Kembalinya Sang Mafia

Kembalinya Sang Mafia

Nasib Yang Sama

Di sebuah bangunan tua yang sudah tidak berpenghuni lagi, di kota Yokohama, Jepang.

Dor dor!

Dor!

"Agrhhh..."

Seorang laki-laki yang sedang terlibat adu tembak, akhirnya roboh karena telah mengalami beberapa luka di tubuhnya. Akibat terkena tembakan dari lawannya.

"Tamatlah riwayatmu Tuan besar Nhao Zhiro!" ucap orang tersebut, dengan menendang-nendang tubuh seseorang. Yang dia panggil dengan nama Nhao Zhiro tadi.

"Sayōnara yūjin, selamat tinggal kawan. Semoga Kamu diterima dewa di nirwana sana. Hahaha..."

Orang tersebut, tidak ada niatan untuk menolong, apalagi sampai membawanya ke rumah sakit untuk melakukan pengobatan.

Dia justru melenggang pergi begitu saja, membiarkan tubuh yang penuh luka tembak tadi terbaring tak berdaya. Di sebuah gedung tua yang gelap. Karena memang sudah lama tidak digunakan.

Senyuman miring penuh dengan rasa puas, terbit di wajahnya. Sebelum akhirnya dia naik ke sebuah mobil, yang terparkir di halaman depan gedung tersebut. Kemudian pergi meninggalkan gedung yang tampak tidak berpenghuni itu.

Gedung tersebut memang sudah tidak berpenghuni dan sudah lama tidak digunakan, karena gedung tersebut adalah bekas gedung perkantoran yang terbakar 10 tahun yang lalu. Namun belum di rekonstruksi ulang, sehingga terbengkalai begitu saja.

Beberapa saat kemudian, tampak sebuah mobil sport warna hitam pekat, datang ke gedung tersebut. Kemudian keluar satu orang, dengan berlari-lari. Seakan-akan orang itu sedang terburu-buru, untuk mencari sesuatu di dalam gedung tersebut.

"Tuan! Tuan Nhao Zhiro!"

Orang tersebut berteriak mencari Tuannya, yang dia panggil dengan nama Nhao Zhiro.

Itu adalah nama yang sama, seperti nama seseorang yang tadi baru saja tertembak di dalam gedung ini.

Setelah berputar-putar ke sana-sini mencari, dengan menggunakan bantuan senter ponselnya, orang tersebut menemukan sosok yang dia cari.

"Tuan! Tuan Nhao Zhiro!"

Orang tersebut menepuk-nepuk pipi Nhao Zhiro, berusaha untuk menyadarkan Tuannya. Yang udah tidak bisa bergerak, akibat luka tembakan yang dia terima dari seseorang, yang sudah meninggalkannya tadi.

Akhirnya orang tersebut berusaha mengangkat tubuh Nhao Zhiro, untuk dia bawa ke rumah sakit, agar bisa mendapatkan pertolongan.

Dengan sangat hati-hati dia menggotong tubuh Nhao Zhiro, kemudian dia masukkan ke dalam mobilnya. Tak lama kemudian, mobil tersebut meninggalkan halaman gedung menuju ke arah rumah sakit.

Setibanya di rumah sakit.

Mobil sport warna hitam pekat tersebut, berhenti tepat di depan pintu IGD.

Sang supir langsung turun dengan cepat, kemudian meminta bantuan pada security dan suster yang lewat, untuk membawa brangkar pasien.

"Cepat bantu! Dia dalam kondisi kritis!"

Dengan cepat, security dan perawat berlarian. Melakukan apa saja yang menjadi tindakan pertama, jika ada pasien datang.

"Tuan langsung mendaftarkan pasien ya, ke bagian administrasi!" pinta salah satu perawat, pada orang yang datang dengan membawa pasien tadi.

"Kamu tenang saja! Aku akan melunasi semua perawatannya. Yang penting selamatkan dia! kalau tidak, Aku akan menghancurkan rumah sakit ini. Apa kalian tahu siapa dia?"

Mendengar jawaban yang diberikan oleh orang tersebut, perawat itu akhirnya mengkerut takut. Kemudian kembali masuk ke dalam ruangan IGD.

Dengan kesal, orang tersebut berjalan menuju ke bagian administrasi. Untuk melakukan pendaftaran dan pembayaran, untuk perawatan pasien yang dia bawa tadi.

"Atas nama siapa Tuan?" tanya petugas administrasi.

"Nama pasien Tuan Nhao Zhiro."

"Yang bertanggung jawab atas Tuan Nhao Zhiro?" tanya petugas itu lagi.

"Artha."

Setelah melakukan semua prosedur pendaftaran di rumah sakit, Artha kembali ke ruang IGD untuk menunggu Nhao Zhiro.

"Awas saja Kamu Benjiro! Aku tidak akan pernah memaafkan mu. Kamu pikir Aku tidak tahu, jika semua ini adalah ulah mu!" Artha berbicara sendiri, mengenai kejadian yang terjadi pada Nhao Zhiro.

Tapi di saat Artha terus dalam keadaan mengerutu sendiri, salah satu dokter yang menangani Nhao Zhiro keluar.

Dokter tersebut berwajah tegang, karena akan menyampaikan sesuatu yang tidak baik ,pada orang yang tadi memberikan ancaman pada salah satu perawatnya.

"Tuan, tuan ini adalah orang yang..."

"Ya, Aku asisten dari Tuan Besar Nhao Zhiro. Bagaimana keadaannya sekarang?" potong Artha, sebelum sang dokter selesai mengucapkan kalimatnya.

"Ma_ maaf Tuan Artha. Beliau, beliau tidak bisa diselamatkan lagi."

Dokter tersebut menjawab dengan terbata, karena merasa cemas juga, di saat mendengar gertakan dari Artha.

"Apa Kamu bilang!"

"Tuan Nhao Zhiro, terkena tembakan tempat di jantung dan ulu hati."

"Dasar Dokter b0d0h! Bagaimana bisa kalian justru membunuh Tuan Besar? Apa ini yang kalian pelajari selama ini, yaitu membunuh pasien?"

Arta tidak terima, mendengar berita dan penjelasan yang diberikan oleh dokter. Dengan mengumpat dan menghardik dokter tersebut.

Dia benar-benar tidak bisa menerima, berita duka yang tidak diinginkannya.

Hampir saja Artha menghajar dokter tersebut, jika tidak ditahan oleh tiga orang security sekaligus, yang menghalanginya.

*****

Di ruangan ICU, di rumah sakit yang sama, yang digunakan oleh Artha untuk membawa Nhao Zhiro, yang dalam keadaan kritis tadi.

"Hiks... Alexander, bagaimana Kamu tega meninggalkan Mama Sayang. Hiks... Mama sangat menyayangimu. Meskipun keadaan Kamu berbeda dengan yang lainnya."

Seorang ibu-ibu menangis di luar ruangan ICU, dengan dipeluk oleh suaminya.

"Ma. Tidak usah menangis. Kita doakan pada dewa, semoga Alexander bisa lewati masa kritisnya ini, sama seperti biasanya."

Suami istri tersebut adalah orang tua dari pasien yang bernama Alexander Noir.

Anaknya itu, yang saat ini ada di ruangan ICU, memang sudah bolak-balik masuk ke rumah sakit. Untuk penanganan penyakitnya, yang sudah stadiun akhir.

Mereka adalah warga indonesia keturunan jepang, yang saat ini sedang melakukan pengobatan di negara jepang. Demi bisa mendapatkan perawatan yang terbaik untuk anak mereka, karena Alexander sudah beberapa kali mendapatkan perawatan di Indonesia, bahkan di negara Singapura juga.

Dan mereka melakukan perawatan ke Jepang ini, atas saran dari kakeknya. Yaitu Tuan Hiragama Noir, yang merupakan pendiri dari perusahan Kenji Noir Corporation. Yang biasa disingkat dengan KNC.

Beberapa menit yang lalu, kondisi Alexander Noir kritis, dan alat pendeteksi detak jantungnya sudah tidak berfungsi.

Itulah sebabnya, mamanya merasa sangat sedih dan menangis terus. Karena selama ini dia sibuk dengan bekerja, membantu suaminya di perusahaan. Sehingga tidak begitu perhatian dengan anaknya ini.

Apalagi Alexander Noir yang memiliki riwayat cacat mental sedari lahir. Yaitu keadaannya yang keterbelakangan mental. Dan penyakitnya yang sudah iya derita bertahun-tahun yaitu kangker sel darah putih.

Hal ini membuat Alexander tidak bisa menjalani kehidupannya dengan normal sama seperti anak-anak yang lain.

Karena saat ini, Alexander Noir baru berusia tujuh belas tahun.

Tapi tentu saja sifat dan kelakuannya tidak sama seperti anak-anak seumurannya. Karena keterbelakangan mental yang dia miliki sejak lahir, tentu saja mempengaruhi kesehariannya. Meskipun dia adalah Tuan Muda di keluarga Noir.

Terpopuler

Comments

Budi Efendi

Budi Efendi

lanjutkan thorrr

2023-01-04

1

ㅤㅤ✰͜͡ᴠ᭄ᴅ͜͡ ๓ㅤ

ㅤㅤ✰͜͡ᴠ᭄ᴅ͜͡ ๓ㅤ

kopi buat zhiro

2023-01-02

1

Adiwaluyo

Adiwaluyo

awal yang bagus

2022-12-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!