Tawanan Ceo Liar

Tawanan Ceo Liar

Bab 1. Tawanan sang bos

"Mmhhh.."

Galen tak henti-hentinya mencumbu tiap inci punggung terbuka Tiara yang saat ini tengah berbaring di bawahnya.

Sentuhan lidah serta jari jemari Galen di tubuhnya, membuat Tiara tak mampu berbuat apapun. Ia hanya bisa pasrah menerima semuanya.

"Desa-han yang manis, aku suka!" puji Galen yang kini telah berada di cuping telinga Tiara.

Dengan cepat Galen membalikkan tubuh Tiara hingga menghadap ke arahnya, tanpa basa-basi lagi ia pun melakukan penyatuan dalam sekali hentak hingga membuat Tiara memekik keras.

"Aaaakkkhh!!"

Tiara Maharani, mahasiswi cantik yang menjalani magang di sebuah perusahaan besar yang tengah naik daun. Ia baru berusia 20 tahun, dihadiahi paras cantik membuatnya kerap kali menjadi incaran para lelaki di sekitarnya.

Sudah hampir tiga bulan Tiara magang di perusahaan milik Galen, seorang ceo muda yang tampan dan memikat cukup banyak wanita itu.

Sejak pertemuan pertamanya dengan Galen, wanita itu langsung dibuat takjub sebab Galen memiliki sifat yang blak-blakan dan tidak tahu malu dimana pun mereka berada.

Galen menyatakan perasaannya pada Tiara saat gadis itu muncul di hadapannya, dan hingga kini mereka masih menjalin hubungan ranjang yang sangat panas dan mesra.

Hampir setiap malam Galen membawa Tiara ke kediamannya, tentu saja mereka melakukan hal panas sesuai permintaan Galen.

Tiara memang tak bisa menolak, kekuatan Galen jauh di atasnya dan Tiara pun tahu bahwa dia hanyalah seorang karyawan yang harus menuruti setiap perintah atasannya.

"Tiara!" panggil Galen dengan suara kerasnya, Tiara menoleh karena itu.

"Ya pak bos, apa ada yang bisa saya bantu?" tanya Tiara dengan formal.

"Kamu gak perlu bersikap formal begitu lah di depan saya Tiara, kamu lupa semalam kita habis berhubungan panas sampai pagi?" ucap Galen.

Tiara sontak bergidik saat Galen merengkuh pinggang nya dan mengecup ceruk lehernya.

"Pak, ini di kantor," peringat Tiara.

Namun Galen tak perduli dengan itu, ia malah semakin berani bergerak intim dan mendorong tubuh Tiara sampai ke tembok.

Sesaat kemudian bibir mereka sudah saling menyatu dan melu-mat satu sama lain, Galen menelusupkan lidahnya secara tergesa-gesa.

"Ehem ehem.." suara deheman tersebut membuyarkan momen panas itu, mereka tersentak dan langsung mengakhiri ciuman tersebut.

"Pak Galen, kalau anda sedang bergairah, sebaiknya segera pergi ke ruangan anda atau paling tidak toilet di kantor ini. Apa anda tidak malu jika karyawan anda melihat hal barusan?" ucap seorang pria tua berambut putih.

"Itu bukan urusan anda, tuan Aslan yang terhormat," singkat Galen.

"Ya memang bukan, tapi pasti anda tidak mau kan dipandang buruk oleh orang-orang disini? Apalagi jika ada klien atau investor yang melihat, mereka bisa saja menarik semuanya," ucap pria itu.

"Sudahlah, anda lebih baik pergi! Anda tidak punya urusan lagi kan disini? Cepatlah pergi dan jangan ganggu saya!" kesal Galen.

"Baiklah pak Galen yang terhormat,"

Akhirnya pria bernama Aslan itu memutuskan pergi, membuat Galen merasa lega namun tidak lagi bergairah untuk melanjutkan kegiatannya dengan Tiara.

Galen bahkan melepaskan Tiara begitu saja, gadis itu pun terheran-heran dibuatnya.

"Saya kan udah bilang tadi pak, kita di kantor dan bahaya kalau ada yang lihat. Eh bapak malah gak mau dengerin saya," ujar Tiara.

"Diam kamu Tiara! Kamu gak ada hak untuk nasehati saya!" sentak Galen.

Seketika Tiara menunduk takut, sedangkan Galen pergi meninggalkannya dengan ekspresi kesal.

Waktu kerja telah usai, Tiara beserta teman-temannya tengah bersiap untuk pulang. Namun, tiba-tiba saja Galen muncul di hadapannya dan memberi kode pada Tiara dengan mengedipkan matanya.

Seolah mengerti apa yang dimaksud Galen, Tiara mengangguk kecil sambil mempercepat membereskan barang-barang nya.

"Eh Tiara, kelihatannya lu makin deket aja sama pak bos. Kalian jangan-jangan udah pacaran ya?" ucap Mimin, salah seorang teman Tiara yang juga bekerja disana.

"Bicara apa sih lu? Gue tuh cuma diminta bantuin pak Galen aja, gak ada yang lain. Lagian mana mungkin juga pak Galen mau jadiin gue pacar?" ucap Tiara.

"Ohh, tapi mungkin aja kali. Soalnya nih ya, gue lihat-lihat tuh pak Galen selalu tatap lu dengan tatapan dalam tau. Bisa aja dia jatuh cinta sama lu kan?" ujar Mimin.

"Gak lah, gak mungkin!" ujar Tiara.

"Yeh daritadi bilangnya gak mungkin mulu, awas loh kalo beneran jadian sama pak Galen! Gue bakal minta traktir satu bulan full," ucap Mimin.

"Hahaha, terserah lu aja deh Min!" kekeh Tiara.

Tiara memilih tak menanggapi ucapan Mimin, menurutnya juga tidak mungkin Galen memiliki rasa padanya, karena yang ia tahu Galen hanya menyukai tubuhnya.

"Eee gue duluan ya Min? Sampe ketemu besok!" pamit Tiara.

"Oke Ra! Enak ye pulang pergi bareng sama si bos," ujar Mimin.

"Hehe, ada enak gak enaknya Min," ucap Tiara yang membuat Mimin bingung.

"Apanya yang gak enak coba? Perasaan enak-enak aja dapet tumpangan gratis," ucap Mimin.

"Kata siapa gratis? Gue harus bayar tau ke dia," ucap Tiara.

"Hah masa sih??" kaget Mimin.

"Ya gitu deh," ujar Tiara.

Mimin masih melongok bingung memikirkan ucapan Tiara, sedangkan Tiara sendiri langsung beranjak pergi dengan membawa tasnya.

"Dia bayar? Sama aja kayak naik taksi dong?" gumam Mimin.

"Pak, saya disini!" Tiara memanggil Galen yang terlihat tengah celingak-celinguk mencari keberadaannya.

Sontak Galen menoleh ke arahnya, ia mengulum senyum dan Tiara pun mendekatinya.

"Maaf pak saya lama! Tadi teman saya Mimin banyak tanya-tanya tentang kita, dia kayaknya udah mulai penasaran deh pak," ucap Tiara.

"Tiara, saya kan udah bilang sama kamu. Kalau kita lagi berduaan kayak gini, kamu cukup panggil nama saya!" ucap Galen.

"Eee iya maksudnya Galen," ucap Tiara.

"Good girl!" puji Galen seraya mengusap puncak kepala Tiara.

"Lalu, bagaimana dengan Mimin yang penasaran itu? Kalau dia tahu semuanya gimana Len?" tanya Tiara.

"Kamu gak perlu panik! Saya bisa atur semuanya kok, sekarang ayo kita kembali ke mansion!" jawab Galen dengan santai.

"Iya pak,"

"Tuh kan pak lagi,"

"Eh iya lupa, abisnya saya ngerasa gak sopan kalo cuma panggil nama. Ditambahin mas boleh gak?" Tiara meminta izin pada Galen.

"Oh boleh, saya justru lebih suka dipanggil begitu," jawab Galen.

"Oke mas Galen!" ucap Tiara dengan jari membentuk huruf 'o'.

Tanpa diduga, Galen menggandeng tangan Tiara dan membawa wanita itu menuju mobilnya yang sudah terparkir di depan kantor.

Tiara hanya bisa terdiam, ia sungguh tak menyangka Galen mau menggandeng nya seperti ini.

"Masuk!" suruh Galen sembari membuka pintu untuk Tiara.

"Terimakasih mas!" balas Tiara, ia pun masuk ke dalam mobil itu dengan kedua mata terus mengarah ke wajah Galen.

"Duh, perasaan apa ini? Lo harus sadar Tiara, lo itu cuma partner ranjang pak Galen! Gak mungkin lo bisa dapetin cintanya!" gumam Tiara dalam hati.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

Terpopuler

Comments

Fenty Izzi

Fenty Izzi

baru mampir kak😍🌹🌹
flas back... kok tiba2 udah jadi teman ranjang??gmna ceritanya?? penasaran😊
tira pasrah banget sih😁

2023-02-14

1

@its meitria 🍥✮

@its meitria 🍥✮

bagus juga nih. tapi kok cuman sampe situ sih

2022-12-29

1

jermsluxia

jermsluxia

Baru mulai baca sudah disambut dengan desahan🙈🗿

2022-12-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!