Bab 5. Tawaran Galen

Waktu pulang telah tiba, Tiara tengah merapihkan barang-barang miliknya sebelum bersiap untuk pulang setelah seharian bekerja.

Mimin serta Edwin pun menghampiri meja Tiara, mereka menunggu gadis itu selesai beberes karena ingin mengajaknya pulang bersama.

"Tiara, kita pulang bareng yuk! Kamu tadi kesini naik kendaraan umum kan?" ucap Mimin.

"Eee iya Min, aku tadi naik ojek dari kampus. Ya mau gimana lagi? Aku aja gak punya kendaraan sendiri, jadi terpaksa deh aku naik kendaraan umum," jawab Tiara.

"Ya gapapa Tiara, naik kendaraan umum lebih enak kok. Itung-itung kita ikut menyukseskan program pencegah macet, biar kota kita ini gak semakin kumuh dan panas gara-gara kena asap knalpot kendaraan," ucap Mimin.

"Bener tuh, makanya aku lebih suka naik angkot atau ojek. Kalian sendiri pada naik apa nanti?" ucap Tiara.

"Kita biasanya sih naik Transjakarta, kali ini kamu ikut kita naik itu ya!" jawab Mimin.

"Iya Tiara, naik Transjakarta enak tau. Kamu pasti belum pernah ngerasain kan?" timpal Edwin.

"Belum sih kak, selama ini paling aku cuma naik ojek atau angkutan umum. Tapi, aku kan gak punya kartu Transjakarta kak," ucap Tiara.

"Tenang aja! Kan ada punya aku, kamu nanti bisa pake punya aku kok," ucap Mimin.

"Makasih ya kak? Kalo gitu aku lanjut beres-beres dulu baru kita pulang bareng ya?" ucap Tiara.

"Iya, sini aku bantu!" ucap Mimin.

"Eh gausah, aku bisa sendiri kok. Kamu kan udah capek kerja daritadi, lagian ini juga barang aku jadi harus aku yang beresin," ucap Tiara menolak.

"Kamu mah malu-malu gitu ya orangnya? Yaudah, kalo gitu aku sama Edwin tungguin disana ya?" ucap Mimin.

"Oh iya iya," ucap Tiara.

Mimin dan Edwin pun pergi lebih dulu menuju kursi tunggu sembari menunggu Tiara selesai membereskan barang-barangnya disana.

"Ehem ehem.."

Tiara dikejutkan dengan suara deheman seorang pria yang muncul setelah Mimin serta Edwin pergi.

Ia reflek menoleh, matanya membulat disertai mulut terbuka begitu melihat Galen sang bos ada di hadapannya saat ini.

"Pak bos??" kaget Tiara.

"Hai Tiara! Pulang bareng saya yuk!" ucap Galen.

"Eee bapak ngomong apa sih? Saya cuma karyawan biasa disini, buat apa bapak ajak saya pulang bareng?" tanya Tiara.

"Saya mau lanjutin pembahasan kita yang tadi, kamu mau kan Tiara?" jawab Galen.

"Dengar ya pak, keputusan saya tetap sama seperti tadi dan tidak akan berubah!" tegas Tiara.

"Baiklah, tapi kamu hari ini pulang bareng saya!" paksa Galen.

"Kenapa bapak maksa banget sih? Saya kan udah bilang gak mau, tolong ya bapak jangan deketin saya lagi!" ucap Tiara.

Galen pun mencekal lengan Tiara saat gadis itu hendak pergi meninggalkannya.

"Kamu pikir kamu mau kemana Tiara? Kamu cuma bisa pergi kalau sama saya, selain itu kamu gak boleh keluar dari sini!" tegas Galen.

"Bapak apaan sih? Sekarang udah bukan jam kerja pak, jadi saya punya hak buat keluar dari kantor ini!" ucap Tiara.

"Ya memang, tapi saya tidak mengizinkan kamu pergi tanpa saya. Ayolah Tiara kamu nurut aja dan jangan membantah!" ucap Galen.

"Ish lepasin!!" rengek Tiara.

Namun, Galen justru menarik paksa lengan Tiara dan membawa gadis itu pergi melalui jalur lain yang berlawanan dengan Mimin serta Edwin.

Tiara terus berontak dan merengek minta dilepaskan oleh Galen, tetapi pria itu seakan tuli tak mau mendengarnya.

Mereka tiba di tempat parkir, Galen pun memaksa Tiara untuk masuk ke mobilnya tanpa melepaskan tangan gadis itu.

"Sekarang kamu cepat masuk! Saya antar kamu ke rumah dan jangan bantah!" tegas Galen.

"Sebenarnya bapak itu mau apa dari saya? Kita baru ketemu beberapa kali loh pak, kenapa bapak udah kasar dan paksa-paksa saya kayak gini?!" kesal Tiara.

"Kamu gak punya hak buat bicara! Kamu hanya perlu masuk ke mobil dan diam!" ujar Galen.

"Saya gak mau!" tegas Tiara.

"Kalau kamu gak mau, kamu bisa kehilangan pekerjaan kamu dan saya akan bikin nama kamu jelek supaya gak akan ada perusahaan lain yang mau terima kamu," ancam Galen.

Tiara terkejut mendengarnya, dia sangat tidak ingin itu terjadi karena ia membutuhkan pekerjaan itu untuk membantu penyembuhan adiknya.

"Pak, tolong pak jangan pecat saya!" rengek Tiara.

"Kalau kamu memang gak mau dipecat, sebaiknya kamu menurut Tiara!" ujar Galen.

"I-iya pak, tapi saya tetap gak bisa terima tawaran bapak yang tadi. Saya masih punya harga diri," ucap Tiara.

"Saya kan gak lagi bahas itu, saya cuma mau kamu ikut sama saya sekarang," ucap Galen.

"Janji ya bapak gak akan bahas itu lagi saat di mobil nanti?" pinta Tiara.

"Kamu masuk aja dulu, kita lanjut bicara di dalam!" ucap Galen.

"Ba-baik pak!" ucap Tiara sedikit gugup.

Galen membuka pintu, lalu menyuruh Tiara masuk ke dalam mobilnya lebih dulu.

Setelah Tiara masuk, barulah Galen kini menyusul masuk dan duduk di kursi kemudi.

"Pakai seat belt nya!" perintah Galen.

"I-iya pak," ucap Tiara singkat.

"Sebelum saya antar kamu pulang, kita makan dulu di restoran dekat sini ya?" ucap Galen.

"Gak bisa pak, saya harus segera pulang buat rawat adik saya," ucap Tiara.

"Adik kamu? Emang dia kenapa?" tanya Galen.

"Adik saya mengidap sakit Hepatitis pak, maka dari itu saya butuh biaya besar untuk pengobatan dia. Saya minta bapak tolong ngertiin saya ya!" jelas Tiara.

"Hah? Terus sekarang adik kamu di rumah sama siapa? Sendiri?" tanya Galen.

"Saya udah minta tolong sama tetangga saya buat bantu jaga adik saya pak, biar kalau adik saya butuh sesuatu ada yang bisa bantu," jawab Tiara.

"Oh syukurlah!" ucap Galen.

"Iya pak, sekarang bapak langsung antar saya ke rumah aja ya?" pinta Tiara.

"Baiklah, kamu kasih tahu aja jalannya kemana! Sekalian nanti saya mau kenalan sama adik kamu. Oh ya, dia cowok atau cewek?" ucap Galen.

"Eee adik saya perempuan pak," jawab Tiara.

"Usianya?" tanya Galen lagi.

"Dia masih SMP kelas dua, usianya sekitar tiga belas tahun," jawab Tiara.

"Kasihan sekali ya dia!" ucap Galen pelan.

Galen pun mulai menancap gas dan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Apa kamu gak mau pikir-pikir lagi tentang tawaran saya sebelumnya? Saya bisa kasih kamu uang yang banyak asalkan kamu mau serahin tubuh kamu ke saya," ucap Galen.

"Tadi kan bapak udah janji gak akan bahas ini lagi, kenapa sekarang malah bapak tanya kayak gitu ke saya?" ucap Tiara.

"Siapa yang janji? Saya gak pernah mengucap itu sebelumnya. Lagipun, saya menawarkan ini untuk kebaikan kamu juga Tiara. Emangnya kamu gak mau adik kamu sembuh?" ucap Galen sambil tersenyum.

Tiara terdiam sesaat sembari memalingkan wajahnya ke arah lain untuk memikirkan itu.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

Terpopuler

Comments

Zuraida Zuraida

Zuraida Zuraida

selalu cewek cantik dijadiin kudan sibos

2023-01-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!