Sejak kecelakaan yang hampir merenggut nyawanya malam itu, Bima mengalami koma. Ia terbaring di atas ranjang dengan berbagai selang menempel pada tubuhnya. Penyangga kaki juga terpasang lekat, begitu pula dengan lehernya.
Namun entah bagaimana, Bima terbangun di alam bawah sadarnya. Ia seperti hidup ke dunia pararel, dunia yang benar-benar sama dengan dunia yang ia tinggali sekarang. Hanya bedanya ia hidup sebagai orang biasa, bukan sebagai Sutradara terkenal. Ia bahkan tidak sadar bahwa tubuhnya sedang koma di atas ranjang rumah sakit.
Di alam bawah sadar ini, Bima hidup sebagai pelayan cafe. Suatu hari, seorang gadis datang dan memesan segelas kopi padanya.
"Coklatte satu.." ucap wanita itu sambil sibuk melihat ponsel nya.
Bima tak merespon, ia tercengang melihat pesona yang di pancarkan gadis itu. Rambutnya yang tergerai panjang, kedua bola mata berwarna coklat gelap, serta garis bibir yang amat seksi. Membuat Bima tanpa sadar meneguk ludah.
"Coklatte..." gadis itu mengulangi ucapannya sambil tersenyum. Senyumnya sangat menawan, ia benar-benar ramah dan mendebarkan hati Bima.
"ee.. iya.. atas nama siapa?" tanya Bima bersiap mengetik nama gadis itu pada mesin kasir.
"Bintang..." jawab gadis itu.
"Pantas saja kau sangat bersinar." lirih Bima masih terkesima. Membuat gadis anggun itu tersipu malu.
...-...
...-...
Keesokan harinya, gadis itu datang kembali. Begitu juga hari-hari berikutnya. Membuat mereka akhirnya semakin akrab.
Walaupun ini alam bawah sadarnya, namun Bima benar-benar baru kali ini berdebar saat melihat seorang gadis.
Karena semakin dekat, Bima memberanikan diri menyatakan perasaannya. Gadis bernama Bintang itu pun menerima perasaan Bima. Mereka akhirnya berkencan dalam kurun waktu yang cukup singkat.
Keseriusan keduanya dalam menjalin cinta membuat mereka sama-sama setuju melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan.
Seratus hari pacaran pun terlewati dengan begitu banyak kenangan manis. Kini Bima dan Bintang sudah siap menjadi sepasang pengantin yang hendak mengikat janji.
Bima sangat berdebar kala menyaksikan mempelai wanitanya. Sangat cantik dan anggun. Ia benar-benar tak salah menikahi Bintang, walau tanpa tau sedang dalam dunia alam bawah sadar.
"Bintang.., mulai hari ini, detik ini, Kau akan menjadi wanita satu-satunya....."
*
tit..tit..tit..tit..tit...
Tiba-tiba monitor detak jantung Bima menunjukkan kemajuan. Grafik, saturasi yang tadinya berjalan pelan pun menunjukkan tanda-tanda peningkatan.
Perlahan Bima menggerakkan jemarinya, "Bintang..." lirihnya pelan.
"Bima..?" seorang wanita paruh baya langsung menghampirinya.
"Arka! Bima sudah sadar, Bima sudah sadar..!" seru wanita bernama Ayana Roshila yang tak lain adalah Ibu kandung Bima.
"Serius tante?" Arkana langsung berlari ke arah ranjang.
Dan benar saja, Bima perlahan membuka matanya. Ia sangat terkejut karena melihat wajah Ibunya dan Arkana. Kemana calon istrinya? dan kenapa ia seperti sedang di tempat yang berbeda?
"Ibu..." lirih Bima.
"Iya..? ada Apa Bima? Kau merasakan sakit? Arka, cepat panggil Dokter." titahnya, dan Arkana langsung menekan tombol yang ada di dinding.
"Aku mau menikah...." ucap Bima terbata namun jelas.
Ibu nya Bima langsung membelalak, apakah akhirnya setelah koma lebih dari tiga bulan, anak bujang nya membuka hati untuk menikah? Tapi dengan siapa? Kenapa tiba-tiba Bima membicarakan ini bahkan di saat nafasnya belum berhembus sempurna.
Tak lama kemudian Dokter spesialis yang menangani Bima datang. "Syukurlah, akhirnya Bima sudah sadar. Bima, angka berapa ini?" sang Dokter menunjukkan dua jari di depan wajah Bima.
"Dua.." sahut Bima lirih, pandangannya masih bercampur samar.
"Kau mengingat nama mu? Coba sebutkan?"
"Bima Pradewa..."
"Lalu dua orang ini, Kau ingat nama nya?" Dokter menunjuk Arkana dan Ibunya Bima secara bergantian.
"Ibu ku, Ayana. Dan orang gila itu, Arka."
Ibunya Bima dan Arkana menghembuskan nafas lega. Namun Arkana protes karena Bima menyebutnya orang gila.
"Hei, Aku yang menelpon Ibu mu malam itu, Kalau Aku tidak curiga, maka Kau akan di temukan sebagai mayat keesokan paginya." rutuk Arkana sambil melempar tatapan sinis.
Ya, saat telepon mereka secara tiba-tiba terputus setelah suara benturan hebat, Arkana langsung menghubungi Ibunya Bima, untuk bertanya tentang posisi Bima.
"Tapi Dokter, Aku sedang hendak menikah tadi, lalu tiba-tiba Aku terbangun di sini. Bu, dimana calon istriku? Apa Aku kembali pingsan saat hendak mengadakan pernikahan?"
Tiga orang yang ada di sekeliling Bima langsung saling melempar tatapan heran.
"Kau terbaring di sini sejak kecelakaan itu Bima," lirih sang Ibu, ia mulai khawatir sesuatu terjadi pada otak anak nya.
"Bu.., Aku mengingat nya secara detail, lihat, jantung ku bahkan berdebar saat mengingatnya. Nama nya Bintang, kami bertemu saat..."
Bima terdiam saat teringat dimana ia dan Bintang pertama kali bertemu. Ya, di sebuah Cafe. Dimana ia menjadi barista di sana, dan Bintang adalah Pelanggannya.
"Kapan Aku bekerja menjadi barista?" tiba-tiba ia merasa semuanya tidak masuk akal.
"Dokter, Anda yakin Bima tidak mengalami Delusi atau semacamnya? Kenapa dia bicara omong kosong?" tanya Ibu Bima mulai khawatir.
"Pemindaian MRI menunjukkan semua nya baik-baik saja Bu. Mungkin Bima terbuai alam bawah sadarnya, mengingat waktu koma nya cukup lama. Dan hal itu biasa terjadi, namun butuh waktu untuk pasien menerima bahwa kejadian yang dia alami hanyalah ilusi alam bawah sadarnya."
"Alam bawah sadar..?" ucap Bima menyela. Tidak mungkin. Ia dan Bintang benar-benar saling mengenal dan hendak menikah, alam bawah sadar macam apa yang terus berlanjut seperti itu?
"Dokter, tidak bisakah Kau membuatku kembali koma? Aku ingin menemui Bintang jika memang itu hanya alam bawah sadar ku."
"Kau sudah gila hah? Banyak proyek yang menunggumu dan Kau malah ingin koma lagi? Kenapa tidak sekalian mati saja?" gerutu Arkana tak habis pikir.
"Bima, itu hanya ilusi. Seperti mimpi yang terkadang membuat jantung Kita berdebar. Tapi itu tak ada artinya, anggap saja bunga tidur panjang mu. Kau harus bangkit, dan carilah menantu untuk ibu di dunia nyata ini."
"Ibu mulai lagi.., jangan coba-coba mengatur kencan untuk ku lagi ya. Atau Aku akan benar-benar pindah dari rumah Ibu." balas Bima tak terima.
"Baiklah.., Ibu mengalah soal ini."
Bima melempar senyum pada sang Ibu, entah kenapa rasanya ia sangat merindukan Ibunya dan Arkana.
"hei, karena Kau sudah pulang, bagaimana kalau Kita menonton Piala Dunia bersama? Duduk di kursi VIP dan melihat Ronaldo dari jarak dekat."
"Piala Dunia sudah berakhir 1 bulan yang lalu." sahut Arka, ia gagal menonton pertandingan besar itu. Bagaimana bisa ia bersenang-senang saat sahabatnya sedang berbaring tak sadarkan diri.
"Apa..? Lalu berapa lama Aku terbaring di sini?"
"Termasuk hari ini, ini hari ke 101 satu mu."
"Apa..?" Suara Bima menggema.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
ini judul nya terpikat sang bulan, cover nya 2 laki 1 perempuan. jgn2 Bulan di dunia nyata yg sdh punya pasangan, klau di alam bawah alam sadar nama nya bintang.
pesan ku utk Othor endingnya harus happy, jgn sprt Ammar & Nara berpisah setelah di demo emak2 baru happy ending🤭😂😂😂
aku ingin dunia halu slalu happy, Thor. krn dunia nyata sdh hidup penuh problema dr ngurus anak, barang2 belanjaan pd naik ✌️🤭🤣🤣🤣🤣🤣
😍🥰🥰
2022-12-22
3
🌺awan's wife🌺
nyimak bim
2022-12-22
1
titissusilo
judul nya bulan di alam bawah sadar bintang mngkn kah mrk satu ato 2 wanita🤔🤔🤔🤔
2022-12-22
2