Bab 5 : Bunga Anyelir

Setelah sedikit basa-basi, Bulan dan Bima memutuskan untuk makan siang di salah satu Cafe di dekat taman hiburan tersebut.

Bulan masih saja tersipu, sembari menghirup dalam aroma buket Anyelir yang di berikan kekasih nya itu. Kekasih palsu lebih tepatnya.

"Kau menyukainya..?" tanya Bima sembari menopang dagu dengan tangannya. Ia memperhatikan betul setiap gerik ekpresi bulan.

Bulan mengangguk pelan, senyum polos nan manis begitu lembut terlihat.

"mm.., bunga nya cantik. Aku tidak menyangka kau sangat romantis."

"Tapi.. apa hanya Aku yang merasa kita agak canggung?" lirihnya, membuat ekpresi Bima langsung berubah.

"Benarkah..? Kau merasa seperti itu? Kenapa? Apa aku tidak nyaman untuk di ajak bicara secara langsung? Atau kita ngobrol lewat pesan saja seperti biasa..?" jawab Bima bercanda, ia sengaja membuat suasana sehangat mungkin.

Bulan tertawa kecil di buatnya, Bima memang sosok yang sangat ceria. "Bagaimana pendapatmu tentang Aku? Ku harap Kau tidak menyesal karena setuju untuk bertemu."

"Kau.., tak berbeda sama sekali, baik di aplikasi, ataupun di sini. Kau sama-sama mengagumkan." sahut Bima asal bicara, ia mengerahkan kemampuan beraktingnya dengan totalitas hari ini.

"Syukurlah..." lirih Bulan lega, melihat penampilan Bima yang sangat rapi, membuatnya sedikit minder tadi.

"Bagaimana denganku? Apa kau menyesal berpacaran dengan pria seperti ku?"

"Aku sangat bersyukur, di pertemukan dengan pria seperti mu." Bulan merebahkan kepalanya di bahu kekasih palsunya itu. Sangat lama ia mendambakan ini, bersandar pada seseorang yang telah memberinya semangat hidup. Namun entah kenapa, rasanya tak senyaman saat ia bercerita lewat pesan obrolan. Mungkin karena ini pertemuan pertama.

Mendapat perlakuan seperti itu, Bima merasa tidak nyaman. Selain ia baru pertama kali mengenal Bulan, ia juga tak pernah sedekat ini sebelumnya dengan para wanita. Ia pun hanya bisa meneguk halus ludahnya, sembari menahan rasa berdebar di dada. Debaran yang tidak jelas alurnya, entah risih atau apapun itu.

"Boleh Kita berfoto bersama..?" tanya Bima, ia mengeluarkan ponselnya yang mana bagi Bulan itu sudah tipe terbaru. Sebab ia belum memiliki ponsel layar sentuh seperti itu.

Bulan mengangguk, ia sangat senang karena Bima mengambil momen ini untuk di jadikan kenangan. Padahal Bima melakukan itu untuk di kirim pada Arkana.

Tak lama kemudian, pesanan mereka pun datang. Mereka berdua menyantap makanan sambil berinteraksi layaknya sepasang muda-mudi yang tengah berpacaran.

Canggung yang dirasakan Bulan perlahan memudar, ia sudah mulai leluasa bercerita bahkan bergurau dengan Pria asing di sebelahnya itu.

Sementara Bima, ia mengimbangi saja sikap Bulan yang periang itu. Cukup mengasyikkan sih, tapi kembali lagi pada rencana awal, Bima harus segera mengakhiri hari ini dengan sangat rapi.

Dari tempat makan, Bima dan Bulan berkeliling bentar di sekitar taman. Hingga tak terasa matahari mulai condong, menunjukkan ia akan segera terbenam.

"Kita akhiri hari ini..? Atau kau mau menambah satu hari lagi..?" ujar Bima meluncurkan tatapan genit, agar Bulan percaya bahwa Bima sangat menikmati hari ini.

"hahaha.. Jujur saja Aku masih merindukanmu, rasanya belum puas bertemu sehari setelah berpacaran hampir dua tahun." sahutnya tersenyum lebar,

"Tapi kita harus pulang, sampai jumpa." sambungnya memberi salam perpisahan.

"mm, sampai jumpa." Bima melambaikan tangannya, kemudian berbalik ke arah halte Bus. Tak lupa ia memberikan senyum yang amat hangat.

"Kalau sudah sampai rumah kabari Aku.."

"Iya..." angguk Bima, ia bahkan melayangkan kecupan palsu sembari terus berjalan.

Bulan semakin tersenyum salah tingkah di sana, ia merasa kekasihnya itu sangat manis. Ia berdiri di sana sampai saat Bima menaiki Bus. Ia dan Bima terus saling bertukar pandangan dengan sorot mata yang dalam. Dari dalam Bus, Bima melambaikan tangannya, hingga Bus itu berlalu menghilang dari pandangan Bulan.

"aakhhh...! Hari ini apa yang kulakukan? Gara-gara anak setan itu Aku harus membohongi seseorang! aiiss...! seharusnya Aku menolak saja.!" gerutunya kesal, namun ia tetap mengirimkan foto dirinya dan Bulan saat makan tadi kepada Arkana.

Dalam hitungan detik, Arkana langsung membalas pesan itu. Kentara sekali ia menunggu momen tersebut.

[wahh.. Dia manis sekali,] tulis Arkana dengan emoticon klasik.

[Aku akan menghapus Akun mu sekarang.] balas Bima, ia bahkan menyertakan tanda seru yang amat banyak untuk Arkana.

Di seberang sana, Arkana menghembuskan nafas berat. Hubungannya dan Bulan akan benar-benar berakhir hari ini, ia sangat mencintai Bulan bahkan sebelum melihat seperti apa wajahnya, dan sekarang, saat ia melihat wajah Bulan melalui foto, ia jatuh cinta sekali lagi. Dadanya berdebar, menabuh rasa rindu yang tak kesampaian. Andai saja keluarganya tidak dalam masalah, pasti ia dan Bulan bisa melanjutkan kisah cinta ini.

[Baiklah, terimakasih atas bantuan mu hari ini. Aku akan menonaktifkan ponselku untuk beberapa jam kedepan, karena pesawat ku sudah mau berangkat. Sekali lagi terimakasih, Aku akan membalas jasamu saat Aku kembali ke Indonesia nanti.]

[Oke.., berhati-hatilah.] balas Bima.

Segera ia menghapus akun media sosial milik Arkana. Ia benar-benar menghapusnya tanpa jejak, menghapus kisah cinta dua hati yang mana melalui dirinya, kisah itu berakhir.

Kembali pada Bulan yang masih memperhatikan Bus berwarna biru terang yang semakin menjauh dari penglihatannya. Ada rasa kosong yang amat janggal di hatinya. Ia seperti menyesal karena tak meminta sedikit lebih lama lagi untuk bertemu.

"ahh, sudah lah. Besok masih ada waktu, lagi pula kami masih tetap berpacaran sekarang, akan ada banyak waktu untuk bertemu." gumamnya menenangkan diri sendiri.

Ia pun beranjak dari taman itu dengan langkah kaki riang, tangannya mendekap erat buket Anyelir putih dari sang kekasih palsu. Senyum di wajahnya amat berseri, hari ini sungguh terasa sangat menyenangkan.

Setelah beberapa menit berjalan kaki, Bulan pun sampai di rumahnya. Perumahan komplek yang cukup bagus, yang mana di huni oleh para pebisnis sukses dan orang terpandang.

"Kau sudah pulang?" sapa sang ibu yang tengah memilah berkas sidang di ruang depan.

"mm..,ibu akan sidang?" Bulan menghampiri sang ibu dan duduk di sebelahnya.

"Iya, Kau mau melihat ibu lagi.. hei..? dari mana kau mendapatkan bunga itu?!" wanita bernama Saras itu membelalak saat melihat bunga yang di dekap putrinya.

"Dari seseorang, dia kenalan lama ku." jawab Bulan tersipu, ia tau pasti ibunya paham arti buket tersebut.

"ee... apa Kau habis menghadiri acara pemakaman?" tanya Saras terbata, kenapa di pemakaman buket di balut secantik itu?

"Kenapa ibu berpikir begitu? Memangnya setiap orang yang membawa bunga habis dari makam." timpal Bulan menaikkan bibirnya.

"Tidak semua, tapi bunga ini. Ini bunga Anyelir putih, bunga yang melambangkan ungkapan duka khususnya untuk orang meninggal."

"APA..?!" Bulan reflek melempar buket itu ke atas meja. Ia percaya ucapan ibunya yang sangat memahami bunga-bungaan.

Saras mengambil buket yang dilemparkan putrinya itu, sembari memperhatikan kemasannya yang seperti buket untuk orang berpacaran.

"Memangnya siapa yang memberikan ini padamu?" jika memang kekasih Bulan, ia akan menggeprek pria itu sampai penyet, bisa-bisanya ia memberikan bunga pemakaman untuk anak gadisnya.

"Ada.. seseorang, mungkin dia tidak tau kalau bunga memiliki makna berbeda. Aku pun menganggap semua bunga sama saja kok hehehe..." ya, pasti Bima tak tau kalau bunga tersebut memiliki makna yang kelam. Ia memaklumi, toh yang terpenting bukan bunganya. Melainkan usaha Bima yang sudah mau bertemu dengannya.

Bulan mengirimkan pesan pada Bima untuk bertanya, apakah ia sudah sampai di rumahnya. Namun nama pengguna di media sosial 'Baraspati' itu tiba-tiba menghilang, yang tersisa hanya ruang obrolan lama tanpa nama pengguna. Karena tak paham, Bulan pun mengira mungkin saat ini aplikasinya sedang error. Ia tak menyadari bahwa akun tersebut sudah tidak ada lagi.

[Kau sudah sampai?] tulis Bulan, namun pesannya tidak terkirim.

Untuk pertama kalinya, ia menyadari bahwa akun 'Baraspati' tersebut dalam kondisi nonaktif.

...****************...

Terpopuler

Comments

Anis Yafi Mairah

Anis Yafi Mairah

serasa film India dulu yg bertukar tu, Kareena Kapoor dan Rani mukherjee klu g slh 🤭 di film ini cewek yg 2.
semangat kak up nya 💪❤️

2022-12-24

2

Rinnie Erawaty

Rinnie Erawaty

di ghosting nih ceritanya

2022-12-23

2

🌺awan's wife🌺

🌺awan's wife🌺

sakit banget ya bulan dighosting

2022-12-23

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Kecelakaan
2 Bab 2 : Seratus hari mencintainya.
3 Bab 3 : Saling bertaut
4 Bab 4 : Kesan pertama
5 Bab 5 : Bunga Anyelir
6 Bab 6 : Ingatkah?
7 Bab 7 : Tampak sama
8 Bab 8 : Acar timun
9 Bab 9 : Kau ingat?
10 Bab 10 : Kucing
11 Bab 11 : Rumor belaka
12 Bab 12 : Ternyata Kau?
13 Bab 13 : Ta! Ayam
14 Bab 14 : Balas Dendam
15 Bab 15 : Plagiat
16 Bab 16 : Pewangi jeruk
17 Bab 17 : Makan malam
18 Bab 18 : Orang orang masalalu
19 Bab 19 : Kilas masalalu
20 Bab 20 : Kisah Kita
21 Bab 21 : Bos Scorpio
22 HAPPY NEW YEAR
23 Bab 22 : Masa kritis
24 Bab 23 : Perasaan Terlarang
25 Bab 24 : Orang Asing?
26 Bab 25 : Tas Hijau
27 Bab 26 : Pernah Ada Hubungan
28 Bab 27 : Terancam
29 Bab 28 : Berantakan
30 Bab 29 : Pembatalan Gugatan
31 Bab 30 : Nomor Telepon
32 Bab 31 : Jodohkan Saja?
33 Bab 32 : Acara Live
34 Bab 33 : Kebenaran
35 Bab 34 : Keputusan
36 Bab 35 : Hanya Untuknya
37 Bab 36 : Naskah Lama
38 Bab 37 : Mantan Terindah
39 Bab 38 : Reuni Masalalu
40 Bab 39 : Laser Merah
41 Bab 40 : Berkorban
42 Bab 41 : Cemburu
43 Bab 42 : Orang Pertama
44 Bab 43 : Sup Kerang
45 Bab 44 : Aku Menyukaimu
46 Bab 45 : Gala Premiere
47 Bab 46 : Cinta Masalalu
48 Bab 47 : Aku Juga Mencintaimu
49 Bab 48 : Calon Istri
50 Episode 49 : Minta Restu
51 Episode 50 : Keberangkatan
52 Episode 51 : Ruang Siaran
53 Episode 52 : Samudra
54 Episode 52 : Sang Biru
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Bab 1 : Kecelakaan
2
Bab 2 : Seratus hari mencintainya.
3
Bab 3 : Saling bertaut
4
Bab 4 : Kesan pertama
5
Bab 5 : Bunga Anyelir
6
Bab 6 : Ingatkah?
7
Bab 7 : Tampak sama
8
Bab 8 : Acar timun
9
Bab 9 : Kau ingat?
10
Bab 10 : Kucing
11
Bab 11 : Rumor belaka
12
Bab 12 : Ternyata Kau?
13
Bab 13 : Ta! Ayam
14
Bab 14 : Balas Dendam
15
Bab 15 : Plagiat
16
Bab 16 : Pewangi jeruk
17
Bab 17 : Makan malam
18
Bab 18 : Orang orang masalalu
19
Bab 19 : Kilas masalalu
20
Bab 20 : Kisah Kita
21
Bab 21 : Bos Scorpio
22
HAPPY NEW YEAR
23
Bab 22 : Masa kritis
24
Bab 23 : Perasaan Terlarang
25
Bab 24 : Orang Asing?
26
Bab 25 : Tas Hijau
27
Bab 26 : Pernah Ada Hubungan
28
Bab 27 : Terancam
29
Bab 28 : Berantakan
30
Bab 29 : Pembatalan Gugatan
31
Bab 30 : Nomor Telepon
32
Bab 31 : Jodohkan Saja?
33
Bab 32 : Acara Live
34
Bab 33 : Kebenaran
35
Bab 34 : Keputusan
36
Bab 35 : Hanya Untuknya
37
Bab 36 : Naskah Lama
38
Bab 37 : Mantan Terindah
39
Bab 38 : Reuni Masalalu
40
Bab 39 : Laser Merah
41
Bab 40 : Berkorban
42
Bab 41 : Cemburu
43
Bab 42 : Orang Pertama
44
Bab 43 : Sup Kerang
45
Bab 44 : Aku Menyukaimu
46
Bab 45 : Gala Premiere
47
Bab 46 : Cinta Masalalu
48
Bab 47 : Aku Juga Mencintaimu
49
Bab 48 : Calon Istri
50
Episode 49 : Minta Restu
51
Episode 50 : Keberangkatan
52
Episode 51 : Ruang Siaran
53
Episode 52 : Samudra
54
Episode 52 : Sang Biru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!