Bab 3. Panggil Tiara!

Tiara pun kembali menemui Mimin serta Edwin setelah selesai dengan urusan toiletnya, namun dia tetap merasa gugup karena baru saja menabrak seorang pria yang ia pun tidak tahu siapa.

Mimin tampak heran melihat Tiara muncul dengan wajah bingung, ia bangkit dari tempat duduknya lalu menghampiri Tiara. Edwin bahkan ikut mendekati Tiara karena penasaran juga.

"Eh Tiara, kamu kenapa kayak bingung gitu? Udah ke toilet nya?" tanya Mimin.

"Hah? Eee a-aku gapapa kok, iya aku udahan ke toilet nya. Ini aku mau lanjutin kerja biar cepat ngerti," jawab Tiara dengan gugup.

"Kamu kenapa sih? Ada masalah di toilet? Atau ada yang gangguin kamu?" tanya Mimin lagi.

"Enggak kok gak ada yang gangguin aku, aku juga gak kenapa-napa. Udah kamu sama kak Edwin balik kerja aja lagi!" jawab Tiara.

"Kamu yakin? Tapi kamu gugup begitu loh, pasti ada apa-apanya nih," ucap Mimin.

"Iya Tiara, udah kamu cerita aja sama kita! Kita udah anggap kamu teman baik kok," sahut Edwin.

"Nah, untuk kali ini aku setuju sama kata-kata Edwin. Ayo Tiara cerita aja!" ujar Mimin.

"I-iya deh, tadi itu aku gak sengaja tabrak orang waktu mau ke toilet. Sumpah deh aku tengsin banget, mana dilihatin orang-orang lagi!" jawab Tiara.

"Hah? Emangnya kamu nabrak siapa Tiara??" tanya Mimin dengan mulut terbuka.

"Aku gak tahu, aku belum kenal sama dia. Tapi dari penampilannya, kayaknya dia orang kaya deh. Mungkin dia kerja disini juga," jawab Tiara.

"Si-siapa ya yang kamu maksud? Soalnya dari ciri-ciri yang kamu bilang itu banyak disini, hampir semua atasan kita kan orang kaya," ucap Mimin.

"Bukan hampir lagi, tapi emang semuanya orang kaya Mimin!" ujar Edwin.

"Nah iya itu," ucap Mimin.

"Eee aku juga gak tahu deh siapa, mungkin dia emang salah satu atasan kita. Tapi, aku gak tahu pasti siapa dia. Soalnya dia gak ngenalin diri balik waktu aku kasih tahu nama aku ke dia," ucap Tiara.

"Ohh, tapi reaksi dia waktu kamu tabrak gimana? Kamu dimarahin gak?" tanya Mimin penasaran.

"Enggak sih, dia cuma bilang lain kali hati-hati. Abis itu dia senyum-senyum dan gak banyak bicara," jawab Tiara.

"Wih berarti kamu selamat Tiara! Kamu nabrak atasan kita yang baik, bukan yang galak," kekeh Mimin.

"Emang ada yang galak ya?" tanya Tiara.

"Oh bukan ada lagi, banyak tau. Beruntung aja kamu gak nabrak salah satu dari mereka tadi," jawab Mimin.

"Ya syukur deh kalo gitu mah! Semoga aja aku gak nabrak lagi kayak tadi!" ucap Tiara.

"Eh tapi, ciri-ciri cowok yang kamu tabrak tadi tuh kayak gimana sih? Misal wajah atau bentuk tubuhnya gitu, kamu ingat gak?" tanya Edwin.

"Lu kenapa kepo banget sih sama siapa yang ditabrak Tiara? Apa urusannya sama lu coba?" tegur Mimin.

"Salahnya dimana? Gue kan cuma pengen tau," ucap Edwin membela diri.

"Eee wajahnya aku agak-agak lupa sih, tapi yang aku ingat dia tuh masih muda. Ya sama kak Edwin mungkin gak beda jauh," ucap Tiara.

"Masih muda?" kaget Edwin.

Sontak Edwin dan Mimin saling menatap satu sama lain, pikiran mereka kali ini sama dan tertuju pada sang bos besar.

"Jangan-jangan yang kamu tabrak itu.."

"Pak bos Galen!" ucap keduanya bersamaan.

Sementara Tiara hanya membulatkan kedua mata tak mengerti maksud mereka.

Galen sudah berada di ruangannya, tapi entah kenapa pikirannya masih terus mengarah pada kejadian tadi saat Tiara menabraknya.

Tampaknya Galen mulai tergila-gila dengan pesona Tiara, pria itu seakan tak bisa melupakan wajah Tiara yang selalu mengganggu pikirannya.

"Saya gak bisa gini terus, saya harus dekati gadis itu dan berkenalan dengan dia!" gumamnya.

Galen pun mengambil ponsel lalu menghubungi asistennya, Leon. Pria itu meminta sang asisten untuk segera datang ke ruangannya agar dapat dimintai pertolongan.

TOK TOK TOK...

"Ya masuk!" Galen mempersilahkan orang di luar sana untuk masuk ke ruangannya.

Ceklek

Pintu terbuka dan muncullah Leon alias asisten pribadi Galen yang setia.

"Permisi pak! Bapak panggil saya?" ucap Leon.

"Iya, saya mau minta tolong sama kamu. Bisa kamu bantu saya?" ucap Galen.

"Tentu saja bisa pak, pertolongan apa yang bapak inginkan dari saya?" tanya Leon.

"Saya minta kamu ke bawah sekarang, lalu cari karyawan yang namanya Tiara!" jawab Galen.

"Hah? Saya baru dengar ada nama itu disini pak," kaget Leon.

"Ya, dia memang masih baru," kata Galen.

"Eee terus kenapa bapak ingin saya cari beliau?" tanya Leon terheran-heran.

"Kamu temui dia, dan bawa dia ke hadapan saya!" perintah Galen.

"Oh baik pak!" ucap Leon patuh.

"Lakukan dengan cepat ya, saya tidak mau lama menunggu!" ujar Galen.

"Siap pak!" ucap Leon.

Leon bergegas keluar dari ruangan bosnya, ia tak mau membuat Galen menunggu lama dan segera saja ia bergerak mencari wanita bernama Tiara.

"Kalau saya bisa dapetin dia, pasti saya akan jadi pria yang paling bahagia di dunia! Oh Tiara, saya tidak sabar untuk itu sayang!" gumam Galen dengan seringaian nya.

Leon yang mendapat perintah dari bosnya, kini sudah tiba di tempat Tiara serta yang lainnya berada.

Leon pun menemui Mimin karena ia memang belum tahu siapa Tiara dan seperti apa rupa dari gadis keinginan bosnya itu.

"Hey, sini kamu!" ucap Leon pada Mimin.

"Hah? Saya pak?" tanya Mimin memastikan.

"Iyalah kamu, cepat sini!" sentak lelang.

"Iya iya pak," Mimin bergegas bangkit dari tempat duduknya, kemudian menghampiri Leon.

Sementara Tiara dan Edwin tetap meneruskan kerjaan mereka di tempat.

"Ada apa ya pak?" tanya Mimin pada Leon.

"Kamu tahu kan karyawan yang namanya Tiara disini?" Leon bertanya langsung pada intinya.

"Tiara? Iya tahu kok pak, yang baru masuk itu kan?" ucap Mimin.

"Nah iya, panggilin dia suruh menghadap saya sekarang!" titah Leon.

"Yeh kenapa tadi bapak gak sekalian panggil Tiara nya aja? Itu dia kan ada di samping saya, ngapain repot-repot panggil saya segala?" ujar Mimin.

"Udah gausah banyak tanya! Kamu samperin dia, terus suruh dia kesini!" ucap Leon.

"Iya pak, siap!" ucap Mimin patuh.

Tanpa bertanya lagi, Mimin pun membalikkan badan lalu menemui Tiara di mejanya.

"Tiara, kamu kesana gih temuin pak Leon!" ucap Mimin pada Tiara.

"Pak Leon siapa Min?" tanya Tiara keheranan.

"Itu laki-laki yang berdiri disana, yang tadi aku temuin. Cepetan gih kamu samperin dia!" jawab Mimin.

"Emang ada apa?" tanya Tiara.

"Udah jangan banyak tanya, kamu temuin aja dia!" sentak Mimin.

"Terus kerjaan aku gimana?" tanya Tiara.

"Haish, itu urusan nanti. Sekarang kamu temui pak Leon dulu!" jawab Mimin.

"Iya deh," lirih Tiara.

Dengan sedikit bingung, Tiara beranjak dari kursinya untuk maju menemui Leon sesuai perintah Mimin.

"Min, ngapain pak Leon minta ketemu sama Tiara?" tanya Edwin penasaran.

"Mana gue tahu, mungkin pak Leon naksir kali sama si Tiara," Mimin menjawab asal.

"Hah? Kalo gitu saingan gue berat juga dong," ujar Edwin.

"Idih, emangnya lu naksir sama Tiara?" tanya Mimin.

"Hehe ya gitu deh, siapa sih cowok yang gak naksir sama tuh cewek?" kekeh Edwin.

"Yaudah, mending dari sekarang lu buang-buang jauh deh tuh rasa suka lu sama Tiara! Daripada nanti sakit hati pas lihat Tiara jadian sama pak Leon," ujar Mimin.

"Ah sialan lu!" umpat Edwin.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

Terpopuler

Comments

Fenty Izzi

Fenty Izzi

suka... mereka kocak banget😂😂😂

2023-02-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!