akan parasnya yang bisa menggoda suami suami mereka, mendengar bahwa Dewi ingin berangkat ke kota merupakan pencapaian dan kebahagiaan para ibu ibu di sana, tidak ada lagi wanita muda yang membuat mereka risau akan suami mereka yang banyak ulah.

"Dewi pergi dulu ya, ibuk! " teriak Dewi di dalam mobil angkot.

Semua pria beserta kedua orangtua Dewi melambaikan tangan ke arah Dewi yang mulai menjauh, bahkan sebagian pria muda di sana merasa sedih ketika Dewi akan di kuliahkan di luar desa.

"Dewina kita ternyata sudah dewasa ya? "

"Dewi-ku, oh Dewi ku, kenapa kamu memilih kuliah ketimbang menikah, Dewina ku? "

Suasana di luar rumah terlihat terlalu dramatis, bapak Dewi, Taufik, mengusir para pemuda-pemuda itu dari rumahnya.

"Apa lagi kerja kalian di depan rumah saya? Kalian tidak malu menangis seperti orang sakit jiwa di depan rumah saya? Pergi sana. " usir Taufik.

"Uhh, galaknya calon mertua. "

Para pemuda-pemuda tersebut pergi dari halaman rumah Taufik, Taufik menggelengkan kepalanya dan memasuki rumahnya bersama ibu Dewi, Warsita.

"Resiko punya anak perempuan seperti Dewi seperti ini, bu. Untung saja Dewi tidak memikirkan menikah setelah lulus SMA, dia ingin kuliah di luar desa. " ucap Taufik.

"Yang sabar ya, pak, namanya anak kita cantik, ibu juga bersyukur Dewina ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. " ucap Warsita.

"Sudah bu, kita ke ladang sekarang, padi tidak akan bisa menanam sendiri kecuali kita sendiri. "

Taufik mengajak Warsita untuk pergi ke ladang, itu juga untuk menghibur hati Taufik yang mungkin akan merindukan anak gadis satu satunya saat berkuliah di luar desa.

......................

Di dalam mobil angkot, dengan beberapa penumpang dari desa yang ingin berangkat ke kota, entah itu ingin bekerja ataupun bersekolah, yang terutama Dewi tidak sendirian di angkot tersebut.

"Tujuan kemana, mbak? "

Setelah sunyi beberapa lamanya, akhirnya Dewi ditanya oleh salah satu penumpang, Dewi menanggapi pertanyaan tersebut.

"Mau ke kota, kuliah sambil kerja, bu. " jawab Dewi.

"Wah irinya, tujuan kamu sangat jelas di kota, nak. "

"Iya, terimakasih bu. "

Dewi orangnya tidak suka berbasa-basi, tetapi penumpang di sebelahnya, tepatnya ibu ibu, terus saja curhat tentang anaknya yang berada di kota.

"Teruskan niat baikmu ya, nak, jangan sampai kayak anak saya. Duh, ke kota bukannya tujuan buat kuliah, malah dibawa lari sama laki-laki tua, sekarang laporan kalau sudah hamil 4 bulan. Saya sampai nggak percaya saja, duh anak jaman sekarang... "

Dewi meneguk liurnya, ia merasa ketakutan dengan cerita ibu tersebut, kota bagi ibu tersebut tidaklah aman, apalagi pengalaman ibu ibu tersebut sudah menjadi pukulan kuat baginya, karena anaknya mengikuti trend di mana gadis muda yang ingin menjadi simpanan lelaki tua.

"Sekarang ibu mau kemana? " tanya Dewi.

"Ingin menyusul anak saya yang sekarang tinggal di rumah laki-laki tua itu, umur lelaki itu seperti umur anak saya yang pertama yang berumur 49 tahun, berbeda jauh dengan anak gadis saya. " jelas ibu tersebut.

Dewi menganggukan kepalanya, ia memahami ucapan ibu tersebut satu persatu. Tak lama, mobil angkot berhenti di terminal, ibu tersebut keluar dengan salah satu penumpang lainnya.

"Jaga dirimu ya, nak. " ucap ibu tersebut.

Dewi tersenyum, ia kemudian mengucapkan selamat tinggal dengan senyuman itu pada Dewi.

......................

Semalaman perjalanan menuju ke kota sudah ditempuh, bahkan supir angkot tersebut masih kuat untuk menempuh perjalanan terakhir, yaitu menuju ke kosan wanita yang akan ditempati oleh Dewi nantinya.

"Terimakasih ya pak. "

Dewi mengangkut barang-barang yang ia bawa, dengan menghampiri satpam yang berada di pos, Dewi disuruh menunggu sebentar untuk satpam memanggil pemilik kosan ini.

"Ini yang ingin ngekost disini, ya? " tanya pemilik kosan tersebut.

"Iya bu, saya yang ingin ngekost di sini, saya Dewi. " kenal Dewi.

Dewi disambut ramah oleh pemilik kosan tersebut, ia dipandu oleh pemilik kosan untuk memilih kamar kosan yang bagus untuk ia tempati.

Kamar di lantai dua, tepatnya tak jauh dari tangga, merupakan spot balkon yang bagus untuk kamar kosan yang dipilih oleh Dewi.

"Selamat datang, Dewi, selamat beristirahat malam ini ya. Kalau ada masalah, bisa beritahu satpam, agar ia bisa memberitahu kan apa yang terjadi. " ucap Ibu kosan tersebut.

Dewi diberikan kunci kosan kamarnya, ia memasuki kamarnya dan melihat warna kamar tersebut, serba pink yang terlihat kamar tersebut menjadi kamar kosan impian nya.

Sesampainya Dewi di dalam kamar kosan, ia bersantai sejenak, ia belum berencana untuk membereskan barang barangnya terlebih dahulu, melainkan ingin bersantai sebelum membereskan semua barangnya.

Dewi berencana melihat suasana kota malam dari jendela kamar kosannya, ia membuka jendela kamarnya dan melihat suasana malam kota, sangat berbeda di desa, yang sebelumnya sunyi kini bermacam aktivitas terdengar ramai di kota.

"Kalau sudah terpisah seperti ini, jadi rindu bapak sama ibu di desa. " ucap Dewi.

Dewi menutup jendela kamarnya, ia mulai membereskan barang-barang nya dan segera tidur, karena esok ia akan mendaftarkan diri ke kampusnya sekaligus mencari pekerjaan sampingan untuk kebutuhannya selama di kosan jika uang dari desa belum dikirim.

......................

Keesokan harinya, Dewi terbangun dari tidurnya, ia mulai membereskan tempat tidurnya dan segera mandi, kebiasaan nya mandi pagi saat di desa yang membuatnya ingin segera mandi.

Dewi mulai menyapu kamar kosannya, hingga ke luar kamar, ia bertemu dengan pemilik kosan lainnya.

"Loh, penghuni kosan baru disini, ya? "

"Eh, iya mbak, saya—"

"Apaan manggil mbak mbak?! Kampungan banget itu! " teriak wanita tersebut.

"Eh maaf, kakak maksudnya... " ucap Dewi.

Gadis tersebut menyodorkan tangan, Dewi menjabat tangan gadis tersebut.

"Perkenalkan, aku Eni. "

Gadis itu bernama Eni, gadis yang terlihat santai tetapi modis dari segi penampilan maupun wajahnya yang terlihat dirawat dengan baik, membuat Dewi kagum akan penampilan gadis tersebut.

"Nama saya Dewi, salam kenal. " ucap Dewi.

"Tujuan kamu kesini mau ngapain? " tanya Eni.

"Mau kuliah, sambil kerja juga. " jawab Dewi.

"Dari mana kamu asalnya? " tanya Eni lagi.

"Dari desa, keluar desa mau kuliah disini. " jawab Dewi.

Eni menatap remeh, baginya tak heran lagi, dari segi bahasa sudah terlihat bahwa Dewi adalah orang desa.

Tetapi ada yang membuat Eni tidak percaya dengan Dewi sebagai orang desa, karena Dewi terlihat sangat anggun bahkan seperti primadona, walaupun orang desa tetapi Dewi bisa secantik dan seseksi itu orangnya.

"Ya sudah ya kak, saya mau masuk dulu. " ucap Dewi.

Dewi berjalan menuju ke dalam kamarnya, ia berencana untuk ke kampus sembari melamar pekerjaan.

"Kamu bersedia bekerja disini, bukan? " "Iya Pak, saya bersedia, apapun pekerjaannya asalkan bisa diterima, akan saya kerjakan. " ucap Dewi.

Akhirnya Dewi diterima sebagai bagian kasir di minimarket, letaknya tak jauh dari kosannya, ia bisa mengambil shift malam dengan gaji yang cukup untuk nya.

......................

Beberapa hari telah berlalu, akhirnya Dewi memulai kuliahnya, ia mengambil jurusan kedokteran, karena ia dituntut oleh kedua orangtuanya untuk menjadi dokter, bagi kedua orangtuanya, dengan menjadi dokter, masa depan Dewi akan terjamin.

Di sekitar kampusnya, berseliweran gadis gadis kampus dengan berbagai macam barang maupun handphone yang terlihat mahal, bahkan Dewi menjadi sedikit iri ketika melihat gadis gadis lain memakai baju, memakai asesoris dan handphone yang terlihat mahal.

"Dewi, kamu ngampus di sini? "

Dari belakang, Dewi dipanggil oleh seseorang, ia membalikkan badannya dan melihat Eni.

"Eni? Ya, saya kuliah di sini. " ucap Dewi.

"Ngelihatin apaan sampai segitunya kamu? " tanya Eni.

Dewi hanya menggelengkan kepalanya, sementara Eni duduk di sampingnya.

"Kok bisa ya orang-orang pegang HP mahal, punya tas yang terlihat mahal, barang barang yang mahal? Kerja apa ya yang bikin gaji besar seperti itu? " gumam Dewi.

Eni penasaran dengan gumaman temannya, ia menyenggol bahu temannya yang tengah melamun.

"Ada apa, Dew? " tanya Eni.

"Tidak, saya hanya melihat gadis gadis di kampus ini, kelihatannya barang yang dibawa mahal mahal semua, saya jadi kagum lihatnya. " jawab Dewi.

Eni kemudian tertawa, ternyata Dewi melamunkan barang-barang yang dipunyai gadis gadis di kampusnya.

"Itu barang-barang branded, Wi, benar tebakan kamu, memang barang-barang nya mahal, tapi rata rata aku udah punya semuanya. " jawab Eni.

"Serius kak? " tanya Dewi.

Eni berdecak, tampaknya ucapan Dewi salah lagi.

"Jangan panggil kakak deh, Eni aja kalo gitu, jadi risih dengernya. " ucap Eni.

"Maaf, Eni. " ucap Dewi.

Eni tersenyum, kemudian mulai melanjutkan obrolan nya.

"Masalah itu aman, Wi, asal kamu mau aja. " ucap Eni.

"Seriusan? Bisa seperti mereka kan kerjanya? " tanya Dewi penasaran.

"Iya, kamu nya dulu aku tanya, mau nggak? " tawar Eni.

Tanpa basa basi, Dewi menerima tawaran dari Eni, Eni mulai tersenyum, ia menganggukan kepalanya.

...****************...

Terpopuler

Comments

Mimik Pribadi

Mimik Pribadi

Ini nich awal dari seorng Dewi yng mngkn nnt nya jadi Sugar babby,,,karena ingin tampil hedon seperti teman2 nya,,,,

2023-10-12

0

lihat semua
Episodes
1 Eps 01
2 Eps 02
3 Eps 03
4 Eps 04 : Hampir diusik
5 Eps 05 : Menemani bermain golf
6 Eps 06 : Sandwich generation
7 Eps 07: Handphone
8 Eps 08: Pekerjaanmu apa, nak?
9 Eps 09 : Laptop dan keperawanan
10 Eps 10 : Berita duka
11 Eps 11 : Pasrah
12 Eps 12 : Kudapatkan Dewi untuk semalam
13 Eps 13 : Kekecewaan Dewi
14 Eps 14 : Bertemu Gusti lagi
15 Eps 15 : Dewi dan Uang
16 Eps 16: Belajar memuaskan
17 Eps 17: Perkelahian Suami Istri
18 Eps 18 : Rencana ke Singapura
19 Eps 19 : Bertemunya Simpanan dan Sang Nyonya
20 Eps 20 : Izinkan Aku Untuk Menjauh Sementara
21 Eps 21 : Aku Tahu Selama Ini Kamu Berbohong, Dewina
22 Eps 22 : Pengalaman Baru
23 Eps 23 : Berita Buruk
24 Eps 24 : Peduli
25 Eps 25: Kabur ke Paris
26 Eps 26: Curhat dan Pengadu
27 Eps 27: Bisnis dan simpanan
28 Eps 28: Saya juga butuh kebebasan, Om!
29 Eps 29: Dihargai
30 Eps 30: Ulangtahun Gita
31 Eps 31: Kunjungan
32 Eps 32: Mengakui
33 Eps 33: Perasaan yang baru
34 Eps 34: Gusti cemburu
35 Eps 35: Menjauhlah dari Dewi
36 Eps 36: Perselingkuhan yang Tercium
37 Eps 37: Efek
38 Eps 38: Pesan dan Kecurigaan
39 Eps 39: Tanda yang terlihat
40 Eps 40: Kamu ketahuan, Gustiawan
41 Eps 41: Syarat yang harus di penuhi
42 Eps 42: Bella dan masa lalu
43 Eps 43: Sendirian
44 Eps 44: Penindasan berkedok kemenangan
45 Eps 45: Kekhawatiran Dewi
46 Eps 46: Saya butuh teman, om
47 Eps 47: Kini akan sendiri
48 Eps 48: Gusti dan Jelly
49 Eps 49: Jenguk
50 Eps 50: Rindu dan rahasia
51 Eps 51: Nasehat tak ada arti
52 Eps 52: Ungkapan hati sang Juno
53 Eps 53: Sudah muak
54 Eps 54: Mencari
55 Eps 55: Masa lalu Jelly
56 Eps 56: Celaka
57 Eps 57: 4 bulan
58 Eps 58: Bocor
59 Eps 59: Jenis kelamin
60 Eps 60: Tekanan
61 Eps 61: Refresing
62 Eps 62: Sebuah nama
63 Eps 63: Muak
64 Eps 64: Padam
65 Eps 65: Bahagia ternyata tak untuk selamanya
66 Eps 66: Kehilangan
67 Eps 67: Api cemburu
68 68: Ini bukan keajaiban
69 69: Pemulihan
70 70: Bayang bayangmu
71 71: Kakak
72 72: Berbeda
73 73: Rindu
74 74: Celah
75 75: Pertemuan Dewi
76 76: Tes
77 77: Terbongkar
78 78: Pelampiasan
79 79: Pembalasan
80 80: Sebuah Pengakuan
81 81: Akhir dari semua [END]
82 #PromosiCeritaBaru = Terik Cinta Hanna
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Eps 01
2
Eps 02
3
Eps 03
4
Eps 04 : Hampir diusik
5
Eps 05 : Menemani bermain golf
6
Eps 06 : Sandwich generation
7
Eps 07: Handphone
8
Eps 08: Pekerjaanmu apa, nak?
9
Eps 09 : Laptop dan keperawanan
10
Eps 10 : Berita duka
11
Eps 11 : Pasrah
12
Eps 12 : Kudapatkan Dewi untuk semalam
13
Eps 13 : Kekecewaan Dewi
14
Eps 14 : Bertemu Gusti lagi
15
Eps 15 : Dewi dan Uang
16
Eps 16: Belajar memuaskan
17
Eps 17: Perkelahian Suami Istri
18
Eps 18 : Rencana ke Singapura
19
Eps 19 : Bertemunya Simpanan dan Sang Nyonya
20
Eps 20 : Izinkan Aku Untuk Menjauh Sementara
21
Eps 21 : Aku Tahu Selama Ini Kamu Berbohong, Dewina
22
Eps 22 : Pengalaman Baru
23
Eps 23 : Berita Buruk
24
Eps 24 : Peduli
25
Eps 25: Kabur ke Paris
26
Eps 26: Curhat dan Pengadu
27
Eps 27: Bisnis dan simpanan
28
Eps 28: Saya juga butuh kebebasan, Om!
29
Eps 29: Dihargai
30
Eps 30: Ulangtahun Gita
31
Eps 31: Kunjungan
32
Eps 32: Mengakui
33
Eps 33: Perasaan yang baru
34
Eps 34: Gusti cemburu
35
Eps 35: Menjauhlah dari Dewi
36
Eps 36: Perselingkuhan yang Tercium
37
Eps 37: Efek
38
Eps 38: Pesan dan Kecurigaan
39
Eps 39: Tanda yang terlihat
40
Eps 40: Kamu ketahuan, Gustiawan
41
Eps 41: Syarat yang harus di penuhi
42
Eps 42: Bella dan masa lalu
43
Eps 43: Sendirian
44
Eps 44: Penindasan berkedok kemenangan
45
Eps 45: Kekhawatiran Dewi
46
Eps 46: Saya butuh teman, om
47
Eps 47: Kini akan sendiri
48
Eps 48: Gusti dan Jelly
49
Eps 49: Jenguk
50
Eps 50: Rindu dan rahasia
51
Eps 51: Nasehat tak ada arti
52
Eps 52: Ungkapan hati sang Juno
53
Eps 53: Sudah muak
54
Eps 54: Mencari
55
Eps 55: Masa lalu Jelly
56
Eps 56: Celaka
57
Eps 57: 4 bulan
58
Eps 58: Bocor
59
Eps 59: Jenis kelamin
60
Eps 60: Tekanan
61
Eps 61: Refresing
62
Eps 62: Sebuah nama
63
Eps 63: Muak
64
Eps 64: Padam
65
Eps 65: Bahagia ternyata tak untuk selamanya
66
Eps 66: Kehilangan
67
Eps 67: Api cemburu
68
68: Ini bukan keajaiban
69
69: Pemulihan
70
70: Bayang bayangmu
71
71: Kakak
72
72: Berbeda
73
73: Rindu
74
74: Celah
75
75: Pertemuan Dewi
76
76: Tes
77
77: Terbongkar
78
78: Pelampiasan
79
79: Pembalasan
80
80: Sebuah Pengakuan
81
81: Akhir dari semua [END]
82
#PromosiCeritaBaru = Terik Cinta Hanna

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!