Sinta datang ke acara pesta peringatan ulang tahu sekolah itu dengan penampilan yang sederhana. Lagi pula ia tak ingin terlalu mencolok. Karena memang Sinta tak begitu menyukai pesta. Berbeda dengan teman-temannya yang lain yang sangat menyukai suasana hiburan dan juga dunia malam.
"Kamu hati-hati kalau di sana. Awas aja kalau terjadi apa-apa sama kamu," ucap sang ibu yang memberikan peringatan kepada Sinta.
Karena saking khawatirnya sang ibu kepada anak kandungnya sampai-sampai ia datang sendiri untuk mengantar Sinta. Ia sangat takut akan keselamatan anaknya.
"Pasti Ma. Jangan khawatir, Sinta akan jaga diri Sinta."
"Ingat itu janji kamu."
Sinta mengangguk dan memberikan salam perpisahan kepada sang ibu. Kemudian ia pun juga melihat mobil sang ibu yang kian menjauh.
Sinta menarik napas panjang dan masuk ke dalam sekolahnya. Di sana memang sangat ramai dan suara hiburan serta penampilan tari oleh sanggar tari sekolah nya. Berbagai bakat pun ditampilkan.
Undangan tak hanya para petinggi sekolah dan keluarganya juga sampai ada para penjabat. Pesta itu sangat mewah dan rata-rata orang mengenakan baju yang sangat indah, sementara itu dirinya? Sinta memandang ke arah diri sendiri dan tiba-tiba ia merasa minder.
Tapi pakaian ini bisa dikategorikan masih lumayan karena Sinta mengenakan baju dengan balutan sederhana. Di mana ia hanya mengenakan baju panjang di bawah lutut dan lengan baju sepundak. Baju tersebut berwarna hitam karena memang ia sangat bingung ingin mengenakan baju warna apa. Dari pada dirinya ribet sendiri ia pun akhirnya mengenakan baju berwarna tersebut.
Dengan perasaan tak enak ia masuk ke dalam ramainya orang. Sinta pun mencari Melani, dan juga Margaretha.
Tapi setelah sekian lama berkeliling tak juga kunjung ia menemukan teman-temannya tersebut hingga pada akhirnya Sinta pun merasa lelah sendiri.
Wanita itu lantas duduk di sembarang tempat dan menatap ke depan penampilan drama dari SMA nya.
Sinta merasa terhibur dengan penampilan itu hingga ia tak menyadari jika teman-temannya berada di dekatnya.
Wanita itu menatap ke samping dan terkejut melihat mereka. Sinta mengerutkan keningnya saat melihat pakaian yang digunakan oleh teman-temannya. Sangat terbuka dan anehnya tak ada yang protes dengan pakaian tersebut.
"Kamu gak pakai baju yang aku kasih kemarin?" Dengan polosnya si Sinta menggeleng.
"Engga. Kan bajunya kurang bahan gitu, gimana aku mau Makai."
Melani dan Margaretha saling pandang. Kali ini circle mereka sangat lengkap. Sebab di sini juga ada teman-temannya yang lain, yakni Intan dan Misa.
"Memang baju kaya apa?"
"Kurang lebih kek pakaian kalian."
Mereka pun memandang ke arah diri masing-masing.
"Tapi kan memang harus kaya gini."
"Sudah-sudah kamu tau sendiri kan kalau dia yang paling polos dan paling gak mau berbau hal yang terbuka." Ucapan temannya itu malah terkesan tengah menyindir dirinya.
Sinta memandang ke arah Misa tak percaya. Ia menarik napas panjang dan menundukkan kepalanya.
"Emang salah yah aku pakai baju kaya gini?" tanya Sinta dengan raut yang merasa sedih.
"Sudah jangan dipikirkan." Margaretha seolah dapat menenangkan pikiran buruk teman-temannya.
Mereka pun saling berbincang dan membahas mengenai party malam ini. Rencana mereka akan mabuk dengan sepuasnya. Tapi tampaknya Sinta tak akan ikut dengan rencana mereka. Memang ia yang paling polos di sini dan takut dengan ancaman orang tua.
Sementara itu teman-temannya saling berbisik tanpa sepengetahuan Sinta. Mereka seolah tengah merencanakan sesuatu untuk Sinta. Sinta tidak merasa curiga dan malah asyik bermain handphone.
Mereka memasukkan bubuk ke dalam gelas yang berisi air milik Sinta.
"Sinta minum dulu yuk. Yakin nih gak mau Amer?"
"Ish gak. Ntar ketahuan guru."
"Masih aja mikirin tentang guru," protes mereka. Tapi Sinta tak peduli sama sekali dengan ucapan teman-temannya.
Untuk memenuhi keinginan mereka, Sinta pun bersulang untuk menghargai ajakan teman-temannya. Ia meminum air tersebut tanpa merasa curiga sedikit pun.
Sementara itu mereka saling lirik ke arah Sinta untuk menunggu reaksi selanjutnya.
"Sinta. Kamu mau gak ambilin aku air buah ke sana?" tanya Melani.
Sinta pun mau-mau saja karena ia memang sangat menginginkan air buah.
Ia berjalan ke arah tempat di mana air buah berada. Tempatnya sangat jauh dan juga sangat ramai.
Tapi di tengah jalan Sinta baru merasa sangat pusing dan juga kepalanya berdenyut. Selain itu suhu terasa sangat panas membuatnya sangat gerah. Apalagi ia merasa gatal di area pribadinya.
Sinta tak tahu kenapa rekasi ini terjadi padanya. Ia mengira jika dirinya sedang sakit.
Sinta pun berjalan dengan sangat hati-hati agar tak pingsan di tengah jalan. Ia samar-samar melihat ada gurunya.
Sontak Sinta langsung berjalan ke arah sang guru. Tapi melihat lawan jenis dan orang setampan Nicholas malah membuat dirinya kian terbakar.
Untuk sampai sini Sinta belum menyadari dengan apa yang terjadi pada dirinya. Wanita itu tetap menghampiri Nicholas untuk meminta bantuan.
Nicholas terkejut saat ada orang yang menyentuh tangannya. Ia menoleh ke samping dan mengerutkan keningnya.
"Kenapa kamu? Kamu mabuk? Kamu ini yah benar-benar anak yang nakal. Tidak boleh mabuk!!" tekan Nicholas.
Sinta pun menarik napas panjang. Ia tetap menahan rasa sakit yang sedang dialami dirinya.
"Maaf tapi saat ini aku benar-benar sangat sakit," ujar Sinta terbata-bata. "Pak bisa bawa saya ke ruangan UKS. Saya merasa jika tubuh saya terbakar."
Nicholas teridam. Ia mengamati Sinta beberapa saat dan barulah ia sadar apa yang telah terjadi pada Sinta.
Nicholas lantas buru-buru membawa Sinta ke ruangan kesehatan. Tapi di tengah jalan rekasi obat perangsang itu kian menggila membuat Sinta tak tahan.
Ia tanpa sadar menarik tangan Nicholas lalu mencium pria itu. Nicholas tak menduga jika kejadian ini bakal terjadi.
Ia menjauhkan tubuh Sinta dan menyadarkan wanita tersebut.
"Hey sadar ini saya." Tapi tampaknya percuma, apalagi saat ini Sinta makin menggila.
Nichola terdiam saat melihat Sinta dengan jarak yang sedekat ini. Apalagi wanita itu terus membuat dirinya terangsang.
"Maaf Sinta tapi saya benar-benar sudah tidak tahan." Pria itu melarang anak muridnya mengonsumsi alkohol, akan tetapi dirinya sendiri padahal baru saja meminum alkohol hingga dalam situasi ini ia tak bisa mengontrol dirinya.
__________
TBC
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. TERIMA KASIH SEMUANYA YANG SUDAH MEMBACA.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Coh lelaki yg imannya senipis kulit bawang,Bukannya di obati murid nya,malah ikutan di leceh kan Astaga🤦🏻♀️🤦🏻♀️
2023-03-28
1
ˢ⍣⃟ₛ🍾⃝𝓡ͩ𝓱ᷞ𝔂ͧ𝓷ᷠ𝒾𝓮ͣᴸᴷ㊍㊍
waaahhh...😱😱😱 yang detail Yaa kak ceritanya... yang terperinci...hehe
2022-12-04
1