Terpikat Sang Bulan
Hai hai para bebebs ku tercinta😘 Kita reunian lagi yuk di judul baru yang tentunya nggak kalah seru. Dengan suasana dan latar yang berbeda. Kalau sebelumnya Otor ajak kalian berpacu jantung lewat judul Madu dan Racun. Kali ini Otor akan menyuguhkan kisah romance fantasi yang pastinya ada sentuhan komedi biar pipi kalian makin kenceng dan awet muda😘
Tentu ini semua cuma fiksi yang murni Otor karang sendiri. Jadi bila ada kesamaan nama, tempat atau tokoh. Itu murni kebetulan saja..☺️Jika ada kesalahan dalam penulisan, mohon maaf lahir dan batin😁
Oke Happy reading bebss....😘😘😘
...❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️...
Di salah satu gedung stasiun Televisi swasta. Sebuah acara penghargaan besar-besaran yang di gelar satu tahun sekali sedang berlangsung.
Panggung megah dengan sorotan lampu terang benderang menambah kemewahan acara besar tersebut. Tampak para Artis papan atas, Penyanyi, Komedian, Produser serta Sutradara ternama duduk memenuhi tribun VVIP.
Dari nominasi Aktris dan Aktor terpopuler tahun ini, acara berganti pada pengumuman Film terlaris yang menembus box office tahun ini.
Host : "Film terpopuler dan berhasil memasuki box office tahun ini adalah... Bidadari ilusi karya sutradra Bima Pradewa.."
Gemuruh tepuk tangan dan sorakan amat meriah menyambut Tokoh utama yang membintangi film tersebut. Produser dan Sutradara yang menggarap film itu juga ikut naik ke atas panggung di iringi tepuk tangan meriah para tim dan penonton.
Mereka menerima Piala penghargaan, lalu menjujung tinggi piala tersebut ramai-ramai. Kemudian satu-persatu dari mereka mengucapkan terimakasih kepada seluruh tim yang bekerja sama, serta kepada penonton yang menyambut baik film tersebut.
"Selamat kepada Pak Bima selaku Sutradara dari film sukses ini. Memang kalau sudah Pak Bima yang memegang, tidak akan ada yang gagal." Puji salah satu Host.
"Terimakasih.. Saya sangat berterimakasih kepada seluruh tim yang membantu Saya mewujudkan cerita ini. Terutama pada Aktor dan Aktris Saya yang mampu membawakan peran mereka dengan sangat bagus. Kemudian Saya mengucapkan terimakasih untuk penonton yang antusias menyambut Bidadari Ilusi ini....."
Bima Pradewa. Ini Film ke 13 nya yang sangat sukses menembus pasaran. Di tambah judul Series yang pernah ia garap, total ia telah menerima 21 Piala penghargaan. Jumlah tersebut sudah sangat banyak bagi seseorang yang baru 5 tahun berkecimpung di dunia hiburan.
Pria berusia 30 tahun itu menekuni Profesi sebagai Sutradara sejak lulus kuliah. Selain karena jurusan Perfilman yang ia ambil, latar belakang keluarganya memang sangat mendukung di bidang tersebut.
Mendiang Ayahnya merupakan seorang Produser terkenal. Ibunya adalah Aktris papan atas yang baru dua tahun ini pensiun. Tak salah jika darah seni begitu kental mengalir pada Pria yang di juluki Dewa kemenangan itu.
Setelah Acara selesai, Bima dan rekan-rekanya mengadakan makan malam bersama di salah satu restaurant. Mereka memotong kue untuk menyelamati kerja keras mereka selama Tiga bulan pembuatan film Bidadari Ilusi.
"Suapan pertama, untuk produser kita." Bima menyuapkan potongan pertama Kue itu untuk pak Tara, pemilik Bumantara films.
"Kau tidak bosan merayakan pesta kemenangan mu? Kapan Kau akan merayakan pesta pernikahan mu?" seloroh Pak Tara, ia memang selalu memojokkan Bima soal hubungan asmara.
"Jika sudah menemukan yang cocok, Aku akan langsung menikahinya." Sahut Bima tertawa, namun batinnya ingin sekali menjahit mulut pria tua itu.
"Kau di kelilingi oleh wanita hebat, berkarir serta cantik-cantik. Apa lagi yang membuatmu bingung? Kau juga sangat populer di kalangan aktris papan atas. Kalau Aku jadi Kau, maka aku akan mengencani mereka satu persatu hahahahah...." salah satu tim menimpali sambil tertawa.
Tak hanya Aktris dari dalam Agensi, Model, Penyanyi bahkan seniman dan wanita karir lainnya. Sudah banyak mengirimkan ajakan kencan untuk Bima. Namun Bima tak kunjung menemukan gadis yang memenuhi kriteria nya.
Ia bosan melihat gadis cantik yang di kenal banyak orang. Sejauh ini tak ada yang berhasil membuka pintu hatinya. Bahkan Ibu nya sendiri pun sering kali mengenalkan Bima pada anak gadis kenalannya.
Malam telah larut, jam menunjukkan pukul 02:00 Pagi. Dan mereka baru bubar dari acara makan besar tersebut. Tampak Bima tengah mengendarai mobilnya di tengah jalanan kosong.
Ia melaju dengan kecepatan yang lumayan tinggi. Saat sedang fokus mengemudi ponselnya berdering, tertulis pula si penelpon adalah Arkana, sahabatnya yang sedang berada di Tokyo untuk menghadiri penghargaan film internasional.
Arkana adalah sahabat Bima sejak SMA, mereka sama-sama menggeluti profesi sebagai Sutradara. Bedanya Arkana hanya mengibarkan sayap di film layar lebar, berbeda dengan Bima yang menjajal segala sudut Perfilman.
"Apa...?" sahut Bima diselingi tawa, ia tau Arkana akan memberitahunya soal Acara penghargaan yang ia hadiri.
📞 "Aku mendapatkannya Bima..! Aku menang nominasi..! Aku berhasil membawa pulang piala Penghargaan internasional ini...!" seru Arkana kegirangan. Ia bahkan melompat-lompat sambil mengayunkan Jas nya ke udara.
"Selamat Tuan Arka... hahahhahah.. Aku tau Kau akan mendapatkannya. Kau memang sahabatku." Bima tak kalah girang, ia turut terharu dan bahagia karena akhirnya Arkana berhasil menembus pasar Perfilman Internasional.
📞 "Aku merasa senang sekali Bima. Aku akan membelikan mu hadiah, sesuai yang ku janjikan."
"Benarkah? wahh... Kau sungguh mau membelikan ku mobil baru? Kau memang senior yang patut di jadikan panutan."
📞 "Kau juga harus memberikanku hadiah, Aku melihatmu memenangkan penghargaan. Kau jangan culas Bima."
"Baiklah, apa yang Kau mau? Sepeda gunung? Motor sport? Atau tiket VIP Piala dunia?"
BBRRRRAAAAKKKKK.......!
Tiba-tiba suara benturan hebat memutus sambungan telepon mereka. Bima terseret sejauh 200 meter oleh sebuah truk ekspedisi. Mobil Bima remuk, menyisakan airbag yang mengembang dengan cipratan darah segar. Wajahnya berlumuran darah, ia terhimpit di antara puing-puing mobil dengan keadaan yang sangat parah.
Sementara itu di Tokyo, Arkana mencoba menghubungi Bima kembali, namun tak ada jawaban. Tentu saja, ponsel Bima sudah menjadi bagian dari puing-puing mobil yang remuk.
"Suara apa tadi..? Kau baik-baik saja kan Bima?" gumamnya mencoba berpikir positif.
Ia terus mencoba menghubungi Bima, namun tetap tak ada jawaban. Hanya suara operator yang menyahuti, memberitahu bahwa ponsel Bima sedang tidak aktif.
Setengah jam kemudian, Bima di evakuasi kedalam ambulance. ia benar-benar tak sadarkan diri. Darah terus mengalir dari bagian kepalanya. Sementara kakinya, tertekuk sebelah akibat himpitan kursi kemudi.
Ia melihat sekeliling dengan pandangan buram. Para petugas kesehatan yang mengotak-atik tubuhnya dalam perjalanan ke rumah sakit. Ia sadar, tengah di ambang kematian.
uhukkk....!
Ia memuntahkan darah segar sebelum akhirnya benar-benar tak sadarkan diri.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Mystera11
mampir thor
2023-02-02
1
mis FDR
aku hadir kk, jngan lupa mmpir
2023-01-25
1
mbak i
absen say,,,,
2022-12-23
1