Sikap Bu Nuri Tak Pernah Berubah

...Jangan lupa tinggalkan like dan komentar kalian yah!! 😘😘😘...

...Selamat membaca...

...🌽🌽🌽🌽...

"Sudahlah Bu, anakmu ini kan sudah berumah tangga, itu sudah tanggung jawab dia kepada keluarganya. Kita sebagai orang tua cukup mendoakan saja yang terbaik untuk mereka!”

Ucap Pak Setyo menceramahi istrinya yang selalu melarang ini dan itu pada Afkar.

“Bapak ini selalu saja membela, usaha kita ini buat siapa loh, Pak? Kita ini sudah tua sudah waktunya Afkar ini meneruskan usahanya bapak di sini, bukan kerja ke sana kemari gak jelas!” Omel Bu Nuri panjang lebar. Wanita paruh baya itu tidak akan berhenti mengoceh sebelum kekesalan di hatinya keluar semua.

“Afkar minta maaf, kalau belum bisa membuat kalian bangga. Kali ini pun Afkar ke sini mau minta tolong untuk mengizinkan Yara dan Dhiya tinggal di sini! Besok Afkar mau pergi ke kota, ada pekerjaan di sana, Afkar akan tenang jika menitipkan mereka pada kalian. Afkar harap Bapak dan Ibu tidak keberatan,” Pintanya kepada Bapak dan Ibunya.

Bu Nuri semakin dibuat pusing mendengarnya. “Aduh Kar, kamu ini apa apaan si, Nak! Apa lagi ini, segala pergi ke kota. Jauh-jauh kamu mencari pekerjaan sampai harus tempat orang? Kenapa kamu gak lanjutkan usaha Bapakmu ini, loh!” Bu Nuri memijit keningnya yang tiba-tiba terasa pusing.

Beliau heran dengan sikap Afkar yang keras kepala. Afkar yang selalu menolak bantuan dari orang tuanya. Ia ingin sukses tanpa bantuan mereka. Kali ini pun sama, Afkar bersikeras ingin mendapatkan pekerjaan dari kerja kerasnya sendiri.

Yara yang baru saja keluar dari kamar setelah menidurkan Dhiya pun ikut bergabung di ruang keluarga. Sedari tadi Yara mendengarkan apa yang dibicarakan kedua orang tuanya, Yara pun merasa bersalah karena tak bisa membujuk Afkar.

Sikap Afkar tak pernah bisa berubah jika ia menginginkan sesuatu.

Ia tidak bisa menerima pendapat orang lain. Jika Adkar sudah mengambil keputusan, Yara harus mengikutinya. Sebenarnya hidup bbersa Afkar membuat Yara seperti burung yang tidak bisa terbang bebas. Tapi Yara merasa nyaman karena ia terlindungi jika bersama Afkar.

“Apa kamu tidak bisa melarang suamimu, Ra. Jangan hanya bisa meluluhkan hatinya saja kamu bisa. Tapi kamu juga harus bisa melarangnya kali ini!” Omel Bu Nuri pada Yara yang baru saja datang dan duduk di samping Afkar.

“Yara sudah berusaha Bu, maafkan Yara tidak bisa merubah keputusan Mas Afkar. Kalau ibu tak setuju Yara dan Dhiya tinggal di sini, tidak apa-apa. Yara akan tinggal bersama Bu Risma di Panti,” ucapnya sambil menundukkan kepala.

Afkar meraih tangan Yara, menyatukan jemari mereka berdua. Afkar berharap Yara sabar dengan ucapan yang dilontarkan Ibunya.

“Kamu mau buat mertuamu malu ya? Apa kata warga nanti, kalau tahu kalian tinggal di panti! Kalian bikin kepala ibu tambah pusing.” Bu Nuri berdiri dari duduknya, ia masih memijat kepalanya lalu pergi meninggalkan mereka ke dalam kamar.

“Biarkan saja ibumu, tunggu ia sedikit tenang. Nanti ayah akan bicara sama dia!” Seru Pak Setyo. “Apa kamu sudah yakin dengan keputusanmu? Kamu tidak kasian meninggalkan istri dan anakmu di sini?” tanya Pak Setyo kepada Afkar dengan nada suara pelan dan terdengar bijaksana.

“Justru karena Afkar memikirkan mereka Pak, Afkar gak mau keadaan kami terus seperti ini. Dengan bekal pendidikan dan pengalaman kerja Afkar mencoba keberuntungan di kota! Afkar harap Bapak bisa mengerti.”

Pak Setyo mengangguk paham. “ Ck, kamu ini masih tetap dengan pendirianmu, kalau begitu Bapak hanya bisa mendoakanmu saja. Jaga dirimu, terus kabari istrimu dan kami di sini setiap saat!” Pak Setyo akhirnya memberi ijin, ia berharap Afkar bisa bertanggung jawab dengan keputusan yang ia ambil saat ini.

“Kapan berangkat?” tanya Pak Setyo lagi.

“Kemungkinan besok pagi Pak, tunggu kabar juga dari Firman, kami akan berangkat bersama.”

“Baiklah, kabari bapak kalau kamu mau berangkat besok. Jangan lupa ijin kepada ibumu! Lambat laun dia pasti akan mengerti, lebih sering juga kabari beliau. Maklumi sikapnya selama ini!” Pak Setyo berdiri dan menepuk pundak Afkar. “Kita ke masjid dulu sebentar lagi masuk waktu zuhur." Pak Setyo berlalu meninggalkan Afkar dan Yara.

“Iya, Pak," balas Afkar.

Hanya Pak Setyo yang bisa bersikap bijaksana saat ini. Maka dari itu, Afkar tenang jika meninggalkan anak dan istrinya di sana.

"Ay, aku susul bapak dulu! solat jama'ah di sana. Kamu tidak pa-pa 'kan solat sendiri?" tanya Afkar pada Yara.

"Gak pa-pa, Mas!"

Afkar

mengecup kening istrinya dengan penuh cinta. "Terima kasih sudah bersabar sampai detik ini, Ay."

"Iya, Mas. Cepat susul bapak sana! Nanti tertinggal jauh, loh." Yara tersenyum hangat pada Afkar.

Senyum yang selalu menenangkan Afkar. Ia pun menyusul bapaknya untuk bergegas ke masjid yang jaraknya tak jauh dari rumah itu.

...

Matahari sudah berada di ujung barat. Suasana sore di rumah orang tua Afkar begitu nyaman. Banyak para petani yang melintas di depan rumahnya. Mereka yang baru selesai bertani di sawah.

Padi yang mulai menguning mengharuskan para petani menjaganya dari hama dan burung-burung.

Tak lupa Afkar dan Pak Setyo menyapa ramah kepada mereka.

“Mampir dulu, Pak, Bu!” sapa Afkar pada dua orang yang melewatinya.

“Matur suwun, Mas! E-eh ... Mas Afkar, tumben ada di sini?” tanya Pak Renggo ramah. Pria tua itu sedikit membungkuk karena menggendong semprotan penyemprot hama di pundaknya.

“Lagi main, Pak! Bapak kangen sama cucunya.”

“Oh, ya, cucu pertama sih! Selamat bersantai sore, Nak Afkar! Bapak permisi, Mas, Mbak Yara, Pak Setyo. Sudah sore, mau bersih-bersih dulu." Pak Renggo dan istrinya pamit untuk melanjutkan perjalanan menuju rumah mereka.

Yara hanya tersenyum dan mengangguk.

“Ya, Hati-hati, Pak!” sahut Afkar.

"Mari, Pak Setyo!" Pak Renggo melambaikan tangannya pada Pak Setyo.

"Ya, mari, Pak Renggo. Hati-hati!" balas Pak Setyo sedikit berteriak.

Afkar, Yara dan Pak Setyo berkumpul kembali di gazebo letaknya berada di belakang rumah Pak Setyo. Terlihat Dhiya sedang asik bermain dengan Mbah Kung nya. Gadis yang berumur tiga tahun itu begitu dekat dengan Pak Setyo

Pak Setyo sering kali mampir ke rumah Afkar untuk menemui cucunya saat beliau mengantarkan beras giling kepada pemilik gabah yang menggiling gabahnya di tempat penggilingan padi miliknya. Sekalian mampir, itu yang biasa Pak Setyo lakukan.

Buu Nuri yang baru datang dari dalam rumah langsung ikut bermain dengan cucunya. Kemarahan yang menguasai hati wanita paruh baya itu terlihat hilang saat bersama Dhiya.

“Aku pasti akan rindu saat seperti ini, Ay. Kita akan jarang sekali seperti ini. Doakan Mas agar dapat posisi terbaik di sana!" Ucap Afkar.

“Aamiin... Aku juga akan menyusulmu, Mas, jika kamu gak bisa pulang!” ucap Yara sambil tersenyum manja ke arah suaminya.

“Jangan, Ay! Jarak dari sini ke kota jauh sekali. Kasian kalau kamu menyusul Mas ke sana."

“Sejauh apa pun jaraknya pasti aku susul Mas. Aku akan mengikuti ke mana surgaku berada.” Yara merebahkan kepala di pundak Afkar. Satu tangan Afkar menyentuh dan mengacak rambut Yara pelan kemudian menciumnya lembut.

“Kita pulang yuk, sudah sore nti kemalaman sampai rumah!”

Yara pun mengangguk menyetujuinya.

Matahari sudah terlihat menenggelamkan dirinya di ujung barat. Suasana sore hari pun berubah sedikit gelap karena matahari sudah meninggalkan peraduannya.

Yara dan Afkar

pamit pulang karena takut akan turun hujan jika menjelang malam hari. Terlebih langit di saat itu terlihat mending pekat.

"Kami pamit pulang, Bu!" Ucap Afkar pada ibunya kemudian menyalamk beliau dengan takzim.

Disusul Yara, istri dari Afkar melakukan hal yang sama seperti suaminya. Tapi sikap yang diberikan Bu Nuri pada Yara sangat menyakitkan. Saat Yara mengulurkan tangannya Bu Nuri berlalu begitu saja masuk ke dalam rumah. Membuat Yara tertunduk sedih.

Tiga tahun sudah Yara berumah tangga tapi sikap Bu Nuri tidak pernah berubah kepada Yara.

Bersambung....

Ikuti kelanjutan ceritanya ya, jangan lupa subscribe/ favorit kan karya ini. kasih rating bintang juga ya..... Terima kasih....

Terpopuler

Comments

Imam Sutoto Suro

Imam Sutoto Suro

good luck thor lanjutkan

2023-05-25

1

Meta Lia

Meta Lia

aaaaah mertua tak berahlak

2023-04-01

0

Atiqa Fairuz Khalisa

Atiqa Fairuz Khalisa

harus banyak banyak sabar.

2023-03-23

0

lihat semua
Episodes
1 Akhirnya Menyetujui Keinginannya
2 Memutar Kenangan
3 Ketusnya Bu Nuri
4 Sikap Bu Nuri Tak Pernah Berubah
5 Perpisahan Pun Tiba
6 Suara Seorang Wanita
7 Mengajak Yara Tinggal Di Kota
8 Mas Akan Pulang Menjemput mu
9 Afkar Tidak Bisa Menghindarinya
10 Syafa Aileen Wirawan
11 Pengkhiatan
12 Mas, Kamu Di Mana?
13 Pamit Pada Pak Setyo
14 Mengambil Barang Milik Afkar
15 Menyembunyikan Identitasnya
16 Dhiya Bisa Memahami Kondisinya
17 Omelan Dan Makian Dari Bu Nuri
18 Tidak Berarti Dan Tidak Berguna
19 Tidak Rela Jika Harus Berpisah
20 Sikap Bu Nuri Yang Tiba-tiba Berubah
21 Tangis Tanpa Suara
22 Aku Syafa Bukan Ayara
23 Apa Kamu Kenal Dengan Suamiku?
24 Bahagia Bercampur Sedih
25 Semakin Penasaran Dengan Asal Usulku
26 Jiwa Baru Dalam Sosok Lama Suaminya
27 Aku Tidak Mau Kehilangan Dia
28 Melepas Rindu Dengan Keluarga
29 Rindu Mas Afkar Yang Dulu
30 Satu Yang Bisa Diandalkan
31 Harus Kuat Untuk Kedepannya
32 Perlakuan Istimewa
33 Rasa Bersalah Dalam Hati Afkar
34 Aku Akan Terus Berjuang
35 Mengungkapkan Asal Usul Yara
36 Tinggal Bersama Madu-ku
37 Membuatku Menyerah Sebelum Memulai
38 Aku Tidak Mau Berbagi
39 Sekelebat Bayangan Terlintas Dalam Ingatannya
40 Hamil
41 Tanpa Diminta Aku Pun Akan Pergi
42 Pergi
43 Hobi Yang Terpendam
44 Erza
45 Tukang Ojek Cantik
46 Tawaran Kerja Sama
47 Cuma Masak Aja 'Kan?
48 Kilas Kejadian Yang Sudah Lalu
49 Sesuai Dengan Lidah Dan Perutku
50 Bertemu Kembali
51 Rindu Untuk Yara
52 Ojek Cantik Pencuri Hatiku
53 Kehilangan Kesadarannya
54 Dhiya, Siapa Dia?
55 Ingin Segera Bertemu
56 Anda Siapa?
57 Perasaan Tidak Enak, Kak Ima
58 Pasar Malam Di Sore Hari
59 Maaf ... Aku Tidak Sengaja!
60 Memperkosa Istri Sendiri
61 Talak
62 Kamu Akan Menyesal, Mas!
63 Kakak Ingin Sekali Bertemu Kamu, Faeqa
64 Karma Dari Perbuatan Ibu
65 Tumben Sekali Dia Mau Jemput
66 Mengikuti Keinginan Mama Kali Ini
67 Rencana Mama Anggi
68 Menerima Perjodohan
69 Jangan Pernah Menyakitinya Lagi Dan Salah Paham
70 Pukulan Membawa Berkah
71 Kenapa Takdirku Seperti Ini
72 Ikhlas Ku Melepasmu, Untuk Selamanya
73 Dari Rahim Yang Sama
74 Ceraikan Mas Afkar
75 Kesedihan Akan Ku Ganti Dengan Kebahagiaan
76 Keputusan Yara
77 Kesedihan Hilang Berganti Tawa
78 Penyesalan Yang Mendalam
79 Kehidupan Baru Yang Lebih Menjanjikan
80 Selalu Ada Untukku
81 Perdebatan Yara Dan Syafa
82 Temani Aku Malam Ini
83 Kekhawatiran Yara
84 Menahan Rindu
85 Belum Berani Mengungkapkannya
86 Mengerjai Yara
87 Kesuksesan Erza Dan Yara
88 Dhiya Hilang
89 Berubah Menjadi Pria Licik
90 Kejutan Untuk Yara
91 Sama-Sama Keras Kepala
92 Akan Menjadi Wali mu
93 Kehilangan Sosok Ayah Yang Selalu Bijak Dengan Nasehat
94 Membencimu Hingga Akhir Hidup Ku
95 Mengikhlaskan Dan Memaafkan Memang Sulit
96 Istri Seutuhnya Untuk Erza
97 Kejutan Buat Afkar
98 Dari Mulut Turun Ke Hati
99 Suara Lembut Mengundang Adrenalin
100 Hasil Akuisisi
101 Kecelakaan Tunggal
102 Love You To, Mas Erza
103 Tidak Bisa Diselamatkan
104 Mengubur Semua Kenangan Masa Lalu Demi Masa Depan
105 Bawa Aku Pergi Dari Sini
106 Dokter Renaldi
107 Penyesalan Afkar
108 Sosok Tinggi Besar Tertutup Kain Putih
109 Anugerah Di Balik Musibah
110 Mengangkatnya Sebagai Anak
111 Aku Ikhlaskan Semuanya
112 Mengikhlaskan Dan Merelakan Memang Tidak Mudah
113 Buruh Cuci Dan Gosok
114 Kebahagiaan Yang Akan Di Raih
115 Aku Rindu Kamu
116 Memilih Melupakan demi Faeqa
117 Jutek Dan Dingin
118 Rencana Mendadak Pulang Ke Indonesia
119 Lembut Dan Lebih Menenangkan
120 Tidak Bisa Berkutik Lagi
121 Suara Manja
122 Semua Sudah Terjadi
123 Isi Hati Dhiya
124 Hati Manusia Tidak Bisa Di Tebak
125 Sudah Saatnya
126 Pertemuan
127 Inilah Keputusan Syafa
128 Ingin Betemu
129 Tak Sabar Ingin Bertemu
130 Sudah Jadi Keputusanku
131 Pertemuan Yang Membahagiakan
132 Rencana Besar
133 Celakai Ketiganya
134 Kejadian Yang Begitu Cepat
135 Donor Darah
136 Masih Mengulur Waktu
137 Dhiya Terluka, Syafa Sadar
138 Saling Memaafkan dan Menerima Takdir Yang Ada
139 Aku Talak Kamu
140 Papa Erza Terbaik
141 Tunggu Aku, Sayang! Tunggu Aku!
142 Sahabat Terbaikku
143 Selalu Setia Pada Satu Wanita
144 Aku Hanya Pria Cacat
145 Memanen Bunga Mawar Putih
146 Sampai Jasad Ini Terkubur
147 Papa ... Bangun, Pa!
148 Pak Rio Wafat
149 Andrea Wilson
150 Perpisahan
151 Asal Dan Tujuan Kita Sama
152 Butuh Tapi Gengsi
153 Belum Bisa Menjadi Suami Yang Baik
154 Warisan
155 Jangan Berharap
156 Seperti Squishy
157 Mencari Ketenangan Hati
158 Muhasabah Diri
159 Vitamin Enak-Enak Gurih
160 Harus Waspada
161 Aku Ikuti Permainan-mu
162 Aku Akan Memuaskan-mu, Za!
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Akhirnya Menyetujui Keinginannya
2
Memutar Kenangan
3
Ketusnya Bu Nuri
4
Sikap Bu Nuri Tak Pernah Berubah
5
Perpisahan Pun Tiba
6
Suara Seorang Wanita
7
Mengajak Yara Tinggal Di Kota
8
Mas Akan Pulang Menjemput mu
9
Afkar Tidak Bisa Menghindarinya
10
Syafa Aileen Wirawan
11
Pengkhiatan
12
Mas, Kamu Di Mana?
13
Pamit Pada Pak Setyo
14
Mengambil Barang Milik Afkar
15
Menyembunyikan Identitasnya
16
Dhiya Bisa Memahami Kondisinya
17
Omelan Dan Makian Dari Bu Nuri
18
Tidak Berarti Dan Tidak Berguna
19
Tidak Rela Jika Harus Berpisah
20
Sikap Bu Nuri Yang Tiba-tiba Berubah
21
Tangis Tanpa Suara
22
Aku Syafa Bukan Ayara
23
Apa Kamu Kenal Dengan Suamiku?
24
Bahagia Bercampur Sedih
25
Semakin Penasaran Dengan Asal Usulku
26
Jiwa Baru Dalam Sosok Lama Suaminya
27
Aku Tidak Mau Kehilangan Dia
28
Melepas Rindu Dengan Keluarga
29
Rindu Mas Afkar Yang Dulu
30
Satu Yang Bisa Diandalkan
31
Harus Kuat Untuk Kedepannya
32
Perlakuan Istimewa
33
Rasa Bersalah Dalam Hati Afkar
34
Aku Akan Terus Berjuang
35
Mengungkapkan Asal Usul Yara
36
Tinggal Bersama Madu-ku
37
Membuatku Menyerah Sebelum Memulai
38
Aku Tidak Mau Berbagi
39
Sekelebat Bayangan Terlintas Dalam Ingatannya
40
Hamil
41
Tanpa Diminta Aku Pun Akan Pergi
42
Pergi
43
Hobi Yang Terpendam
44
Erza
45
Tukang Ojek Cantik
46
Tawaran Kerja Sama
47
Cuma Masak Aja 'Kan?
48
Kilas Kejadian Yang Sudah Lalu
49
Sesuai Dengan Lidah Dan Perutku
50
Bertemu Kembali
51
Rindu Untuk Yara
52
Ojek Cantik Pencuri Hatiku
53
Kehilangan Kesadarannya
54
Dhiya, Siapa Dia?
55
Ingin Segera Bertemu
56
Anda Siapa?
57
Perasaan Tidak Enak, Kak Ima
58
Pasar Malam Di Sore Hari
59
Maaf ... Aku Tidak Sengaja!
60
Memperkosa Istri Sendiri
61
Talak
62
Kamu Akan Menyesal, Mas!
63
Kakak Ingin Sekali Bertemu Kamu, Faeqa
64
Karma Dari Perbuatan Ibu
65
Tumben Sekali Dia Mau Jemput
66
Mengikuti Keinginan Mama Kali Ini
67
Rencana Mama Anggi
68
Menerima Perjodohan
69
Jangan Pernah Menyakitinya Lagi Dan Salah Paham
70
Pukulan Membawa Berkah
71
Kenapa Takdirku Seperti Ini
72
Ikhlas Ku Melepasmu, Untuk Selamanya
73
Dari Rahim Yang Sama
74
Ceraikan Mas Afkar
75
Kesedihan Akan Ku Ganti Dengan Kebahagiaan
76
Keputusan Yara
77
Kesedihan Hilang Berganti Tawa
78
Penyesalan Yang Mendalam
79
Kehidupan Baru Yang Lebih Menjanjikan
80
Selalu Ada Untukku
81
Perdebatan Yara Dan Syafa
82
Temani Aku Malam Ini
83
Kekhawatiran Yara
84
Menahan Rindu
85
Belum Berani Mengungkapkannya
86
Mengerjai Yara
87
Kesuksesan Erza Dan Yara
88
Dhiya Hilang
89
Berubah Menjadi Pria Licik
90
Kejutan Untuk Yara
91
Sama-Sama Keras Kepala
92
Akan Menjadi Wali mu
93
Kehilangan Sosok Ayah Yang Selalu Bijak Dengan Nasehat
94
Membencimu Hingga Akhir Hidup Ku
95
Mengikhlaskan Dan Memaafkan Memang Sulit
96
Istri Seutuhnya Untuk Erza
97
Kejutan Buat Afkar
98
Dari Mulut Turun Ke Hati
99
Suara Lembut Mengundang Adrenalin
100
Hasil Akuisisi
101
Kecelakaan Tunggal
102
Love You To, Mas Erza
103
Tidak Bisa Diselamatkan
104
Mengubur Semua Kenangan Masa Lalu Demi Masa Depan
105
Bawa Aku Pergi Dari Sini
106
Dokter Renaldi
107
Penyesalan Afkar
108
Sosok Tinggi Besar Tertutup Kain Putih
109
Anugerah Di Balik Musibah
110
Mengangkatnya Sebagai Anak
111
Aku Ikhlaskan Semuanya
112
Mengikhlaskan Dan Merelakan Memang Tidak Mudah
113
Buruh Cuci Dan Gosok
114
Kebahagiaan Yang Akan Di Raih
115
Aku Rindu Kamu
116
Memilih Melupakan demi Faeqa
117
Jutek Dan Dingin
118
Rencana Mendadak Pulang Ke Indonesia
119
Lembut Dan Lebih Menenangkan
120
Tidak Bisa Berkutik Lagi
121
Suara Manja
122
Semua Sudah Terjadi
123
Isi Hati Dhiya
124
Hati Manusia Tidak Bisa Di Tebak
125
Sudah Saatnya
126
Pertemuan
127
Inilah Keputusan Syafa
128
Ingin Betemu
129
Tak Sabar Ingin Bertemu
130
Sudah Jadi Keputusanku
131
Pertemuan Yang Membahagiakan
132
Rencana Besar
133
Celakai Ketiganya
134
Kejadian Yang Begitu Cepat
135
Donor Darah
136
Masih Mengulur Waktu
137
Dhiya Terluka, Syafa Sadar
138
Saling Memaafkan dan Menerima Takdir Yang Ada
139
Aku Talak Kamu
140
Papa Erza Terbaik
141
Tunggu Aku, Sayang! Tunggu Aku!
142
Sahabat Terbaikku
143
Selalu Setia Pada Satu Wanita
144
Aku Hanya Pria Cacat
145
Memanen Bunga Mawar Putih
146
Sampai Jasad Ini Terkubur
147
Papa ... Bangun, Pa!
148
Pak Rio Wafat
149
Andrea Wilson
150
Perpisahan
151
Asal Dan Tujuan Kita Sama
152
Butuh Tapi Gengsi
153
Belum Bisa Menjadi Suami Yang Baik
154
Warisan
155
Jangan Berharap
156
Seperti Squishy
157
Mencari Ketenangan Hati
158
Muhasabah Diri
159
Vitamin Enak-Enak Gurih
160
Harus Waspada
161
Aku Ikuti Permainan-mu
162
Aku Akan Memuaskan-mu, Za!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!