One Night Incident With My Teacher

One Night Incident With My Teacher

Part 1

Sinta menatap ke bawah. Pandangannya tak lepas sama sekali dari guru yang saat ini tengah membawa kayu dan mencegat dirinya yang hendak memanjat tembok.

Sinta pun menghela napas panjang. Ternyata aksinya akhirnya ketahuan juga. Mau tidak mau ia pun harus pasrah dan turun ke bawah dan menghampiri sang guru.

Khas seperti seorang Sinta. Wanita itu menatap tanpa bersalah dan mengajak sang empu bercanda agar dirinya lepas dari amukan.

Tapi sayangnya guru yang ada di depannya ini adalah guru yang berbeda dengan guru-guru yang lainnya. Guru yang sangat killer dan tak mempan dengan rayuan.

Tapi bukan Sinta namanya jika ia tak berusaha untuk menggoda sang guru.

"Bapak ganteng deh. Sinta sumpah gak boong. Apalagi makin ganteng kalau Bapak enggak judes kaya gitu," ucap Sinta yang membuat sang guru menghela napas panjang.

Ia pun mengangkat kayu yang berada di tangannya. Sinta yang melihat itu lantas sangat terkejut dan refleks ia langsung memeluk tubuh sang guru.

"Bapak, mohon Pak. Sinta cuman bercanda. Sumpah Sinta gak akan ulangi kesalahan Sinta lagi," ucap Sinta ketakutan saat sang guru mengangkat kayu.

Ia tak bisa membayangkan kayu sebesar itu akan mengenai tubuhnya. Betapa sakitnya. Tentunya rasa sakit itu tak akan bisa dijabarkan. Sinta pun menarik napas panjang dan menundukkan kepalanya.

Tubuhnya masih memeluk tubuh sang guru. Hal itu lah yang membuat dirinya kian terancam. Sementara itu Sinta sendiri tak menyadari dengan apa yang sedang ia lakukan.

"Sinta!" bentak sang guru dan barulah Sinta sadar.

Ia mengerjapkan matanya beberapa kali. Oh Tuhan ia sedang memeluk tubuh guru killer ini. Sinta langsung merasa jijik dan spontan mundur. Ia tak habis pikir kenapa dirinya bisa memeluk orang seperti ini.

"Maaf."

"Kamu benar-benar keterlaluan. Apa yang baru saja kamu buat Sinta?"

Sinta pun masih tak percaya dengan apa yang baru saja ia lakukan. Wanita itu menghela napas panjang dan menundukkan kepalanya.

Ia memasang wajah sok imut. Memang sangat imut, tapi Nicholas sang guru killer di mata Sinta itu tak akan perang tergoda dengan kecantikan Sinta.

Hingga Sinta merasa tak habis pikir dengan pria ini. Apakah dia seorang gay? Bahkan banyak orang yang menyukai Sinta.

Dan kecantikan Sinta pun tak bisa dibohongi karena memang wanita itu sangat cantik.

"Wajah mu seperti itu malah membuat saya merasa jijik," ungkap Nicholas yang langsung membuat Sinta terdiam. Oh Tuhan, kata-kata Nicholas langsung menusuk ke hatinya.

"Bapak mah gitu. Kasian sama Sinta. Sama sekali gak ada difilter kalau ngomong."

"Kamu ini benar-benar yah. Kamu memang mencari masalah dengan saya. Sekarang juga kamu ke lapangan."

Mata Sinta yang mendengar hal itu langsung membulatkan matanya. Ia tak habis pikir kenapa Nicholas tak memiliki hati.

Terlebih lagi ia adalah seorang wanita. Ia tadi hanya terlambat karena terjadi sesuatu di jalan. Tapi tetap saja dihukum di hari yang sangat terik.

Sinta pun hanya bisa pasrah akan hal itu. Wanita tersebut mungkin mengira perbuatannya sangatlah wajar. Tapi di mata Nicholas keterlambatan Sinta adalah sebuah kesalahan fatal. Di mana wanita itu terlambat di kala orang sudah memasuki jam kedua.

Apalagi keterlambatan Sinta bukanlah untuk yang pertama kalinya. Tapi hampir setiap hari wanita itu melakukan kesalahan yang sama. Dan ujung-ujungnya selalu meminta maaf.

Guru lain mudah termakan buaian kesedihan Sinta yang hanya menipu. Tapi sayang tak dengan Nicholas yang sudah hapal dengan siasat licik milik Sinta.

"Sinta, kamu tidak mendengar apa yang baru saja saya katakan? Cepat ke lapangan dan kamu berdiri di sana sampai jam istirahat tiba. Kalau tidak mau, kamu hanya tinggal pilih dijemur atau saya pukul kamu dengan kayu ini?" tanya Nicholas dan memelototkan matanya.

Sinta pun mendumel dalam hati. Segala sumpah serapah serta umpatan kepada Nicholas sangat beragam di hatinya.

Wanita itu pun berjalan dengan langkah yang sangat terpaksa. Nicholas yang melihat itu pun menarik napas lelah.

Ia pun menarik tas Sinta. Sinta menatap Nicholas tak percaya.

"Bapak, ini saya ketarik. Pelan-pelan dong. Saya bisa jalan sendiri."

"Kamu tidak tahu diri. Saya sudah cukup mentoleransi kamu," ucap Nicholas dengan membara. Pria itu sudah tak bisa menahan emosinya jika bersama dengan Sinta.

Sinta pun menatap aneh ke arah Nicholas. Pria itu mengatakan jika ia sudah mentoleransi perbuatan dirinya. Tapi kenapa Sinta merasa jika pria itu sama sekali tak pernah bertoleransi. Sangat arogan dan juga killer.

Padahal sikapnya ke anak murid yang lain cukup manis meskipun tetap saja dia marah-marah. Tapi masalahnya dengan dirinya pria ini lebih lagi arogan.

"Dasar guru pemarah, ntar tua baru tau. Huh, biarin gak dapat jodoh. Semoga pak Nicholas gak punya jodoh," doa Sinta yang didengar oleh Nicholas.

Michael pun membulatkan matanya mendengar hal itu. Doa yang buruk dan ia harap tak akan terkabul.

"Hati-hati doa kaya gitu. Yang ada bisa balik ke kamu sendiri. Dasar anak zaman sekarang tidak punya etitude kepada yang lebih tua."

Sinta pun memutarkan bola matanya. Apakah dirinya peduli dengan Nicholas? Jawabannya tentu saja tidak.

_________

2 jam menunggu waktu istirahat seperti sedang menunggu 2 hari. Apalagi saat ini sangat terik membuat Sinta tak berdaya. Terlebih kakinya sangat pegal jika dijemur seperti saat ini.

Ia sangat mendambakan agar bel segera berbunyi dan menyelamatkan dirinya dari rasa tersiksa ini.

Tapi Sinta sadar jika ia pasti akan terasa lebih lama jika ia terus menunggu.

Ia pun diam-diam mencari tempat berteduh. Matanya berbinar saat melihat ada pohon besar dan di bawah sana ada kursi panjang.

Ia pun menghampiri tempat itu. Bodoh amat dengan hukuman yang penting dirinya sejahtera dan selamat dari penyiksaan sang guru killer.

Sinta pun merebahkan tubuhnya di atas kursi tersebut dan memejamkan matanya. Wanita itu bersantai sambil menikmati angin yang bertiup sepoi-sepoi.

Hingga akhirnya Sinta pun tertidur dan tak menyadari jika dirinya sudah sangat lama tidur di sana dan bel keluar pun sudah berbunyi.

Sementara itu Nicholas hanya memperhatikan Sinta yang terus tertidur tersebut. Ia pun menarik napas panjang. Kenapa wanita ini sangat susah untuk diajarkan ke jalan yang benar.

"SINTA!!" teriak Nicholas yang langsung membuat Sinta tersadar.

Sinta pun mengerjapkan matanya dan membuka matanya secara perlahan. Wanita itu memperhatikan sekitar.

Ia pun langsung duduk saat sadar jika dirinya menjadi tatapan seluruh penonton. Sinta sangat malu.

"Kenapa bapak baru bangunkan saya?"

"Kamu masih sempat bertanya seperti itu di saat ini? Cepat kamu ke ruangan kepala sekolah. Ambil surat pemanggilan orang tua, dan jangan lupa bawa orang tua mu besok. Kamu benar-benar sangat keterlaluan."

__________

TBC

JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. TERIMA KASIH SEMUANYA YANG SUDAH MEMBACA.

Terpopuler

Comments

💗vanilla💗🎶

💗vanilla💗🎶

mampir ni thor /Smile/

2023-10-14

0

IK

IK

izin baca yaa say... seru cerita nya

2023-01-10

0

🍾⃝𝓡ͩ𝓱ᷞ𝔂ͧ𝓷ᷠ𝒾𝓮ͣᴸᴷ㊍㊍

🍾⃝𝓡ͩ𝓱ᷞ𝔂ͧ𝓷ᷠ𝒾𝓮ͣᴸᴷ㊍㊍

komentar pertama...🤗🤗🤗 kocak bener dach kamu Sinta... aku suka gayamu... di sekola kalo gak nakal gak akan berkesan...😘😘😘 nikmati ajha sin mumpung masih sekola,, entar kalo udah nikah gak bakalan bisa bikin onar kayak begini lagi,, harus manut suami..🤣🤣🤣

2022-12-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!