...Karya ke empat yang masih sepi. Mohon dukungannya dengan kasih rating 5 ⭐⭐⭐⭐⭐ bintang, like dan Favorit kalian untuk karya baruku ini....
...Selamat membaca...
Yara tak memedulikan itu. “Biarlah... Selama dua puluh lima tahun seharusnya kami sudah bertemu, jika memang Papa peduli pada kami. Dia pasti mencari akan mencari keberadaanku dan ibu, Mas! Yang penting buat ku saat ini, hanya bersamamu. Ingat jangan genit kamu, Mas!” Yara memperingatkan sambil mencubit nakal dada suaminya.
"Kamu bikin mas gemas kalau begini! Duh jadi makin berat ninggalin kamu, Ay ... Ay!” kecupan singkat Afkar daratkan di pucuk kepala Yara sambil memeluk gemas
tubuhnya.
"Makanya jangan pergi!" yara berusaha mencegah. "Nanti kalau aku kangen gimana, Mas!"
"Sebenarnya, Mas juga merasa berat tapi Mas tidak punya pilihan. Kita harus punya tekad agar hidup lebih layak dan Dhiya harus punya masa depan yang cerah.” Berulang kali kecupan manis Afkar ia daratkan di kening Yara memberikan pengertian pada wanita yang 3 tahun menjadi istrinya.
“Besok Mas mau ke tempat ibu, Mas akan menitipkan kamu dan Dhiya di sana. Agar Mas tenang berada di kota jika kalian bersama mereka.
"Maksud Mas, aku dan Dhiya pindah ke rumah ibu?” tanya Yara sambil mendongak menatap Afkar. Ia merasa keberatan jika harus pindah karena selama ini sikap ibu Afkar kepadanya tak begitu ramah.
Bahkan terkesan tak suka.
Bu Nuri yang merupakan ibu dari Afkar pernah mengatakan kalau Afkar sudah di butakan cinta karena memilih gadis dari panti asuhan seperti Yara. Padahal banyak gadis di desanya yang berasal dari keluarga berada dan terpandang. Para gadis yang menginginkan Afkar menjadi calon suaminya. Sayangnya Bu Nuri tidak bisa mengubah keinginan Afkar karena Afkar mendapat dukungan dari sang ayah yang selalu memberi restu asal itu baik untuk dirinya.
Keluarga Afkar terbilang keluarga berada karena bisnis turun temurun dari keluarganya. Keadaan ekonomi keluarga berjalan lancar. Pak Setyo yang merupakan ayah dari Afkar terkenal sebagai juragan penggiling padi. Bisnis penggilingan padi yang terus berjalan dari dulu sampai sekarang. Satu-satunya usaha yang menjadi penghasilan keluarga Afkar.
Malam ini jadi malam hangat antara pasangan pasutri itu. Mereka berdua tidak ingin melewatkan sisa malam bersama. Sebab lusa Afkar tidak akan menemani Yara dihangatnya malam selanjutnya.
Jarak dan tempat yang akan memisahkan mereka. Yara berharap keputusan ini akan membuat kehidupan mereka lebih baik untuk masa depan keluarga kecilnya.
Yara termenung sambil meluk raga suaminya. Memutar kembali kenangan pertemuan pertamanya dengan Afkar Chairi, suaminya.
Flashback on
Sore itu adalah pertemuan pertama Yara dengan Afkar. Yara tergesa saat menyeberang jalan hendak menghampiri angkutan umum yang ada seberang jalamn. Yara baru saja pulang dari sekolah karena kegiatan tambahannya dari sekolah.m. Menyebabkan Yara pulang ke panti agak terlambat.
Beruntung Yara mendapatkan beasiswa sehingga ia bisa masuk ke sekolah favorit di kotanya. Anak panti yang lain bersekolah tak jauh dari Panti Asuhan, sedangkan Yara mendapat ijin dari ibu panti untuk bersekolah di tempat lain yang jaraknya agak jauh dari panti untuk akomodasi transportasi Yara mendapat sumbangan dari donatur. Sedangkan uang saku Yara dapat dari ketua panti yang mendukung prestasinya. Nilai uang jajan yang tidak seberapa karena itulah Yara sering berjualan kue kering.
Mendapat kebijakan dari pihak panti karena prestasinya membuat orang lain iri padanya. Ada saja beberapa dari saudara satu panti dengan Yara merasa tidak suka pada gadis itu. Ada juga yang memberi semangat kepadanya agar tidak mendengar ocehan orang lain.
Oleh karena itu Yara rajin membuat jajanan atau kue kering yang ia bisa buat. Lumayan pikirnya untuk menambah uang jajan.
Cuaca yang sedikit gerimis menyebabkan jalanan sedikit licin saat itu. Tak sengaja seorang pria menyerempet Yara karena kendaraan motor yang dikendarai pria tersebut melenceng dan menyenggol tubuh Yara. Yara yang terkejut kemudian terjatuh sehingga tangan dan kakinya lecet sampai berdarah.
Begitu juga dengan Afkar, pria yang menyerempet Yara. Ia hampir saya terjatuh bersama motor sport-nya. Beruntung saat itu Afkar masih bisa mengendalikan kendaraannya. Afkar langsung menepi dan memarkirkan motor sportnya, kemudian menghampiri Yara yang masih duduk di pinggir trotoar. Hanya ada beberapa orang di sekitar situ.
Yara dibantu seorang ibu yang kebetulan sedang menunggu angkutan umum tak jauh dari tempat kejadian.
“Hati-hati dong Mas, kalau bawa motor!” Hardik si ibu. “Kasian si Neng sampe lecet begini,” ucap ibu yang menolong Yara.
“Iya Bu, saya minta maaf! saya tidak sengaja, tadi jalannya licin dan ada batu kerikil jadi ban motor saya agak melenceng.” Afkar pun turut membantu Yara yang kesulitan berjalan karena lututnya sedikit lecet.
“Ssh... Aww ...,” desis Yara kesakitan dengan suara pelan tapi masih terdengar oleh Afkar.
Yara duduk di trotoar jalan. Afkar lekas berjongkok melihat luka di kaki dan tangan Yara.
“Sebentar saya beli air dulu.” Afkar meninggalkan Yara.
Yara duduk ditemani ibu yang menolongnya tadi.
Tak lama Afkar kembali dari warung setelah membeli air minum. Ia berjongkok dan memberikan air mineral itu kepada Yara.
“Maaf saya tidak sengaja, jalanan tadi begitu licin, saya sudah berusaha menghindar tapi masih kebablasan.” Afkar tersenyum canggung ketika dirinya memperhatikan Yara. Yara tertunduk saat diperhatikan. Gadis itu hanya mengangguk pelan membalasnya.
“Ngga pa-pa, Mas! ini musibah, siapa yang mau ada kejadian seperti ini?” Yara menerima air botol tersebut kemudian meneguknya perlahan.
'Cantik'
Batin Afkar, ia terkesima dengan wajah Yara yang cantik ditambah lesung pipi yang membuat Yara mempesona.
Mungkin saat itulah cinta pada pandangan pertama dirasakan oleh Afkar saat melihat kecantikan dan ketemuan dari manik mata Yara.
“Maaf, Nak, Ibu tak bisa untuk menemani lebih lama. Angkutan umumnya sudah mau pergi!” ucap ibu yang tadi membantu Yara.
“Iya Bu, ngga pa-pa, terima kasih sudah membantu," sahut Yara.
“Iya, Nak. Mas itu tolong ya, si Nengnya bawa ke rumah sakit, kasian luka begitu!" perintahnya kepada Afkar.
“Iya Bu, saya pasti akan membawanya ke rumah sakit.”
Tak berapa lama, saat luka lecet Yara sudah di obati oleh Afkar. Gadis itu menolak untuk di bawa ke rumah sakit. Menurutnya, luka yang ia terima hanya luka kecil. Tapi Yara ridak menolak saat Afkar berniat dan mengantarkan gadis itu pulang.
Dari kejadian itu membuat Afkar dan Yara dekat. Setiap hari berangkat sekolah Afkar mengantarkan Yara terlebih dahulu barulah ia berangkat kerja. Hingga akhirnya mereka menjalin hubungan dan berlanjut serius. Afkar berniat untuk meminangnya.
Afkar selalu menemui Yara di panti bahkan sering membantu kegiatan panti. Afkar pun selalu mendukung dan memberi semangat kepada Yara setiap kali gadis itu bercerita tentang sekolah.
Kasih sayang dan perhatian yang Afkar berikan membuat Yara tak bisa berpaling dari pria itu. Afkar pun berjanji akan meminangnya setelah Yara lulus sekolah nanti.
Ibu panti tempat Yara tinggal pun tak bisa memaksa semua di serahkan kepada gadis itu. Sebenarnya ibu panti berharap Yara bisa melanjutkan pendidikannya ke jenjang kuliah karena ia tahu Yara termasuk anak yang berprestasi.
Ibu panti tidak bisa memaksa mungkin dengan menikah dengan orang yang di cintainya dan perhatian padanya Yara akan bahagia dan mempunyai keluarga baru.
Afkar pernah berucap akan mengijinkan Yara untuk melanjutkan pendidikannya saat mereka sudah menikah nanti.
Perkataan tersebut membuat Bu panti lega. Ia berharap Yara bisa menggapai cita cita yang selama ini ia ceritakan kepada dirinya.
Meski hubungan Afkar dan Yara tak mendapatkan sambutan hangat dari Bu Nuri, ibu dari Afkar. Namun bapak dari Pria yang berjanji akan menikahinya itu bersikap sebaliknya. Pak Setyo mendukung apapun keputusan Afkar karena ia lihat sikap dan pribadi Yara adalah anak yang baik.
Afkar yang memenuhi janjinya kepada Yara, menikahinya selepas ia lulus sekolah.
Kebahagiaan terpancar dari keduanya. Hingga beberapa tahun mereka menikah hadir si buah hati yang menambah kebahagiaan Yara dan Afkar. Sampai kejadian kebangkrutan pabrik itu terjadi, kehidupan mereka berangsur berubah. Dari sanalah awal kerumitan keluarga kecil Yara.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
Imam Sutoto Suro
semangat thor lanjutkan
2023-05-25
1
ſᑎ🎐ᵇᵃˢᵉ
Mampir dimari..🖐🏻🖐🏻🖐🏻
Yess..💪🏻💪🏻 Cinta pada pandangan pertama Afkar ♥️Yara
2023-05-07
2
Meta Lia
darama pun di mulai
2023-04-01
1